WANTED !!
Di Cari Calon Presiden RI 2014
yang bisa mengatasi permasalahan bangsa ini
gemah ripah loh jinawi = tentram dan makmur serta sangat subur tanahnya
klo pengen tahu detailnya silahkan klik masing" link nya (santai no jebmen)
Indonesia Negeri Pengimpor :
- Garam (
Indonesia Rajin Impor Garam dari 5 Negara Ini)
- Gula (
Indonesia Importir Gula Mentah Terbesar Dunia)
- Beras (
Indonesia Impor Beras 500.000 Ton Dari Myanmar. Memalukan!!)
- Daging Sapi (
Pemerintah Didesak Realisasikan Tambahan Impor Daging Sapi)
- Sayuran (
Sayuran Impor RI Banyak Datang dari 5 Negara Ini)
- Bahan Bakar Minyak (
Setiap Hari Indonesia Impor BBM 300.000 Barrel)
- Ikan (
Ini Dia, Tujuh Penyebab Indonesia Masih Impor Ikan)
- Daging Ayam (
Daging Ayam Malaysia Makin Banyak Masuk ke Indonesia)
Kapan Rupiah bisa menguat terhadap dolar klo Rupiah terus di jual/tuker ke dolar buat bayarin impor
Quote:
bagi yang bingung, dengan hubungan impor dengan melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar, pake logika ini deh.
- semakin banyak orang beli emas maka harga emas akan naik, karena stock emas di pasaran makin sedikit
- semakin banyak orang jual emas maka harga emas semakin turun, karena stock emas di pasaran semakin banyak
sama halnya dengan rupiah & US Dolar
karena impor selalu memakai US dolar sebagai mata uang perdagangan internasional, coba aja deh impor dari china sekalipun, 98% merka minta di bayar dengan US Dolar, nah secara otomatis kita harus menukarkan rupiah kita terhadap US dolar (membeli US dolar), nah selanjutnya yah pake logika emas di atas
pengen tahu nilai tukar rupiah terhadap US Dollar jaman bahuela ???
http://id.wikipedia.org/wiki/Rupiah
dan sekarang per tanggal 28 Agustus 2013
1 USD = Rp. 11.800 (Kurs BCA)
hampir mendekati ke ancurnya rupiah pas tahun 1998
Lanjuuuuuuuut....
update :
- Bawang Merah (
Indonesia Impor Bawang Merah 14 Ribu Ton Dalam Sebulan)
- Bawang Putih (
Kini Impor Bawang Putih Tak Lagi Pakai Kuota)
- Minyak Goreng (
Parah! Kaya Sawit, RI Impor Minyak Goreng dari Malaysia)
- Tepung Terigu (
Ini 5 Negara Pemasok Tepung Terigu ke RI)
- Gandum (
RI Diprediksi Jadi Importir Gandum Terbesar di Dunia)
Quote:
Original Posted By manjidan►mikir diri sndiri n kluarga dulu aja gan.
negara mah gk usah d pkir, cuma bikin stroke...
jangan salah gan ini ane mikir keluarga juga, klo akibat indonesia impor terus"an, akhirnya nilai tukar rupiah tambah merosot aja, ntar dampaknya bisa krismon kaya dulu gan
, dan perlu di inget juga impor BBM yang ga bisa di kurangin itu juga pake US Dolar loh
, otomatis klo rupiah semakin anjlok terhadap dolar maka semakin besar pula dana yang perlu di keluarkan buat subsidi akhirnya pasti bakal di naikkan lagi deh BBM
Lanjuuuutttt....
- Aspal (
Aspal Berlimpah, Tapi Kok Indonesia Masih Saja Impor?)
- Coklat (
RI Impor Coklat Hingga 14.000 Ton dalam 6 Bulan Pertama 2013)
- Kopi (
RI Produsen Ketiga Terbesar Dunia, Tapi Kok Masih Impor Kopi?)
- Cabai (
Cabai Impor Tiba di Indonesia pada Akhir Juli)
- Jagung (
741 Ribu Ton Jagung Impor Masuk ke Indonesia Dalam Tiga Bulan)
- Kedelai (
Parah! 60% Kebutuhan Kedelai di Indonesia Masih Impor)
dan masih banyak lagi........, intinya sekarang bukan lagi gemah ripah loh jinawi, tapi semuanya IMPOR
Berita tanggal 24 agustus 2013
sedikit tulisan dari forum tetangga
Quote:
Semua Hasil Pertanian Kok Serba Impor, Apa Kerjane Pemerintah Ini
Menjadi Trader hasil bumi (hasil pertanian) sebenarnya adalah bukan impian saya tapi mungkin karena kehendak Gusti Allah ya mau gmn lagi dan suatu saat dikemudian hari saya akan mensyukuri jalan yang diberikan Gusti Allah ini karena ternyata gajinya besar ..hee..hehe dan yang paling penting saya tahu jika suatu saat nanti bosan ikut bekerja dengan orang lain saya sudah tahu barang-barang komoditi apa yang bisa di tradingkan dan dimana harus jualnya alias saya akan usaha sendiri…amien… Trader commoditi - bahasa kerennya - pekerjaannya kurang lebih ya sama seperti mbok-mbok atau pedagang-pedagang hasil bumi lainnya yang berjualan di pasar tradisional menentukan kapan harus beli kapan harus jual, dimana harus beli dimana harus jual, beli barang apa jual barang apa, beli harga berapa jual harga berapa (yang penting untung), quantity beli berapa quantity jual berapa, ditambah lagi harus menguasai soal logistic, quality control dan pergudangan. Yang membedakannya antara Trader commodity dengan pedagang retail kecil adalah adalah quantity dan nilai transaksi saya jauh lebih besar bahkan bisa mencapai Miliaran atau Triliunan Rupiah.
Kurang lebih 12 tahun saya menggeluti trading hasil bumi dari pengalaman keluar masuk berbagai perusahaan trading baik asing maupun lokal yang mengimpor hasil bumi seperti : Jagung (Argentina, Brazilia, USA, Pakistan, India, Myanmar,) Beras (Vietnam, Thailand, India), Ketan (Vietnam, Thailand), Kedelai (USA, Argentina, Ethiopia), Kacang Tanah (India, Ethiopia, Tanzania, Argentina, China, Myanmar), Kacang Hijau (Myanmar, China, Ethipia, Tanzania), Kacang Tunggak (myanmar), Yellow peas & Green Peas (kacang polong) (USA, Australia), Wijen (India China), Ketumbar (Bulgaria, Hongaria), Merica (India), Bawang Putih (China), Bawang Bombay (New Zealand, Belanda), Bawang Merah (Perancis, China), Cabe Kering (India, China), Tapioka Starch (Thailand, Vietnam), Corn Starch (China), Tepung Terigu (Turkey, Australia, Pakistan, India, Rusia, Malaysia), dll serta masih banyak hasil pertanian maupun peternakan yang tidak bisa saya sebutkan karena butuh berlembar-lembar kertas untuk menulisnya. Sebagai insinyur pertanian, anak bangsa yang peduli dengan pertanian di Indonesia dan nasib petani saya merasa trenyuh dan nelangsa hati ini karena kok semuanya ternyata HASIL IMPOR !!!!! apa bumi kita yang maha luas dan subur ini tidak bisa menyediakan produk-produk diatas ????? jawabannya bisa tapi kurang. Terus pertanyaan yang mendasar adalah apa menteri pertaniannya tidak malu semua bahan makanan di negeri yang terkenal slogannya Gemah Ripah Loh Jinawi – subur makmur kaya raya - ini kok semua serba Impor ? trus apa sih kerjanya Kementrian Pertanian dan jajarannya ? masak kita kalah ama petani-petani Afrika yang bisa mengekspor hasil pertaniannya ke Indonesia padahal secara kualitas kita jauh lebih maju dibandingkan mereka, bahkan sampai produk-produk yang kecil-kecil pun kita impor.
Kalau searching data-data yang di internet mengenai hasil bumi di Indonesia terutama bahan pangan maka yang tersaji adalah data-data yang bombastis dan fantastic karena menyajikan keberhasilan petani dan program pemerintah di bidang pertanian, contohnya Jagung di berbagai data yang di publish baik di Kementrian Pertanian maupun BPS disebutkan kalau panen Jagung di Indonesia tahun 2011 sekitar 18-22 juta Ton ????? sebuah angka yang sangat fantastis -tidak tahu darimana dapat data tersebut-, tapi kenyataannya pada tahun yang sama impor jagung di Indonesia baik oleh trader maupung feedmill tembus di angka sekitar 3,3 juta ton dari kuota 1,2 juta ton akibatnya jagung banjir di pasaran, harga jagung local tertekan akibatnya harga anjlok di tingkat petani, jeritan petani membuat pemerintah/Kementrian Pertanian kebakaran jenggot sehingga di tahun berikutnya mereka membatasi bahkan cenderung mempersulit import jagung oleh trader. Pemerintah dalam hal ini Kementrian Pertanian lebih senang acara-acara yang seremonial yang bersifat kamuflase daripada aplikasi langsung yang menyentuh ke petani contohnya adalah acara panen raya Kedelai di Ngawi oleh Menteri Pertanian pada tahun 2011 yang diliput oleh berbagai media baik cetak, internet, maupun TV disebutkan bahwa panen raya ini adalah jawaban petani panen atas kelangkaan kedelai dan mengurangi ketergantungan impor, panen raya kok di lahan kurang dari 1 Ha !!!!!!!. jika hal seperti ini terus dibiarkan maka pertanian kita akan cuma menang di data-data angka saja tanpa ada realitanya.
Di jaman Orde Baru dulu pak Harto sangat peduli dengan petani hal ini wajar karena beliau berasal dari keluarga petani, nasib petani sangat diperhatikan bukan hanya soal teknis budidaya masih ingat ketika kecil dulu sering ada temu wicara antara pak Harto dengan Kelompencapir pemberian sapi banpres, program transmigrasi, dll yang intinya para petani dianggap pahlawan sehingga nasibnya harus diperhatikan. Pemerintah Orba ikut mengintervensi harga hasil komoditi dengan tidak membiarkan harga jatuh dipermainkan oleh spekulan besar maupun tengkulak dan tidak menyerahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Sekarang kasihan nasib petani tercampak dan dipandang sebelah mata petani yang ada adalah generasi tua sedangkan generasi mudanya lebih senang berprofesi di bidang lain yang dianggap lebih menjanjikan dan bergengsi saya jika supporting dari pemerintah tidak ada, petani malas menanam tanaman pangan karena tidak ada kebijakan dari pemerintah yang berpihak kepada petani subsidi bibit, benih, pupuk dan obat-obatan seharusnya diperbesar supaya gairah petani bangkit dan program kemandirian pangan tercapai. sendiri tidak bisa membayangkan kira-kira kalau 25 tahun lagi masih adakah petani keturunan muda di Indonesia trus kalau tidak ada petani kita mau makan apa ???????
http://ekonomi.kompasiana.com/agrobi...ampaign=Kanawp
Quote:
Quote:
Original Posted By ArdherA►Knpa kita impor bbm??
Yg ane tau sich gambarannya kaya gini:
Ibaratnya kita bisa menghasilkan beras tapi ga tau teknologi yg bikin beras itu bisa jadi nasi,ywdh akhirnya kita jual beras sekarung ke luar negri trus duitnya buat beli sepiring nasi...
Rugi banget kan??
Ntu sich setau ane
Cmiiw
I bantu correct " yah gan
nih kilang minyak balongan (indramayu) indonesia
dan satu lagi
kilang minyak cilacap indonesia
Ironis, Kilang Minyak Indonesia tapi Kelola Minyak Asing
Quote:
Selasa, 04 Juni 2013
INDRAMAYU, kabarbisnis.com: Langkah diversifikasi produk oleh PT Pertamina RU VI Balongan kian dimantapkan. Mulai tahun ini, kilang yang dibangun pada tahun 1990 ini telah melakukan lompatan strategis dengan berkonsentrasi memproduksi propylene di unit RCC Off Gas to Propylene Project (ROPP).
ROPP di Kilang Balongan Indramayu, Jawa Barat sendiri adalah proyek pemanfaatan gas buang yang dihasilkan residue catalytic kracking/RCC menjadi propylene yang bernilai tambah tinggi sebagai bahan baku produksi plastik. Adapun investasi pembangunan ROPP sendiri mencapai sekitar US$ 387 juta dengan kontraktor EPC PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation.
Public Relations Section Head PT Pertamina RU VI Balongan, Yudi Nugraha mengatakan sebenarnya sejak mulai beroperasi, RU VI Balongan sudah bisa memproduksi Propylene, namun kapasitasnya masih sangat kecil. Dengan mulai beroperasinya unit ROPP sejak 14 Januari 2013, maka kapasitasnya menjadi sekitar dua kali lipat dari 179.000 ton per tahun.
"Karena pasar propylene di tanah air cukup besar, maka kami sekarang sedang menjajaki kerjasama dengan Thailand. Mereka sudah datang kesini melakukan survei lokasi dan kondisi sosial masyarakat, namun belum ada kesepakatan kerjasama," ujar Yudi saat menerima kunjungan media dari Surabaya dan Bali di kantor RU VI Balongan, Indramayu, Selasa (4/6/2013).
Besarnya pasar yang ada terlihat dari minat industri petrokimia untuk membeli produk ini cukup besar. Hanya saja, karena produksi masih terbatas, maka sebagian besar hasil produksi hanya dikirim ke PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Politama.
Selain pasar cukup besar, langkah peningkatan kapasitas produksi ini juga cukup stategis karena bahan baku sudah tersedia dan jumlahnya juga cukup besar. Untuk saat ini, sisa gas buang yang diambil untuk produksi propylene masih dikisaran 20% hingga 30% dari total gas buang
Sisa produksi minyak di kilang Balongan.
"Pastinya hal ini juga akan menambah pendapatan perusahaan, karena gas yang awalnya hanya digunakan untuk pemanasan produksi atau dengan kata lain dibuang bisa diproduksi menjadi gas yang bernilai jual tinggi," tambahnya.
Terkait produksi Bahan Bakar minyak di Balongan, saat ini mencapai 125.000 barrel per hari. Dari produksi tersebut, sebagian besar atau sekitar 40% lebih menjadi produk premium, sementara pertamax hanya dikisaran 10% hingga 20% dari total produksi.
"Kalau prosentasi produksi, kami sesuaikan dengan permintaan dari pemasaran. Karena kami memproduksinya sesuai dengan peruntukan, berapa kebutuhan premium, dan berapa kebutuhan pertamax serta lainnya," ujarnya mengakhiri
http://www.kabarbisnis.com/read/2839432
Quote:
what the hell, jadi yang bener kita produksi sendiri ato impor nih
ato maksudnya balongan itu bukan milik indonesia tapi milik asing, jadi kita beli persis seperti harga impor
selanjutnya terserah penalaran anda
LANJUTAN di #43 Halaman 3
AKHIR KATA
Ternyata Kekayaan Bumi Indonesia Tidak Menjadikan Keberkahan,
Melainkan Menjadi Kutukan