- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kupas Tuntas Ahok Center dan CDT


TS
TheJustice
Kupas Tuntas Ahok Center dan CDT
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Ahok Center diakui hanya sebutan saja dari organisasi bernama Center For Democracy and Transparency (CDT). Lalu, apa itu CDT? Apa ada hubungannya dengan Ahok Center? Adakah hubungannya dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama?
Penelusuran Kompas.com di situs CDT di cdt31.org, lembaga itu merupakan tempat kajian dan riset opini publik terutama yang terkait dengan pemilihan umum di tingkat nasional, dan khususnya pemilihan di daerah-daerah. Tim peneliti CDT berasal dari berbagai disiplin ilmu dan berpengalaman luas dalam survei sosial politik dalam beberapa waktu terakhir ini.
Selain melakukan riset, CDT juga berperan sebagai agen yang terlibat aktif dalam mempromosikan munculnya individu yang bersih, transparan, dan profesional untuk menjadi kandidat pemimpin. Tidak hanya vokal dan berani, lembaga tersebut juga memiliki kemampuan mempromosikan kinerja kepemimpinannya dan melengkapi dengan perangkat metodologis ilmiah yang akan meningkatkan kualitas pengambilan keputusannya.
CDT juga membantu promosi dengan penggalangan dana, terutama jika calon eksekutif ataupun legislatif yang digembleng oleh CDT tidak memiliki kemampuan biaya.
Basuki jadi contoh kesuksesan CDT
Basuki Tjahaja Purnama yang juga pendiri CDT pada tahun 2007 lalu menjadi contoh kesuksesan LSM tersebut dalam mendidik dan mempromosikan calon pemimpin mereka. Saat itu, Basuki dan Eko Cahyono berpasangan menjadi cagub dan cawagub dalam Pilkada Provinsi Bangka Belitung. Kendati demikian, pasangan itu gagal meraih suara terbanyak.
Namun, promosi, survei, dan strategi yang diciptakan saat itu meraih apresiasi positif dari masyarakat Bangka Belitung. Di dalam situs itu tertulis lima anggota CDT, dengan Direktur Eksekutif Sunny Tanuwidjaja, dan researcher yang terdiri dari empat anggota, yakni YF Ansy Lema, E Sakti Budiono, Michael Victor Sianipar, dan Muhammad Iqbal Lubekran.
CDT pun memiliki slogan yang sama dengan inisial Basuki, yaitu BTP, bersih, transparan, dan profesional. Masih di dalam situs tersebut, tertulis alamat CDT yang berkantor di Jalan Bendungan Hilir IV Nomor 15 Jakarta 10210. Menurut kabar, kantor itu kini tak lagi digunakan karena anggota-anggota CDT itu kini berkantor di Balaikota Jakarta menjadi staf pribadi Basuki yang menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Relawan Jokowi-Basuki dalam Ahok Center
Berbeda dengan CDT yang berada di Benhil, CDT yang berada di lantai dasar Apartemen Juanda, Jakarta Pusat, beranggotakan relawan-relawan pemenangan Jokowi-Basuki di Pilkada DKI Jakarta 2012. CDT Juanda dikoordinasi oleh Natanael Oppusunggu.
Saat Jokowi-Basuki maju menjadi pasangan cagub dan cawagub Ibu Kota, para relawan ini bermarkas di apartemen itu dan menjadikannya sebagai markas logistik dan penyimpanan alat kampanye. Markas itu merupakan bentuk lain dari markas pemenangan Jokowi-Basuki, yang berada di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat.
Setelah berbagai upaya dan strategi digunakan untuk pemenangan Jokowi-Basuki, akhirnya pada 15 Oktober 2012, mereka berdua resmi dilantik menjadi pimpinan Ibu Kota. LSM itu pun tak mati begitu saja ketika Basuki menjadi Wakil Gubernur. Kini, CDT Juanda juga menerima keluhan-keluhan warga dengan berbagai syarat, seperti KTP DKI, KK, surat kelurahan untuk kemudian dibantu dengan memberikan pelayanan sosial, seperti pendidikan sekolah swasta dan kesehatan.
Karena selama ini masyarakat kurang mengenal CDT, dan lebih tahu nama Ahok, maka CDT pun disebut dengan Ahok Center. "Sebenarnya sama, cuma masyarakat bingung CDT itu apa. Ya ada ibu-ibu, nenek-nenek, minta bantuan. Ahok sajalah, Ahok Center. Iya, itu nama populer," kata Natanael.
Untuk para relawan yang masih bekerja pada CDT, Basuki memberikan gaji per bulannya senilai UMP DKI atau Rp 2,2 juta. Namun, untuk biaya operasional Ahok Center, Basuki merogoh koceknya hingga Rp 30 juta per bulan.
Natanael pun kini resmi ditunjuk Basuki untuk menjadi pengawas Rusun Marunda. Salah seorang relawan CDT Juanda, Bunyamin Permana, mengatakan kalau relawan hingga saat ini berjumlah tujuh orang. Ada relawan yang bertugas di kantor untuk mendata berbagai keluhan dan ada pula yang ditugaskan untuk survei lapangan membuktikan apakah keluhan dan laporan warga yang ditujukan kepada Basuki itu memang benar terjadi atau tidak.
Dengan fungsi itu, ia juga membantah rilis resmi BPKD yang menyebutkan kalau Ahok Center menjadi mitra kerja pengelolaan CSR Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Pemprov DKI. Namun, ia tak menampik kalau ada relawan yang telah ditugaskan Basuki untuk mengawasi penyaluran bantuan CSR Rusun Marunda agar tepat sasaran.
"Misalnya, di sana ada yang namanya Ibu Dede, bertugas mengawasi pembagian bantuan," kata Bunyamin.
Penelusuran Kompas.com di situs CDT di cdt31.org, lembaga itu merupakan tempat kajian dan riset opini publik terutama yang terkait dengan pemilihan umum di tingkat nasional, dan khususnya pemilihan di daerah-daerah. Tim peneliti CDT berasal dari berbagai disiplin ilmu dan berpengalaman luas dalam survei sosial politik dalam beberapa waktu terakhir ini.
Selain melakukan riset, CDT juga berperan sebagai agen yang terlibat aktif dalam mempromosikan munculnya individu yang bersih, transparan, dan profesional untuk menjadi kandidat pemimpin. Tidak hanya vokal dan berani, lembaga tersebut juga memiliki kemampuan mempromosikan kinerja kepemimpinannya dan melengkapi dengan perangkat metodologis ilmiah yang akan meningkatkan kualitas pengambilan keputusannya.
CDT juga membantu promosi dengan penggalangan dana, terutama jika calon eksekutif ataupun legislatif yang digembleng oleh CDT tidak memiliki kemampuan biaya.
Basuki jadi contoh kesuksesan CDT
Basuki Tjahaja Purnama yang juga pendiri CDT pada tahun 2007 lalu menjadi contoh kesuksesan LSM tersebut dalam mendidik dan mempromosikan calon pemimpin mereka. Saat itu, Basuki dan Eko Cahyono berpasangan menjadi cagub dan cawagub dalam Pilkada Provinsi Bangka Belitung. Kendati demikian, pasangan itu gagal meraih suara terbanyak.
Namun, promosi, survei, dan strategi yang diciptakan saat itu meraih apresiasi positif dari masyarakat Bangka Belitung. Di dalam situs itu tertulis lima anggota CDT, dengan Direktur Eksekutif Sunny Tanuwidjaja, dan researcher yang terdiri dari empat anggota, yakni YF Ansy Lema, E Sakti Budiono, Michael Victor Sianipar, dan Muhammad Iqbal Lubekran.
CDT pun memiliki slogan yang sama dengan inisial Basuki, yaitu BTP, bersih, transparan, dan profesional. Masih di dalam situs tersebut, tertulis alamat CDT yang berkantor di Jalan Bendungan Hilir IV Nomor 15 Jakarta 10210. Menurut kabar, kantor itu kini tak lagi digunakan karena anggota-anggota CDT itu kini berkantor di Balaikota Jakarta menjadi staf pribadi Basuki yang menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Relawan Jokowi-Basuki dalam Ahok Center
Berbeda dengan CDT yang berada di Benhil, CDT yang berada di lantai dasar Apartemen Juanda, Jakarta Pusat, beranggotakan relawan-relawan pemenangan Jokowi-Basuki di Pilkada DKI Jakarta 2012. CDT Juanda dikoordinasi oleh Natanael Oppusunggu.
Saat Jokowi-Basuki maju menjadi pasangan cagub dan cawagub Ibu Kota, para relawan ini bermarkas di apartemen itu dan menjadikannya sebagai markas logistik dan penyimpanan alat kampanye. Markas itu merupakan bentuk lain dari markas pemenangan Jokowi-Basuki, yang berada di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat.
Setelah berbagai upaya dan strategi digunakan untuk pemenangan Jokowi-Basuki, akhirnya pada 15 Oktober 2012, mereka berdua resmi dilantik menjadi pimpinan Ibu Kota. LSM itu pun tak mati begitu saja ketika Basuki menjadi Wakil Gubernur. Kini, CDT Juanda juga menerima keluhan-keluhan warga dengan berbagai syarat, seperti KTP DKI, KK, surat kelurahan untuk kemudian dibantu dengan memberikan pelayanan sosial, seperti pendidikan sekolah swasta dan kesehatan.
Karena selama ini masyarakat kurang mengenal CDT, dan lebih tahu nama Ahok, maka CDT pun disebut dengan Ahok Center. "Sebenarnya sama, cuma masyarakat bingung CDT itu apa. Ya ada ibu-ibu, nenek-nenek, minta bantuan. Ahok sajalah, Ahok Center. Iya, itu nama populer," kata Natanael.
Untuk para relawan yang masih bekerja pada CDT, Basuki memberikan gaji per bulannya senilai UMP DKI atau Rp 2,2 juta. Namun, untuk biaya operasional Ahok Center, Basuki merogoh koceknya hingga Rp 30 juta per bulan.
Natanael pun kini resmi ditunjuk Basuki untuk menjadi pengawas Rusun Marunda. Salah seorang relawan CDT Juanda, Bunyamin Permana, mengatakan kalau relawan hingga saat ini berjumlah tujuh orang. Ada relawan yang bertugas di kantor untuk mendata berbagai keluhan dan ada pula yang ditugaskan untuk survei lapangan membuktikan apakah keluhan dan laporan warga yang ditujukan kepada Basuki itu memang benar terjadi atau tidak.
Dengan fungsi itu, ia juga membantah rilis resmi BPKD yang menyebutkan kalau Ahok Center menjadi mitra kerja pengelolaan CSR Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Pemprov DKI. Namun, ia tak menampik kalau ada relawan yang telah ditugaskan Basuki untuk mengawasi penyaluran bantuan CSR Rusun Marunda agar tepat sasaran.
"Misalnya, di sana ada yang namanya Ibu Dede, bertugas mengawasi pembagian bantuan," kata Bunyamin.
nyok kita berdikusi tentang Ahok center AKA CDT ini..

apa yang diomongin ama om diablos emank tokcer..ada semua disini...

monggo untuk kreator dan teman2 seperjuangan dipersilahkan
oh ya sumber :
http://megapolitan.kompas.com/read/2...enter.dan.CDT.
0
3.8K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan