- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Berbisnislah dengan Allah SWT
TS
kemalmahendra
Berbisnislah dengan Allah SWT
Dalam menjalani kehidupan sebagai seorang pedagang, pebisnis, maka niatkan jangan bisnis dengan orang. Berbisnislah dengan Allah Pemilik langit dan bumi. Maksudnya, hati mesti meyakini bahwa muamalah kita ini sesungguhnya tidak bisa tidak dilihat, didengar, diperhatikan oleh Allah SWT, dan motivasinya untuk mencari ridha-Nya. Tidak ada yang mengantarkan uang, selain Allah SWT. Tidak ada yang membuat orang tertarik kepada usaha kita, kecuali dengan pertolongan Allah SWT.
Jangan mencari muka pembeli. Salah apabila ada istilah pembeli itu raja, bila pemahaman itu berarti pembeli segala-galanya. Pembeli adalah hamba Allah yang tugasnya mengantar-antar uang. Apabila ingin berbuat baik kepada pembeli, tujuannya hanya agar Allah SWT suka saja kepada kita. Apabila pembeli tidak membawa rejeki kita, tidak apa-apa. Malah apabila pembeli membeli di sebelah toko kita, ya tidak menjadi masalah. Rezeki tidak akan tertukar. Walaupun tempat usaha berdempetan, Allah SWT tidak akan bingung membagikan rejeki.
Bisa jadi yang di sebelah kita lebih banyak kebutuhannya. Allah SWT juga tahu kita banyak kebutuhannya. Namun tetap kita jangan jengkel, jangan dengki, jangan takut persaingan. Walau hari itu tidak mendapatkan uang, sehingga menghabiskan tabungan, bahkan mungkin mengandalkan uang pinjaman untuk makannya, maka jalani saja.
Kadang-kadang kita harus menerima ujian kepahitan, harus menjual motor, menjual HP. Jalani saja dengan suka cita. Pada waktu lahir juga kita tidak membawa apa-apa, dan Allah SWT pun sangat tahu terhadap kondisi hamba-Nya saat ini. Pasti akan ada lagi-ada lagi rezeki itu. Yakinilah bahwa perbuatan Allah itu tidak buruk, yang buruk itu justru kita yang tidak ridha atas takdir dari Allah SWT, tidak mensyukuri hikmahnya, dan tidak sabar atas kepahitannya.
Apabila ditipu pun patut disyukuri pula, di samping bersabar, bahwa bukan kita yang menipu orang lain. Karena, jangan sampai kita meninggal dalam keadaan menipu orang lain.
Berbisnislah dengan bersih hati, bersih caranya, dan bersih amalannya. Kita jujur supaya Allah senang. Diluruskan timbangannya, supaya Allah senang, dirapihkan penataannya, agar Allah SWT suka. Perkara orang berdatangan itu diatur oleh Allah SWT. Adapun kemudian ada calon pembeli yang hanya menawar, menertawakan, itu bukan masalah.
Perhatikan pula dalam belajar yang serius ilmu dagangnya. Ingin rejeki pengusaha, namun kerjanya santai, itu hanya keinginan saja, mimpi saja. Perhatikan pula amalan tawakal, harus kita kembalikan segala urusan kepada Yang Mengatur Rejeki, Yang Mengatur urusan perdagangan kita.
Kuatkan juga dalam meminta kepada Allah SWT. Meminta agar Allah SWT memberikan rejeki yang berkah, dan rejeki yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita dan keluarga, dan bahkan bisa untuk bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya hamba Allah yang lain.
Jangan mencari muka pembeli. Salah apabila ada istilah pembeli itu raja, bila pemahaman itu berarti pembeli segala-galanya. Pembeli adalah hamba Allah yang tugasnya mengantar-antar uang. Apabila ingin berbuat baik kepada pembeli, tujuannya hanya agar Allah SWT suka saja kepada kita. Apabila pembeli tidak membawa rejeki kita, tidak apa-apa. Malah apabila pembeli membeli di sebelah toko kita, ya tidak menjadi masalah. Rezeki tidak akan tertukar. Walaupun tempat usaha berdempetan, Allah SWT tidak akan bingung membagikan rejeki.
Bisa jadi yang di sebelah kita lebih banyak kebutuhannya. Allah SWT juga tahu kita banyak kebutuhannya. Namun tetap kita jangan jengkel, jangan dengki, jangan takut persaingan. Walau hari itu tidak mendapatkan uang, sehingga menghabiskan tabungan, bahkan mungkin mengandalkan uang pinjaman untuk makannya, maka jalani saja.
Kadang-kadang kita harus menerima ujian kepahitan, harus menjual motor, menjual HP. Jalani saja dengan suka cita. Pada waktu lahir juga kita tidak membawa apa-apa, dan Allah SWT pun sangat tahu terhadap kondisi hamba-Nya saat ini. Pasti akan ada lagi-ada lagi rezeki itu. Yakinilah bahwa perbuatan Allah itu tidak buruk, yang buruk itu justru kita yang tidak ridha atas takdir dari Allah SWT, tidak mensyukuri hikmahnya, dan tidak sabar atas kepahitannya.
Apabila ditipu pun patut disyukuri pula, di samping bersabar, bahwa bukan kita yang menipu orang lain. Karena, jangan sampai kita meninggal dalam keadaan menipu orang lain.
Berbisnislah dengan bersih hati, bersih caranya, dan bersih amalannya. Kita jujur supaya Allah senang. Diluruskan timbangannya, supaya Allah senang, dirapihkan penataannya, agar Allah SWT suka. Perkara orang berdatangan itu diatur oleh Allah SWT. Adapun kemudian ada calon pembeli yang hanya menawar, menertawakan, itu bukan masalah.
Perhatikan pula dalam belajar yang serius ilmu dagangnya. Ingin rejeki pengusaha, namun kerjanya santai, itu hanya keinginan saja, mimpi saja. Perhatikan pula amalan tawakal, harus kita kembalikan segala urusan kepada Yang Mengatur Rejeki, Yang Mengatur urusan perdagangan kita.
Kuatkan juga dalam meminta kepada Allah SWT. Meminta agar Allah SWT memberikan rejeki yang berkah, dan rejeki yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita dan keluarga, dan bahkan bisa untuk bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya hamba Allah yang lain.
0
2.3K
14
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan