- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Teori Abiogenesis Teori asal mula kehidupan
TS
pi.one.
Teori Abiogenesis Teori asal mula kehidupan
Abiogenesis adalah bidang sains yang membahas bagaimana kehidupan di bumi bermula ketika usia bumi masih relatif muda, diduga terjadi pada masa Eoarchean, sekitar 3,9-3,5 milyar tahun silam.
Teori abiogenesis berbeda dengan teori evolusi, dimana teori abiogenesislah yang membahas asal kehidupan, sementara teori evolusi membahas asal keanekaragaman makhluk hidup. Namun kedua teori ini punya nasib yang sama, menjadi sasaran serangan tanpa henti dari kreasionis.
1. Abiogenesis (modern) vs generatio spontanea/spontaneous generation
2.a. Spontaneous Generation di Masa Yunani kuno
2.b. Tanggapan Terhadap Spontaneous Generation
2.c. Heterogenesis
Itu aja dulu gan, nanti diupdate
Cendolnya gan kalau mau ngasih, kirim ke prime ane pi-one
Teori abiogenesis berbeda dengan teori evolusi, dimana teori abiogenesislah yang membahas asal kehidupan, sementara teori evolusi membahas asal keanekaragaman makhluk hidup. Namun kedua teori ini punya nasib yang sama, menjadi sasaran serangan tanpa henti dari kreasionis.
1. Abiogenesis (modern) vs generatio spontanea/spontaneous generation
Quote:
Kreasionis seringkali gagal membedakan keduanya, misal dengan mengklaim Louis pasteur telah membantah abiogenesis. Padahal teori abiogenesis modern dan spontaneous generation adalah dua pandangan berbeda, dan yang dibantah Pasteur adalah spontaneous generation.
Spontaneous generation atau generatio spontanea adalah pandangan lama, diduga pertama kali dicetuskan Anaximander dari Milesia (Turki) yang menyatakan bahwa bentuk kehidupan kompleksbisa terbentuk secara spontan dari benda mati. Misal tikus dari potongan kain kumal, buaya dari batang kayu yang lapuk di dasar sungai, lalat dari daging busuk dsb.
Sementara abiogenesis (modern) berbicara tentang pembentukan bentuk kehidupan awal yang sederhana (primitif), yang terjadi melalui banyak tahapan dan terjadi dalam jangka waktu panjang. Belum ada eksperimen manapun yang membantah pandangan ini.
Spontaneous generation atau generatio spontanea adalah pandangan lama, diduga pertama kali dicetuskan Anaximander dari Milesia (Turki) yang menyatakan bahwa bentuk kehidupan kompleksbisa terbentuk secara spontan dari benda mati. Misal tikus dari potongan kain kumal, buaya dari batang kayu yang lapuk di dasar sungai, lalat dari daging busuk dsb.
Sementara abiogenesis (modern) berbicara tentang pembentukan bentuk kehidupan awal yang sederhana (primitif), yang terjadi melalui banyak tahapan dan terjadi dalam jangka waktu panjang. Belum ada eksperimen manapun yang membantah pandangan ini.
2.a. Spontaneous Generation di Masa Yunani kuno
Quote:
Spontaneous Generation diduga dicetuskan pertama kali oleh Anaximander, filsuf dari Milesia (611-547 SM). Ini berdasar tulisan Hippolytus dari abad ke-3 SM, karena karya asli Anaximander sendiri sudah tak eksis. Anaximander berpandangan segala sesuatu muncul dari apeiron, elemen-elemen alam. Menurutnya, kehidupan bermula dari tempat yang 'basah' yang terpengaruh oleh matahari, dan kehidupan awalnya berbeda dari sekarang. Misal manusia tadinya berasal dari sejenis ikan.
Murid Anaximander, Anaximenes (588-524 SM) beranggapan udara adalah bagian dari kehidupan, gerak dan pemikiran, dan bahwa mestinya ada lendir primordial, campuran air dan bumi, dimana panas matahari membentuk tanaman, binatang dan manusia secara langsung. Ide 'terrestrial slime' ini juga diadopsi oleh Democritus.
Xenophanes(576-480 SM) dan Parmenides (awal abad ke-4 SM) sama dengan Anaximenes, juga beranggapan makhluk hidup terbentuk secara spontan karena pengaruh panas matahari.
Empedocles (495-435 SM) juga menerima ide Spontaneous Generation, namun beranggapan ada seleksi dari kombinasi bagian-bagian binatang yang muncul. Kombinasi yang sukses akan membentuk spesies yang kita kenal, kombinasi yang gagal akan mati.
Anaxagoras (500-428 SM) beranggapan bahwa 'bibit' kehidupan tanaman sejak awal ada di udara, dan untuk binatang ada di ether.
Aristoteles (384-322 SM) beranggapan ada 4 elemen yakni air, api, udara dan tanah (mewakili basah, panas, dingin dan kering), serta elemen kelima yang disebut ether. Dia beranggapan bahwa makhluk hidup merupakan hasil dari elemen-elemen ini, ditambah kekuatan hidup yang disebut pneuma (anima dalam bahasa latin, atau dikenal sebagai 'jiwa'). Menurutnya, sejumlah makhluk hidup bisa muncul secara spontan dari elemen-elemen dan pneuma. Misal testacean dari lumpur, tiram dari lendir, serangga muncul dari daun gugur, lumpur, kotoran, batang kayu, jasad binatang dsb. Secara singkat, Aristoteles beranggapan kehidupan muncul dari benda mati, selama di sana ada 'panas vita, pneuma dan elemen-elemen untuk membentuk kehidupan.
Murid Anaximander, Anaximenes (588-524 SM) beranggapan udara adalah bagian dari kehidupan, gerak dan pemikiran, dan bahwa mestinya ada lendir primordial, campuran air dan bumi, dimana panas matahari membentuk tanaman, binatang dan manusia secara langsung. Ide 'terrestrial slime' ini juga diadopsi oleh Democritus.
Xenophanes(576-480 SM) dan Parmenides (awal abad ke-4 SM) sama dengan Anaximenes, juga beranggapan makhluk hidup terbentuk secara spontan karena pengaruh panas matahari.
Empedocles (495-435 SM) juga menerima ide Spontaneous Generation, namun beranggapan ada seleksi dari kombinasi bagian-bagian binatang yang muncul. Kombinasi yang sukses akan membentuk spesies yang kita kenal, kombinasi yang gagal akan mati.
Anaxagoras (500-428 SM) beranggapan bahwa 'bibit' kehidupan tanaman sejak awal ada di udara, dan untuk binatang ada di ether.
Aristoteles (384-322 SM) beranggapan ada 4 elemen yakni air, api, udara dan tanah (mewakili basah, panas, dingin dan kering), serta elemen kelima yang disebut ether. Dia beranggapan bahwa makhluk hidup merupakan hasil dari elemen-elemen ini, ditambah kekuatan hidup yang disebut pneuma (anima dalam bahasa latin, atau dikenal sebagai 'jiwa'). Menurutnya, sejumlah makhluk hidup bisa muncul secara spontan dari elemen-elemen dan pneuma. Misal testacean dari lumpur, tiram dari lendir, serangga muncul dari daun gugur, lumpur, kotoran, batang kayu, jasad binatang dsb. Secara singkat, Aristoteles beranggapan kehidupan muncul dari benda mati, selama di sana ada 'panas vita, pneuma dan elemen-elemen untuk membentuk kehidupan.
2.b. Tanggapan Terhadap Spontaneous Generation
Quote:
William Harvey (1578-1657) mencetuskan frase ex ova omnia (semua kehidupan berasal dari telur). Namun dia masih menerima kemungkinan kehidupan bisa muncul secara spontan.
Johannes Baptista van Helmont (1579-1644), ahli fisika dan kimia Belgia, melaporkan kemunculan spontan tikus. Menurutnya, tikus bisa muncul dari wadah gandum dan kain tua yang ditaruh di tolilet gelap dan hangat.
Francisco Redi (1626-1697) mendemonstrasikan di tahun 1668 bahwa belatung tidak muncul secara spontan, melainkan berasal dari telur yang ditaruh lalat. Ia menaruh berbagai jenis daging (termasuk ular mati dan ikan) di wadah-wadah terpisah, dan masing-masing dibedakan dimana sebagian ditutup hingga lalat tak bisa masuk, sementara yang lain dibiarkan terbuka hingga lalat bisa masuki. Hanya wadah terbuka yang dipenuhi belatung kemudian. Eksperimen serupa dengan kain kasa memberikan hasil yang sama.
Sejumlah tokoh lain melakukan pengujian yang juga membantah spontaneous generation. Antonio Vallisnieri (1661-1730) menunjukkan bahwa larva tawon berasal dari telur tawon dan bukan muncul secara spontan. Begitu pula Marcello Malpighi (1628-1694) dan Jan Swammerdam (1637-1680). Ilmuwan Perancis Rene Antoine Ferchault de Réamur juga menunjukkan bahwa serangga yang awalnya dikira merupakan hasil pemunculan spontan, faktanya berawal dari telur.
Filsuf Gottfried Willhelm Leibniz (1646-1716) beranggapan adanya molekul hidup 'monads' yang menjadi asal kehidupan, dari mana makhluk-makhluk sederhana muncul secara langsung.
Louis Joblot (1645-1723) melakukan eksperimen untuk menunjukkan mikroba tidak muncul secara spontan. Ia memanaskan medium (berupa kaldu), lalu menaruhnya di tempat terpisah, yang satu terbuka dan lainnya di wadah tertutup. Medium yang terbuka dipenuhi mikroba dan sebaliknya dengan yang tertutup. Ia kemudian membuka wadah medium yang tertutup, dan terbukti medium itu kemudian dipenuhi mikroba.
Georges Louis Leclerc (1707-1788) dan John Turberville Needham (1713-1781) kemudian mencoba membantah eksperimen Joblot. Ia menemukan bahwa dipanaskan ataupun tidak, ditutup atau tidak, bentuk kehidupan muncul di sekitar wadah kaldu. Needham beranggapan, sama dengan Leclerc, bahwa ada kekuatan vegetatif di setiap materi.
Lazzaro Spallanzani (1729-1799), profesor universitas Reggio, Modena dan Pavia membantah pandangan keduanya. Ia mengatakan organisme bisa berkembang dalam waktu singkat, dan pemanasan tak cukup untuk menghambat mereka. Ia melakukan eksperimen dengan berbagai wadah yang dipanaskan selama setengah jam, lalu menutupnya dengan gabus. Setelah 8 hari semua dipenuhi mikroba, namun berdasar pengamatan dengan mikroskop, merupapan spesies yang berbeda-beda. Ia melakukan eksperimen lain dengan membuka satu wadah, sementara 4 wadah lain ditutup dan dipanaskan, dengan yang satu lebih lama 30 detik dari yang berikut. Setelah dua hari, di wadah terbuka dipenuhi mikroba, di wadah yang dipanaskan lebih singkat ada sedikit mikroba, dan sisanya hampir tidak ada. Saat Needham berargumen pemanasan telah membuat wadah tak mampu menyokong kehidupan, Spallanzani mematahkan leher wadah, dan dengan segera wadah dipenuhi mikroba.
Bahkan setelah eksperimen Spallazani, perdebatan masih belum tuntas. Namun pastinya, ada pihak yang mengambil keuntungan komersial dari penerapan eksperimen Spallazani, misal Nicholas Appert (1750-1841) yang sejak tahun 1810 mulai mengemas makanan dalam botol bersih, menyumbatnya dengan rapat lalu memanaskannya. Yup, ini cikal bakal makanan kemasan.
Sementara pihak yang masih percaya spontaneous generation diantaranya Lorenz Oken (1779-1851), yang percaya abiogenesis lumpur laut ala Anaximander, atau Jean Baptiste de Lamarck (1744-1829) yang mengajukan teori transmutasi. Menurut Lamarck, tiap spesies terbentuk sendiri-sendiri secara spontan, dan proses yagn sama masih terus terjadi hingga hari ini. Dr Erasmus Darwin (1731-1802), kakek Darwin juga mempercayai Spontaneous Generation. Namun tidak satupun dari ketiganya yang punya dampak cukup kuat.
Johannes Baptista van Helmont (1579-1644), ahli fisika dan kimia Belgia, melaporkan kemunculan spontan tikus. Menurutnya, tikus bisa muncul dari wadah gandum dan kain tua yang ditaruh di tolilet gelap dan hangat.
Francisco Redi (1626-1697) mendemonstrasikan di tahun 1668 bahwa belatung tidak muncul secara spontan, melainkan berasal dari telur yang ditaruh lalat. Ia menaruh berbagai jenis daging (termasuk ular mati dan ikan) di wadah-wadah terpisah, dan masing-masing dibedakan dimana sebagian ditutup hingga lalat tak bisa masuk, sementara yang lain dibiarkan terbuka hingga lalat bisa masuki. Hanya wadah terbuka yang dipenuhi belatung kemudian. Eksperimen serupa dengan kain kasa memberikan hasil yang sama.
Sejumlah tokoh lain melakukan pengujian yang juga membantah spontaneous generation. Antonio Vallisnieri (1661-1730) menunjukkan bahwa larva tawon berasal dari telur tawon dan bukan muncul secara spontan. Begitu pula Marcello Malpighi (1628-1694) dan Jan Swammerdam (1637-1680). Ilmuwan Perancis Rene Antoine Ferchault de Réamur juga menunjukkan bahwa serangga yang awalnya dikira merupakan hasil pemunculan spontan, faktanya berawal dari telur.
Filsuf Gottfried Willhelm Leibniz (1646-1716) beranggapan adanya molekul hidup 'monads' yang menjadi asal kehidupan, dari mana makhluk-makhluk sederhana muncul secara langsung.
Louis Joblot (1645-1723) melakukan eksperimen untuk menunjukkan mikroba tidak muncul secara spontan. Ia memanaskan medium (berupa kaldu), lalu menaruhnya di tempat terpisah, yang satu terbuka dan lainnya di wadah tertutup. Medium yang terbuka dipenuhi mikroba dan sebaliknya dengan yang tertutup. Ia kemudian membuka wadah medium yang tertutup, dan terbukti medium itu kemudian dipenuhi mikroba.
Georges Louis Leclerc (1707-1788) dan John Turberville Needham (1713-1781) kemudian mencoba membantah eksperimen Joblot. Ia menemukan bahwa dipanaskan ataupun tidak, ditutup atau tidak, bentuk kehidupan muncul di sekitar wadah kaldu. Needham beranggapan, sama dengan Leclerc, bahwa ada kekuatan vegetatif di setiap materi.
Lazzaro Spallanzani (1729-1799), profesor universitas Reggio, Modena dan Pavia membantah pandangan keduanya. Ia mengatakan organisme bisa berkembang dalam waktu singkat, dan pemanasan tak cukup untuk menghambat mereka. Ia melakukan eksperimen dengan berbagai wadah yang dipanaskan selama setengah jam, lalu menutupnya dengan gabus. Setelah 8 hari semua dipenuhi mikroba, namun berdasar pengamatan dengan mikroskop, merupapan spesies yang berbeda-beda. Ia melakukan eksperimen lain dengan membuka satu wadah, sementara 4 wadah lain ditutup dan dipanaskan, dengan yang satu lebih lama 30 detik dari yang berikut. Setelah dua hari, di wadah terbuka dipenuhi mikroba, di wadah yang dipanaskan lebih singkat ada sedikit mikroba, dan sisanya hampir tidak ada. Saat Needham berargumen pemanasan telah membuat wadah tak mampu menyokong kehidupan, Spallanzani mematahkan leher wadah, dan dengan segera wadah dipenuhi mikroba.
Bahkan setelah eksperimen Spallazani, perdebatan masih belum tuntas. Namun pastinya, ada pihak yang mengambil keuntungan komersial dari penerapan eksperimen Spallazani, misal Nicholas Appert (1750-1841) yang sejak tahun 1810 mulai mengemas makanan dalam botol bersih, menyumbatnya dengan rapat lalu memanaskannya. Yup, ini cikal bakal makanan kemasan.
Sementara pihak yang masih percaya spontaneous generation diantaranya Lorenz Oken (1779-1851), yang percaya abiogenesis lumpur laut ala Anaximander, atau Jean Baptiste de Lamarck (1744-1829) yang mengajukan teori transmutasi. Menurut Lamarck, tiap spesies terbentuk sendiri-sendiri secara spontan, dan proses yagn sama masih terus terjadi hingga hari ini. Dr Erasmus Darwin (1731-1802), kakek Darwin juga mempercayai Spontaneous Generation. Namun tidak satupun dari ketiganya yang punya dampak cukup kuat.
2.c. Heterogenesis
Quote:
Félix Archimède Pouchet (1800-1872) yagn merupakan direktur Natural History Museum di Rouen, pada tahun 1855 mulai mempublikasikan serangkaian paper di Academy of Sciences Paris, yang berusaha membuktikan spontaneous generation dan bagaimana terjadinya. Subyeknya disebut heterogenesis, titel dari publikasinya di tahun 1859, menurut Pouchet heterogenesis terjadi akibat kekuatan vital dari material, yang mendahului materi organis. Faktor yang terlibat antara lain materi organis, air, udara, dan suhu yang tepat. Pouchet juga menyatakan semua kehidupan berasal dari telur, dan telur pada awalnya merupakan hasil spontaneous generation.
Menurut Pouchet kelahiran secara seksual juga aksi vital akibat kekuatan vital sebagaimana spontaneous generation, dan terjadi berdasar kehendak ilahi. Perbedaan lain dengan spontaneous generation sebelumnya, menurut Pouchet kehidupan baru berasal dari materi organis kehidupan lama, dan bukan dari benda mati.
Menurut Pouchet kelahiran secara seksual juga aksi vital akibat kekuatan vital sebagaimana spontaneous generation, dan terjadi berdasar kehendak ilahi. Perbedaan lain dengan spontaneous generation sebelumnya, menurut Pouchet kehidupan baru berasal dari materi organis kehidupan lama, dan bukan dari benda mati.
Itu aja dulu gan, nanti diupdate
Cendolnya gan kalau mau ngasih, kirim ke prime ane pi-one
0
5.8K
Kutip
20
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan