- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bank sentral Amerika Picu Kekacauan Ekonomi Dunia


TS
nisamakun
Bank sentral Amerika Picu Kekacauan Ekonomi Dunia
Bank sentral Amerika Serikat telah membuat keadaan perekonomian dunia jungkir-balik. Pasar saham Asia, khususnya mengalami terjun bebas sepanjang pekan. Mata uang India, rupee dan Indonesia, rupiah terdepresiasi seiring dengan ditariknya modal asing dari kedua negara. Thailand dan Malaysia mungkin akan menjadi korban selanjutnya menyusul neraca perdagangan tak seimbang dan menggunungnya kecemasan akan utang.
Kekacauan itu disebabkan oleh munculnya kabar baik di AS, yang selama ini menjadi pasar ekspor terbesar Asia. Tingkat pembelian yang tinggi oleh AS dari pabrik-pabrik di Asia telah mendorong pertumbuhan regional selama berpuluh-puluh tahun. Para investor dan pengusaha di Asia khawatir timbulnya pertanda baik dalam perekonomian AS dapat memantik Federal Reserve untuk mengendurkan kebijakan easy money yang digulirkan sejak krisis keuangan mengemuka.
Kuatnya data dari Indeks Manajer Pembelian dari HSBC sebagian membendung kekacauan pasar. Keluarnya catatan Juli milik Federal Reserve pada Rabu agaknya menegaskan bahwa pemangkasan pembelian obligasi tengah dipersiapkan. Namun, kondisi pasar yang kerap mendahului berita memberikan harapan bahwa periode volatilitas untuk sementara mereda.
Dalam masa lebih panjang, realokasi modal dari pasar berkembang diproyeksikan akan terus berlangsung. Bertambahnya imbal hasil di AS kembali menarik modal yang sebelumnya menyebar ke pelbagai penjuru guna menggapai imbal hasil lebih tinggi. Kini, hal itu berpotensi merusak kestabilan arus modal dari negara yang telah diuntungkan dari kesediaan investor untuk mengambil risiko lebih tinggi demi imbal hasil moderat.
Dengan demikian, tingkat biaya dana yang harus dikeluarkan jadi lebih tinggi bagi pemerintah dan sektor bisnis di Asia. Hal tersebut akan membawa derita sekaligus manfaat. Kembali bangkitnya Amerika sebagai tujuan investasi favorit akan meredakan aliran modal masuk yang menyebabkan apresiasi mata uang sementara maupun inflasi dan gelembung harga aset di Asia. Sedikit kelangkaan modal juga berpeluang mengarahkan negara berkembang untuk berfokus pada investasi yang sungguh-sungguh produktif. Di negara yang rawan korupsi, itu bukan perkara kecil, terutama saat bunga pinjaman rendah.
Kekacauan yang terjadi pekan ini menunjukkan bahwa jalan yang mesti dituju begitu sulit. Pasar yang mengalami kesulitan harus dipertimbangkan oleh para penyusun kebijakan. Pihak yang optimis beralasan bahwa saat waktunya tiba, Federal Reserve akan pelan-pelan memangkas kebijakan easy money. Barangkali, risk repricing yang berlaku secara global, seiring dengan membaiknya nilai tukar di Amerika juga akan mengguncang negara yang menjadi andalan perusahaan AS dalam mencatatkan pertumbuhan pendapatan.
Kekacauan itu disebabkan oleh munculnya kabar baik di AS, yang selama ini menjadi pasar ekspor terbesar Asia. Tingkat pembelian yang tinggi oleh AS dari pabrik-pabrik di Asia telah mendorong pertumbuhan regional selama berpuluh-puluh tahun. Para investor dan pengusaha di Asia khawatir timbulnya pertanda baik dalam perekonomian AS dapat memantik Federal Reserve untuk mengendurkan kebijakan easy money yang digulirkan sejak krisis keuangan mengemuka.
Kuatnya data dari Indeks Manajer Pembelian dari HSBC sebagian membendung kekacauan pasar. Keluarnya catatan Juli milik Federal Reserve pada Rabu agaknya menegaskan bahwa pemangkasan pembelian obligasi tengah dipersiapkan. Namun, kondisi pasar yang kerap mendahului berita memberikan harapan bahwa periode volatilitas untuk sementara mereda.
Dalam masa lebih panjang, realokasi modal dari pasar berkembang diproyeksikan akan terus berlangsung. Bertambahnya imbal hasil di AS kembali menarik modal yang sebelumnya menyebar ke pelbagai penjuru guna menggapai imbal hasil lebih tinggi. Kini, hal itu berpotensi merusak kestabilan arus modal dari negara yang telah diuntungkan dari kesediaan investor untuk mengambil risiko lebih tinggi demi imbal hasil moderat.
Dengan demikian, tingkat biaya dana yang harus dikeluarkan jadi lebih tinggi bagi pemerintah dan sektor bisnis di Asia. Hal tersebut akan membawa derita sekaligus manfaat. Kembali bangkitnya Amerika sebagai tujuan investasi favorit akan meredakan aliran modal masuk yang menyebabkan apresiasi mata uang sementara maupun inflasi dan gelembung harga aset di Asia. Sedikit kelangkaan modal juga berpeluang mengarahkan negara berkembang untuk berfokus pada investasi yang sungguh-sungguh produktif. Di negara yang rawan korupsi, itu bukan perkara kecil, terutama saat bunga pinjaman rendah.
Kekacauan yang terjadi pekan ini menunjukkan bahwa jalan yang mesti dituju begitu sulit. Pasar yang mengalami kesulitan harus dipertimbangkan oleh para penyusun kebijakan. Pihak yang optimis beralasan bahwa saat waktunya tiba, Federal Reserve akan pelan-pelan memangkas kebijakan easy money. Barangkali, risk repricing yang berlaku secara global, seiring dengan membaiknya nilai tukar di Amerika juga akan mengguncang negara yang menjadi andalan perusahaan AS dalam mencatatkan pertumbuhan pendapatan.
http://indo.wsj.com/posts/2013/08/27...ekonomi-dunia/
Memang amrik ngendaliin ekonomi dunia..


0
2.8K
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan