Pada tanggal 24 Agustus 2013 saya menggunakan bus Mila dari Surabaya dengan Tujuan Probolinggo.

Sekitar pukul 19.00 WIB saya tiba di Terminal Bungurasih, saat itu ada 2 Bis yang mengantri di pos keberangkatan. Bis yang berada di posisi depan (lupa nama bisnya) dengan tujuan Jember, kapasitas saat itu sudah hampir penuh. Di bagian belakangnya ada Bis Mila dengan tujuan Jember juga, sesuai aturan penumpang gak boleh naik bis yang dibelakang sebelum bis depan penuh.

Saya naik bis didepan dan mengatakan akan turun di Probolinggo, saat itu juga saya dilarang naik tanpa alasan yang jelas dan kondekturnya menyuruh saya naik bis yang dibelakang saja. Ya sudahlah saya nunggu bis yang dibelakang saja (Bis Mila). Karena takut ga dibolehin naik seperti bis didepan, saya mendekati kondektur Bis Mila dan menanyakan saya mau naik bis ini turun di probolinggo karena bis didepan ga bolehin saya naik, hasilnya sama kondekturnya gak ramah, melarang saya naik dan menyuruh saya naik di Bis depan.

Saya merasa kesal karena merasa di “ping-pong”. Karena bis yang didepan telah berangkat, saya tetap naik bis Mila. Saat naik saya mencoba kembali berbicara dengan kondekturnya, saya tujuan probolinggo, dengan nada ketus dan sedikit emosi si kondektur membolehkan saya naik. Saya masih bingung dengan sikapnya. Saya udah sering naik bis jurusan jember dan turun di probolinggo, tapi kok sekarang ini malah terkesan “dilarang” naik.
Setelah saya bertanya dengan beberapa teman, saat weekend terkadang bis menolak untuk menaikkan penumpang yang tujuannya bukan di Kota terakhir. Karena perbedaan harga. Kok rasanya gak fair ya, sekedar info aja, harga SBY – JEMBER Rp 45rb, SBY – PROBOLINGGO Rp 27rb. Jelas-jelas di tiketnya penumpang boleh naik di SBY dan turun di Probolinggo. (maaf tiketnya udah ilang, ga sempet difoto)

tiket hasil Googling...