- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Nantang] Penolak Lurah Lenteng Agung Ancam Demo Balai Kota, Senin 26 Agustus 2013
TS
ozombie
[Nantang] Penolak Lurah Lenteng Agung Ancam Demo Balai Kota, Senin 26 Agustus 2013
Jum'at, 23 Agustus 2013 | 17:07 WIB
Penolak Lurah Lenteng Agung Ancam Demo Balai Kota
TEMPO.CO, Jakarta - Kubu penolak Lurah Lenteng Agung menyatakan akan berunjuk rasa ke Balai Kota pada Senin, 26 Agustus 2013 mendatang. "Bila sampai Senin tidak direspon, kami siap berdemo," ujar Mochamad Rusli saat ditemui Tempo, Jumat, 23 Agustus 2013.
Rusli bersama Forum Penolak Penempatan Lurah Lenteng Agung mendatangi Balai Kota untuk menyampaikan petisi penolakan atas Lurah Susan Jasmine Zulkifli. Ia mengklaim petisi itu didukung 3.800 warga melalui tanda tangan dan Kartu Tanda Penduduk.
"Kami demo di Balai Kota dan kantor kelurahan," ujarnya. Ia mengatakan rekannya sempat menemui Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ketika ia meninggalkan kantornya. "Katanya iya, sedang direspon," ia mengklaim. Menurut dia, seharusnya Susan ditempatkan di tempat yang lebih heterogen. "Kalau di sini kental muslimnya," ujar Rusli.
Namun, tak semua warga satu suara dengannya. Ketua RW 02 Lenteng Agung, Sardiman, menyatakan tak ada masalah dengan lurah baru yang menjabat sejak Juli 2013 tersebut. Menurut Sardiman, seorang lurah dinilai dari kinerjanya, bukan dari kepercayaannya.
Sejumlah warga lain yang ditemui Tempo di sekitar Lenteng Agung menyatakan baru mendengar rencana itu. "Oh, ada seperti itu ya? Saya kira berlebihan," ujar Hariana, warga RT 02 RW 02 Kelurahan Lenteng Agung, kepada Tempo.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...emo-Balai-Kota
Jum'at, 23 Agustus 2013 | 16:20 WIB
Lurah Lenteng Agung Demen Blusukan
TEMPO.CO, Jakarta - Lurah Susan Jasmine Zulkifli ramai jadi topik pembicaraan lantaran ditolak sejumlah warga Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sang lurah ditolak karena beragama Nasrani dan tidak merepresentasikan wilayah Lenteng Agung yang mayoritas beragama muslim.
Tempo pun mencoba menemui Lurah Susan di kantornya pada Kamis sore, 22 Agustus 2013, kemarin. Ternyata, Lurah Susan sedang tidak di tempat. "Bukan pulang, lurah sedang blusukan," ujar staf kelurahan, Abdul Roup. Menurut Abdul, bila sudah blusukan, Susan suka lupa waktu. "Bahkan kadang malam baru pulang."
Abdul menjelaskan, blusukan salah satu strategi Susan untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Ia aktif melakukan itu setiap hari. "Blusukan-nya sampai ke pinggir kali (Ciliwung)," ujarnya.
Menurut Abdul, Susan diterima masyarakat Lenteng Agung. Ia kaget mendengar kabar penolakan sejumlah warga terhadap pemimpinnya itu. "Saya baru dengar. Ah, warga baik-baik saja kok," ujarnya.
Abdul menceritakan, ketika Susan blusukan, banyak warga yang memeluk dan berfoto bersama. "Ia juga rajin silaturahmi ke rumah warga," ujarnya.
Namun hal ini tak membuat kubu penolak luluh. "Kami beri deadline ke Balai Kota hingga Senin mendatang. Kalau tidak, kami siap demo di sana dan di kantor kelurahan," ujar Rusli.
Ternyata tak semua warga menentang kepemimpinan lurah perempuan hasil lelang jabatan ini. Ketua RW 02 Sardiman menyatakan bahwa ia tak ada masalah dengan kepemimpinan Lurah Susan. Menurut Sardiman, warga menilai sang lurah secara objektif berdasarkan kinerjanya, dan bukan berdasar agama serta jenis kelamin. "Baru satu bulan (menjabat) apa yang bisa kami nilai," ujarnya. Ia menegaskan tidak menilai seseorang dari kepercayaan yang dianutnya, tapi pemberian untuk masyarakat sekitar.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...Demen-Blusukan
3.800 warga yg ada di petisi diselidiki saja, asli atau petisi bohongan yg biasa dibuat oleh para penipu seperti pendukung lurah Warakas kemarin.
Kalau perlu dilaporkan aja seperti kasus intoleransi Farhat.
Respon kaskuser Lenteng Agung.
Penolak Lurah Lenteng Agung Ancam Demo Balai Kota
TEMPO.CO, Jakarta - Kubu penolak Lurah Lenteng Agung menyatakan akan berunjuk rasa ke Balai Kota pada Senin, 26 Agustus 2013 mendatang. "Bila sampai Senin tidak direspon, kami siap berdemo," ujar Mochamad Rusli saat ditemui Tempo, Jumat, 23 Agustus 2013.
Rusli bersama Forum Penolak Penempatan Lurah Lenteng Agung mendatangi Balai Kota untuk menyampaikan petisi penolakan atas Lurah Susan Jasmine Zulkifli. Ia mengklaim petisi itu didukung 3.800 warga melalui tanda tangan dan Kartu Tanda Penduduk.
"Kami demo di Balai Kota dan kantor kelurahan," ujarnya. Ia mengatakan rekannya sempat menemui Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ketika ia meninggalkan kantornya. "Katanya iya, sedang direspon," ia mengklaim. Menurut dia, seharusnya Susan ditempatkan di tempat yang lebih heterogen. "Kalau di sini kental muslimnya," ujar Rusli.
Namun, tak semua warga satu suara dengannya. Ketua RW 02 Lenteng Agung, Sardiman, menyatakan tak ada masalah dengan lurah baru yang menjabat sejak Juli 2013 tersebut. Menurut Sardiman, seorang lurah dinilai dari kinerjanya, bukan dari kepercayaannya.
Sejumlah warga lain yang ditemui Tempo di sekitar Lenteng Agung menyatakan baru mendengar rencana itu. "Oh, ada seperti itu ya? Saya kira berlebihan," ujar Hariana, warga RT 02 RW 02 Kelurahan Lenteng Agung, kepada Tempo.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...emo-Balai-Kota
Jum'at, 23 Agustus 2013 | 16:20 WIB
Lurah Lenteng Agung Demen Blusukan
TEMPO.CO, Jakarta - Lurah Susan Jasmine Zulkifli ramai jadi topik pembicaraan lantaran ditolak sejumlah warga Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sang lurah ditolak karena beragama Nasrani dan tidak merepresentasikan wilayah Lenteng Agung yang mayoritas beragama muslim.
Tempo pun mencoba menemui Lurah Susan di kantornya pada Kamis sore, 22 Agustus 2013, kemarin. Ternyata, Lurah Susan sedang tidak di tempat. "Bukan pulang, lurah sedang blusukan," ujar staf kelurahan, Abdul Roup. Menurut Abdul, bila sudah blusukan, Susan suka lupa waktu. "Bahkan kadang malam baru pulang."
Abdul menjelaskan, blusukan salah satu strategi Susan untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Ia aktif melakukan itu setiap hari. "Blusukan-nya sampai ke pinggir kali (Ciliwung)," ujarnya.
Menurut Abdul, Susan diterima masyarakat Lenteng Agung. Ia kaget mendengar kabar penolakan sejumlah warga terhadap pemimpinnya itu. "Saya baru dengar. Ah, warga baik-baik saja kok," ujarnya.
Abdul menceritakan, ketika Susan blusukan, banyak warga yang memeluk dan berfoto bersama. "Ia juga rajin silaturahmi ke rumah warga," ujarnya.
Namun hal ini tak membuat kubu penolak luluh. "Kami beri deadline ke Balai Kota hingga Senin mendatang. Kalau tidak, kami siap demo di sana dan di kantor kelurahan," ujar Rusli.
Ternyata tak semua warga menentang kepemimpinan lurah perempuan hasil lelang jabatan ini. Ketua RW 02 Sardiman menyatakan bahwa ia tak ada masalah dengan kepemimpinan Lurah Susan. Menurut Sardiman, warga menilai sang lurah secara objektif berdasarkan kinerjanya, dan bukan berdasar agama serta jenis kelamin. "Baru satu bulan (menjabat) apa yang bisa kami nilai," ujarnya. Ia menegaskan tidak menilai seseorang dari kepercayaan yang dianutnya, tapi pemberian untuk masyarakat sekitar.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...Demen-Blusukan
Quote:
Original Posted By ozombie►Sabtu, 24 Agustus 2013 | 17:17 WIB
Pengakuan Warga Lenteng Agung Soal Lurah Susan
TEMPO.CO, Jakarta - Penolakan warga Lenteng Agung terhadap Lurah Susan Jamine Zulkifli yang beragama Nasrani diduga berasal dari provokasi pihak luar. Dugaan itu muncul setelah seorang warga mengaku bahwa penolakan itu bermula dari ceramah tarawih di Masjid Abu Bakar Siddiq pada Ramadan lalu. "Penceramahnya 'orang-orang panggilan'," kata Edi, 52 tahun, seorang warga, pada Sabtu, 24 Agustus 2013.
Menurut warga RT 014 RW 03, Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, itu, yang dia maksud "orang-orang panggilan" adalah penceramah dari luar Lenteng Agung. Sang penceramah, tutur Edi, menyampaikan, dalam Islam, umat muslim tidak boleh dipimpin oleh orang nonmuslim. Apalagi kalau muslim di suatu wilayah itu jadi mayoritas.
Selain itu, kata Edi, penceramah juga menyampaikan ajakan menolak pemimpin nonmuslim. Kebetulan, Susan Jasmine Zulkifli baru saja ditunjuk jadi Lurah Lenteng Agung per Juli 2013. Edi mengaku, secara pribadi, dirinya tidak sepakat dengan isi ceramah. Dia juga menolak ketika diajak untuk meminta Lurah Susan digeser dari Lenteng Agung.
"Selama dia (Lurah Susan) enggak melanggar aturan, tidak masalah. Persoalan agama yang dianut Lurah berbeda dengan warganya sudah wajar di negara yang tidak berdasarkan agama. "Yang penting administrasi lancar," kata Edi.
Edi yakin banyak warga Lenteng Agung bersikap sama dengannya. Paling-paling, kata Edi, kalaupun ada masalah dengan Lurah Susan yang Nasrani, hanya pada saat acara-acara keagamaan. "Biasanya kalau ada acara keagamaan memang kagok. Seperti Isra Miraj dan Maulid Nabi. Masak yang ngasih sambutan orang Nasrani, gitu doang," katanya.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...al-Lurah-Susan
Modus provokasi di pilgub DKI ala Rhoma Irama cs diulangi lagi.
Pengakuan Warga Lenteng Agung Soal Lurah Susan
TEMPO.CO, Jakarta - Penolakan warga Lenteng Agung terhadap Lurah Susan Jamine Zulkifli yang beragama Nasrani diduga berasal dari provokasi pihak luar. Dugaan itu muncul setelah seorang warga mengaku bahwa penolakan itu bermula dari ceramah tarawih di Masjid Abu Bakar Siddiq pada Ramadan lalu. "Penceramahnya 'orang-orang panggilan'," kata Edi, 52 tahun, seorang warga, pada Sabtu, 24 Agustus 2013.
Menurut warga RT 014 RW 03, Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, itu, yang dia maksud "orang-orang panggilan" adalah penceramah dari luar Lenteng Agung. Sang penceramah, tutur Edi, menyampaikan, dalam Islam, umat muslim tidak boleh dipimpin oleh orang nonmuslim. Apalagi kalau muslim di suatu wilayah itu jadi mayoritas.
Selain itu, kata Edi, penceramah juga menyampaikan ajakan menolak pemimpin nonmuslim. Kebetulan, Susan Jasmine Zulkifli baru saja ditunjuk jadi Lurah Lenteng Agung per Juli 2013. Edi mengaku, secara pribadi, dirinya tidak sepakat dengan isi ceramah. Dia juga menolak ketika diajak untuk meminta Lurah Susan digeser dari Lenteng Agung.
"Selama dia (Lurah Susan) enggak melanggar aturan, tidak masalah. Persoalan agama yang dianut Lurah berbeda dengan warganya sudah wajar di negara yang tidak berdasarkan agama. "Yang penting administrasi lancar," kata Edi.
Edi yakin banyak warga Lenteng Agung bersikap sama dengannya. Paling-paling, kata Edi, kalaupun ada masalah dengan Lurah Susan yang Nasrani, hanya pada saat acara-acara keagamaan. "Biasanya kalau ada acara keagamaan memang kagok. Seperti Isra Miraj dan Maulid Nabi. Masak yang ngasih sambutan orang Nasrani, gitu doang," katanya.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...al-Lurah-Susan
Modus provokasi di pilgub DKI ala Rhoma Irama cs diulangi lagi.
Quote:
Original Posted By ozombie►Minggu, 25/08/2013 05:21 WIB
Lurah Susan, Kopassus, dan Cita-cita Lihat Lenteng Agung dari Udara
Prins David Saut - detikNews
Jakarta - Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli (43) baru beberapa bulan menjabat. Tapi mungkin, kerja yang dia habiskan lebih banyak di luar daripada duduk di ruangan kantornya di Jl Agung Raya, Lenteng Agung, Jaksel.
"Kalau cuma duduk saja saya capek," kata Susan saat ditemui Sabtu (24/8/2013) malam di kantornya.
Ibu satu anak ini menempati posisi sekarang setelah lulus lelang jabatan yang digelar Jokowi. Dahulu dia lama berkarier di BKKBN, kemudian di bagian sarana dan prasarana Kelurahan Senen.
Kala blusukan menyapa warga di 10 RW yang ada di Lenteng Agung, awalnya Susan hanya seorang diri. Tapi kemudian beberapa stafnya menyarankan agar dia ditemani petugas Satpol PP, untuk berjaga-jaga.
"Saya lebih suka sendirian. tapi waktu masuk sini, mereka bilang ibu itu pimpinan wilayah dan mereka tidak mau terjadi apa-apa sama ibu. Ya sudah akhirnya saya keliling wilayah sama anggota Satpol PP saya satu orang itu, sekalian saya minta pegang kamera buat dokumentasi," terang ibu satu anak ini.
Susan memang kerap mengabadikan dengan foto kala blusukan. Foto itu nanti akan dia jadikan referensi untuk melakukan perbaikan, mulai dari jalan berlubang sampai kerusakan sarana dan prasarana layanan masyarakat.
Susan punya pengalaman unik kala blusukan. Salah satunya waktu acara Gubernur DKI Jokowi melakukan bersih-bersih Kali Ciliwung dengan Kopassus. Susan pun segera bergerak, Lenteng Agung juga dilintasi Kali Ciliwung.
"Saya waktu itu menyeberang menggunakan getek. Saya baru pertama kali itu, getek yang ditarik pakai tali ke seberang. Sampai di seberang anggota Kopassus bilang ke saya, selamat siang Bu lurah, selamat datang di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur. Saya kaget, ternyata sudah masuk Jakarta Timur," urai Susan sambil tertawa.
Susan juga mendapat cerita dari anggota Kopassus, kalau mereka pernah memarahi warganya yang membuang sampah ke Kali Ciliwung. Susan meminta maaf atas ulah warganya itu.
"Saya cuma bisa jawab, iya pak nanti kami bersihkan. Saya memang orangnya suka hal baru dan turun ke lapangan, waktu naik getek itu saya senang banget," jelas Susan yang blusukan dengan memakai motor ini.
Nah, saat ketemu Kopassus itu, Susan juga sempat bertutur soal keinginannya melihat Lenteng Agung dari udara. Susan mengutarakan uneg-unegnya, bila Kopassus ada kesempatan, dia berharap diajak naik helikopter melihat Lenteng Agung dari udara.
"Saya bilang ke Kopassus, kalau naik helikopter saya diajak ya. Dia bilang kalau ada acara akan kami undang, saya senang banget. soalnya saya mau tahu wilayah saya dari atas. karena selama ini saya lihat di bawah terus, saya nggak tahu gimana kalau dari atas," urainya.
Tak hanya itu saja, dia juga meminta Kopassus untuk mengajarkannya terjun dengan parasut. "Terus saya juga bilang mau ikut terjun parasut, mereka kaget katanya kok ibu berani. Saya memang suka seperti itu. Jadi bersama mereka, saya ingin membantu menjaga kebersihan Kali Ciliwung," tutup jebolan Fisip UI ini.
[url]http://news.detik..com/read/2013/08/25/052138/2339679/10/lurah-susan-kopassus-dan-cita-cita-lihat-lenteng-agung-dari-udara?n991103605[/url]
Gara2 ulah para radikal, membuat ibu satu ini jadi terkenal.
Lurah Susan, Kopassus, dan Cita-cita Lihat Lenteng Agung dari Udara
Prins David Saut - detikNews
Jakarta - Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli (43) baru beberapa bulan menjabat. Tapi mungkin, kerja yang dia habiskan lebih banyak di luar daripada duduk di ruangan kantornya di Jl Agung Raya, Lenteng Agung, Jaksel.
"Kalau cuma duduk saja saya capek," kata Susan saat ditemui Sabtu (24/8/2013) malam di kantornya.
Ibu satu anak ini menempati posisi sekarang setelah lulus lelang jabatan yang digelar Jokowi. Dahulu dia lama berkarier di BKKBN, kemudian di bagian sarana dan prasarana Kelurahan Senen.
Kala blusukan menyapa warga di 10 RW yang ada di Lenteng Agung, awalnya Susan hanya seorang diri. Tapi kemudian beberapa stafnya menyarankan agar dia ditemani petugas Satpol PP, untuk berjaga-jaga.
"Saya lebih suka sendirian. tapi waktu masuk sini, mereka bilang ibu itu pimpinan wilayah dan mereka tidak mau terjadi apa-apa sama ibu. Ya sudah akhirnya saya keliling wilayah sama anggota Satpol PP saya satu orang itu, sekalian saya minta pegang kamera buat dokumentasi," terang ibu satu anak ini.
Susan memang kerap mengabadikan dengan foto kala blusukan. Foto itu nanti akan dia jadikan referensi untuk melakukan perbaikan, mulai dari jalan berlubang sampai kerusakan sarana dan prasarana layanan masyarakat.
Susan punya pengalaman unik kala blusukan. Salah satunya waktu acara Gubernur DKI Jokowi melakukan bersih-bersih Kali Ciliwung dengan Kopassus. Susan pun segera bergerak, Lenteng Agung juga dilintasi Kali Ciliwung.
"Saya waktu itu menyeberang menggunakan getek. Saya baru pertama kali itu, getek yang ditarik pakai tali ke seberang. Sampai di seberang anggota Kopassus bilang ke saya, selamat siang Bu lurah, selamat datang di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur. Saya kaget, ternyata sudah masuk Jakarta Timur," urai Susan sambil tertawa.
Susan juga mendapat cerita dari anggota Kopassus, kalau mereka pernah memarahi warganya yang membuang sampah ke Kali Ciliwung. Susan meminta maaf atas ulah warganya itu.
"Saya cuma bisa jawab, iya pak nanti kami bersihkan. Saya memang orangnya suka hal baru dan turun ke lapangan, waktu naik getek itu saya senang banget," jelas Susan yang blusukan dengan memakai motor ini.
Nah, saat ketemu Kopassus itu, Susan juga sempat bertutur soal keinginannya melihat Lenteng Agung dari udara. Susan mengutarakan uneg-unegnya, bila Kopassus ada kesempatan, dia berharap diajak naik helikopter melihat Lenteng Agung dari udara.
"Saya bilang ke Kopassus, kalau naik helikopter saya diajak ya. Dia bilang kalau ada acara akan kami undang, saya senang banget. soalnya saya mau tahu wilayah saya dari atas. karena selama ini saya lihat di bawah terus, saya nggak tahu gimana kalau dari atas," urainya.
Tak hanya itu saja, dia juga meminta Kopassus untuk mengajarkannya terjun dengan parasut. "Terus saya juga bilang mau ikut terjun parasut, mereka kaget katanya kok ibu berani. Saya memang suka seperti itu. Jadi bersama mereka, saya ingin membantu menjaga kebersihan Kali Ciliwung," tutup jebolan Fisip UI ini.
[url]http://news.detik..com/read/2013/08/25/052138/2339679/10/lurah-susan-kopassus-dan-cita-cita-lihat-lenteng-agung-dari-udara?n991103605[/url]
Gara2 ulah para radikal, membuat ibu satu ini jadi terkenal.
3.800 warga yg ada di petisi diselidiki saja, asli atau petisi bohongan yg biasa dibuat oleh para penipu seperti pendukung lurah Warakas kemarin.
Kalau perlu dilaporkan aja seperti kasus intoleransi Farhat.
Respon kaskuser Lenteng Agung.
Quote:
Original Posted By JosiaseM►
Gak semua WARGA LENTENG AGUNG SETUJU GAN SAMA PENCOPOTAN INI, JADI CUMAN KALANGAN TERKAIT AJA YG SETUJU, TERLEBIH MEREKA YANG NYERAHIN KTP BUAT GUGAT BU LURAH DI AMPLOPIN 20.000. DAN ADA INTIMIDASI DARI WARGA KE WARGA LAINNYA JIKA DIA GAK SETUJU.
Bu lurah emang cantik gan, ini foto sama bapak ketua RW 01 Lenteng agung gan (pak Darius), yg dimana di daerah ane Rt 12, warga sini menolak keras penurunan bu Lurah, hanya karna dia wanita dan nonmuslim.
Taroh page one gan, supaya anak kaskus tau, kalo gak semua warga Lenteng Agung doyan SARA
Gak semua WARGA LENTENG AGUNG SETUJU GAN SAMA PENCOPOTAN INI, JADI CUMAN KALANGAN TERKAIT AJA YG SETUJU, TERLEBIH MEREKA YANG NYERAHIN KTP BUAT GUGAT BU LURAH DI AMPLOPIN 20.000. DAN ADA INTIMIDASI DARI WARGA KE WARGA LAINNYA JIKA DIA GAK SETUJU.
Bu lurah emang cantik gan, ini foto sama bapak ketua RW 01 Lenteng agung gan (pak Darius), yg dimana di daerah ane Rt 12, warga sini menolak keras penurunan bu Lurah, hanya karna dia wanita dan nonmuslim.
Taroh page one gan, supaya anak kaskus tau, kalo gak semua warga Lenteng Agung doyan SARA
Diubah oleh ozombie 26-08-2013 04:49
tien212700 memberi reputasi
1
8K
128
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan