Kaskus

Entertainment

takiyahagiAvatar border
TS
takiyahagi
Hubungan Bilateral Rusia-Indonesia
ELANG BERKEPALA DUA DAN GARUDA:

MEREKA YANG MEMPUNYAI PERSAMAAN AKAN BERKUMPUL BERSAMA


Hubungan Bilateral Rusia-Indonesia

Presiden S.B. Yudhoyono bersiap pergi ke Rusia. Dia berjalan dengan mengikuti jejak Presiden Sukarno Alm. yang berkunjung ke Uni Soviet persis 50 tahun yang lalu, juga pertama kali dengan niat membuka era baru dalam persahabatan dan kerjasama diantara kedua negara. Kini kunjungan tersebut tidak kurang pentingnya bagi sejarah : Moscow dan Jakarta betul-betul berada di ambang pintu Renaissance dalam hubungan diantaranya.

Apakah kami mundur kembali ke titik permulaan seperti pada tahun 1956 lagi ? Ya dan Tidak, sebab kali ini dalam persekutuan yang kini sedang dibangun oleh kami, tidak ada hubungan dengan ideologi, pembagian dunia, tidak ada pula bekas "perang dingin". Dasarnya adalah kepentingan nasional Rusia dan Indonesia yang pragmatik. Itulah perbedaan yang sangat penting. Bagi hubungan Rusia-Indonesia hal ini memberikan stabilitas yang sangat besar serta keluwesan yang dikukuhkan oleh semangat tetap yang tumbuh dari persamaan hak sesungguhnya, saling menghormati dan saling mempercayai. Persahabatan kita didirikan untuk bertahan di masa yang akan datang.

Pada waktu yang sama, abad 20 yang penuh dengan tikungan dramatik dan belokan, kesalahan dan ilusi, memberikan banyak pelajaran bagi orang Rusia maupun orang Indonesia. Dalam pengertian tersebut, ya, kami kembali lagi ke "pelajaran dasar". Kembali ke sifat terbaik kami yang bernilai tinggi, yaitu tradisi persahabatan yang tetap bertahan selama bertahun-tahun walaupun merupakan zaman yang tak berbahagia dalam hubungan bilateral kami. Kedengarannya aneh, namun lagu merdu Rusia "Indonesia cintaku" yang populer pada masa tahun 50-puluhan dan 60-puluhan tetap diingat oleh banyak orang di negeri saya.

Dari segi lain waktu telah memperlihatkan kesamaan yang menakjubkan diantara Rusia dan Indonesia beserta rakyatnya, walaupun pada pandangan pertama kelihatannya sangat berbeda. Mungkin hal ini merupakan jawaban atas pertanyaan kenapa kami dapat saling mengerti begitu baik.

Lihatlah sendiri. Baik Rusia maupun Indonesia adalah negara multi-etnis dan multi-konfesi yang menghargai tinggi harmoni serta toleransi. Tidak mengherankan bahwa Pemerintah kedua negara tersebut memberikan perhatian yang serius pada pentingnya menjembatani jurang yang ada diantara peradaban. Di APEC Rusia dan Indonesia menjadi sponsor bersama bagi inisiatif baru, yaitu dialog diantara religi dan kultur, dan Bp. Din Syamsuddin, pimpinan "Muhammadiyah" menjadi anggota organisasi yang baru didirikan, yaitu "Russia-Islamic World" Strategic Vision Group.

Rakyat Rusia maupun Indonesia merasa bangga dengan sejarah dan kebangsaan negara masing-masing, dengan kedaulatan dan kebebasan politik luar negerinya. Negara-negara kita berdiri tegak dengan memilih multilaterialisme dan peraturan hukum dalam hubungan internasional, mendorong agar melakukan pemecahan konflik secara damai melalui jalan diplomasi dan menolak kekerasan serta standar ganda. Kebersamaan posisi pokok mengenai isu global dan regional membuat kami menjadi partner alamiah di PBB, Majelis Umumnya, Dewan Keamanan dan Dewan HAM.

Baik Rusia maupun Indonesia merupakan korban terorisme - tragedi Bali dan Beslan, kedua-duanya diantara lainnya, akan menghantui ingatan kami selama-lamanya. Maka kami juga menjadi sekutu dalam melawan bersama " wabah abad 21". Diantara dokumen yang akan ditandatangani selama kunjungan Presiden S.B. Yudhoyono ke Rusia terdapat Persetujuan Kesepahaman mengenai Kerjasama Melawan Terorisme oleh Pemerintahan kedua negara.

Di Region Asia Pasifik, Rusia dan Indonesia adalah penghasil dan exportir gas dan minyak bumi terbesar. Daripada menjadi kompetitor di market regional kami cenderung menjadi partner dalam menjamin keamanan regional di bidang energi. Pada pertemuan bulan Nopember 2005 di Busan, Republik Korea, Vladimir Putin dan S.B. Yudhoyono mengkhususkan kerja sama dalam bidang energi sebagai suatu prioritas dalam agenda ekonomi bilateral.

Dalam beberapa bidang, Rusia dan Indonesia secara menakjubkan melengkapi satu sama lain. Secara geografis Indonesia yang sangat luas itu, mencakup ribuan pulau dari Sumatera sampai Papua, jelaslah, bahwa Indonesia membutuhkan tentara moderen yang kuat untuk menjamin keamanan nasional. Dari segi persenjataan dan peralatan militer, Rusia mempunyai persenjataan tepat yang diminati oleh Pemerintah Indonesia untuk dibeli guna memperkuat kemampuan pertahanannya. Dengan mutu yang terpercaya, harga yang pantas dan persyaratan keuangan yang memadai. Kini ekonomi Rusia menjadi paling dinamis sehingga kami sanggup memenuhi permintaan Indonesia untuk memperoleh kredit cukup besar dari negara kami. Dan terakhir, namun tidak kalah pentingnya : tidak ada ikatan politik dalam penjualan senjata kami kepada Jakarta. Hal ini merupakan asas prinsipil bagi kami.

Ide kunjungan Presiden Indonesia ke Rusia tidak lahir dalam semalam. Sejak awal kepemimpinannya sebagai Presiden, S.B.Yudhoyono memberitahukan bahwa beliau ingin mendirikan hubungan persekutuan yang lebih dekat dengan Federasi Rusia seperti telah digambarkan dalam Deklarasi mengenai Penembangan Hubungan Persahabatan dan Partner diantara Rusia dan Indonesia dalam abad ke 21 yang ditentukan pada April 2003. Tiga tahun terakhir ini menjadi periode dimana kami bekerja keras. Kedua belah pihak berusaha sekuat tenaga untuk membuat dasar hukum yang kokoh serta membuka kesempatan kerjasama secara nyata dengan momentum yang kuat.

Bukannya hanya kondisi telah matang untuk perjalanan resmi pertama bagi Kepala Negara Indonesia ke Rusia, namun kunjungan itu sendiri telah dipersiapkan dengan matang. Presiden S.B.Yudhoyono akan mengadakan negosiasi di Kremlin dengan pihak Rusia Presiden Vladimir Putin, selusin persetujuan penting diharapkan akan ditandatangani. Pada kunjungan ini akan dibahas pula beberapa topik penting mengenai masa depan kerjasama yang saling menguntungkan termasuk di bidang energi nuklir, eksplorasi dan penggunaan ruang angkasa, transportasi, telekomunikasi, militer dan kerjasama teknik, pengendalian bencana dan management, pariwisata dan lain-lain.

Jelas, bahwa Rusia dan Indonesia saling membutuhkan satu sama lain. Dengan tujuan yang sama, perdamaian dunia, keamanan dan kemakmuran membutuhkan usaha kita yang terkoordinir. Dan pada waktu Garuda mengarahkan sayapnya ke arah tanah Elang Berkepala Dua, maka ini adalah waktu yang tepat untuk mengingat pepatah tua : mereka yang mempunyai persamaan akan berkumpul bersama.

SUMBER
0
2K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan