- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
LULUSAN LA MASIA BUKAN BARCELONA


TS
manuhutu23
LULUSAN LA MASIA BUKAN BARCELONA


Spoiler for AKADEMI LA MASIA:
Sejarah Berdiri Akademi La Masia Barcelona- Akademi sepakbola Barcelona atau banyak orang menyebutnya La Masia telah berdiri sejak tanggal 20 Oktober 1979, berawal dari ide Johan Cruyff yang ingin membuat salinan Akademi Ajax di Barcelona demi menciptakan sebuah Tim yang dapat bermain bermain dengan gaya total football ala Johan Cruyff, sebuah filsafat permainan yang sering dikaitkan sebagai komponen kunci dalam keberhasilan Barcelona meraih juara dan kemudian menjadi tempat serta daya tarik internasional sebagai gudangnya pesepakbola berbakat dari seluruh dunia serta pusat gravitasi dari permainan sepakbola modern yang menghibur. Akademi muda Barcelona ini menampung lebih dari 300 pemain muda, dan telah dipuji sejak tahun 2002 sebagai salah satu yang terbaik di dunia, dan menjadi faktor penting sukses Barcelona FC di Eropa serta timnas Spanyol di Piala Dunia serta Piala Eropa yang lalu.
Sejarah Berdiri Akademi La Masia Barcelona
La Masia adalah bagian penting dari klub Barcelona guna mencari dan menjaring talenta-talenta berbakat, menjadi rumah bagi mereka yang ingin mendapatkan pendidikan dan pelatihan agar suatu saat dapat menjadi bagian dari Barcelona.
Bangunan gedung dari La Masia ini adalah tempat tinggal negara kuno yang dibangun pada tahun 1702, dan sewaktu stadion Camp Nou diresmikan pada tahun 1957, bangunan ini direnovasi dan diperluas untuk digunakan sebagai markas klub sosial. Dengan ekspansi secara bertahap, karena bangunan La Masia terlalu kecil untuk menjadi kantor pusat FC Barcelona, pada tanggal 20 Oktober 1979, La Masia diubah menjadi asrama untuk pemain muda FC Barcelona.
La Masia telah megeluarkan lebih dari 300 pemain muda, dan telah di akui sejak tahun 2002 sebagai salah satu yang terbaik di dunia, menjadi faktor signifikan dalam keberhasilan Eropa FC Barcelona serta keberhasilan tim nasional Spanyol di Piala Dunia FIFA 2010 .
“Ini adalah investasi termurah jangka panjang karena sebuah klub harus melanjutkan dan mengembangkan klubnya.” Kata Carles Folguera, yang telah menjabat sebagai Direktur Akademi Barcelona sejak tahun 2002. Di sana mereka belajar bagaimana membuat Barcelona jadi sumber kebanggaan bagi Catalans, La Masia hadir bagi mereka yang bangga dan cinta kepada klub seperti Barcelona dimana tim tersebut merupakan klub legenda dunia dan kebanggaan baik bagi bangsa Spanyol maupun Catalan.
Membantu anak-anak beradaptasi dan mengembangkan bakatnya merupakan tujuan utama didirikannya La Masia. Ketika Messi datang dalam usia 13 tahun pada tahun 2000, dia mengalami masalah dengan hormon tulang yang berarti bahwa ia memiliki ukuran tinggi badan yang tidak normal bila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Berdasarkan kondisi tersebut, maka Akademi mendatangkan Para ahli untuk segera menindak lanjuti dan sekaligus mengawasi perkembangan Messi selama di La Masia. Pada akhirnya anak muda ini terus berkembang menjadi pemain hebat dan akan terus membuat sejarah bersama Barcelona.
Sejarah Berdiri Akademi La Masia Barcelona
“Sebagai seorang anak, yang mereka ajarkan adalah bahwa Anda tidak hanya bermain untuk menang tetapi untuk bertumbuh dalam kemampuan sebagai pemain,” kata Lionel Messi, yang berbagi kamar dengan seorang pemain basket. Itu karena Barca lebih dari sekedar sebuah klub sepakbola dan La Masia merupakan rumah bagi pemain hoki, bola tangan dan tim basket juga.
“Apa yang membuat La Masia berbeda adalah bahwa di sini belajar dilakukan selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu,” kata Folguera yang pernah menjadi mantan kiper Barca, yang kini telah berumur 41 kepada Reuters.
La Masia kini telah berhasil menghasilkan para pemain sepabola genius. Sepakbola jenius dengan ijazah permainan tiki taka, sebuah kata dari Spanyol yang berarti gaya yang menarik dari sepak bola, dengan menggunakan umpan pendek satu dua sambil melewati hadangan musuh. Sebanyak 16 pemain binaan asli mereka mampu tampil sebanyak 60,2 persen dari total menit yang dilalui Barcelona pada musim ini.
Mantan Pelatih tersukses Barcelona yaitu Pep Guardiola berkata "Anak-anak bergabung ke La Masia sejak berusia 13 tahun. La Masia sangat penting bagi Barcelona,Mereka mempunyai banyak anak didik dan memberikan pelajaran bermain sepakbola yang mendasar.Mengajari bermain sepakbola, menghormati rekan setim dan lawan. Bukan hanya sekolah sepakbola, namun juga sekolah untuk belajar hidup.Anda bermain karena menyukai dan menikmati itu"
Histeria La Masia
La Masia adalah cerita penantian panjang dan sebuah harapan dari sebuah klub yang ingin menghasil produk binaan sendiri. Dibawah komando Johan Crufyy filosofi sepakbola Total Football coba di rangkum dalam satu kurikulum sepakbola dahsyat. Hingga lahir generasi pertama sukses La Masia yang berhasil mempersembahkan tropi Eropa tahun 1992, nama-nama Guillerrmo Amor, Albert Ferrer dan Josep Guardiola adalah tiga nama jaminan mutu produk La Masia edisi awal.
La Masia de Academy awalnya hanya rumah batu yang bercorak rumah pertanian khas abad 18 namun bertransformasi menjadi akademi modern dan sebuah candradimuka proses industri sepakbola modern. La Masia bukan yang pertama setidaknya ajax Academy milik Ajax Amsterdam lebih dahulu sukses dengan produk lokalnya. Saya masih ingat bagaimana segerombolan anak muda yang polos berhasil mempecundangi sekelompok pemain kaliber kelas wahid yang juga tim favorti saya AC Milan di final Piala Champion Eropa 1995. Setahun kemudian anak polos yang mahir mengolah bola gaya Total Football hampir saja mengulang sukses juara dua kali sebelum di hentikan si Nyonya tua, Juventus. Sayangnya Ajax academy tidak mampu lagi melahirkan pemain kaliber kelas Seedorf, Kanu, Davids, Overmars, Kluivert dll.
Sungguh beruntung La Masia mampu mengkreasi anak-anak muda hebat seperti Messi, Xavi, Iniesta, Busquets dalam satu periode yang sama. Kekompakan mereka menghipnotis siapapun yang menonton tak peduli lawan atau kawan. Sukses Barca dan La Masia bukan proses yang instan, melainkan sebuah proses yang flowchartnya berliku-liku dan panjang. Kesabaran dan keyakinan diantara punggawa Barca lah yang berhasil memanen jerih payah penantian sebuah akademi sepakbola terbaik di jagat ini]
Siapa yang tidak tahu La Masia. Akademi sepakbola milik FC Barcelona dikenal sebagai akademi yang paling sukses. Pemain seperti Carles Puyol, Xavi Hernandez, Andres Iniesta merupakan contoh betapa hebat hasil dari akademi yang apabila namanya dijadikan bahasa Inggris menjadi “The Farmhouse” ini. Ketiga nama tersebut memberikan performa luar biasa sehingga Barcelona bisa meraih banyak trofi dalam setengah dekade terakhir.

Sejarah Berdiri Akademi La Masia Barcelona
La Masia adalah bagian penting dari klub Barcelona guna mencari dan menjaring talenta-talenta berbakat, menjadi rumah bagi mereka yang ingin mendapatkan pendidikan dan pelatihan agar suatu saat dapat menjadi bagian dari Barcelona.
Bangunan gedung dari La Masia ini adalah tempat tinggal negara kuno yang dibangun pada tahun 1702, dan sewaktu stadion Camp Nou diresmikan pada tahun 1957, bangunan ini direnovasi dan diperluas untuk digunakan sebagai markas klub sosial. Dengan ekspansi secara bertahap, karena bangunan La Masia terlalu kecil untuk menjadi kantor pusat FC Barcelona, pada tanggal 20 Oktober 1979, La Masia diubah menjadi asrama untuk pemain muda FC Barcelona.
La Masia telah megeluarkan lebih dari 300 pemain muda, dan telah di akui sejak tahun 2002 sebagai salah satu yang terbaik di dunia, menjadi faktor signifikan dalam keberhasilan Eropa FC Barcelona serta keberhasilan tim nasional Spanyol di Piala Dunia FIFA 2010 .
“Ini adalah investasi termurah jangka panjang karena sebuah klub harus melanjutkan dan mengembangkan klubnya.” Kata Carles Folguera, yang telah menjabat sebagai Direktur Akademi Barcelona sejak tahun 2002. Di sana mereka belajar bagaimana membuat Barcelona jadi sumber kebanggaan bagi Catalans, La Masia hadir bagi mereka yang bangga dan cinta kepada klub seperti Barcelona dimana tim tersebut merupakan klub legenda dunia dan kebanggaan baik bagi bangsa Spanyol maupun Catalan.
Membantu anak-anak beradaptasi dan mengembangkan bakatnya merupakan tujuan utama didirikannya La Masia. Ketika Messi datang dalam usia 13 tahun pada tahun 2000, dia mengalami masalah dengan hormon tulang yang berarti bahwa ia memiliki ukuran tinggi badan yang tidak normal bila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Berdasarkan kondisi tersebut, maka Akademi mendatangkan Para ahli untuk segera menindak lanjuti dan sekaligus mengawasi perkembangan Messi selama di La Masia. Pada akhirnya anak muda ini terus berkembang menjadi pemain hebat dan akan terus membuat sejarah bersama Barcelona.
Sejarah Berdiri Akademi La Masia Barcelona
“Sebagai seorang anak, yang mereka ajarkan adalah bahwa Anda tidak hanya bermain untuk menang tetapi untuk bertumbuh dalam kemampuan sebagai pemain,” kata Lionel Messi, yang berbagi kamar dengan seorang pemain basket. Itu karena Barca lebih dari sekedar sebuah klub sepakbola dan La Masia merupakan rumah bagi pemain hoki, bola tangan dan tim basket juga.
“Apa yang membuat La Masia berbeda adalah bahwa di sini belajar dilakukan selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu,” kata Folguera yang pernah menjadi mantan kiper Barca, yang kini telah berumur 41 kepada Reuters.
La Masia kini telah berhasil menghasilkan para pemain sepabola genius. Sepakbola jenius dengan ijazah permainan tiki taka, sebuah kata dari Spanyol yang berarti gaya yang menarik dari sepak bola, dengan menggunakan umpan pendek satu dua sambil melewati hadangan musuh. Sebanyak 16 pemain binaan asli mereka mampu tampil sebanyak 60,2 persen dari total menit yang dilalui Barcelona pada musim ini.
Mantan Pelatih tersukses Barcelona yaitu Pep Guardiola berkata "Anak-anak bergabung ke La Masia sejak berusia 13 tahun. La Masia sangat penting bagi Barcelona,Mereka mempunyai banyak anak didik dan memberikan pelajaran bermain sepakbola yang mendasar.Mengajari bermain sepakbola, menghormati rekan setim dan lawan. Bukan hanya sekolah sepakbola, namun juga sekolah untuk belajar hidup.Anda bermain karena menyukai dan menikmati itu"
Histeria La Masia
La Masia adalah cerita penantian panjang dan sebuah harapan dari sebuah klub yang ingin menghasil produk binaan sendiri. Dibawah komando Johan Crufyy filosofi sepakbola Total Football coba di rangkum dalam satu kurikulum sepakbola dahsyat. Hingga lahir generasi pertama sukses La Masia yang berhasil mempersembahkan tropi Eropa tahun 1992, nama-nama Guillerrmo Amor, Albert Ferrer dan Josep Guardiola adalah tiga nama jaminan mutu produk La Masia edisi awal.
La Masia de Academy awalnya hanya rumah batu yang bercorak rumah pertanian khas abad 18 namun bertransformasi menjadi akademi modern dan sebuah candradimuka proses industri sepakbola modern. La Masia bukan yang pertama setidaknya ajax Academy milik Ajax Amsterdam lebih dahulu sukses dengan produk lokalnya. Saya masih ingat bagaimana segerombolan anak muda yang polos berhasil mempecundangi sekelompok pemain kaliber kelas wahid yang juga tim favorti saya AC Milan di final Piala Champion Eropa 1995. Setahun kemudian anak polos yang mahir mengolah bola gaya Total Football hampir saja mengulang sukses juara dua kali sebelum di hentikan si Nyonya tua, Juventus. Sayangnya Ajax academy tidak mampu lagi melahirkan pemain kaliber kelas Seedorf, Kanu, Davids, Overmars, Kluivert dll.
Sungguh beruntung La Masia mampu mengkreasi anak-anak muda hebat seperti Messi, Xavi, Iniesta, Busquets dalam satu periode yang sama. Kekompakan mereka menghipnotis siapapun yang menonton tak peduli lawan atau kawan. Sukses Barca dan La Masia bukan proses yang instan, melainkan sebuah proses yang flowchartnya berliku-liku dan panjang. Kesabaran dan keyakinan diantara punggawa Barca lah yang berhasil memanen jerih payah penantian sebuah akademi sepakbola terbaik di jagat ini]
Siapa yang tidak tahu La Masia. Akademi sepakbola milik FC Barcelona dikenal sebagai akademi yang paling sukses. Pemain seperti Carles Puyol, Xavi Hernandez, Andres Iniesta merupakan contoh betapa hebat hasil dari akademi yang apabila namanya dijadikan bahasa Inggris menjadi “The Farmhouse” ini. Ketiga nama tersebut memberikan performa luar biasa sehingga Barcelona bisa meraih banyak trofi dalam setengah dekade terakhir.



Tapi, tidak semua lulusan akademi La Masia menemukan performa terbaiknya di Barca. Banyak dari mereka yang justru menjadi bintang setelah meninggalkan Camp Nou.
Berikut beberapa pemain yang justru menjadi bintang setelah hengkang dari Catalonia.Selamat membaca!
Spoiler for Oscar & Roger Garcia Junyent:
Kakak beradik ini salah satu pemain kesukaan saya diawal nonton Barcelona karena wajahnya. Mereka asli Catalan dan berhasil promosi ke tim senior. Sayangnya di tim senior mereka tidak pernah menjadi pemain inti. Sampai akhirnya mereka dilepas Barcelona ke klub lain. Mereka pun sempat bermain bersama kembali di Espanyol diawal 2000an. Sekarang Oscar Garcia menjadi pelatih Barcelona Juvenil A.

Spoiler for Francesc Arnau:
Setelah Zubizareta pindah dan Carles Busquets pensiun, para fans Barcelona mengharapkan Arnau untuk menjadi penerus mereka. Apalagi salah satu tradisi Barcelona adalah memakai kiper lokal dan dia juga asli Catalan. Namun sayang saat dia promosi dari Barcelona B ke tim senior tahun 1996 setelah itu Barcelona membeli Vitor Baia yang tampil bagus bersama Porto dan timnas Portugal di Euro 1996. Setelah Baia kembali ke Porto, Arnau pun tetap gagal menjadi kiper utama saat Van Gaal membeli kiper asal Belanda Rud Hesp. Saya pun hanya beberapa kali melihatnya bermain untuk Barcelona. Arnau pun pindah ke Malaga, yang cukup mengharukan adalah saat dia pensiun musim lalu, dipertandingan terakhir dia bermain bersama Malaga melawan Barcelona di liga.

Spoiler for IVAN DE LA PENA:
Masuk ke La Masia setelah membuat scout talent Barcelona tertarik padanya saat bermain untuk akademi Racing Santander. 3 tahun di La Masia dia semakin berkembang, setelah itu dia promosi ke Barcelona B. Setelah 3 tahun menjadi jendral lapangan tengah Barca B, dia promosi ke tim senior tahun 1995. Dia berhasil membawa Barcelona menjadi juara piala winners 1997. Dia pun menjadi duet Guardiola di lini tengah. Namun masuknya Van Gaal mengubah cerita dia di Barcelona, dia dianggap tidak cocok dengan skema Van Gaal. Litle Budha pun dijual ke Lazio. Disana dia juga kurang sukses atau Barcelona itu.

Spoiler for Albert Celades:
Sebelum Xavi, mungkin dia lulusan La Masia yang dianggap bakal menjadi pemain penting di lini tengah meneruskan Guardiola. Pemain kelahiran Barcelona ini tampil bagus di dua musim awal dia setelah promosi ke tim senior tahun 1996. Dia bahkan masuk ke skuad timnas Spanyol di WC 1998. Sayang kedatangan Van Gaal yang membuat Barca menjadi Belandanisasi membuat posisinya tergusur. Dia pun dijual ke Celta Vigo tahun 1999. Yang mungkin agak disesali para fans Barcelona termasuk saya adalah kepindahannya ke Real Madrid setahun berikutnya.

Spoiler for Gabri Garcia:
Dia mudah dikenali saat bermain di Barcelona karena kepalanya yang botak. Dia juga bisa dibilang seangkatan dengan Puyol. Promosi bersamaan ke tim senior dari Barca B tahun 1999. Di La Masia, Gabri salah satu pemain tengah terbaik. Namun di tim senior dia harus bersaing dengan Xavi yang lebih dahulu promosi. Mereka bisa bermain bersama di tim senior, namun kedatangan Ronaldinho dan Deco membuatnya harus duduk di bangku cadangan. di tahun 2005 dia mengalami cedera parah yang membuatnya absen hampir 1 musim. Setahun kemudian dia dilepas ke Ajax. Sekarang dia bermain di liga Swis.

Spoiler for Pepe Reina:
Sebenarnya sebelum Valdes, dia adalah kiper utama Barcelona. Dia lebih dulu promosi dari Barca B ke tim senior daripada Valdes tahun 2000. Menjadi rising star di posisi penjaga gawang. Apalagi ayahnya Miguel Reina adalah salah satu kiper legenda Barcelona. Rencana Barcelona mendatangkan kiper Turki Rustu Rechber membuatnya dipinjamkan ke Villareal. Setelah itu dia pindah ke Liverpool dan bermain di Inggris sampai sekarang. Yang tak terlupakan dari Reina saat dia membawa Barca mengalahkan Madrid di Barnebeu dan dia memakai nomor 13.

Spoiler for Luis Garcia:
Setelah masuk La Masia, Luis Garcia bermain di Barcelona B bersama Xavi dan Puyol. Namun dia juga sering dipinjamkan ke klub lain. Sampai akhirnya dia bermain gemilang bersama Atl. Madrid. Barcelona membawanya kembali tahun 2003 dan kembali bermain bersama Xavi dan Puyol di tim senior. Dia sebenernya bermain sangat baik dimusim itu, namun setahun kemudian datang tawaran menggiurkan dari Liverpool. Pelatih Liverpool saat itu adalah Rafa Benitez yang juga pernah melatihnya saat dipinjamkan ke Tenerife dan ikut membawa Liverpool juara UCL 2005. Saya pun masih ingat dengan beberapa gol cantik dia saat membela Barcelona.

Spoiler for Fernando Navarro:
tra Catalan ini menghabiskan 7 tahun di La Masia dan 4 tahun di Barca B. Setalah itu promosi ke tim utama. Hanya beberapa kali menontonnya bermain bersama Barcelona karena dia kalah bersaing dengan Giovanni Van Bronckhorst. Setalah itu dia dijual ke Mallorca dan sekarang bermain di Sevilla.

Spoiler for Gerad Lopez:
Menjadi salah satu pemain idola saya juga saat memutuskan kembali ke Barcelona dari Valencia. Dia asli Catalan dan menghabiskan masa remajanya di La Masia. Setelah bermain di Barcelona B, dia pindah ke Valencia dan menjadi salah satu pemain bintang disana. Banyak klub elite Eropa ingin membelinya, namun dia memutuskan menerima tawaran Barcelona karena ingin bermain di klub yang dicintainya. Bermain 5 tahun sebagai pemain reguler di Barcelona, dia akhirnya dilepas karena cedera yang sering dialaminya. No 14 Barcelona akan selalu dikenang ucapnya.

Spoiler for Sergio Garcia:
Sergio Garcia adalah lulusan La Masia tahun 2002 dan langsung menyegel satu tempat di tim B. Bersama Barcelona B, Garcia berhasil mencetak 34 gol dalam 60 pertandingan liga. Namun sayang, performa apik Garcia tidak mengikuti saat ia pindah ke tim utama. Dua musim di tim utama ia hanya mengemas 4 kali main tanpa mencetak gol satupun.

Spoiler for Albert Jorquera:
Satu lagi kiper lulusan La Masia, promosi ke tim senior sebagai pelapis Victor Valdes. Dia mengalami cedera parah saat bermain untuk timnas Catalan, itu membuat Barca membeli Pinto untuk melapis Valdes. setelah sembuh akhirnya dia dipinjamkan ke klub Catalan Girona. Tahun 2010 dia memutuskan pensiun karena alasan pribadi dan kemudian dia diangkat menjadi salah satu pelatih kiper di La Masia.

Spoiler for Giovani Dos Santos:
Setelah Messi, dia sepertinya pemain muda dari La Masia yang diperkirakan akan bersinar juga di tim utama. Kakak dari Jonathan Dos Santos ini sudah memperlihatkan skill yang bagus saat di La Masia dan Barcelona B. Namun cuma setahun saja karirnya di tim senior. Cukup mengejutkan karena dia sebenernya tampil cukup baik. Dia pindah ke Spurs dan gagal menembus tim utama sehingga sering dipinjamkan ke klub lain sampai sekarang.

Spoiler for Bojan Krkic:
Wonder kid La Masia. Semua rekor Messi di tim junior bahkan di tim senior sebagai yang termuda berhasil dipecahkannya. Nampaknya dia akan menjadi pemain bintang di tim senior. Melawan Bilbao di final CDR 2009 mungkin penampilan terbaik Bojan. Dan musim 2009-10 adalah musim terbaik baginya. Sayang musim lalu dia menurun dan menjadi penghuni bangku cadangan. Sampai akhir diawal musim ini dia dijual ke AS Roma, kemudian dipinjamkan lagi ke AJAX.

Spoiler for Jeffren Suarez:
Juga sudah menjadi bintang di La Masia. Salah satu pemain sayap terbaik di La Masia. Rijakard pun beberapa kali memanggilnya ke tim senior. Sayang setelah itu penampilannya tidak berkembang. Musim ini dia dijual ke Sporting Lisbon.

Spoiler for Mikel Arteta:
Lulus dari La Masia tahun 1999, menjadi jendral lapangan tengah Barca B selama 3 tahun. Namun di tim senior saat itu masih ada Guardiola dan Xavi yang baru promosi. Dia pun memutuskan pindah ke Rangers dan kembali ke Spanyol bermain di kub asal daerah kelahirannya Sociedad. Sempat bermain di Everton dan sekarang bermain di Arsenal.

Spoiler for Oriol Romeu:
La Masia Gen 91 yang bermain bersama Montoya, Cuenca, Tello dan Thiago sejak di La Masia dan Barca B. Salah satu gelandang terbaik Barcelona. Pindah ke Chelsea musim ini untuk bermain di level senior. Kabarnya jadi salah satu pemain yang akan dibeli kembali Barcelona

Spoiler for Ruben Rochina:
Menghabiskan 6 tahun di La Masia. Sempat membawa Spanyol U-17 menjadi juara Eropa tahun 2008 dan menjadi pencetak gol terbanyak. Musim ini dia pindah ke Inggris untuk bermain di Blackburn Rovers dari Barca B karena sulit untuk menembus tim utama.

Spoiler for Thiago Alcântara:

Spoiler for tambahan dari agan agan:
Ada lagi nih gan yang terbaru. Namanya SERGIO BUENACASA. Kelahiran 1996. Doi baru aja direkrut jadi primavera Juventus

SEPERTINYA MASIH BANYAK LAGI PEMAIN PEMAIN YANG BELUM DISEBUTKAN, MOHON BANTU SHARE YA AGAN AGAN SEKALIAN


Spoiler for YANG JANGAN DILUPAIN AGAN AGAN:


























Quote:
Quote:
PISS BARCELONISTAS JUST SHARE AJA





SUMBER DARI MBAH DUKUN
Diubah oleh manuhutu23 04-09-2013 09:10
0
7.8K
Kutip
63
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan