- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kenapa dukun dan penyihir bisa meramal masa depan ini alasanya!!


TS
balonganidm
Kenapa dukun dan penyihir bisa meramal masa depan ini alasanya!!
Agan agan pasti pada bingungkan gan kenapa peramal sama dukun bisa meramal masa depan? ternyata merka bekerja sama dengan jin dan setan ini alasanyaa!! semoga bermanfaat 
Sumber
berharap
dan

Quote:
Di antara kemampuan yang Allah berikan pada jin atau setan adalah kemampuan mencuri berita langit. Berita langit ini akan disampaikan oleh setan sampai pada tukang sihir dan dukun. Nyatanya, tukang ramal tersebut dari berita yang mereka dengar, mereka reka-reka menjadi 100 kedustaan.
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنا لَمَسْنَا السمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا وَأَنا كُنا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الْآَنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا
“Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” (QS. Al Jin: 8-9).
Dahulu, setan biasa naik ke tempat di langit lalu ingin mencuri berita langit. Para setan ingin mencuri berita sebelum kejadian itu terjadi. Ketika Rasul kita Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- diutus bertambahlah penjagaan di langit.
Lantas bagaimanakah setan mencuri berita dari langit?
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قَضَى اللهُ الأَمْرَ فِى السمَاءِ ضَرَبَتِ الْمَلاَئِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ كَأَنهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ فَإِذَا فُزعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبكُمْ ، قَالُوا لِلذِى قَالَ الْحَق وَهُوَ الْعَلِى الْكَبِيرُ فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُ السمْعِ ، وَمُسْتَرِقُ السمْعِ هَكَذَا بَعْضُهُ فَوْقَ بَعْضٍ – وَوَصَفَ سُفْيَانُ بِكَفهِ فَحَرَفَهَا وَبَددَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ – فَيَسْمَعُ الْكَلِمَةَ ، فَيُلْقِيهَا إِلَى مَنْ تَحْتَهُ ثُم يُلْقِيهَا الآخَرُ إِلَى مَنْ تَحْتَهُ ، حَتى يُلْقِيَهَا عَلَى لِسَانِ الساحِرِ أَوِ الْكَاهِنِ ، فَرُبمَا أَدْرَكَ الشهَابُ قَبْلَ أَنْ يُلْقِيَهَا ، وَرُبمَا أَلْقَاهَا قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ ، فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ ، فَيُقَالُ أَلَيْسَ قَدْ قَالَ لَنَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا كَذَا وَكَذَا فَيُصَدقُ بِتِلْكَ الْكَلِمَةِ التِى سَمِعَ مِنَ السمَاءِ
“Ketika Allah menetapkan suatu urusan di langit, malaikat lantas meletakkan sayapnya dalam rangka tunduk pada perintah Allah. Firman Allah yang mereka dengarkan itu seolah-olah seperti suara gemerincing rantai di atas batu. Hal ini cumiakkan mereka. Apabila rasa takut telah dihilangkan dari hati mereka, mereka mengucapkan, “Apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian?” Mereka menjawab, “Perkataan yang benar. Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
“Setan-setan penyadap berita itu pun mendengarkan berita itu. Para penyadap berita itu posisinya saling bertumpuk-tumpukkan. Sufyan menggambarkannya dengan memiringkan telapak tangannya dan merenggangkan jari-jemarinya. Jika setan yang di atas mendengar berita itu, maka segera disampaikan kepada setan yang berada di bawahnya. Kemudian yang lain juga menyampaikan kepada setan yang berada di bawahnya hingga sampai kepada tukang sihir dan dukun.”
“Terkadang setan penyadap berita itu terkena api sebelum sempat menyampaikan berita itu. Terkadang pula setan itu bisa menyampaikan berita itu sebelum terkena api. Lalu dengan berita yang didengarnya itulah tukang sihir atau dukun membuat 100 kedustaan. Orang-orang yang mendatangi tukang sihir atau dukun pun mengatakan, “Bukankah pada hari ini dan itu, dia telah mengabarkan kepada kita bahwa akan terjadi demikian dan demikian?” Akibatnya, tukang sihir dan dukun itu pun dipercaya karena satu kalimat yang telah didengarnya dari langit. (HR. Bukhari no. 4800).
Ada juga cara mudah yang setan tempuh untuk mencuri berita langit sebagaimana disebutkan dalam hadits ‘Aisyah berikut ini,
الْمَلاَئِكَةُ تَتَحَدثُ فِى الْعَنَانِ – وَالْعَنَانُ الْغَمَامُ – بِالأَمْرِ يَكُونُ فِى الأَرْضِ ، فَتَسْمَعُ الشيَاطِينُ الْكَلِمَةَ ، فَتَقُرهَا فِى أُذُنِ الْكَاهِنِ ، كَمَا تُقَر الْقَارُورَةُ ، فَيَزِيدُونَ مَعَهَا مِائَةَ كَذِبَةٍ
“Para malaikat saling berbicara di atas awan dan awan-awan yang gelap tentang berbagai urusan yang akan terjadi di bumi lalu didengar oleh setan-setan kemudian setan-setan itu membisikkannya pada telinga para dukun sebagaimana botol ditiup lalu setan-setan itu menambah urusan yang didengarnya itu dengan 100 kedustaan.” (HR. Bukhari no. 3288).
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنا لَمَسْنَا السمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا وَأَنا كُنا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الْآَنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا
“Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” (QS. Al Jin: 8-9).
Dahulu, setan biasa naik ke tempat di langit lalu ingin mencuri berita langit. Para setan ingin mencuri berita sebelum kejadian itu terjadi. Ketika Rasul kita Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- diutus bertambahlah penjagaan di langit.
Lantas bagaimanakah setan mencuri berita dari langit?
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قَضَى اللهُ الأَمْرَ فِى السمَاءِ ضَرَبَتِ الْمَلاَئِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ كَأَنهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ فَإِذَا فُزعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبكُمْ ، قَالُوا لِلذِى قَالَ الْحَق وَهُوَ الْعَلِى الْكَبِيرُ فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُ السمْعِ ، وَمُسْتَرِقُ السمْعِ هَكَذَا بَعْضُهُ فَوْقَ بَعْضٍ – وَوَصَفَ سُفْيَانُ بِكَفهِ فَحَرَفَهَا وَبَددَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ – فَيَسْمَعُ الْكَلِمَةَ ، فَيُلْقِيهَا إِلَى مَنْ تَحْتَهُ ثُم يُلْقِيهَا الآخَرُ إِلَى مَنْ تَحْتَهُ ، حَتى يُلْقِيَهَا عَلَى لِسَانِ الساحِرِ أَوِ الْكَاهِنِ ، فَرُبمَا أَدْرَكَ الشهَابُ قَبْلَ أَنْ يُلْقِيَهَا ، وَرُبمَا أَلْقَاهَا قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ ، فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ ، فَيُقَالُ أَلَيْسَ قَدْ قَالَ لَنَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا كَذَا وَكَذَا فَيُصَدقُ بِتِلْكَ الْكَلِمَةِ التِى سَمِعَ مِنَ السمَاءِ
“Ketika Allah menetapkan suatu urusan di langit, malaikat lantas meletakkan sayapnya dalam rangka tunduk pada perintah Allah. Firman Allah yang mereka dengarkan itu seolah-olah seperti suara gemerincing rantai di atas batu. Hal ini cumiakkan mereka. Apabila rasa takut telah dihilangkan dari hati mereka, mereka mengucapkan, “Apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian?” Mereka menjawab, “Perkataan yang benar. Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
“Setan-setan penyadap berita itu pun mendengarkan berita itu. Para penyadap berita itu posisinya saling bertumpuk-tumpukkan. Sufyan menggambarkannya dengan memiringkan telapak tangannya dan merenggangkan jari-jemarinya. Jika setan yang di atas mendengar berita itu, maka segera disampaikan kepada setan yang berada di bawahnya. Kemudian yang lain juga menyampaikan kepada setan yang berada di bawahnya hingga sampai kepada tukang sihir dan dukun.”
“Terkadang setan penyadap berita itu terkena api sebelum sempat menyampaikan berita itu. Terkadang pula setan itu bisa menyampaikan berita itu sebelum terkena api. Lalu dengan berita yang didengarnya itulah tukang sihir atau dukun membuat 100 kedustaan. Orang-orang yang mendatangi tukang sihir atau dukun pun mengatakan, “Bukankah pada hari ini dan itu, dia telah mengabarkan kepada kita bahwa akan terjadi demikian dan demikian?” Akibatnya, tukang sihir dan dukun itu pun dipercaya karena satu kalimat yang telah didengarnya dari langit. (HR. Bukhari no. 4800).
Ada juga cara mudah yang setan tempuh untuk mencuri berita langit sebagaimana disebutkan dalam hadits ‘Aisyah berikut ini,
الْمَلاَئِكَةُ تَتَحَدثُ فِى الْعَنَانِ – وَالْعَنَانُ الْغَمَامُ – بِالأَمْرِ يَكُونُ فِى الأَرْضِ ، فَتَسْمَعُ الشيَاطِينُ الْكَلِمَةَ ، فَتَقُرهَا فِى أُذُنِ الْكَاهِنِ ، كَمَا تُقَر الْقَارُورَةُ ، فَيَزِيدُونَ مَعَهَا مِائَةَ كَذِبَةٍ
“Para malaikat saling berbicara di atas awan dan awan-awan yang gelap tentang berbagai urusan yang akan terjadi di bumi lalu didengar oleh setan-setan kemudian setan-setan itu membisikkannya pada telinga para dukun sebagaimana botol ditiup lalu setan-setan itu menambah urusan yang didengarnya itu dengan 100 kedustaan.” (HR. Bukhari no. 3288).
Sumber
berharap
Quote:


0
17.6K
Kutip
75
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan