- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN MOMEN REFLEKSI KEBANGKITAN BANGSA [MERDEKA GAN]
TS
indrasplash
PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN MOMEN REFLEKSI KEBANGKITAN BANGSA [MERDEKA GAN]
Quote:
Bulan Agustus merupakan bulan bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada bulan tersebut, kita sebagai bangsa secara de facto lepas dari belenggu penjajahan. Sebuah kondisi yang memberi ruang akan tumbuhnya kemiskinan, kebodohan dan pengkredilan demokrasi. Masa penjajahan adalah masa sulit yang jangan sampai terulang lagi di masa depan, baik oleh bangsa asing maupun oleh bangsa sendiri.
Sudah saatnya kita bersama-sama sebagai bangsa keluar dari keterpurukan dengan bekerja keras mengisi kemerdekaan. Tentu saja melalui pembangunan yang positif, baik secara moral maupun fisik. Tidak saling menyalahkan satu sama lain. Selalu menghormati dan memberi toleransi terhadap pihak yang berseberangan dengan kita demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Menaruh rasa hormat setinggi-tingginya atas jasa para pemimpin terdahulu kita, pemimpin saat ini dan yang akan datang dengan respect yang tulus akan mempermudah kinerja pemerintah dalam menyejahterakan rakyatnya, kita harus menghargai hasil kerja presiden kita, seperti Soekarno, Soeharto, Habibie, Gusdur, Megawati dan SBY.
Melihat sisi baik setiap kebijakan pemerintah yang sudah adalah bagian dari rasa memiliki atas pembangunan negeri ini, karena pemimpin terdahulu kita jelas sudah berusaha keras untuk memberikan yang terbaik bagi rakyatnya meskipun terkadang ada saja kebijakan yang tidak sesuai di lapangan.
Rezim Soekarno telah membawa bangsa ini mempertahankan kemerdekaan dan jatidirinya sebagai bangsa. Rezim Soeharto juga berjuang keras untuk membangun negeri ini di segala bidang, serta memperkuat pertahanan negara, era Habibie telah berhasil mengawal jalannya reformasi menuju era keterbukaan, Presiden Gusdur berhasil meletakkan dasar-dasar demokrasi dan kebebasan bersama, Era Megawati juga berjuang untuk mewujudkan kedaulatan dan martabat bangsa di tengah arus kebebasan menuju demokrasi sejati. dan Presiden SBY telah sukses memulihkan sendi-sendi ekonomi menjadi bangsa yang terus tumbuh di kawasan.
Dari sekian banyak prestasi para pemimpin kita, patutlah kita berbangga diri sebagai bangsa Indonesia yang memiliki pemimpin seperti mereka. Mari kita bandingkan dengan negara lain di kawasan yang selalu berkutat pada masalah kekuasaan semata serta jauh dari iklim demokrasi.
Filipina dengan stabilitas pemerintahan yang jatuh bangun. Malaysia meskipun ekonominya baik tetapi demokrasi warganya terus dikebiri. Thailand yang terus menerus dilanda konflik horisontal. Kamboja dengan ekonominya yang jauh tertinggal. Vietnam meskipun maju tetapi ekonominya dibayang-bayangi dengan sejuta masalah dengan nilai kemiskinan makin lebar, dan masih banyak lagi.
Bulan ini bersama-sama kita tanamkan sedalam-dalamnya perasaan nasionalisme, cinta tanah air dan bangga menjadi warga negara Indonesia.
sumber
Sudah saatnya kita bersama-sama sebagai bangsa keluar dari keterpurukan dengan bekerja keras mengisi kemerdekaan. Tentu saja melalui pembangunan yang positif, baik secara moral maupun fisik. Tidak saling menyalahkan satu sama lain. Selalu menghormati dan memberi toleransi terhadap pihak yang berseberangan dengan kita demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Menaruh rasa hormat setinggi-tingginya atas jasa para pemimpin terdahulu kita, pemimpin saat ini dan yang akan datang dengan respect yang tulus akan mempermudah kinerja pemerintah dalam menyejahterakan rakyatnya, kita harus menghargai hasil kerja presiden kita, seperti Soekarno, Soeharto, Habibie, Gusdur, Megawati dan SBY.
Melihat sisi baik setiap kebijakan pemerintah yang sudah adalah bagian dari rasa memiliki atas pembangunan negeri ini, karena pemimpin terdahulu kita jelas sudah berusaha keras untuk memberikan yang terbaik bagi rakyatnya meskipun terkadang ada saja kebijakan yang tidak sesuai di lapangan.
Rezim Soekarno telah membawa bangsa ini mempertahankan kemerdekaan dan jatidirinya sebagai bangsa. Rezim Soeharto juga berjuang keras untuk membangun negeri ini di segala bidang, serta memperkuat pertahanan negara, era Habibie telah berhasil mengawal jalannya reformasi menuju era keterbukaan, Presiden Gusdur berhasil meletakkan dasar-dasar demokrasi dan kebebasan bersama, Era Megawati juga berjuang untuk mewujudkan kedaulatan dan martabat bangsa di tengah arus kebebasan menuju demokrasi sejati. dan Presiden SBY telah sukses memulihkan sendi-sendi ekonomi menjadi bangsa yang terus tumbuh di kawasan.
Dari sekian banyak prestasi para pemimpin kita, patutlah kita berbangga diri sebagai bangsa Indonesia yang memiliki pemimpin seperti mereka. Mari kita bandingkan dengan negara lain di kawasan yang selalu berkutat pada masalah kekuasaan semata serta jauh dari iklim demokrasi.
Filipina dengan stabilitas pemerintahan yang jatuh bangun. Malaysia meskipun ekonominya baik tetapi demokrasi warganya terus dikebiri. Thailand yang terus menerus dilanda konflik horisontal. Kamboja dengan ekonominya yang jauh tertinggal. Vietnam meskipun maju tetapi ekonominya dibayang-bayangi dengan sejuta masalah dengan nilai kemiskinan makin lebar, dan masih banyak lagi.
Bulan ini bersama-sama kita tanamkan sedalam-dalamnya perasaan nasionalisme, cinta tanah air dan bangga menjadi warga negara Indonesia.
sumber
Quote:
Sejarawan Universitas Negeri Medan Erond Damanik mengatakan, semangat Kemerdekaan RI ke 68 yang sebentar lagi diperingati bangsa ini adalah kewajiban seluruh masyarakat dalam peningkatan kualitas dan daya saing Bangsa Indonesia.
“Hal ini sangat penting terutama untuk melindungi bangsa ini dari serbuan produk asing,” kata Erond kepada wartawan di ruang kerjanya kampus Unimed Jalan Willem Iskander Medan Estate, Selasa (13/8).
Sebagaimana diketahui bahwa kapitalisme yang menciptakan budaya massa, budaya pop dan konsumerisme dewasa ini adalah relatif sulit untuk dihindari yang disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi maupun teknologi di semua bidang.
Oleh karena itu, cara terbaik untuk mereduksi serbuan kapitalisme ini adalah dengan cara memberikan pendidikan bagi setiap warga negara dengan baik, sehingga memiliki parameter untuk menilai dan mengevaluasi sesuatu hal.
Perjuangan Bangsa
Harus diakui bahwa, perjuangan dewasa ini buka lagi berhadapan dengan bangsa lain secara frontal. Perjuangan terdahysat adalah melawan bangsa sendiri seperti gerakan separatisme, primordialisme, dan termasuk kapitalisme.
Kita tahu bahwa, 35 juta masyarakat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, sekitar 35 juta masyarakat Indonesia adalah masyarakat di bawah jenjang pendidikan sekolah umum tingkat pertama. Makanya terjadinya gab pendidikan di kota dan desa, dan lain sebagainya.
Persoalan-persoalan ini merupakan perrmasalahan fundamental dalam mengisi kemerdekaan. Apabila warga negara semakin banyak mengalami disparitas atapun kesenjangan dalam semua bidang, maka bukan tidak mungkin semangat kebangsaan, nasionalisme maupun heroisme akan mengendur, jelas Sekretaris Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Sosial Unimed ini.
Menurut Damanik, dalam jangka waktu yang tidak relatif lama, hal ini dapat mereduksi keakuan sebagai bangsa. Oleh karena itu, setidaknya, pemimpin bangsa ini lebih memperhatikan keingin masyarakat banyak, yaitu bangsa Indonesia dan bukan lagi semata-mata memikirkan kepentingan golongan, partai ataupun kekuasaan semata.
Kita harus sadar bahwa perayaan kemerdekaan bukan hanya sebatas panjat pinang, lari dalam goni, tarik tambang, masak memasak, ataupun pertandingan bola dan kegiatan seremoni lainnya.
Refleksi Kemerdekaan
Peringatan kemerdekaan adalah refleksi yaitu sejauhmana kita telah berbuat bangi bangsa dan negara. Maka, peringatan itu berarti introspeksi diri. Dengan semangat kebangsaan yang ke-68 ini, kita berharap bangsa Indonesia mampu mengisi kemerdekaan Indonesia yang semakin baik.
Karenanya, kata dia, dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 68 (17 Agustus 1945-17 Agustus 2013), seharusnya ditekankan pada nilai-nilai kepahlawan maupun nasionalisme yang muncul secara serentak diseluruh wilayah Bangsa Indoensia khususnya tahun 1940-1945 untuk menentang kolonialisme.
Sebagaimana diketahui bahwa, rasa kebersamaan, kebhinekaan, tanggung jawab bersama muncul dalam segenap diri bangsa Indonesia untuk segera bangkit untuk menghalau kolonialisme, baik Jepang, Belanda dan kemudian Sekutu. Puncaknya adalah Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tahun 1945.
Semangat kebangsaan Bangsa Indoensia pada saat itu muncul dan mengalir dalam setiap diri pribadi bangsa yang segera ingin melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Hal inilah yang membuat imperium asing pada saat itu kewalahan menguasai kembali bangsa Indonesia, karena setiap daerah melancarkan serangan dan semangat nasionalisme.
Kedaulatan
Dan empat tahun setelah Proklamasi kemerdekaan, yaitu tepatnya pada 27 Desember 1949, terjadi peristiwa sejarah yaitu Pengakuan Kedaulatan. Sejak pengakuan ini, kolonialisme di bumi Indonesia telah hapus dan bangsa Indonesia bergerak untuk mengisi kemerdekaan di seantero wilayah Indonesia.
Maka dari itum ungkap Damanik pada masa kini, perjuangan kemerdekaan Indonesia bukan lagi berhadapan dengan kolonialisme asing dalam bentuk angkat senjata. Tetapi, justru adalah mengisi kemerdekaan dengan cara peningkatan sumberdaya manusia dan daya saing bangsa Indonesia, pemberantasan korupsi dan nepotisme, peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia, maupun menjaga dan memantapkan semangat kebangsaan.
Hal ini penting terutama untuk menghadapi arus utama (mainstream) dunia yang bergerak dinamis dewasa ini seperti pasar bebas (free trade), kemajuan IPTEK maupun komunikasi yang mempersempit dunia. Oleh karena itu, ke depan, bahwa bangsa yang memiliki sumberdaya maju akan menguasai dunia, sedang bangsa dengan sumberdaya lemah, akan tetap tertinggal.
Jika demikian, seharusnya pemerintah Indonesia diharapkan dapat memberikan perhatian serius terhadap hal ini seperti misalnya, memberikan akses yang sama bagi setiap warga negara dalam bidang pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja dan lain-lain, harapnya.
sumber
“Hal ini sangat penting terutama untuk melindungi bangsa ini dari serbuan produk asing,” kata Erond kepada wartawan di ruang kerjanya kampus Unimed Jalan Willem Iskander Medan Estate, Selasa (13/8).
Sebagaimana diketahui bahwa kapitalisme yang menciptakan budaya massa, budaya pop dan konsumerisme dewasa ini adalah relatif sulit untuk dihindari yang disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi maupun teknologi di semua bidang.
Oleh karena itu, cara terbaik untuk mereduksi serbuan kapitalisme ini adalah dengan cara memberikan pendidikan bagi setiap warga negara dengan baik, sehingga memiliki parameter untuk menilai dan mengevaluasi sesuatu hal.
Perjuangan Bangsa
Harus diakui bahwa, perjuangan dewasa ini buka lagi berhadapan dengan bangsa lain secara frontal. Perjuangan terdahysat adalah melawan bangsa sendiri seperti gerakan separatisme, primordialisme, dan termasuk kapitalisme.
Kita tahu bahwa, 35 juta masyarakat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, sekitar 35 juta masyarakat Indonesia adalah masyarakat di bawah jenjang pendidikan sekolah umum tingkat pertama. Makanya terjadinya gab pendidikan di kota dan desa, dan lain sebagainya.
Persoalan-persoalan ini merupakan perrmasalahan fundamental dalam mengisi kemerdekaan. Apabila warga negara semakin banyak mengalami disparitas atapun kesenjangan dalam semua bidang, maka bukan tidak mungkin semangat kebangsaan, nasionalisme maupun heroisme akan mengendur, jelas Sekretaris Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Sosial Unimed ini.
Menurut Damanik, dalam jangka waktu yang tidak relatif lama, hal ini dapat mereduksi keakuan sebagai bangsa. Oleh karena itu, setidaknya, pemimpin bangsa ini lebih memperhatikan keingin masyarakat banyak, yaitu bangsa Indonesia dan bukan lagi semata-mata memikirkan kepentingan golongan, partai ataupun kekuasaan semata.
Kita harus sadar bahwa perayaan kemerdekaan bukan hanya sebatas panjat pinang, lari dalam goni, tarik tambang, masak memasak, ataupun pertandingan bola dan kegiatan seremoni lainnya.
Refleksi Kemerdekaan
Peringatan kemerdekaan adalah refleksi yaitu sejauhmana kita telah berbuat bangi bangsa dan negara. Maka, peringatan itu berarti introspeksi diri. Dengan semangat kebangsaan yang ke-68 ini, kita berharap bangsa Indonesia mampu mengisi kemerdekaan Indonesia yang semakin baik.
Karenanya, kata dia, dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 68 (17 Agustus 1945-17 Agustus 2013), seharusnya ditekankan pada nilai-nilai kepahlawan maupun nasionalisme yang muncul secara serentak diseluruh wilayah Bangsa Indoensia khususnya tahun 1940-1945 untuk menentang kolonialisme.
Sebagaimana diketahui bahwa, rasa kebersamaan, kebhinekaan, tanggung jawab bersama muncul dalam segenap diri bangsa Indonesia untuk segera bangkit untuk menghalau kolonialisme, baik Jepang, Belanda dan kemudian Sekutu. Puncaknya adalah Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tahun 1945.
Semangat kebangsaan Bangsa Indoensia pada saat itu muncul dan mengalir dalam setiap diri pribadi bangsa yang segera ingin melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Hal inilah yang membuat imperium asing pada saat itu kewalahan menguasai kembali bangsa Indonesia, karena setiap daerah melancarkan serangan dan semangat nasionalisme.
Kedaulatan
Dan empat tahun setelah Proklamasi kemerdekaan, yaitu tepatnya pada 27 Desember 1949, terjadi peristiwa sejarah yaitu Pengakuan Kedaulatan. Sejak pengakuan ini, kolonialisme di bumi Indonesia telah hapus dan bangsa Indonesia bergerak untuk mengisi kemerdekaan di seantero wilayah Indonesia.
Maka dari itum ungkap Damanik pada masa kini, perjuangan kemerdekaan Indonesia bukan lagi berhadapan dengan kolonialisme asing dalam bentuk angkat senjata. Tetapi, justru adalah mengisi kemerdekaan dengan cara peningkatan sumberdaya manusia dan daya saing bangsa Indonesia, pemberantasan korupsi dan nepotisme, peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia, maupun menjaga dan memantapkan semangat kebangsaan.
Hal ini penting terutama untuk menghadapi arus utama (mainstream) dunia yang bergerak dinamis dewasa ini seperti pasar bebas (free trade), kemajuan IPTEK maupun komunikasi yang mempersempit dunia. Oleh karena itu, ke depan, bahwa bangsa yang memiliki sumberdaya maju akan menguasai dunia, sedang bangsa dengan sumberdaya lemah, akan tetap tertinggal.
Jika demikian, seharusnya pemerintah Indonesia diharapkan dapat memberikan perhatian serius terhadap hal ini seperti misalnya, memberikan akses yang sama bagi setiap warga negara dalam bidang pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja dan lain-lain, harapnya.
sumber
BAIK ATAU BURUK SUKA ATAU TIDAK SUKA, INDONESIA ADALAH TANAH AIR KITA
TANAH DIMANA KITA DILAHIRKAN
TANAH DIMANA JUTAAN NYAWA TELAH DIKORBANKAN UNTUK MEMERDEKAKANNYA
OLEH SEBAB ITU CINTAILAH NEGERI INI, JANGAN BIARKAN NEGERI INI SEMAKIN MENGALAMI KETERPURUKAN
MARI GAN KITA BERJUANG BERSAMA DEMI KEMAJUAN NEGERI YANG KITA CINTAI INI, JANGANLAH KITA BERDIAM DIRI
MERDEKA GAN
0
1.4K
Kutip
8
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan