Kaskus

Entertainment

kemalmahendraAvatar border
TS
kemalmahendra
Kendalikan Lisan
Bila kata-kata lahir dari hati yang bersih, tak ada niatan ingin kelihatan soleh/solehah, dan sudah sesuai dengan perbuatan niscaya jadi pas, enak dengarnya. Orang yang tulus tidak akan merekayasa aneka kata-kata agar penuh pesona, tetapi dia upayakan agar setiap kata yang diucapkannya benar-benar disukai Allah SWT.

Tapi bila kita ingin kelihatan sudah tingkatan sempurna, sehingga kata-kata kita dibuat bagus agar orang mengagumi dan menganggap kita sudah 'maqam tinggi', padahal aslinya masih jauh, pasti akan terasa tidak pas.

Yang enak biasa-biasa saja dalam berbicara, tapi bersih niatnya, tak perlu ingin kelihatan pintar atau serba paham atau sudah saleh, pasti kita nyaman dan yang mendengar pun nyaman

Allah SWT tahu siapa diri kita yang sesungguhnya, tak perlu cari kedudukan di sisi makhluk, cukup agar Allah SWT suka dalam berkata dan bersikap. Insya Allah aman dan nyaman

Setiap kata-kata dikendalikan pula agar tidak seperti pisau yang akan mengiris hati orang lain. Karena akan berpengaruh terhadap perilakunya yang juga tak akan menyudutkan dan menyempitkan diri. Tidak usah heran jikalau orang ikhlas itu kata-katanya mempunyai daya gugah dan daya ubah yang dahsyat.

Terkadang kita berbicara dengan berton-ton kata, tetapi hampir tidak ada satu kata pun yang mampu menyentuh hati manusia. Penyebabnya adalah sebagaimana yang dikatakan Abdullah bin Mubarak,

"Kita fasih dalam berkata-kata, tetapi tidak fasih dalam berbuat".

Hal itu menyebabkan jiwa menjadi gersang dan hati menjadi tandus, air mata mengering, dan obor penerang hati padam. Sebab, hilangnya keikhlasan itu mematikan kata-kata yang keluar dan menguburnya di bawah telapak kaki.

Ketika Hamdun bin Ahmad ditanya,"Mengapa perkataan orang-orang salaf lebih bermanfaat dari perkataan kita?". Beliau menjawab,"Karena mereka berkata untuk kemuliaan Islam, keselamatan jiwa, dan mengharap ridha Allah, sedang kita berkata untuk kemuliaan diri sendiri, mencari dunia, dan mengharap ridha makhluk"

Oleh karena itu, mengendalikan lisan untuk tidak mudah berkata-kata adalah pintu keselamatan. Kata-kata dari hasil perenungan yang dalam,pengamatan yang seksama, berpikir yang jernih, kehati-hatian serta ketulusan niat yang mengiringi kesungguhan untuk membawa manfaat dari setiap kata yang terucap, ditambah rasa takut kepada Allah Yang Maha Mendengar dan yang akan menuntut pertanggungjawaban dari setiap kalimat, akan menjadikan kata-kata kita menjadi mutiara yang indah dan berharga, tidak hanya bagi yang berucap namun juga bagi yang menyimak, tak pula hanya untuk dunia namun bisa pula menjadi bekal pulang di akhirat kelak.


0
552
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan