adityas182Avatar border
TS
adityas182
KEJATUHAN JAWA BARAT dan KEKUATAN PASUKAN GERILYA KITA
kalo mau tau sejarah baca sampe abis


Quote:


THANKS






Untuk menghormati hari ulang 3 tahun Kemerdekaan Indonesia ini sudah selayaknya kalau kita mengadakan tinjauan militer terutama tentang factor-factor kejatuhan Jawa Barat ke tangan Belanda dalam tingkat pertempuran pertama. 

Perlu kita adakan koreksi dalam kalangan kemiliteran untuk dapat menetapkan langkah-langkah dan cara- cara baru dalam siasat kemiliteran menghadapi tiap-tiap kemungkinan yang akan datang.

Bagi Rakyak kejatuhan Jawa Barat ke tangan Belanda sangat mengherankan dan menyolok mata sekali. Jalannya pertempuran tidak seimbang dengan kekuatan semangat angkatan perang kita. Daerah pertama yang dapat direbut oleh Belanda sejak perang kolinialnya ialah daerah Jawa Barat, dengan sangat mudah sekali zonder mendapat perlawanan yang berarti dari pihak tentara kita, sedang front Jawa Tengah dan Jawa Timur masih bertahan dengan kuatnya.

Tetapi pengaruh dari kekalahan berturut-turut yang terjadi di Jawa Barat yang dimulai dengan kejatuhan Cirebon, Kerawang, Cikampek, Purwakarta, Pergadaian baru yang disusul dengan kejatuhan Subang, Sumedang, Garut, Tasik, Ciamis dan lain-lain kota yang penting, maka tentara kita diseluruh menjadi panik, bingung.

Rasa lemah dan takut sangat mempengaruhi angkatan perang kita, yang membawa kekacauan siasat pertahanan kita diseluruh front Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera dan lain-lain. Bukan saja panik dikalangan angkatan perang tetapi juga mengacaukan suasana di garis belakang.

Akhirnya pertahanan kita yang terkuat di Mojokerto Jawa Timur di terobos oleh serangan Belanda, Ambarawa, Salatiga, Amblas. Rakyat tidak habis memikirkan mengapa pertahanan Jawa Barat yang demikian kuat bisa jatuh dengan mudah?

Sedangkan Rakyat tahu bahwa kekuatan tentara kita (Divisi Siliwangi) tidak dapat dikatakan lemah, persenjataannya pun tidak dapat dikatakan kurang. Bukankah senjata-senjata laskar Rakyat yang sudah dilucuti sudah berada di tangan Siliwangi?

Sebagai diketahui bahwa tiga bulan sebelum aksi polisionil diseluruh Jawa Barat kecuali Divisi Siliwangi dan badan resmi tidak ada lagi laskar-laskar Rakyat yang bersenjata. Organisasi-organisai Rakyat berjuang tidak diperkenankan memegang senjata. Laskar Rakyat, Hisbullah, Barisan Banteng dan lain-lain dilucuti (ingat perlucutan Laskar Rakyat bulan April 1947 yang terkenal itu).

Jadi terang bahwa kekuatan tentara Siliwangi ketika itu sebenarnya besar tetapi mengapa tidak dapat mempertahankan Jawa Barat? Apa sebab pertahanan kita dapat mudah di hancurkan oleh Belanda.

Sebab benteng pertahanan tentara dan Rakyat tidak ada di Jawa Barat. Rakyat di Jawa Barat tidak ikut berperang. Rakyat di Jawa Barat ketika perang kolinial dimulai hanya menonton. Rakyat turut aktif bertempur melawan Belanda, bahkan di beberapa tempat dilucuti oleh tentara kita, di front Karawang dan sebagainya.

Antara tentara dan organisasi Rakyat berjuang, antara tentara dan Rakyat umum tidak ada kerjasama. Tidak ada saling membantu menghadapai Belanda. Dengan perkataan lain tidak ada perang total di Jawa Barat. Hanya ada perang militer di Jawa Barat.

Apakah sebabnya demikian? Sebagai diterangkan diatas adalah karena akibat perlucutan – perlucutan laskar Rakyat, akibat dari sikap dan tindakan yang militaristis yang kurang disenangi oleh Rakyat kita. Hingga menyebabkan Rakyat dan organisasi berjuang bersikap masa bodoh ketika perang colonial dimulai.

Memang dibeberapa tempat, kerja bersama antara tentara dan Rakyat ada, tetapi hanya setempat-setempat (local) yang tidak berarti dibanding dengan pertahanan Jawa Barat seluruhnya.

Inilah factor – factor penting yang menyebabkan jatuhnya Jawa Barat dalam gelombang pertama dengan mudah. Perang kilat Belanda dapat mereka lakukan karena hanya dilawan dengan siasat perang militer oleh Tentara kita, bukan dibendung dengan benteng Rakyat total.

Demikianlah pengalaman kita yang pahit dalam medan pertempuran Jawa Barat.

Sudah barang tentu untuk masa depan yang sedemikian pahit itu harus lenyap dari kalangan angkatan perang kita. Sikap dan siasat yang salah tidak boleh diulangi lagi. Angkatan perang kita harus mencari jalan baru berdasarkan pengalaman-pengalaman pertempuran di sekitar front di seluruh Indonesia.

Sesudah tentara ditarik dari Jawa Barat kita melihat bahwa organisasi Rakyat berjuang bersama Rakyat umum bangkit serentak mengadakan perlawanan terhadap Belanda yang lebih hebat dari yang dapat dikira-kirakan tadinya oleh umum. Itulah suatu tanda bahwa kemauan Rakyat untuk mempertahankan Kemerdekaannya lebih besar dari yang disangka.

Pasukan-pasukan gerilya bergerak lagi dengan luas. Mereka tidak lagi menunggu komando dari pusat. Karena mereka tahu komando itu tidak akan datang.

Itulah suatu tanda bahwa semangat bertempur yang tadinya tertahan-tahan oleh perselisihan-perselisihan antara kita dengan kita kemudian pecah dan timbul merupakan pemberontakan yang menyala-nyala laksana api. Pemberontakan yang demikian hebatnya sudah tentu tidak dapat dipadamkan oleh Belanda dengan begitu saja.

Belanda harus menghadapi seluruh Rakyat. Tiap-tiap Rakyat di Jawa Barat dianggap musuh oleh Belanda yang sewaktu-waktu bisa menikam dari belakang.

Tentara-tentara yang sekarang dapat dipakai oleh Belanda pun tidak dapat mereka percayai karena sewaktu-waktu bisa membalik gagang senapan. Inilah sewaktu kesulitan yang sukar sekali bagi Belanda.

Pasukan Gerilya kita di Jawa Barat tidak dapat dihancurkan oleh Belanda, mereka bersatu dengan MURBA. Mereka adalah Rakyat. Dimana ada Rakyat disana ada Laskar Gerilya yang menghancurkan Belanda. Bangsa Belanda dan tentara Belanda tidak merasa aman di Jawa Barat.

Program Nasional yang sudah dierima oleh Permeritah menyebutkan bahwa pertahanan kita diatur secara perlawanan Rakyat total. Sudah barang tentu maksud itu akan kita sokong dengan sekuat-kuatnya.

Kerana dengan siasat demikian itulah baru Negara kita dapat tertolong dari bahaya imperialisme Belanda.

Tetapi program perlawanan Rakyat total itu tidak bisa akan terwujud kalau siasat Angkatan Perang kita sekarang ini tidak di rubah dengan cepat. Pucuk Pimpinan Angkatan Perang harus dapat melenyapkan siasat perang militer, diganti dengan siasat perang Rakyat total.

Pucuk Pimpinan Angkatan Perang sekarang ini tidak boleh membuta tuli meniru-niru siasat dan cara tentara internasional juga. Tidak cocok dengan kemauan Rakyat MURBA dan kehendak Revolusi kita. Pimpinan Angakatan Perang sekarang harus dapat melenyapkan pikiran para opsir-opsir kita bahwa bintang dan pakaian yang mentereng akan dapat menjadi ukuran tentang cakap atau tidak cakapnya dalam pertempuran.

Kalau kita akan melaksanakan perang Rakyat total maka Pimpinan Perang harus mencegah adanya tindakan – tindakan yang melukai hati Rakyat dari angkatan perang ktia, perlucutan dan sebagainya.

Rasionalisasi sekarang akan tidak ada artinya bagi pertempuran-pertempuran yang akan datang kalau hanya meniru-niru tentara luar negeri saja. Zonder mengingat kehendak Revolusi kita.

Tentara kita harus disesuaikan dengan jalannya Revolusi kita. Bukan sekolah saja yang menjadi ukuran terhadap kecakapan Angkatan Perang kita. Dan bukan lancarnya berbahasa umum asing saja yang menjadi ukuran bahwa prajurit-prajurit kita sudah cukup baik untuk menjadi opsir. Sebab Revolusi kita ini bukan digerakkan oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi saja tetapi terutama oleh seluruh MURBA.

Kita sangat menyesal bahwa pikiran umum sekarang dikacaukan oleh golongan-golongan yang berebut kursi pemerintahan. Perhatian umum dibelokkan ke soal-soal pemogokan yang isinya terlalu berbau kursi kabinet. Ideologi Buruh ditunggangi oleh orang-orang politikus bangkrut yang ingin duduk dalam kabinet.

Selesai soal Delanggu sekarang pikiran umum dikacaukan lagi dengan soal-soal Program Nasional.

Kampanye diadakan dengan poster-poster, surat-surat kabar, radio, pidato-pidato dan oleh pasukan macam berbisik untuk mempengaruhi umum supaya Kabinet sekarang diganti agar politikus- politikus bangkrut itu bisa duduk kembali dalam Pemerintahan.

Sedangkan soal daerah pendudukan yang demikian hangatnya tidak menjadi perhatian mereka sama sekali.

Kaum Buruh dan Rakyat umumnya insyaf bahwa golongan yang politiknya telah bangkrut ingin kursi dengan menunggangi kamu.

Lalu mereka sudah duduk kembali maka mereka akan bermain mata lagi dengan antek-anteknya, dengan nenek-nenek-nya, Van Mook dan lain-lain untuk memperjual belikan Negara kita.

Kemudian sebagai penutup untuk memperingati hari ulang tahun Kemerdekaan ini kami berseru:


Kawan-kawan pahlawan Gerilya di Jawa Barat!!..

Kawan-kawan pahlawan Gerilya di Jawa Tengah!!...

Kawan-kawan pahlawan Gerilya di Jawa Timur!!..

Dan kawan-kawan pahlawan Gerilya di seluruh Indonesia!!..

Teruskanlah Perjuanganmu, Hari Kemenangan Sudah Hampir Tiba!!..

Kaum Reaksioner Akan Hancur Luluh!!..

Kita Berjuang dan Kita Menang!!..

MERDEKA 100%
Diubah oleh adityas182 17-08-2013 05:52
0
2K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan