- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Fenomena Warnet Jadi Bilik Asmara
TS
playboyhtc
Fenomena Warnet Jadi Bilik Asmara
Quote:
Anehnya Semua Pintu Bilik Disediakan Kunci
Quote:
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Tribun yang menelusuri keberadaan warnet yang dimaksud menemukan fakta mengejutkan. Di sebuah warnet berlantai dua di Semarang Timur, seluruh bilik dirancang sedemikian rupa sehingga aktivitas di dalam bilik tidak akan bisa dilihat dari luar ataupun dari bilik sebelah.
Menggunakan sebuah papan berwarna coklat, bilik warnet ini berukuran sekitar 1 meter kali 1,5 meter dan tinggi hampir 2 meter. Satu-satunya akses masuk ke dalam bilik menggunakan sebuah pintu yang mempunyai ketinggian hampir sama dengan bilik.
Di bagian bawah, masih ada sisa ruang terbuka antara pintu dengan lantai. Namun ketika bilik digunakan untuk berbuat asusila, menurut Anto, pengguna biasanya akan menutupnya dengan tas atau helm.
Bilik beralaskan karpet biru. Pengelola tidak menyediakan kursi. Pelanggan duduk lesehan. Kondisi di dalam bilik, sebenarnya cukup sempit. Pengguna internet di tempat ini bahkan tidak bisa meluruskan kakinya ke depan karena ruangan yang tidak memadai.
Anehnya setiap pintu bilik di warnet ini bisa dikunci dari dalam. Praktis, begitu pengguna bilik masuk, seluruh aktifitasnya tidak terpantau penjaga warnet. Pengeloa internet memang memasang kamera CCTV, namun jumlahnya hanya satu atau dua sehingga tidak bisa menjangkau aktifitas pengguna warnet di dalam bilik.
Saat Tribun berkunjung ke warnet ini, tampak beberapa pasangan remaja masuk ke dalam bilik-bilik. Seluruh remaja perempuan yang masuk ke dalam bilik di warnet ini adalah pelajar. Mereka masih mengenakan seragam sekolah lengkap.
Penjaga warnet menolak memberikan komentar terkait banyaknya pelajar berbuat asusulia di warnetnya. Lelaki berambut pendek ini hanya tersenyum saat Tribun menanyakan hal ini. Menurutnya, itu merupakan privasi para pelanggannya. Dia sebagai penjaga, ujarnya, tidak ingin mencampuri urusan pelanggan. "Sudah biasa," kata dia.
Tidak berapa jauh dari warnet pertama, tim Tribun juga menjumpai sebuah warnet lain yang menyediakan bilik dengan fasilitas serupa. Menurut petugas jaga, pelanggannya sebagian besar adalah pecinta game online. Gamers, sebutan untuk pecinta game, akan datang ke warnet pada malam hari. Siangnya, didominasi oleh pelajar.
Selain dua tempat tersebut, tim Tribun juga menelusuri beberapa warnet lainnya. Banyak warnet yang menggunakan bilik tertutup, terletak di daerah pinggiran Kota Semarang. Di sejumlah warnet tersebut, terdapat film-film porno yang tersimpan di hard disk komputer.
Menanggapi keberadaan warnet asuslia tersebut , Agus berharap ada ketegasan dari petugas terkait. “Aparat harus tegas, warnet yang tertutup segera ditertibkan, kalau bandel harus ditutup,” kata warga Gajahmungkur ini.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bunyamin menyatakan, pihak sekolah semestinya tidak memberikan tugas yang menuntut anak didiknya untuk mencari bahan dari warnet. “Kalau memang memerlukan internet, sekolah memberikan fasilitas internet yang bisa diakses atau dipakai meski jam pelajaran telah selesai. Jadi kalau ada pelajar yang datang ke warnet kemungkinan besar bukan untuk kepentingan belajarnya,” kata Bunyamin.
Menggunakan sebuah papan berwarna coklat, bilik warnet ini berukuran sekitar 1 meter kali 1,5 meter dan tinggi hampir 2 meter. Satu-satunya akses masuk ke dalam bilik menggunakan sebuah pintu yang mempunyai ketinggian hampir sama dengan bilik.
Di bagian bawah, masih ada sisa ruang terbuka antara pintu dengan lantai. Namun ketika bilik digunakan untuk berbuat asusila, menurut Anto, pengguna biasanya akan menutupnya dengan tas atau helm.
Bilik beralaskan karpet biru. Pengelola tidak menyediakan kursi. Pelanggan duduk lesehan. Kondisi di dalam bilik, sebenarnya cukup sempit. Pengguna internet di tempat ini bahkan tidak bisa meluruskan kakinya ke depan karena ruangan yang tidak memadai.
Anehnya setiap pintu bilik di warnet ini bisa dikunci dari dalam. Praktis, begitu pengguna bilik masuk, seluruh aktifitasnya tidak terpantau penjaga warnet. Pengeloa internet memang memasang kamera CCTV, namun jumlahnya hanya satu atau dua sehingga tidak bisa menjangkau aktifitas pengguna warnet di dalam bilik.
Saat Tribun berkunjung ke warnet ini, tampak beberapa pasangan remaja masuk ke dalam bilik-bilik. Seluruh remaja perempuan yang masuk ke dalam bilik di warnet ini adalah pelajar. Mereka masih mengenakan seragam sekolah lengkap.
Penjaga warnet menolak memberikan komentar terkait banyaknya pelajar berbuat asusulia di warnetnya. Lelaki berambut pendek ini hanya tersenyum saat Tribun menanyakan hal ini. Menurutnya, itu merupakan privasi para pelanggannya. Dia sebagai penjaga, ujarnya, tidak ingin mencampuri urusan pelanggan. "Sudah biasa," kata dia.
Tidak berapa jauh dari warnet pertama, tim Tribun juga menjumpai sebuah warnet lain yang menyediakan bilik dengan fasilitas serupa. Menurut petugas jaga, pelanggannya sebagian besar adalah pecinta game online. Gamers, sebutan untuk pecinta game, akan datang ke warnet pada malam hari. Siangnya, didominasi oleh pelajar.
Selain dua tempat tersebut, tim Tribun juga menelusuri beberapa warnet lainnya. Banyak warnet yang menggunakan bilik tertutup, terletak di daerah pinggiran Kota Semarang. Di sejumlah warnet tersebut, terdapat film-film porno yang tersimpan di hard disk komputer.
Menanggapi keberadaan warnet asuslia tersebut , Agus berharap ada ketegasan dari petugas terkait. “Aparat harus tegas, warnet yang tertutup segera ditertibkan, kalau bandel harus ditutup,” kata warga Gajahmungkur ini.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bunyamin menyatakan, pihak sekolah semestinya tidak memberikan tugas yang menuntut anak didiknya untuk mencari bahan dari warnet. “Kalau memang memerlukan internet, sekolah memberikan fasilitas internet yang bisa diakses atau dipakai meski jam pelajaran telah selesai. Jadi kalau ada pelajar yang datang ke warnet kemungkinan besar bukan untuk kepentingan belajarnya,” kata Bunyamin.
Quote:
Tarif Hotel Mahal Jadi Alasan Pelajar Berbuat Mesum di Warnet
Quote:
Warung internet (warnet) yang seharusnya menjadi tempat untuk menambah ilmu pengetahuan malah disalahgunakan oleh kalangan pelajar. Sejumlah siswa memanfaatkan bilik warnet menjadi bilik asmara, yakni tempat berpacaran di luar batas.
“Pemilik warnet harusnya tidak membuat bilik-bilik. Warnet lebih baik berbentuk terbuka (tanpa sekat) seperti tempat permainan game centre. Itu bertujuan meminimalisir penyalahgunaan internet untuk membuka situs pornografi atau berbuat asusila,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bunyamin.
Seorang warga Kaligawe, Kota Semarang, sebut saja Anto, mengaku beberapa kali memergoki pasangan siswa berasyik masyuk hingga berhubungan intim di sebuah warnet di Semarang Timur.
“Siang itu kebetulan saya juga sedang browsing. Bilik warnet persis di samping bilik warnet saya tiba-tiba bergoyang-goyang. Saya penasaran dan memberanikan diri untuk mengintip lewat sebuah lubang kecil. Saya syok, ternyata dua siswa berbaju SMP (Sekolah Menengah Pertama) sedang berbuat mesum,” kata Anto, Minggu (25/8/2013).
Ia memastikan kedua siswa itu masih duduk di bangku SMP karena sebagian baju seragam mereja dilepas dan dicantolkan di satu bagian bilik warnet.
Berdasarkan penuturan Anto, warnet yang menjadi tempat mesum para pelajar tidak hanya satu warnet. Di ruas jalan tersebut, setidaknya ada dua warnet lain yang juga menjadi ajang mesum pelajar. Bahkan, menurut Anto, warga pernah menggerebek sepasang remaja yang tengah memadu kasih di dalam bilik warnet.
Menurutnya, warga yang sebagian adalah para orangtua yang juga memiliki anak sekolah kaget mengetahui gaya berpacaran siswa sekarang.
Seorang warga Gajahmungkur, sebut saja Agus, juga mengaku miris dengan fenomena gaya pacaran siswa di warnet. Agus menuturukan, di sekitar tempat tinggalnya, juga ada sebuah warnet yang diduga disalahgunakan sebagai tempat mesum kalangan pelajar. Ada beberapa tetangganya yang kerap memanfaatkan warnet tersebut untuk berbuat asusila.
"Sudah ada tiga orang tetangga saya yang mengatakan kalau mereka pernah berbuat mesum di situ. Ketiganya masih SMP," katanya. Menurutnya, bilik di warnet tersebut juga sangat tertutup. Bahkan, Agus menyebut bilik warnet di sana mirip kamar.
Berdasarkan penuturan siswa SMP yang masih tetangganya, bukan hanya pelajar yang berbuat mesum di warnet tersebut. Banyak juga dari kalangan mahasiswa yang memanfaatkan bilik warnet menjadi tempat bercinta. "Bagaimana lagi, di hotel mahal," kata siswa SMP itu kepada Agus.
Sebagai orangtua, Agus mengaku shock dengan perbuatan remaja tersebut. Terlebih, dia sendiri mempunyai seorang anak perempuan. "Anak SMP yang bercerita pernah bercinta di warnet langsung saya marahin. Orangtua mana yang tidak miris mendengar cerita semacam itu. Terlebih saya punya anak perempuan," sambungnya.
“Pemilik warnet harusnya tidak membuat bilik-bilik. Warnet lebih baik berbentuk terbuka (tanpa sekat) seperti tempat permainan game centre. Itu bertujuan meminimalisir penyalahgunaan internet untuk membuka situs pornografi atau berbuat asusila,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bunyamin.
Seorang warga Kaligawe, Kota Semarang, sebut saja Anto, mengaku beberapa kali memergoki pasangan siswa berasyik masyuk hingga berhubungan intim di sebuah warnet di Semarang Timur.
“Siang itu kebetulan saya juga sedang browsing. Bilik warnet persis di samping bilik warnet saya tiba-tiba bergoyang-goyang. Saya penasaran dan memberanikan diri untuk mengintip lewat sebuah lubang kecil. Saya syok, ternyata dua siswa berbaju SMP (Sekolah Menengah Pertama) sedang berbuat mesum,” kata Anto, Minggu (25/8/2013).
Ia memastikan kedua siswa itu masih duduk di bangku SMP karena sebagian baju seragam mereja dilepas dan dicantolkan di satu bagian bilik warnet.
Berdasarkan penuturan Anto, warnet yang menjadi tempat mesum para pelajar tidak hanya satu warnet. Di ruas jalan tersebut, setidaknya ada dua warnet lain yang juga menjadi ajang mesum pelajar. Bahkan, menurut Anto, warga pernah menggerebek sepasang remaja yang tengah memadu kasih di dalam bilik warnet.
Menurutnya, warga yang sebagian adalah para orangtua yang juga memiliki anak sekolah kaget mengetahui gaya berpacaran siswa sekarang.
Seorang warga Gajahmungkur, sebut saja Agus, juga mengaku miris dengan fenomena gaya pacaran siswa di warnet. Agus menuturukan, di sekitar tempat tinggalnya, juga ada sebuah warnet yang diduga disalahgunakan sebagai tempat mesum kalangan pelajar. Ada beberapa tetangganya yang kerap memanfaatkan warnet tersebut untuk berbuat asusila.
"Sudah ada tiga orang tetangga saya yang mengatakan kalau mereka pernah berbuat mesum di situ. Ketiganya masih SMP," katanya. Menurutnya, bilik di warnet tersebut juga sangat tertutup. Bahkan, Agus menyebut bilik warnet di sana mirip kamar.
Berdasarkan penuturan siswa SMP yang masih tetangganya, bukan hanya pelajar yang berbuat mesum di warnet tersebut. Banyak juga dari kalangan mahasiswa yang memanfaatkan bilik warnet menjadi tempat bercinta. "Bagaimana lagi, di hotel mahal," kata siswa SMP itu kepada Agus.
Sebagai orangtua, Agus mengaku shock dengan perbuatan remaja tersebut. Terlebih, dia sendiri mempunyai seorang anak perempuan. "Anak SMP yang bercerita pernah bercinta di warnet langsung saya marahin. Orangtua mana yang tidak miris mendengar cerita semacam itu. Terlebih saya punya anak perempuan," sambungnya.
photoh ababil di net'
Quote:
Spoiler for Ababil:
Quote:
Spoiler for Ababil:
Quote:
Spoiler for Ababil:
Quote:
Harus diapain ya ababil biar kapok mesum dinet
Quote:
Quote:
Sumber
http://www.tribunnews.com/regional/2...sediakan-kunci
0
9K
Kutip
59
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan