Wisata Sabang Tak Gratis Lagi

Oleh Sukirno on Aug 23rd, 2013

MEDAN – Pemerintah Kota Sabang sedang memroses peraturan daerah atau Qanun yang mengatur retribusi lokasi wisata di Pulau Weh dan sekitarnya untuk menggenjot penerimaan pendapatan asli daerah (PAD). Dengan qanun tersebut, lokasi wisata di Sabang tidak akan gratis lagi.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kota Sabang Ermi Sarina mengatakan selama ini lokasi wisata di Sabang tidak dipungut retribusi sepeserpun. Wisatawan hanya dikenakan tarif parkir di area wisata tanpa dipungut biaya karcis masuk lokasi wisata.

“Sekarang sedang dalam proses pengajuan qanun, sudah digarap oleh bagian hukum Pemkot Sabang, tinggal persetujuan DPRD Sabang, tahun depan bisa selesai,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Jumat (23/8/2013).

Dalam qanun tersebut akan diatur mengenai retribusi masuk lokasi wisata di Sabang dengan tarif yang berbeda-beda. Di setiap lokasi wisata, retribusi itu akan masuk ke dalam PAD dan kas desa setempat.

Selama ini, sambungnya, Pemkot Sabang hanya mengandalkan PAD dari sektor pariwisata yang dipungut dari pajak restoran, pajak penginapan dan hotel, serta pembuatan sertifikat Titik Nol Kilometer.

Pendapatan asli daerah (PAD) Sabang pada 2012 tercapai hingga 142% senilai Rp24,5 miliar. Capaian tersebut melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp17,5 miliar.

Realisasi PAD tersebut disumbangkan dari beberapa pendapatan potensial seperti sumbangan partisipasi peningkatan pembangunan daerah (SP3D) senilai Rp9,3 miliar dari target Rp6,8 miliar. Dari retribusi pelayanan kesehatan Rp3,1 miliar dari target Rp2,2 miliar atau 138,9%.

Selain dua hal tersebut, PAD Sabang juga dikontribusi dari penerimaan zakat, infaq dan sadaqah mencapai Rp2,3 miliar dari target Rp2,2 miliar atau terealisasi 108,33%. Penerimaan jasa giro kas daerah senilai Rp1,8 miliar atau 108% dari target Rp1,7 miliar.

Pada 2010, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sabang mencapai Rp529,99 miliar. Sektor jasa-jasa merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam perekonomian Sabang, yaitu sebesar 49,04%.

Kontribusi terbesar kedua dalam perekonomian Sabang diberikan oleh sektor Bangunan, yaitu sebesar 20,44%. Untuk urutan ketiga kontribusi perekonomian Sabang diberikan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan sektor yang memiliki kontribusi paling rendah terhadap PDRB adalah sektor pertambangan dan penggalian.

Sementara itu, dia menjelaskan, bahwa Wali Kota Sabang Zulkifli Adam bertolak ke Swedia tepatnya di Kota Haparanda pada 21 Agustus 2013 diundang oleh Pemerintah Swedia. Undangan tersebut sebagai kunjungan balasan atas kunjungan Wali Kota dan legislator Haparanda ke Sabang pada Mei lalu.

Rencananya Wali Kota Sabang akan melakukan kerjasama dengan Swedia untuk membentuk sister city antara Sabang dan Haparanda. Mereka ingin membangun kompleks penginapan khusus bagi masyarakat Swedia yang berkunjung ke Sabang.

“Dengan kerja sama tersebut, diperkirakan ke depan akan banyak wisatawan asal Swedia yang berkunjung ke Sabang,” tuturnya.

Kunjungan Wisman ke Sabang pada Juli 2013 mencapai 139 orang. Jumlah tersebut turun tipis dari Juni 2013 yang mencapai 182 orang. Pada periode Januari-Juli 2013 total kunjungan Wisman mencapai 2.569 orang, sepanjang tahun lalu jumlah wisman mencapai 4.622 orang.

Adapun wisatawan nusantara yang berkunjung ke Sabang pada Juli lalu tercatat mencapai 14.013 orang, turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 17.150 orang. Periode Januari-Juli jumlah wisnus mencapai 115.916 orang, sepanjang tahun lalu jumlah Wisnus mencapai 212.165 orang.

Sumber : http://www.bisnis-sumatra.com/index....k-gratis-lagi/

Komeng :
Sabang, Pulau Weh, ttu kaya surga, apalagi diving di Iboh.. ntar masuk ke pantai Iboih bayar doonk kaya masuk ke Ancol...


gimana kalo mau jalan2 ke KM NOL dan pantai2 di Sabang??