Gubernur DKI Jakarta, Jokowi
Jokowi:
Miss World 2013 Harus Sesuai dengan Budaya Indonesia
Kamis, 23 Mei 2013, 14:10 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia penyelenggara Miss World 2013 tetap memastikan pagelaran ajang kontes kecantikan tetap berlangsung di Bali dan Sentul, Indonesia. Kecaman pembatalan dan himbauan agar pagelaran Miss World menghindari kontes ini menjadi ajang pamer aurat terus berdatangan. Imbauan tegas juga disampaikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Rabu (22/5). Dalam penyataan persnya kepada wartawan Rabu lalu, Joko Widodo mengatakan, ajang Miss World yang rencananya akan digelar di Indonesia, yakni di Bali, 4 - 15 September dan di Sentul, Bogor 28 September mendatang, harus tetap menjunjung budaya dan nilai spiritualitas masyarakat Indonesia.
Jokowi mengingatkan kepada penyelenggara ada baiknya konteks kecantikan dunia ini tidak mengumbar aurat, dan dapat dapat menyesuaikan konteks pelaksanaannya dengan budaya dan nilai spiritual masyarakat Indonesia.
"Semestinya itu (baca:Miss World) disesuaikan dengan adat dan budaya kita, lha wong dilaksanakan di tempat kita kok,"ujar Jokowi kepada rekan wartawan. Karenanya, Jokowi meminta dengan tegas agar tidak ada rangkaian acara pamer aurat seperti ajang berbikini seperti penyelenggaraan Miss World yang digelar pada tahun-tahun sebelumnya. "Jaga berbudaya dan bersopan santunlah di Indonesia," katanya.
Sebelumnya peringatan keras agar ajang Miss World 2013 yang digelar di Bali, Indonesia ini tidak menjadi kontes pamer aurat juga disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Pasalnya puncak acara Miss World akan diselenggarakan di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriyawan pun meminta agar tidak ada sama sekali penampilan mengumbar aurat, tidak hanya berbikini. "Kalau bisa sekalian ajak mereka pakai kebaya sebagai promosi pakaian nasional saja," ujar Aher ketika menerima Panitia Miss World 2013 di ruangannya, beberapa waktu yang lalu.
http://www.republika.co.id/berita/na...daya-indonesia
Miss World 2010 from Poland
Jokowi Dukung Miss World Asal Tak Langgar Norma Ketimuran
Selasa, 03 September 2013 07:31 | Jokowi
Kapanlagi.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mendukung penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia. Asalkan, pagelaran ratu sejagad tersebut tidak melanggar norma-norma ketimuran.
"Mendukung sepanjang sesuai dengan norma-norma kita, sudah," ujar Jokowi di Balai kota Jakarta, Senin (2/9).
Walaupun mendukung dengan persyaratan, Jokowi pun mengaku anggaran untuk promosi Miss World dalam APBD Tahun 2013 dihapuskan. Sebab, anggaran tersebut diusulkan bukan zaman dia menjabat. "Dulu ada, sekarang lihat saja. Alasannya masak harus dibelalakkan. Yang masang dulu siapa," ucap mantan wali kota Solo ini sembari tertawa kecil.
Bahkan Jokowi beriklan di salah satu stasiun televisi swasta untuk memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan Miss World di Bali. Namun, mengelak iklan tersebut sebagai wujud dukungan. "Saya kesannya mendukung. Mendukung gimana. Ditanya mendukung gimana. Iklannya gimana," ucapnya sembari tertawa.
http://www.kapanlagi.com/showbiz/sel...an-db5d36.html
Pesan Jokowi Soal Miss World:
Lebih Baik Tidak Berbikinilah
Rabu, 22/05/2013 11:14 WIB
Jakarta - Kontes kecantikan Miss World 2013 menarik perhatian Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi). Ia berpesan agar ajang itu disesuaikan dengan kesantunan dan budaya Indonesia.
"Jadi itu harus sesuai dengan budaya kita,"kata Jokowi saat dimintai komentar seputar kontes Miss World 2013 yang rencananya bakal diselenggarakan di Pulau Dewata dan Jakarta.
Pesan itu disampaikan Jokowi usai menghadiri peringatan HUT Lemhannas di Gedung Lemhannas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2013). Ayah 3 anak ini juga menyarankan para kontestan tidak berpose menggunakan bikini. "Saya kira lebih baik tidak berbikinilah," ujar Jokowi.
[url]http://news.detik..com/read/2013/05/22/111419/2252669/10/pesan-jokowi-soal-miss-earth-lebih-baik-tidak-berbikinilah?nd772205mr[/url]
Jokowi-Basuki Hapus Anggaran Promosi Miss World 2013
Jumat, 30 Agustus 2013 | 17:57 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meniadakan anggaran untuk promosi kontes kecantikan Miss World 2013 karena anggaran tersebut dipusatkan di Bali. Anggaran itu akan dikembalikan ke kas DKI dan digunakan untuk melaksanakan program pariwisata dan budaya yang lain.
"Ya, anggarannya Rp 18 miliar, tapi karena (acara Miss World) tak diselenggarakan di Jakarta, tak jadi diberikan,"ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Arie Budiman, Jumat (30/8/2013). Peniadaan anggaran untuk Miss World 2013 itu dibahas dalam rapat paripurna antara Pemprov DKI dan DPRD DKI tentang rancangan peraturan daerah Provinsi DKI Jakarta, di Gedung DPRD DKI, Jumat (30/8/2013) siang.
Fraksi PDI Perjuangan menyarankan Pemprov DKI menggunakan anggaran itu untuk program yang bersentuhan langsung dengan rakyat, antara lain Kartu Jakarta Pintar dan rehabilitasi sekolah. "Fraksi PDI Perjuangan mendukung pengurangan atau peniadaan anggaran belanja promosi acara Miss World 2013," ujar anggota DPRD DKI Fraksi PDI-P Bimo Hastoro.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...iss.World.2013
Berharap ajang Miss World sesuai budaya Indonesia,
ibarat jauh panggang dari api .... impossible, man!
Quote:
Menag: Miss World Tidak Sesuai Dengan Budaya Indonesia
Selasa, 03 September 2013 22:21 WIB
Jakarta - Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan Kementerian Agama tetap berpegang pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam menyikapi kontes kecantikan Miss World 2013 di Bali. "Yang jelas, dari sisi Kementerian Agama tetap berpegang kepada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa sebaiknya kontes tersebut tidak diselenggarakan di Indonesia," kata Suryadharma Ali di Jakarta, Selasa (3/9/2013).
Dia menegaskan kementeriannya tetap mengacu pada fatwa MUI walau belum ada kesamaan persepsi mengenai penyelenggaraan ajang tersebut. Dia menerangkan Kementerian Agama tidak pada otoritas untuk melarang atau membolehkan, sebab kewenangan itu masih ada pada para pemangku kepentingan lain. Tidak pula memiliki kewenangan untuk memberi izin penyelenggaraan kegiatan itu.
Ia kembali menegaskan, penyelenggara kontes kecantikan Miss World 2013 harus memperhatikan fatwa MUI. MUI jauh hari telah menyatakan menolak keras penyelenggaraan Miss World karena tidak sesuai ajaran Islam yang mewajibkan muslimah menutup aurat. "Bukan hanya tidak sesuai ajaran Islam, nilai yang diusung ajang Miss World juga sangat berbeda dengan budaya Indonesia. Saya berharap agar tidak ada kontroversi di kita. Kita memerlukan ketenangan," kata Menag
http://www.theglobejournal.com/Sosia...esia/index.php
MUI: Pemilihan Miss World tak Sesuai Budaya Indonesia
Senin, 26 Ags 2013 17:45 WIB
Jakarta. Tidak hanya haram, penyelenggaraan Miss World di Indonesia yang dibidani Liliana Tanoesoedibjo 'istri cawapres Hanura Hary Tanoesoedibjo' juga bertentangan dengan semangat konstitusi UUD 1945 terutama pasal 32.
Dalam pasal itu jelas menyebutkan negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memilihara dan mengembangkan nilai budaya.
"Pemilihan Miss World tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Pemilihan ini juga terkesan merendahkan dan melecehkan budaya bangsa seperti mempertontonkan aurat perempuan,’’ ujar Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI, KH Muhyiddin Junaidi, Senin (26/8).
Proyek mudarat Chairwoman of Miss Indonesia Organization ini dinilai MUI hanya mempertontonkan perilaku kemewahan dan glamour yang berlawanan dengan kondisi ekonomi masyarakat di Tanah Air. "Kita tidak menolak budaya global, tapi jangan sampai budaya global yang hedonis itu merusak masyarakat,’’ tegasnya. Dia menyebutkan ada beberapa pertimbangan yang melandasi keputusan itu yakni Al-Quran surat Al-Ahzab 50 yang memerintahkan para perempuan untuk mengenakan jilbab. "Kemudian berbagai hadis juga menyebutkan aurat harus ditutup rapat kecuali telapak tangan dan muka," ujarnya. "Setelah mencermati dan melakukan kajian secara seksama mengenai adanya pro dan kontra penyelenggaraan pemilihan Miss World 2013 di Indonesia, maka dengan ini MUI menyampaikan penolakannya terhadap kontes itu," tambahnya.
Penyelenggaraan Miss World 2013 di Jakarta dan Bali pada September mendatang adalah prakarsa Liliana Tanoesoedibjo. "Kali ini kita patut berbangga bahwa Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Miss World ke-63. Inilah kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukan keindahan alam, budaya, serta keberadaan wanita Indonesia di mata dunia," ujarnya seperti dilansir laman missindonesia.co.id.
http://obornews.com/29266-berita-pem...indonesia.html
Miss World, Bentuk Pemaksaan Budaya Barat
Minggu, 01 September 2013, 19:00 WIB
JAKARTA -- Miss World murni muncul dari tradisi Barat. Karena itu, hendaknya masyarakat Muslim memahami kontes kecantikan itu tidak terlepas dari budaya Barat yang memamerkan aurat. Wakil Rektor Institut Studi Islam Darussalam Gontor Dr Hamid Fahmy Zarkasyi menggelengkan kepala saat mengingat bagaimana Barat memberlakukan penyekakan terhadap tata berpakaian Muslimah.
Misalnya, Jerman dan Prancis tidak memperbolehkan Muslimah berjilbab saat masuk kantor. Negara-negara Barat lainnya masih ada yang intoleran terhadap jilbab. “Sementara itu, kita diminta toleran terhadap Miss World yang memamerkan aurat di hadapan seluruh masyarakat dunia,” kata Hamid kepada Republika, Selasa (26/8). Memang, menurutnya, ada aspek menggali kecerdasan wanita. Namun demikian, tetap saja tubuh dianggap sebagai keindahan untuk dipamerkan.
Sedangkan, Islam mengajarkan umatnya untuk menutup aurat. Hamid kemudian memaparkan, sah-sah saja jika kemudian umat Islam menolak penampilan dan kegiatan ini. Penolakan harus disampaikan dengan hikmah atau bijak. Argumentasi berkaitan dengan bahaya ajang ini bagi kearifan lokal bangsa perlu disampaikan. Kemudian, harus ditunjukkan bahwa budaya Indonesia bertentangan dengan kegiatan tersebut.
Ada nilai kesantunan dan kesopanan yang harus dijunjung tinggi. Belum lagi nilai agama yang menjadi pegangan sekaligus pandangan hidup masyarakat Indonesia. “Banyak aspek yang mengarahkan perhelatan ini bermudharat,” ujarnya. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan pernyataan yang menolak penyelenggaraan ajang pemilihan Miss Word di Indonesia. Namun, MUI tidak bisa berbuat apa-apa seandainya kontes tetap berlangsung.
Beberapa bulan yang lalu, organisasi-organisasi massa berbasis Islam mengadakan aksi unjuk rasa menolak penyelenggaraan Miss World di Bogor.
Guru Besar Hukum Islam IAIN Raden Patah, Palembang, Prof Ramli Said Ali menyatakan penampilan dan kegiatan ratu sejagad atau Miss World dan sejenisnya haram. “Termasuk, Abang None atau kontes apa pun yang memamerkan aurat itu dilarang,” katanya. Memang, dia menjelaskan, ada saja aspek positifnya, seperti mempererat hubungan negara-negara. Kemudian, bisa juga memasyhurkan nama Indonesia di dunia internasional. Namun, menurutnya, aspek aurat harus tetap diperhatikan.
Kegiatan ini dinilainya akan semakin bagus bila yang ditonjolkan adalah aspek kecerdasan. Kemampuan penguasaan bahasa asing, misalkan.
Belum lagi keterlibatan dalam kegiatan sosial. Ditambah lagi dengan kemampuan berorasi. “Aspek kecerdasan semacam itu akan sangat bagus bila ditonjolkan. Jadi, bukan kecantikan yang jadi patokan,” kata Ramli. Para kontestan Miss World ke-63 akan berada di Bali selama kurang lebih tiga pekan sebelum malam puncak yang dilaksanakan di Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada 28 September.
Beberapa bulan yang lalu, organisasi-organisasi massa berbasis Islam mengadakan aksi unjuk rasa menolak penyelenggaraan Miss World di Bogor. Bagaimanapun, pihak penyelenggara sudah melakukan berbagai diskusi, termasuk dengan MUI. Indonesia akan menjadi ajang kontes buka aurat, padahal Indonesia merupakan negara mayoritas penduduk Muslim.
http://www.republika.co.id/berita/du...n-budaya-barat
PKS: Miss World Bukan Budaya Timur
PengamatPolitik.com - Untuk pertama kalinya, ajang Miss World akan diselenggarakan di Indonesia. Ajang Miss World ke-63 yang akan digelar pada awal September mendatang di Bali dan Jakarta tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai mayoritas perempuan Indonesia. “Paduan beauty and brain dalam penilaian perempuan terhormat versi Miss World, hanya cocok pada sebagian kecil perempuan Indonesia,” ujar Ketua Bidang Perempuan DPP PKS, Anis Byarwati dalam rilisnya, Sabtu (31/8).
Menurutnya, sebagian besar perempuan Indonesia tingkat pendidikannya masih rendah. Walaupun tingkat kecerdasan tidak selalu berbanding lurus dengan tingkat pendidikan formal, akan tetapi tidak dipungkiri pendidikan formal membuat banyak manusia memiliki wawasan dan keilmuan yang lebih dibandingkan yang tidak berpendidikan formal. Data menunjukkan tingkat pendidikan perempuan Indonesia masih sangat rendah, rata-rata lama sekolah perempuan Indonesia hanya 7,5 tahun. “Oleh karena itu menurut kami, inspirasi yang lebih diperlukan mayoritas perempuan Indonesia adalah semangat tinggi untuk bersekolah dan peluang sekolah yang besar tanpa terhalangi oleh persoalan ekonomi,” ujar Anis.
Anis juga mengatakan meski panitia penyelenggara menyatakan acara tersebut sangat positif karena dapat mengangkat nama Indonesia sebagai salah satu tujuan event besar lainnya di masa datang dan hanya event beauty contest semata dan menjadi satu panutan bagaimana beauty and brain bisa berguna bagi dunia secara keseluruhan, namun event yang itu tidak sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Perempuan PKS menurutnya menolak event glamour itu diselenggarakan di Indonesia. “Indonesia adalah negeri dengan mayoritas muslim, oleh karena itu menjadi sebuah kepatutan jika menyelenggarakan international event di Indonesia memperhatikan nilai-nilai universal Islam. Bagi Islam, perempuan adalah makhluk terhormat yang memiliki harga diri yang tinggi, sama seperti halnya dengan laki-laki. Kehormatan perempuan tidak terletak pada beauty and brain-nya, tetapi terletak pada ketakwaannya di sisi Allah SWT,” kata Anis.
Lebih lanjut, Anis mendukung pernyataan MUI yang mengatakan bahwa dikhawatirkan menyelenggarakan Miss World di Indonesia akan mempertontonkan perilaku glamour yang berlawanan dengan kondisi ekonomi masyarakat. “Kecantikan yang hanya dipandang secara lahiriah dikhawatirkan akan berdampak pada munculnya perilaku konsumtif untuk mempercantik diri, cantik lahiriah memang perlu, tetapi ada esensi lain yang lebih penting, yaitu cantik akhlak dan budi pekerti. Kecantikan akhlak dan budi pekerti inilah yang seharusnya didorong untuk dimiliki oleh perempuan-perempuan Indonesia. Kecantikan akhlak dan budi pekerti ini tidak cukup diukur hanya dalam waktu singkat,” pungkas Anis.
http://pengamatpolitik.com/pks-miss-...aya-timur/626/
-------------------------------
Gua paling demen dengan gaya bahasa pakde Jokowi yang khas jawa itu, halus, bahasanya tak main 'tembak langsung' kayak si Ruhut Sitompul, tapi makjleb! Beliau tak menolak ajang pagelaran Miss World, dan bahkan mendukung, asal (ini syarat yang dia ajukan), asalkan sesuai dengan budaya Indonesia dan ketimuran yang santun dan sopan itu, serta tak melecehkan nilai-nilai budaya luhur dan nilai-nilai ajaran agama.
Sampai disitu, kalau kita cerdas membaca isyarat dibalik kata-kata beliau, sesungguhnya mengandung pesan yang sangat mendalam. Logikanya, mana mungkinlah ajang Miss World yang berasal dari budaya Barat yang dikenal permisif dan vulgar itu, bisa menerima dan mau menyesuaikan dirinya dengan budaya Timur. Selamanya, tak akan bercampurlah antara air dan minyak, bukan? Artinya, Jokowi sesungguhnya sudah paham syarat yang dia ajukan itu tidak akan terpenuhi, tapi dia hanya pura-pura belum tahu saja. Sekalipun ajang Miss World itu sudah melepas acara berbikini-ria, tetap saja secara keseluruhan "ruh" dari ajang adu kecantikan dan keindahan tubuh wanita se jagad itu, tak akan bisa cocok dan sesuai dengan budaya ketimuran.
Makanya, kalau Panitia Miss World betul bisa menerima syarat harus sesuai dengan budaya ketimuran itu, apa sih beratnya bila pihak Panitia menggantikan kostum bikini dengan kostum berkebaya, mengikuti tradisi budaya nasional seperti yang dipertontonkan oleh tante Miyabi diatas? Tapi mana maulah mereka, bukan? Dan itu sudah bisa dibaca sedari awalnya kok bagi orang yang cerdas dan otaknya tak terkontaminasi fikiran sekuler doank!
