- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pakde Karwo Gandeng Pengusaha


TS
masdab182
Pakde Karwo Gandeng Pengusaha
Quote:
PAKDE Karwo serius menggandeng para pengusaha. Ini terlihat dari silaturahmi yang dilakukan Pakde Karwo saat bertemu dengan para pengusaha Jatim belum lama ini. Pakde yang juga cagub incumbent tersebut tampak akrab berbincang dengan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jatim Alim Markus dan Ketua Kadin Jatim La Nyalla Mattaliti.
Pakde Karwo pun mengajak pengusaha untuk menggarap industri bahan baku setengah jadi, khususnya tembaga. Ini karena bahan baku tersebut memiliki prospek yang sangat cerah serta ketersediaan tembaga juga dapat meningkatkan ekspor bahan baku Jatim.

“Ekspor dan impor Jatim sampai Juni mengalami defisit USD 3,5 miliar. Penyebabnya adalah ekspor kita turun karena sebagian bahan baku yang diperlukan kurang, khususnya tembaga,” kata Pakde Karwo.
Pakde Karwo mengatakan, kurangnya persediaan tembaga membuat pemerintah terpaksa mengimpor bahan baku tersebut untuk memenuhi kebutuhan industri listrik. “Impor kita USD 9,7 miliar hingga Juni. Sebanyak 88 persen adalah bahan baku seperti tembaga dan bahan baku penolong,” ujarnya.
Industri bahan baku, khususnya tembaga, memiliki prospek yang sangat cerah. Sebab, berbagai produk berbahan tembaga menjadi primadona,
contohnya perhiasan. Demikian pula dengan sektor perindustrian dan teknologi, pencampuran dengan seng, timah, aluminium, dan nikel menghasilkan produk-produk bernilai tinggi.
Selain itu, tembaga juga dimanfaatkan untuk kabel listrik, industri telekomunikasi dan elektronika, serta konstruksi dan transportasi. Karena itu, Pakde Karwo mengajak pengusaha untuk menggarap industri tembaga. Baginya, industri ini memiliki tantangan dan peluang yang sangat cerah. “Jika kita serius menggarap industri ini, maka Jatim akan menghadapi tantangan dan peluang yang luar biasa,” katanya.
Menurut dia, ekspor bahan baku dan pertumbuhan ekonomi Jatim akan meningkat secara signifikan jika industri bahan baku, seperti tembaga
dan bahan baku penolong dipusatkan di Jatim. Sebab smelter atau fasilitas pengolahan tambang yang efisien dan tepat hanya ada di Jatim.
“Semua bahan baku diolah di Jatim. Artinya, jika industri tembaga dipusatkan di Jatim, maka yang diurus tidak hanya Indonesia bagian timur saja. Tetapi juga 2/3 perdagangan dan industri Indonesia, ini peluang yang sangat luar biasa untuk kita,” katanya.(*)
SUMBER: RADAR SURABAYA, Senin, 12 Agustus 2013, halaman 4
Pakde Karwo pun mengajak pengusaha untuk menggarap industri bahan baku setengah jadi, khususnya tembaga. Ini karena bahan baku tersebut memiliki prospek yang sangat cerah serta ketersediaan tembaga juga dapat meningkatkan ekspor bahan baku Jatim.
Quote:

MAJU BERSAMA: Pakde Karwo bersama pengusaha La Nyalla Mataliti dan Alim Markus.
“Ekspor dan impor Jatim sampai Juni mengalami defisit USD 3,5 miliar. Penyebabnya adalah ekspor kita turun karena sebagian bahan baku yang diperlukan kurang, khususnya tembaga,” kata Pakde Karwo.
Pakde Karwo mengatakan, kurangnya persediaan tembaga membuat pemerintah terpaksa mengimpor bahan baku tersebut untuk memenuhi kebutuhan industri listrik. “Impor kita USD 9,7 miliar hingga Juni. Sebanyak 88 persen adalah bahan baku seperti tembaga dan bahan baku penolong,” ujarnya.
Industri bahan baku, khususnya tembaga, memiliki prospek yang sangat cerah. Sebab, berbagai produk berbahan tembaga menjadi primadona,
contohnya perhiasan. Demikian pula dengan sektor perindustrian dan teknologi, pencampuran dengan seng, timah, aluminium, dan nikel menghasilkan produk-produk bernilai tinggi.
Selain itu, tembaga juga dimanfaatkan untuk kabel listrik, industri telekomunikasi dan elektronika, serta konstruksi dan transportasi. Karena itu, Pakde Karwo mengajak pengusaha untuk menggarap industri tembaga. Baginya, industri ini memiliki tantangan dan peluang yang sangat cerah. “Jika kita serius menggarap industri ini, maka Jatim akan menghadapi tantangan dan peluang yang luar biasa,” katanya.
Menurut dia, ekspor bahan baku dan pertumbuhan ekonomi Jatim akan meningkat secara signifikan jika industri bahan baku, seperti tembaga
dan bahan baku penolong dipusatkan di Jatim. Sebab smelter atau fasilitas pengolahan tambang yang efisien dan tepat hanya ada di Jatim.
“Semua bahan baku diolah di Jatim. Artinya, jika industri tembaga dipusatkan di Jatim, maka yang diurus tidak hanya Indonesia bagian timur saja. Tetapi juga 2/3 perdagangan dan industri Indonesia, ini peluang yang sangat luar biasa untuk kita,” katanya.(*)
SUMBER: RADAR SURABAYA, Senin, 12 Agustus 2013, halaman 4
0
626
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan