PENGELOLAAN Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) BLUD Rumah Sakit Siti ‘Aisyah Kota Lubuklinggau hingga saat ini berpotensi merusak dan mencemarkan lingkungan.
Walaupun sejak tahun lalu berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Pewakilan Sumsel tahun 2012, pembuangan limbah baik limbah cair maupun limbah padat tidak sesuai dengan juknis Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda).
Bila dilihat dari juknis jelas ini melanggar dan termasuk kategori pengrusakan lingkungan yang disengaja oleh pihak rumah sakit yang nota benenya adalah Pemerintah Kota Lubuklinggau.
Apalagi sekarang ini ditambah lagi bangunan yang berdekatan dengan cerobong incinerator sehingga jelas lingkungan sekitar akan terkena turbulensi. Demikian juga tempat pembuangan limbah cair yang berdekatan dengan dapur umum dapat mempengaruhi dampak makanan yang diolah.
Memang beberapa waktu lalu pihak RS Siti ‘Aisyah melalui Sekretarisnya, Nasrowi membenarkan hal ini dan beralasan sudah mengusulkan pada anggaran tahun depan. Usulan itu dengan mengganti pipa incinerator yang lebih tinggi, dan memindahkan ketempat yang lain.
Namun hingga siang tadi, Kamis (22/08/2013) Direktur RS Siti ‘Aisyah belum dapat ditemui, untuk konfirmasi mengenai pengelolaan limbah dan izin lingkungan baru berkenaan dengan penggantian penanggung jawab rumah sakit. Stafnya mengatakan bahwa Beliau sedang berada di Kota Palembang. (Jurnalindependen.com)