- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Inilah Alasan Mengapa Anies Baswedan Menerima Tawaran Konvensi


TS
meutuah
Inilah Alasan Mengapa Anies Baswedan Menerima Tawaran Konvensi

"Saya nggak melihat kok Demokrat? Bukan itu. Saya maju bukan untuk jadi pengurus partai, tapi mengurusi republik!Tapi karena mereka (pemerintah) yang kelola seluruh uang iuran kita dan pembiayaannya atas nama seluruh kita. Dan ketika berjalan tak sesuai, kita ngedumel. Biarkan saya maju! Minimal saya menjadi bagian yang menantang."
- Anies Baswedan -
Ingat Kakek, Anies Tak Berani Tolak Tawaran Konvensi
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com— Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan mengaku menerima tawaran mengikuti Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat lantaran ingat perjuangan kakeknya, AR Baswedan, dalam sejarah berdirinya Republik Indonesia.
Anies bercerita, jika ingin nyaman, lebih baik dirinya tetap melanjutkan kegiatan yang selama ini dilakukan di dunia pendidikan lewat Kampus Paramadina dan Indonesia Mengajar. Tidak ada kontroversi, tidak ada kritik, bahkan cacian hingga hinaan.
"Jalan damai, baik-baik, penuh tepuk tangan dan puji-pujian. Apa yang mau dikritik kirim guru ke seluruh Indonesia? Kalau yang ini (Konvensi) jalan terjal, penuh tantangan, penuh pertarungan," kata Anies dalam pidato di acara Syawalan Alumni HMI-MPO di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (31/8/2013).
Anies lalu bercerita ketika dirinya menghadiri upacara Kemerdekaan ke-68 RI di Istana Merdeka, Jakarta, pada 17 Agustus lalu. Ia datang mewakili almarhum kakeknya yang baru menerima penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana dari negara. Penghargaan itu diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat pengibaran bendera Merah Putih, Anies mengaku berpikir bahwa ia datang mewakili orang yang telah menghibahkan hidupnya untuk mendirikan republik dengan proses yang panjang. Delapan anggota keluarga, kata dia, harus lahir di delapan kota.
"Tapi ketika di ujung tanpa rumah, tanpa mobil, tanpa segalanya. Telepon pun kami numpang tetangga. Itu cerita di Yogyakarta. Orang yang kalau bicara perang, dia (AR Baswedan) jadi bagian dari pendiri republik ini," kata Anies.
Kini, Anies menyebut tengah diberi tantangan untuk mengurus republik, tetapi harus melalui berkompetisi terlebih dulu. Sebelum menerima tawaran itu, ia sadar akan dikecam dan berbagai hal tak menyenangkan lainnya dari banyak pihak. Pasalnya, publik tengah menyorot miring Demokrat.
"Lalu saya katakan mundur, enggak mau, lalu kalau saya ketemu kakek saya, kira-kira saya bilang, 'Mohon maaf, saya enggak berani dengan semua itu'. Enggak bisa! Insya Allah saya jalani. Bagian mereka (pejuang kemerdekaan) menaikkan bendera itu. Bagian kita memastikan lebih tinggi dan berkibar lebih baik," kata Anies disambut riuh tepuk tangan alumni HMI.
Anies bercerita, jika ingin nyaman, lebih baik dirinya tetap melanjutkan kegiatan yang selama ini dilakukan di dunia pendidikan lewat Kampus Paramadina dan Indonesia Mengajar. Tidak ada kontroversi, tidak ada kritik, bahkan cacian hingga hinaan.
"Jalan damai, baik-baik, penuh tepuk tangan dan puji-pujian. Apa yang mau dikritik kirim guru ke seluruh Indonesia? Kalau yang ini (Konvensi) jalan terjal, penuh tantangan, penuh pertarungan," kata Anies dalam pidato di acara Syawalan Alumni HMI-MPO di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (31/8/2013).
Anies lalu bercerita ketika dirinya menghadiri upacara Kemerdekaan ke-68 RI di Istana Merdeka, Jakarta, pada 17 Agustus lalu. Ia datang mewakili almarhum kakeknya yang baru menerima penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana dari negara. Penghargaan itu diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat pengibaran bendera Merah Putih, Anies mengaku berpikir bahwa ia datang mewakili orang yang telah menghibahkan hidupnya untuk mendirikan republik dengan proses yang panjang. Delapan anggota keluarga, kata dia, harus lahir di delapan kota.
"Tapi ketika di ujung tanpa rumah, tanpa mobil, tanpa segalanya. Telepon pun kami numpang tetangga. Itu cerita di Yogyakarta. Orang yang kalau bicara perang, dia (AR Baswedan) jadi bagian dari pendiri republik ini," kata Anies.
Kini, Anies menyebut tengah diberi tantangan untuk mengurus republik, tetapi harus melalui berkompetisi terlebih dulu. Sebelum menerima tawaran itu, ia sadar akan dikecam dan berbagai hal tak menyenangkan lainnya dari banyak pihak. Pasalnya, publik tengah menyorot miring Demokrat.
"Lalu saya katakan mundur, enggak mau, lalu kalau saya ketemu kakek saya, kira-kira saya bilang, 'Mohon maaf, saya enggak berani dengan semua itu'. Enggak bisa! Insya Allah saya jalani. Bagian mereka (pejuang kemerdekaan) menaikkan bendera itu. Bagian kita memastikan lebih tinggi dan berkibar lebih baik," kata Anies disambut riuh tepuk tangan alumni HMI.
Kenapa Anies Pilih Demokrat?
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com— Partai Demokrat tengah jadi sorotan oleh publik setelah para elitenya terjerat kasus korupsi. Di tengah pandangan miring itu, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan mengaku menyadari konsekuensi yang harus diterimanya saat memutuskan ikut Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat untuk Pemilu 2014.
Sebelum menerima tawaran itu, Anies mengaku sadar bakal muncul kontroversi, kritik, cacian, hingga hinaan terhadap dirinya. Benar saja, setelah secara terbuka mengumumkan bersedia mengikuti proses Konvensi, Anies mengaku perkiraannya itu terjadi.
"Banyak sekali pertanyaan yang muncul seperti diduga. Kenapa Demokrat? Iya ya, kenapa Demokrat? Saya pikir baiknya (parpol) yang mana ya? Enggak ada juga. Ya sudah (menerima)," kata Anies dalam pidato di acara Syawalan Alumni HMI-MPO di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (31/8/2013).
Anies menambahkan, banyak orang selalu membandingkan berbagai hal dengan kesempurnaan. Jika Demokrat dianggap kotor, Anies berpikir kelurahan, kecamatan, hingga kementerian mana yang bersih? Begitu pula dengan perusahaan swasta. Meski ada yang bersih, kata dia, tetapi jumlahnya minim.
"Lalu, apakah saya harus menunggu semuanya sempurna, tata kelolanya, baru kemudian saya masuk? No, itu namanya ceremonial leadership. Kita di-training dulu untuk apa? Menjadi fighting leadership. Kita ini ingin jadi petarung. Kita hadir untuk bertarung, kita hadir untuk ikut mendorong perubahan," kata Anies disambut riuh tepuk tangan alumni HMI.
Jika beberapa tokoh menolak ikut konvensi dengan berbagai alasan, Anies mengaku bakal terus maju. Alasannya, ia memutuskan ikut konvensi bukan semata-mata atas dasar hitungan untung rugi. Meski demikian, Anies tetap menghormati keputusan penolakan lantaran itu hak mereka.
Sebelum menerima tawaran itu, Anies mengaku sadar bakal muncul kontroversi, kritik, cacian, hingga hinaan terhadap dirinya. Benar saja, setelah secara terbuka mengumumkan bersedia mengikuti proses Konvensi, Anies mengaku perkiraannya itu terjadi.
"Banyak sekali pertanyaan yang muncul seperti diduga. Kenapa Demokrat? Iya ya, kenapa Demokrat? Saya pikir baiknya (parpol) yang mana ya? Enggak ada juga. Ya sudah (menerima)," kata Anies dalam pidato di acara Syawalan Alumni HMI-MPO di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (31/8/2013).
Anies menambahkan, banyak orang selalu membandingkan berbagai hal dengan kesempurnaan. Jika Demokrat dianggap kotor, Anies berpikir kelurahan, kecamatan, hingga kementerian mana yang bersih? Begitu pula dengan perusahaan swasta. Meski ada yang bersih, kata dia, tetapi jumlahnya minim.
"Lalu, apakah saya harus menunggu semuanya sempurna, tata kelolanya, baru kemudian saya masuk? No, itu namanya ceremonial leadership. Kita di-training dulu untuk apa? Menjadi fighting leadership. Kita ini ingin jadi petarung. Kita hadir untuk bertarung, kita hadir untuk ikut mendorong perubahan," kata Anies disambut riuh tepuk tangan alumni HMI.
Jika beberapa tokoh menolak ikut konvensi dengan berbagai alasan, Anies mengaku bakal terus maju. Alasannya, ia memutuskan ikut konvensi bukan semata-mata atas dasar hitungan untung rugi. Meski demikian, Anies tetap menghormati keputusan penolakan lantaran itu hak mereka.
Anies: Saya mau urus Republik ini, bukan Demokrat!
Quote:
Jakarta - [URL="http://news.detik..com/read/2013/08/31/143829/2345938/10/anies-saya-ikut-konvensi-untuk-urus-negara-bukan-jadi-pengurus-partai?n991103605"]detik..com[/URL] - Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan memutuskan untuk ikut konvensi capres Partai Demokrat (PD). Anies menegaskan tujuannya ikut konvensi adalah untuk bangsa dan negara, bukan untuk menjadi pengurus partai.
"Saya nggak melihat kok Demokrat? Bukan itu. Saya maju bukan untuk jadi pengurus partai, tapi mengurusi republik," kata Anies Baswedan saat ditemui di acara Syawalan Alumni HMI-MPO di Grand Sahid Hotel, Jl Jendera Sudirman, Jakarta, Sabtu (31/8/2013).
Anies mengaku prihatin dengan kondisi negara. Dia ingin menjadi bagian dalam perbaikan Indonesia.
"Tapi karena mereka (pemerintah-red) yang kelola seluruh uang iuran kita dan pembiayaannya atas nama seluruh kita. Dan ketika berjalan tak sesuai kita ngedumel. Biarkan saya maju minimal saya menjadi bagian yang menantang," ujarnya.
Menurut Anies, semua parpol di Indonesia tak jauh berbeda, sama-sama banyak masalah. Oleh karenanya, dia tak mempermasalahkan pilihan ikut konvensi di PD, yang penting ada misi baik yang dibawa Rektor Universitas Paramadina ini.
"Nggak ada juga, ya sudah. Kita selalu bandingkan dengan kesempurnaan. Demokrat kotor? Saya pikir kelurahan mana yang bersih di Indonesia, perusahaan mana yang tidak bebas korupsi?" ujarnya.
"Saya nggak melihat kok Demokrat? Bukan itu. Saya maju bukan untuk jadi pengurus partai, tapi mengurusi republik," kata Anies Baswedan saat ditemui di acara Syawalan Alumni HMI-MPO di Grand Sahid Hotel, Jl Jendera Sudirman, Jakarta, Sabtu (31/8/2013).
Anies mengaku prihatin dengan kondisi negara. Dia ingin menjadi bagian dalam perbaikan Indonesia.
"Tapi karena mereka (pemerintah-red) yang kelola seluruh uang iuran kita dan pembiayaannya atas nama seluruh kita. Dan ketika berjalan tak sesuai kita ngedumel. Biarkan saya maju minimal saya menjadi bagian yang menantang," ujarnya.
Menurut Anies, semua parpol di Indonesia tak jauh berbeda, sama-sama banyak masalah. Oleh karenanya, dia tak mempermasalahkan pilihan ikut konvensi di PD, yang penting ada misi baik yang dibawa Rektor Universitas Paramadina ini.
"Nggak ada juga, ya sudah. Kita selalu bandingkan dengan kesempurnaan. Demokrat kotor? Saya pikir kelurahan mana yang bersih di Indonesia, perusahaan mana yang tidak bebas korupsi?" ujarnya.
Niatnya baik. Semoga selaras dengan tindakannya. Good luck, bung Anies.
Berikut ada pernyataan langsung Anies Baswedah di twitternya (https://twitter.com/aniesbaswedan) mengenai keikutsertaanya dalam konvensi demokrat:
Spoiler for twitter:
1. Sy apresiasi Partai Demokrat yg undang warga negara biasa (bukan pejabat) spt sy utk ikut konvensi. #turuntangan
2. Sy penuhi undangan ini krn meyakini bhw konvensi bisa & hrs jadi tradisi politik baru yang sehat.#turuntangan
3. Sy diundang bkn ukt jd pengurus partai, tp utk diseleksi & dicalonkan utk di pemerintahan, utk ikut urus negara. #turuntangan
4. Mungkin sy adalah calon peserta konvensi termuda. Namun, republik ini adalah milik bersama, tua dan muda. #turuntangan
5. Saya ingin memperkuat usaha yg telah & terus dilakukan selama ini utk lunasi janji kemerdekaan. #turuntangan
6. Janji kemerdekaan bisa terwujud jika kita siap turun tangan. Termasuk, di dunia pengambil kebijakan negara. #turuntangan
7. Para pendiri republik adlh negarawan. Bhw “pemerintahan" & politik” terdegradasi di hari2 ini, tak bisa dimungkiri. #turuntangan
8. Di negeri ini, lembaga yang pengelolaannya beres, yg taat prinsip good governance itu masih amat minoritas. #turuntangan
9. Hari ini berderet masalah tata-kelola di berbagai lembaga baik swasta, pemerintahan dan apalagi partai-partai. #turuntangan
10. Kita lihat dng jujur di sekeliling. Bgtu banyak institusi yg mudah langgar etika/hukum semudah langgar rambu lalu lintas. #turuntangan
11. Yg bermasalah itu bkn cm parpol/pmrthn. Tp haruskah kita tunggu semua lembaga itu beres & tertata baru mulai #turuntangan ?
12. Kini sy disodorkan undangan dr partai utk bisa ikut urusi negara yg dahulu didirikan dng semangat mulia. #turuntangan
13. negara yg pengelolaannya dihantam deretan masalah yg salah satu hulunya ada pd masalah integritas dan kepercayaan. #turuntangan
14. Haruskah sy jawab: maaf sy tdk mau ikut urusi negara krn semua hrs bersih dulu. Sy ingin jaga citra, jauhi kontroversi #turuntangan
15. Begitu banyak urusan yg kita titipkan utk diputuskan oleh negara tp kenapa kita cenderung tidak mau ikut campur ? #turuntangan
16. Jika yg baik2 cuma mau jd pembayar pajak yg baik. Lalu siapa yg hrs jd pengambil keputusan atas iuran uang pajak kita? #turuntangan
17. Begitu banyak urusan yg dibiayai atas iuran pajak kita dan dijalankan atas nama kita semua. #turuntangan
18. Ya, tindakan negara itu atas nama kita semua seluruh bangsa Indonesia. #turuntangan
19. Saya renungkan ini dalam2, haruskah kita hanya lipat tangan dan cuma urun angan? #turuntangan
20. Di tengah deretan masalah2 yg kempiskan optimisme, kita hrs pilih utk hadir dorong optimisme, muncul-terangkan harapan. #turuntangan
21. Saya katakan siap. Saya pilih ikut ambil tanggung jawab. Saya pilih utk ikut #turuntangan
22. Karena itu sy luruskan niat, tegaskan sikap & nyatakan siap: bismillah saya akan ikut konvensi #turuntangan
23. Ini bukan soal angka prosentase survei, ini soal pilihan utk ikut bertanggung jawab dan ikut #turuntangan
24. Sy tidak bawa cita-cita, sy bawa misi. Cita-cita itu utk diraih, kalau misi itu untuk dibawa dan dilaksanakan. #turuntangan
25. Semangat & misinya utk ikut #turuntangan. Sekecil apapun, sy pilih utk ikut pastikan negara lunasi Janji Kemerdekaan bagi semua.
26. Saya pilih untuk tidak lipat tangan dan menonton dari samping. Saya pilih untuk #turuntangan
27. Kita semua ingin bhw sekecil apapun peran yg kt lakukan, kt hrs sll jd bagian yg menguat-tinggikan Republik ini. #turuntangan
28. Semoga Allah swt sll meridloi perjuangan di jalan mendaki ini. Ini adlh sebuah pilihan dng segala konsekuensinya.#turuntangan
29. Semoga selalu didekatkan dng sifat dan sikap ikhlas. Salam hangat dan terima kasih. #turuntangan

Diubah oleh meutuah 31-08-2013 18:42
0
4.3K
Kutip
41
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan