- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mau Gak Nangis Gimana Coba :( Baca Ini!
TS
taupi
Mau Gak Nangis Gimana Coba :( Baca Ini!
RENUNGAN ; KISAH SAYANG SEORANG IBU
Spoiler for Baca:
Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunya
Suaminya sudah lama meninggal karena sakit
Sang ibu sering kali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya.
Anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam dan banyak lagi
Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang malang, Namun ia sering berdoa memohon kepada Tuhan: “Tuhan tolong sadarkan anakku yang kusayangi, supaya tidak berbuat dosa lagi
Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati”
Namun semakin lama si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya, sudah sangat sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya
Suatu hari ia kembali mencuri di rumah penduduk desa, namun malang dia tertangkap
Kemudian dia dibawa ke hadapan raja utk diadili dan dijatuhi hukuman pancung
pengumuman itu diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan keesokan hari
di depan rakyat desa dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi
Berita hukuman itu sampai ke telinga si ibu dia menangis meratapi anak yang dikasihinya dan berdoa berlutut kepada Tuhan “Tuhan ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung dosa nya”
Dengan tertatih tatih dia mendatangi raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan
Tapi keputusan sudah bulat, anakknya harus menjalani hukuman
Dengan hati hancur, ibu kembali ke rumah Tak hentinya dia berdoa supaya anaknya diampuni, dan akhirnya dia tertidur karena kelelahan Dan dalam mimpinya dia bertemu dengan Tuhan
Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat berbondong2 manyaksikan hukuman tersebut Sang algojo sudah siap dengan pancungnya dan anak sudah pasrah dengan nasibnya
Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannya Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba
Sampai waktu yang ditentukan tiba, lonceng belum juga berdentang sudah lewat lima menit dan suasana mulai berisik, akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng datang
Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada
Saat mereka semua sedang bingung, tiba2 dari tali lonceng itu mengalir darah Darah itu berasal dari atas tempat di mana lonceng itu diikat
Dengan jantung berdebar2 seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah
Tahukah anda apa yang terjadi?
Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah
dia memeluk bandul di dalam lonceng yang menyebabkan lonceng tidak berbunyi,
dan sebagai gantinya, kepalanya yang terbentur di dinding lonceng
Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata
Sementara si anak meraung raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan
Menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikat dirinya di lonceng Memeluk besi dalam lonceng untuk menghindari hukuman pancung anaknya
Spoiler for Sumber:
Quote:
Pesan dari TS
Spoiler for Pesan:
Berbicaralah kepada kedua orang tua dengan penuh santun, janganlah mengatakan kepada keduanya: Ah!,
Jangan membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia.
Taatilah kedua orang tua dalam perkara yang bukan berupa kemaksiatan kepada Allah, karena tidak boleh taat kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah.
Lemah lembutlah terhadap kedua orang tua kita. Janganlah bermuka masam di hadapan keduanya. Jangan pula memandang keduanya dengan pandangan yang sinis dan marah.
Janganlah duduk di tempat yang lebih tinggi dari keduanya dan jangan pula berjalan di hadapannya.
Ajaklah keduanya bermusyawarah dalam seluruh urusan kita dan mintalah maaf bila kita terpaksa menyelisihi pendapat keduanya.
Janganlah berdusta terhadap keduanya, jangan pula mencela apabila keduanya melakukan perbuatan yang tidak kita sukai.
Sambutlah segera panggilan kedua orang tua kita dengan wajah penuh senyuman seraya berkata, “Labbaika wahai ayahanda, labbaika wahai ibunda.”
Jagalah kehormatan kedua orang tua kita dan kemuliaannya serta harta bendanya. Janganlah kita mengambilnya tanpa izin keduanya.
Berbuatlah sesuatu yang menyenangkan keduanyi walaupun tanpa perintah, seperti berkhidmat dan membelikan barang-barang keperluan mereka.
Hormatilah teman-teman dan karib kerabatnya dan janganlah kita berteman dengan orang yang memusuhi orang tua kita selama mereka masih hidup dan sesudah mereka wafat.
Bantulah ibu kita di rumah. Dan janganlah terlambat membantu ayah kita dalam pekerjaannya.
Janganlah kita pergi jika keduanya tidak mengizinkan. Walaupun kita pergi untuk sesuatu yang penting. Jika kita terpaksa pergi maka mintalah maaf kepada keduanya dan berilah kabar kepada keduanya.
Janganlah kita masuk menemui keduanya tanpa izin. Temtama pada waktu-waktu tidur atau istirahat.
Janganlah kita mengambil makanan mendahului keduanya dan muliakanlah keduanya dengan mencukupi kebutuhan makanan, minuman dan pakaian mereka.
Janganlah kita utamakan istri dan anak-anak kita atas keduanya. Carilah keridhaannya sebelum yang lain. Karena ridha Allah bersama ridha kedua orang tua, dan kemurkaan Allah bersama kemurkaan keduanya.
Janganlah kita bakhil dalam mengeluarkan nafkah untuk kedua orang tua kita sehingga keduanya mengadukan masalahnya kepada Anda. Ini merupakan aib atas diri Anda. kita akan diperlakukan dengan hal yang sama oleh anak-anak kita kelak. Karena kita akan dibalas sebagaimana kita berbuat. Dan balasan yang sesuai dengan jenis amal.
Orang yang paling berhak kita muliakan adalah ibu Anda, kemudian ayah Anda. Sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam pernah ditanya oleh seorang laki-laki, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk hormati dengan baik?” Beliau berkata, “Ibumu.” Laki-laki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa?”, tanya laki-laki itu. “Ibumu”, jawab beliau, “Kemudian siapa?” tanyanya lagi. Beliau berkata, “Ibumu.” Kemudian siapa lagi? tanya laki-laki itu.“Kemudian ayahmu”, jawab beliau. (HR. Al-Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 6447)
Hindarilah perbuatan durhaka terhadap kedua orang tua dan membuat keduanya marah sehingga kita merugi di dunia dan akhirat. Dan anak-anak kita akan memperlakukan kita seperti kita memperlakukan kedua orang tua Anda.
Apabila kita memiliki kemampuan mencari rezeki sendiri, maka bekerjalah dan bantulah kedua orang tua Anda, karena kita dan harta kita adalah milik ayah Anda.
Sesungguhnya kedua orang tua kita mempunyai hak atas diri Anda, dan istri kita punya hak atas diri Anda, anak-anak kita juga punya hak atas diri Anda, saudara-saudara kita juga punya hak atas diri Anda.
Maka berikanlah setiap orang akan haknya. Dan berusahalah menggabungkan hak-hak tersebut walaupun terkadang berbenturan satu sama lain.
Dan berikanlah hadiah-hadiah kepada keduanya baik secara terang-terangan maupun tersembunyi. Dengan Saling memberikan hadiah niscaya akan saling menyayangi dan menghilangkan rasa permusuhan.
Doa kedua orang tua mustajab. Maka, berusahalah agar mendapat doa kebaikan dari kedua orang tua kita dan hindarilah doa keburukan dari keduanya atas diri Anda.
Beradablah terhadap sesama manusia. Barangsiapa mencela orang lain maka mereka akan mencela dirinya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Termasuk dosa besar adalah seorang lelaki mencaci kedua orang tuanya. Yaitu seseorang mencaci ayah orang lain lalu orang tersebut balas mencaci ayah dan ibunya.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Kunjungilah kedua orang tua kita semasa mereka hidup dan setelah keduanya wafat. Bersedekahlah untuk keduanya dan perbanyaklah doa untuk keduanya. Seraya mengucapkan:
“Ya Rabbi, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, ya Rabbi kasihilah keduanya sebagaimana keduanya telah membimbingku semenjak kecil.”
kutipan dari an-naba.com
Jangan membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia.
Taatilah kedua orang tua dalam perkara yang bukan berupa kemaksiatan kepada Allah, karena tidak boleh taat kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah.
Lemah lembutlah terhadap kedua orang tua kita. Janganlah bermuka masam di hadapan keduanya. Jangan pula memandang keduanya dengan pandangan yang sinis dan marah.
Janganlah duduk di tempat yang lebih tinggi dari keduanya dan jangan pula berjalan di hadapannya.
Ajaklah keduanya bermusyawarah dalam seluruh urusan kita dan mintalah maaf bila kita terpaksa menyelisihi pendapat keduanya.
Janganlah berdusta terhadap keduanya, jangan pula mencela apabila keduanya melakukan perbuatan yang tidak kita sukai.
Sambutlah segera panggilan kedua orang tua kita dengan wajah penuh senyuman seraya berkata, “Labbaika wahai ayahanda, labbaika wahai ibunda.”
Jagalah kehormatan kedua orang tua kita dan kemuliaannya serta harta bendanya. Janganlah kita mengambilnya tanpa izin keduanya.
Berbuatlah sesuatu yang menyenangkan keduanyi walaupun tanpa perintah, seperti berkhidmat dan membelikan barang-barang keperluan mereka.
Hormatilah teman-teman dan karib kerabatnya dan janganlah kita berteman dengan orang yang memusuhi orang tua kita selama mereka masih hidup dan sesudah mereka wafat.
Bantulah ibu kita di rumah. Dan janganlah terlambat membantu ayah kita dalam pekerjaannya.
Janganlah kita pergi jika keduanya tidak mengizinkan. Walaupun kita pergi untuk sesuatu yang penting. Jika kita terpaksa pergi maka mintalah maaf kepada keduanya dan berilah kabar kepada keduanya.
Janganlah kita masuk menemui keduanya tanpa izin. Temtama pada waktu-waktu tidur atau istirahat.
Janganlah kita mengambil makanan mendahului keduanya dan muliakanlah keduanya dengan mencukupi kebutuhan makanan, minuman dan pakaian mereka.
Janganlah kita utamakan istri dan anak-anak kita atas keduanya. Carilah keridhaannya sebelum yang lain. Karena ridha Allah bersama ridha kedua orang tua, dan kemurkaan Allah bersama kemurkaan keduanya.
Janganlah kita bakhil dalam mengeluarkan nafkah untuk kedua orang tua kita sehingga keduanya mengadukan masalahnya kepada Anda. Ini merupakan aib atas diri Anda. kita akan diperlakukan dengan hal yang sama oleh anak-anak kita kelak. Karena kita akan dibalas sebagaimana kita berbuat. Dan balasan yang sesuai dengan jenis amal.
Orang yang paling berhak kita muliakan adalah ibu Anda, kemudian ayah Anda. Sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam pernah ditanya oleh seorang laki-laki, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk hormati dengan baik?” Beliau berkata, “Ibumu.” Laki-laki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa?”, tanya laki-laki itu. “Ibumu”, jawab beliau, “Kemudian siapa?” tanyanya lagi. Beliau berkata, “Ibumu.” Kemudian siapa lagi? tanya laki-laki itu.“Kemudian ayahmu”, jawab beliau. (HR. Al-Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 6447)
Hindarilah perbuatan durhaka terhadap kedua orang tua dan membuat keduanya marah sehingga kita merugi di dunia dan akhirat. Dan anak-anak kita akan memperlakukan kita seperti kita memperlakukan kedua orang tua Anda.
Apabila kita memiliki kemampuan mencari rezeki sendiri, maka bekerjalah dan bantulah kedua orang tua Anda, karena kita dan harta kita adalah milik ayah Anda.
Sesungguhnya kedua orang tua kita mempunyai hak atas diri Anda, dan istri kita punya hak atas diri Anda, anak-anak kita juga punya hak atas diri Anda, saudara-saudara kita juga punya hak atas diri Anda.
Maka berikanlah setiap orang akan haknya. Dan berusahalah menggabungkan hak-hak tersebut walaupun terkadang berbenturan satu sama lain.
Dan berikanlah hadiah-hadiah kepada keduanya baik secara terang-terangan maupun tersembunyi. Dengan Saling memberikan hadiah niscaya akan saling menyayangi dan menghilangkan rasa permusuhan.
Doa kedua orang tua mustajab. Maka, berusahalah agar mendapat doa kebaikan dari kedua orang tua kita dan hindarilah doa keburukan dari keduanya atas diri Anda.
Beradablah terhadap sesama manusia. Barangsiapa mencela orang lain maka mereka akan mencela dirinya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Termasuk dosa besar adalah seorang lelaki mencaci kedua orang tuanya. Yaitu seseorang mencaci ayah orang lain lalu orang tersebut balas mencaci ayah dan ibunya.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Kunjungilah kedua orang tua kita semasa mereka hidup dan setelah keduanya wafat. Bersedekahlah untuk keduanya dan perbanyaklah doa untuk keduanya. Seraya mengucapkan:
“Ya Rabbi, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, ya Rabbi kasihilah keduanya sebagaimana keduanya telah membimbingku semenjak kecil.”
kutipan dari an-naba.com
0
2.1K
Kutip
10
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan