- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Silaturahmi Memperluas Rejeki


TS
kemalmahendra
Silaturahmi Memperluas Rejeki
Saat awal Syawal ini adalah masa-masa untuk bersilaturahmi. Di samping bisa memperpanjang umur, fadhilah silaturahmi juga bisa memperluas rejeki kita.
Nabi Muhammad saw bersabda, “Barangsiapa yang senang apabila urusan rezekinya dibentangkan / lapangkan buatnya dan apabila dipanjangkan umurnya maka hendaklah dia bershilaturrohim”. (HR Bukhori).
Perkara rejeki seringkali menjadi bahasan yang menarik dari waktu ke waktu. Memang rejeki bagi setiap manusia adalah bagian penting dari sisi kehidupan kemanusiaannya. Dalam konteks rejeki, Sayyidina Ali mengisyaratkan bahwa rejeki itu terdapat dua macam, rejeki yang datang dan rejeki yang mesti didatangi.
Nah rejeki yang mesti kita datangi atau jemput adalah rejeki yang tentunya kita dibutuhkan di antaranya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya atas amanah hidup kita. Misalnya, untuk nafkah keluarga, untuk sekolah anak, untuk bayar cicilan rumah maupun kendaraan. Tentunya itu semua perlu kita ikhtiarkan agar bisa diperoleh.
Salah satu ikhtiar kita untuk bisa mendatangkan rejeki adalah dengan bersilaturahmi. Betapa membangun hubungan baik dengan sesama akan bisa mendatangkan keridoan Allah SWT sedemikian rupa sehingga melalui hamba-hamba-Nya yang lain Allah SWT membagikan rejeki. Sebagai contoh, ketika kita berkumpul dengan saudara-saudara misalnya, tentunya dalam pembicaraan ringan, akan tersampaikan sebagian identitas dan aktifitas kita. Dari informasi tersebut, maka tidak tertutup kemungkinan bermanfaat sebagai jalan rejeki bagi orang lain. Nah, itulah salah satu jalan dari Allah SWT atas berkahnya silaturahmi. Namun kita jangan membatasinya hanya itu saja, sebab Allah memiliki wewenang memberikan rezeki kepada hamba-Nya dari arah yang tidak disangka-sangka. Kapan dan seberapa besarnya, itu adalah hak Allah SWT yang menentukan. Allah Maha Tahu, seberapa banyak dan kapan waktu yang terbaik bagi kita.
Bersilaturahmi di jalan Allah SWT bisa mendatangkan rejeki, namun tetap hakikatnya adalah Allah SWT yang memberi rejeki. Rejeki yang kita butuhkan untuk memenuhi amanah-amanah hidup kita tentunya akan amat bermaslahat kita raih dengan niat yang benar, caranya yang benar, dan istiqamah dalam kebenaran. Jangan sampai cara bersilaturahminya yang salah, misalnya, silaturahmi kepada pejabat-pejabat tertentu untuk membahas masalah tender proyek yang sedang diselenggarakan. Tentunya itu akan menimbulkan dosa suap atau korupsi.
Dan sempurnakan pula dengan doa-doa memohon rejeki yang cukup seperti di bawah ini:
“Ya Allah! Cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang halal (hingga aku terhindar) dari yang haram. Perkayalah aku dengan karunia-Mu (hingga aku tidak minta) kepada selain-Mu.” (HR At-Tirmidzi 5/560, dan lihat kitab Shahihut Tirmidzi 3/180).
Nabi Muhammad saw bersabda, “Barangsiapa yang senang apabila urusan rezekinya dibentangkan / lapangkan buatnya dan apabila dipanjangkan umurnya maka hendaklah dia bershilaturrohim”. (HR Bukhori).
Perkara rejeki seringkali menjadi bahasan yang menarik dari waktu ke waktu. Memang rejeki bagi setiap manusia adalah bagian penting dari sisi kehidupan kemanusiaannya. Dalam konteks rejeki, Sayyidina Ali mengisyaratkan bahwa rejeki itu terdapat dua macam, rejeki yang datang dan rejeki yang mesti didatangi.
Nah rejeki yang mesti kita datangi atau jemput adalah rejeki yang tentunya kita dibutuhkan di antaranya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya atas amanah hidup kita. Misalnya, untuk nafkah keluarga, untuk sekolah anak, untuk bayar cicilan rumah maupun kendaraan. Tentunya itu semua perlu kita ikhtiarkan agar bisa diperoleh.
Salah satu ikhtiar kita untuk bisa mendatangkan rejeki adalah dengan bersilaturahmi. Betapa membangun hubungan baik dengan sesama akan bisa mendatangkan keridoan Allah SWT sedemikian rupa sehingga melalui hamba-hamba-Nya yang lain Allah SWT membagikan rejeki. Sebagai contoh, ketika kita berkumpul dengan saudara-saudara misalnya, tentunya dalam pembicaraan ringan, akan tersampaikan sebagian identitas dan aktifitas kita. Dari informasi tersebut, maka tidak tertutup kemungkinan bermanfaat sebagai jalan rejeki bagi orang lain. Nah, itulah salah satu jalan dari Allah SWT atas berkahnya silaturahmi. Namun kita jangan membatasinya hanya itu saja, sebab Allah memiliki wewenang memberikan rezeki kepada hamba-Nya dari arah yang tidak disangka-sangka. Kapan dan seberapa besarnya, itu adalah hak Allah SWT yang menentukan. Allah Maha Tahu, seberapa banyak dan kapan waktu yang terbaik bagi kita.
Bersilaturahmi di jalan Allah SWT bisa mendatangkan rejeki, namun tetap hakikatnya adalah Allah SWT yang memberi rejeki. Rejeki yang kita butuhkan untuk memenuhi amanah-amanah hidup kita tentunya akan amat bermaslahat kita raih dengan niat yang benar, caranya yang benar, dan istiqamah dalam kebenaran. Jangan sampai cara bersilaturahminya yang salah, misalnya, silaturahmi kepada pejabat-pejabat tertentu untuk membahas masalah tender proyek yang sedang diselenggarakan. Tentunya itu akan menimbulkan dosa suap atau korupsi.
Dan sempurnakan pula dengan doa-doa memohon rejeki yang cukup seperti di bawah ini:
“Ya Allah! Cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang halal (hingga aku terhindar) dari yang haram. Perkayalah aku dengan karunia-Mu (hingga aku tidak minta) kepada selain-Mu.” (HR At-Tirmidzi 5/560, dan lihat kitab Shahihut Tirmidzi 3/180).
0
1.3K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan