Quote:
TEMPO.CO, Cirebon - Tingginya harga kedelai dikeluhkan para perajin tempe. "Saat ini harga kedelai sudah mencapai Rp 8.500 hingga Rp 8.700 per kilogram," kata Wanipah, perajin tempe, di sentra pembuatan tempe dan tahu di Kelurahan Bojongsari, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Ahad, 25 Agustus 2013.
Padahal sebelumnya harga kedelai hanya dalam kisaran Rp 7.700 hingga Rp 8.000 per kg. Kenaikan harga kedelai tersebut, menurut Wanipah, sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Karena itu, dia pun terpaksa menaikkan harga jual tempe produksinya.
Dia berharap harga kedelai bisa kembali normal. Sebab, jika terus-menerus naik, dia khawatir bisa kehilangan pelanggan. Kenaikan harga kedelai sangat berdampak bagi perajin tempe dan tahu seperti mereka.
Pantauan Tempo di Pasar Baru Indramayu, harga tempe sudah naik hingga 25 persen. Biasanya tempe dijual Rp 4.000 per potong, kini naik menjadi Rp 5.000 per potong. "Kalau tidak naik, saya rugi. Karena dari perajinnya juga sudah naik," kata seorang penjual.
Ani, distributor kedelai di Kota Cirebon, membenarkan kenaikan harga kedelai tersebut. Menurut dia, kenaikan itu dipicu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika. Akibat kenaikan komoditas kedelai, dia juga mulai mengurangi stok di gudangnya. "Stok kacang kedelai kami tinggal beberapa karung lagi," katanya.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...-Naikkan-Harga
Anehnya kalau lihat di harga global kedelei, kedelei lagi jatuh. Tau ngk importir kedelei beli dari Amerik sampe port cuman Rp6,6000 per kilogram, tetapi karena pajak dan quota, skrg harga kedelei Rp8,700. Mungkin saatnya kita pikirkan sistem quota. Karena sistem quota yg di jalanin skrg, harga kedeli jauh di atas harga pasar. Itu juga sama dgn harga sapi.