Jelang lengser, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai makin menebalkan jejak utang yang akan sulit dihilangkan oleh penerusnya. Itu terlihat dari komitmen Jepang yang ingin mengucurkan dana sekitar Rp 400 triliun untuk proyek Metropolitan Priority Area (MPA) Indonesia, baru-baru ini.

"Ya kita ambil positifnya saja bahwa pinjaman itu sangat dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia. Meskipun sudah diujung tahun kekuasaan, akhirnya ada sesuatu yang dapat dikenang," kata Anggota Komisi XI DPR-RI fraksi Gerindra Sadar Subagyo dalam pesan singkat, Sabtu (17/8).

Sadar menilai, pemerintah seharusnya bisa menurunkan besaran komitmen pembiayaan untuk MPA yang berisi puluhan proyek infrastruktur. Soalnya, infrastruktur yang mendesak untuk dibangun di Indonesia hanya sedikit.

"Yang sangat mendesak adalah MRT, rel kereta api, pelabuhan dan air bersih. Pembangunan jembatan selat sunda itu proyek mercusuar dengan resiko sangat tinggi, demikian juga dengan smart city," tegas dia.

Menurutnya, pemerintah sebaiknya membatasi penarikan utang luar negeri untuk membangun infrastruktur. Meskipun, utang luar negeri memiliki bunga yang lebih rendah ketimbang dalam negeri.

"Pinjaman memang harus imbang antara dalam negeri maupun luar negeri," katanya. [yud]

Sumber : http://www.merdeka.com/uang/jelang-l...jak-utang.html