- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jurang Antara Barat dan Timur Sepakbola Jerman
TS
culdesac2008
Jurang Antara Barat dan Timur Sepakbola Jerman
Tak ada klub eks Jerman Timur di Bundesliga 1 dalam empat musim terakhir. Tembok Berlin memang sudah rubuh hampir 24 tahun lalu, tapi jurang kesenjangan antara timur dan barat masih terlalu kentara.
Salah satu foto yang dikirimkan oleh Chris Hadfield, seorang astronot asal Kanada yang sering menyampaikan foto udara melalui akun twitter-nya, secara pas menggambarkan hal itu. Melalui gambar yang di-tweet pada April 2013 itu tampak bagaimana uniknya kondisi kota Berlin jika dilihat dari angkasa.
Areal sebelah kanan, yang merupakan kawasan bekas Jerman Timur, seolah diselimuti sinar kuning, sementara kawasan eks-Jerman Barat memancarkan sinar biru-keputihan yang lebih terang. Kekontrasan ini disebabkan oleh adanya perbedaan jenis lampu jalan yang digunakan. Ini jadi salah satu bukti bagaimana perbedaan investasi pada infrastruktur tak dapat dengan mudah disamakan meski telah melewati waktu nyaris 24 tahun.
Seperti lampu jalan yang jadi pertanda "timur" dan "barat", sepakbola pun seakan jadi cermin refleksi masa lalu Jerman. Di balik kisah dominasi klub asal Jerman Barat di Liga Champions, ada cerita tentang klub-klub Jerman Timur yang hingga saat ini masih hidup di bawah bayang-bayang saudara tuanya.
Dilihat dari segi kualitas, atau prestasi, memang ada beda yang sangat kentara antara klub Jerman timur dan barat. Tercatat, hingga saat ini, belum ada satu pun klub asal Jerman Timur yang pernah memenangi Bundesliga. Bahkan di saat Bundesliga kini diagung-agungkan sebagai salah satu model liga tersehat di Eropa, jarang sekali ada klub eks-Jerman Timur yang ikut menikmatinya.
Maklum saja, mayoritas klub yang dulu memiliki nama besar di DDR Oberliga --liga untuk Jerman Timur-- kini terdampar di divisi keduanya. Nama-nama seperti FC Madgeburg, Dynamo Dresden, atau Berliner FC Dynamo tentu kalah dengan ketenaran Bayern Muenchen atau Borussia Dortmund. Bahkan, mereka juga hanya sempat mencicipi Bundesliga selama beberapa musim saja.
Tapi, menyalahkan kondisi ini pada ekspansi "barat" ke "timur" sebenarnya tak cocok juga. Jurang prestasi antara "timur" dan "barat" memang sudah terlihat semenjak tembok Berlin masih tegak berdiri. Satu-satunya raihan timnas GDR (Germany Democratic of Republic) yang masih dibicarakan hingga saat ini hanyalah saat mereka mengalahkan Jerman Barat pada 1974.
Demikian pula di level klub. Tak banyak klub Jerman Timur yang bisa berbicara banyak di kompetisi Eropa. Sejarah mencatat, klub Jerman Timur yang pernah mencicipi kejayaan di benua Eropa hanyalah FC Magdeburg yang memenangi Piala UEFA 1974, kala mengalahkan AC Milan 2-0 di Rotterdam. Mayoritas klub lainnya hanya berjaya di liga lokal. Itu pun dengan beberapa catatan tentang kedekatan mereka dengan golongan kiri atau penguasa.
Berliner FC Dynamo, misalnya. Kedekatannya dengan Stasi, atau polisi rahasia Jerman Timur, membuat mereka mampu memenangi liga selama 10 tahun berturut-turut, dari 1979 hingga 1989. Mayoritas gelarnya sendiri didapatkan dengan adanya indikasi korupsi, pengaturan pertandingan, intimidasi, dan berbagai tindakan tidak etis lainnya. Sementara itu, klub lainnya, The Vorwarts, malah "dijaga" oleh kementrian pertahanan.
Tim-tim yang tidak berafiliasi dengan satu kepentingan politik tertentu pun biasanya dimiliki oleh perusahaan negara. Rotation Babelsberg, Turbine Potsdam, dan Traktor Gross-Lindau jadi beberapa contoh.
[URL="http://sport.detik..com/aboutthegame/read/2013/08/21/135233/2336217/1497/jurang-antara-barat-dan-timur-sepakbola-jerman?b99220270"]Sumur[/URL]
Salah satu foto yang dikirimkan oleh Chris Hadfield, seorang astronot asal Kanada yang sering menyampaikan foto udara melalui akun twitter-nya, secara pas menggambarkan hal itu. Melalui gambar yang di-tweet pada April 2013 itu tampak bagaimana uniknya kondisi kota Berlin jika dilihat dari angkasa.
Areal sebelah kanan, yang merupakan kawasan bekas Jerman Timur, seolah diselimuti sinar kuning, sementara kawasan eks-Jerman Barat memancarkan sinar biru-keputihan yang lebih terang. Kekontrasan ini disebabkan oleh adanya perbedaan jenis lampu jalan yang digunakan. Ini jadi salah satu bukti bagaimana perbedaan investasi pada infrastruktur tak dapat dengan mudah disamakan meski telah melewati waktu nyaris 24 tahun.
Seperti lampu jalan yang jadi pertanda "timur" dan "barat", sepakbola pun seakan jadi cermin refleksi masa lalu Jerman. Di balik kisah dominasi klub asal Jerman Barat di Liga Champions, ada cerita tentang klub-klub Jerman Timur yang hingga saat ini masih hidup di bawah bayang-bayang saudara tuanya.
Dilihat dari segi kualitas, atau prestasi, memang ada beda yang sangat kentara antara klub Jerman timur dan barat. Tercatat, hingga saat ini, belum ada satu pun klub asal Jerman Timur yang pernah memenangi Bundesliga. Bahkan di saat Bundesliga kini diagung-agungkan sebagai salah satu model liga tersehat di Eropa, jarang sekali ada klub eks-Jerman Timur yang ikut menikmatinya.
Maklum saja, mayoritas klub yang dulu memiliki nama besar di DDR Oberliga --liga untuk Jerman Timur-- kini terdampar di divisi keduanya. Nama-nama seperti FC Madgeburg, Dynamo Dresden, atau Berliner FC Dynamo tentu kalah dengan ketenaran Bayern Muenchen atau Borussia Dortmund. Bahkan, mereka juga hanya sempat mencicipi Bundesliga selama beberapa musim saja.
Tapi, menyalahkan kondisi ini pada ekspansi "barat" ke "timur" sebenarnya tak cocok juga. Jurang prestasi antara "timur" dan "barat" memang sudah terlihat semenjak tembok Berlin masih tegak berdiri. Satu-satunya raihan timnas GDR (Germany Democratic of Republic) yang masih dibicarakan hingga saat ini hanyalah saat mereka mengalahkan Jerman Barat pada 1974.
Demikian pula di level klub. Tak banyak klub Jerman Timur yang bisa berbicara banyak di kompetisi Eropa. Sejarah mencatat, klub Jerman Timur yang pernah mencicipi kejayaan di benua Eropa hanyalah FC Magdeburg yang memenangi Piala UEFA 1974, kala mengalahkan AC Milan 2-0 di Rotterdam. Mayoritas klub lainnya hanya berjaya di liga lokal. Itu pun dengan beberapa catatan tentang kedekatan mereka dengan golongan kiri atau penguasa.
Berliner FC Dynamo, misalnya. Kedekatannya dengan Stasi, atau polisi rahasia Jerman Timur, membuat mereka mampu memenangi liga selama 10 tahun berturut-turut, dari 1979 hingga 1989. Mayoritas gelarnya sendiri didapatkan dengan adanya indikasi korupsi, pengaturan pertandingan, intimidasi, dan berbagai tindakan tidak etis lainnya. Sementara itu, klub lainnya, The Vorwarts, malah "dijaga" oleh kementrian pertahanan.
Tim-tim yang tidak berafiliasi dengan satu kepentingan politik tertentu pun biasanya dimiliki oleh perusahaan negara. Rotation Babelsberg, Turbine Potsdam, dan Traktor Gross-Lindau jadi beberapa contoh.
Spoiler for Peleburan Barat dan Timur:
Spoiler for Perlahan Bangkit:
Spoiler for Jerman Timur - Awas BWK!:
Spoiler for Jerman Barat - Awas BWK!:
[URL="http://sport.detik..com/aboutthegame/read/2013/08/21/135233/2336217/1497/jurang-antara-barat-dan-timur-sepakbola-jerman?b99220270"]Sumur[/URL]
0
2.6K
13
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan