- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dari Dulu Polwan Cantik dan Pintar!
TS
madokafc
Dari Dulu Polwan Cantik dan Pintar!
Quote:
Dari Dulu Polwan Cantik dan Pintar
SABTU, 31 AGUSTUS 2013 | 16:38 WIB
Briptu Eka Frestya (kiri), Brigadir Polisi Avvy Olivia (kanan), Inspektur Polisi Satu Eny Regama (tengah) di kantor gedung National Traffic Management (NTMC) , Cawang, Jakarta, 29-8, 2012. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo.
another image of Indonesian Police woman
TEMPO.CO, Jakarta - Citra polisi wanita (Polwan) Indonesia sekarang telah terwakili oleh kehadiran mereka sebagai presenter NTMC. Munculnya para polisi wanita di layar kaca yang bertugas menginformasikan arus lalu lintas tentunya sudah sering dilihat oleh masyarakat. Kehadiran mereka cukup membentuk pandangan di masyarakat bahwa polwan-polwan pada masa kini memiliki tampilan fisik yang menarik.
Hal tersebut tidak ditampik oleh Brigjen Pol. Basaria Panjaitan. Menurut dia, seleksi yang dilakukan untuk kandidat calon polwan memang melalui berbagai tahapan, salah satunya tahap penilaian penampilan.
"Kalau polwan dibilang cantik, dari dulu sampai sekarang polwan itu cantik dan pintar. Sudah produk lama kok," selorohnya saat ditemui usai acara Peringatan Hari Polwan di PTIK, Kebayoran Baru, Jumat, 30 Agustus 2013.
"Kami melalui banyak seleksi, banyak tahapan, lewat performance, sikap tampang, fisik, ada persyaratan-persyaratan yang memang harus dipenuhi," tambahnya.
Mengapa pada akhirnya paras cantik dan memiliki intelektualitas yang baik menjadi salah satu persyaratan untuk menjadi polwan, hal tersebut dikarenakan polwan memiliki tugas untuk melayani masyarakat. Dalam prakteknya, mereka akan langsung terjun dan berada di antara masyarakat.
"Kita pasti senang kan kalau melihat orang yang wajahnya enak dipandang dan selalu tersenyum?" sahutnya.
Paras cantik, menurut Basaria, ukurannya relatif. Hal yang terpenting dari paras cantik adalah senyum yang bisa terus dijaga. Menurut dia, wajah manusia mau sebagus apapun tanpa senyuman itu tidak akan terlihat cantik.
Selain diperhatikan dari paras, untuk memenuhi upaya pelayanan yang baik, para polwan juga dibekali dengan berbagai pelatihan, seperti latihan untuk berbicara di depan umum.
"Polwan itu bukan mejeng, tapi ditugaskan. Itulah mengapa kami pun menyiapkan mereka dengan melatih etika berbicara, bersikap, dan berkomunikasi. Sebelum masuk televisi, mereka dilatih dulu untuk memenuhi apa saja yang dibutuhkan," paparnya lagi.
Basaria menjelaskan bahwa keberadaan para polwan cantik mewakili keberadaan rekan-rekannya di kepolisian. "Oleh karena itu, kami pun turut bantu mereka untuk dapat tampil dengan baik, dengan menyediakan orang-orang yang bisa melatih mereka agar bisa tampil dengan baik di televisi."
Menjadi polwan yang terpilih untuk tampil di layar kaca turut membantu hadirkan citra kepolisian yang lebih humanis. "Hal tersebut menunjukkan bahwa kami tidak sekaku yang orang pikirkan selama ini. Kami bisa juga bersikap luwes."
HADRIANI/AISHA
Tempo
SABTU, 31 AGUSTUS 2013 | 16:38 WIB
Quote:
Briptu Eka Frestya (kiri), Brigadir Polisi Avvy Olivia (kanan), Inspektur Polisi Satu Eny Regama (tengah) di kantor gedung National Traffic Management (NTMC) , Cawang, Jakarta, 29-8, 2012. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo.
another image of Indonesian Police woman
TEMPO.CO, Jakarta - Citra polisi wanita (Polwan) Indonesia sekarang telah terwakili oleh kehadiran mereka sebagai presenter NTMC. Munculnya para polisi wanita di layar kaca yang bertugas menginformasikan arus lalu lintas tentunya sudah sering dilihat oleh masyarakat. Kehadiran mereka cukup membentuk pandangan di masyarakat bahwa polwan-polwan pada masa kini memiliki tampilan fisik yang menarik.
Hal tersebut tidak ditampik oleh Brigjen Pol. Basaria Panjaitan. Menurut dia, seleksi yang dilakukan untuk kandidat calon polwan memang melalui berbagai tahapan, salah satunya tahap penilaian penampilan.
"Kalau polwan dibilang cantik, dari dulu sampai sekarang polwan itu cantik dan pintar. Sudah produk lama kok," selorohnya saat ditemui usai acara Peringatan Hari Polwan di PTIK, Kebayoran Baru, Jumat, 30 Agustus 2013.
"Kami melalui banyak seleksi, banyak tahapan, lewat performance, sikap tampang, fisik, ada persyaratan-persyaratan yang memang harus dipenuhi," tambahnya.
Mengapa pada akhirnya paras cantik dan memiliki intelektualitas yang baik menjadi salah satu persyaratan untuk menjadi polwan, hal tersebut dikarenakan polwan memiliki tugas untuk melayani masyarakat. Dalam prakteknya, mereka akan langsung terjun dan berada di antara masyarakat.
"Kita pasti senang kan kalau melihat orang yang wajahnya enak dipandang dan selalu tersenyum?" sahutnya.
Paras cantik, menurut Basaria, ukurannya relatif. Hal yang terpenting dari paras cantik adalah senyum yang bisa terus dijaga. Menurut dia, wajah manusia mau sebagus apapun tanpa senyuman itu tidak akan terlihat cantik.
Selain diperhatikan dari paras, untuk memenuhi upaya pelayanan yang baik, para polwan juga dibekali dengan berbagai pelatihan, seperti latihan untuk berbicara di depan umum.
"Polwan itu bukan mejeng, tapi ditugaskan. Itulah mengapa kami pun menyiapkan mereka dengan melatih etika berbicara, bersikap, dan berkomunikasi. Sebelum masuk televisi, mereka dilatih dulu untuk memenuhi apa saja yang dibutuhkan," paparnya lagi.
Basaria menjelaskan bahwa keberadaan para polwan cantik mewakili keberadaan rekan-rekannya di kepolisian. "Oleh karena itu, kami pun turut bantu mereka untuk dapat tampil dengan baik, dengan menyediakan orang-orang yang bisa melatih mereka agar bisa tampil dengan baik di televisi."
Menjadi polwan yang terpilih untuk tampil di layar kaca turut membantu hadirkan citra kepolisian yang lebih humanis. "Hal tersebut menunjukkan bahwa kami tidak sekaku yang orang pikirkan selama ini. Kami bisa juga bersikap luwes."
HADRIANI/AISHA
Tempo
Yup Polwan itu harus cantik dan pintar supaya bisa menarik hati dan simpati masyarakat banyak, termasuk para pria dan wanita yang haus perhatian dan kasih sayang
0
12.2K
Kutip
56
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan