- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sedikit Coretan Ane
TS
almay48
Sedikit Coretan Ane
Sedikit coret2an ane di buku
Ane cuman minta saran biar bisa lebih baik lagi gan
Ini bersambung ceritanya gan,ntar update setiap 1-2minggu sekali
Judulnya : Time Is Sleep
Dua tahun telah berlalu,tapi semua masih sama,persis.Nggak ada yang ngebuat dia berbeda.
Kring-kring,suara bel membuyarkan lamunan gue,dan bergegas gue rapiin buku pelajaran biologi yang berserakan kemana-mana.Sembari gue ngerapiin,gue inget-inget lagi siapa yang ngirim sms pas pelajaran biologi tadi.”Temui gue di taman kota”.Semakin gue penasaran tentang siapa seseorang di seberang sana.Sesampainya di sana,ternyata udah ada cewek yang nunggu dengan untaian airmatanya.Gue mendekat perlahan.Pas kira-kira dua langkah mendekati si cewek,dia negok ke arah gue,dan melontarkan pertanyaan yang sama di pikiran gue.”Elo siapa?”.Sejenak kaya slow motion,yang entah dari mana seperti ada jeda waktu agak lama,dan gue perhatiin raut mukanya.Cantik di balik kesedihan yang dirasakannya.Pertanyaan yang sama dia lontarkan kembali,dan buyarlah lamunan gue.”lho?harusnya gue yang tanya ke elo,elo yang ngirim sms tadi kan?” ucap gue grogi.”Ha? sms? Jawab dia dan secepat kilat dia langsung membuka hpnya.Mungkin,mau neliti bahwa nomer yang dia kirimi sms salah.Wajah yang tadinya merah,bertambah memerah dengan untaian air matanya yang semakin deras.”Maaf,salah kirim tadi” jawabnya agak lirih.Diapun mengambil tasnya dan pergi.Gue cuma bisa bengong ,melihat dia pergi dengan persoalan yang dia hadapi saat ini.
Malam minggu gue,nggak seperti remaja pada umumnya,yang jalan bareng ceweknya,nonton,ke kafe,atau sekedar jalan berdua dengan bergandengan tangan,sedangkan gue?,cuman di rumah,bantuin nyokap bersihin rumah,atau yang lebih dramatis lagi,duduk di deket jendela,dengerin lagu galau,dan meratapi kejombloan gue saat ini.Bukannya gue nggak laku,tapi cuman belum ada yang kecantol.Di tengah asiknya dengerin lagu,hape gue bergetar.”Satu pesan masuk”,tulisan yang terpampang jelas di layar hape gue.Berhubung biasanya gue biasanya dapet pesan dari operator ,gue diemin agak lama.Iseng-iseng gue mau ngetweet,nggak sengaja gue ngebuka pesan masuk tadi.”Sorry,td gw slh krm,jd ngerepotin td”.Oh,dari anak yang tadi,batin gue.Gue bales seadanya,dan ternyat dia ngerespons dengan ngajakin gue kenalan.”Gue tasya” jawabnya.Setelah berkenalan,gue rasa cukup nyambung sama dia,mulai dari hobi,sampe warna baju yang sama.Sepintas,belum ada dipikiran gue untuk jatuh cinta pada dia awalnya.
Hubungan gue ke tasya semakin deket setelah kira-kira bulanan,gue sama dia jadi sering pergi bareng,dan saling terbuka satu sama lain.Mungkin karena kita deket,jadinya kalau orang jalan,dan liat kita,bisa di sangkain pacaran.Pada kenyataannya,gue lebih nganggep dia sebagai adek gue,begitu pula dia.Tapi ada satu yang mengganjal dalam benak gue selama ini.Kenapa pas gue pertama ketemu dia,dia nangis dengan pedihnya.Ternyata saat itu,pikirannya lagi kacau,habis di putusin pacarnya.Dan sms yang gue terima itu,sebenarnya kebetulan aja,cuman gara-gara salah pencet satu nomor aja.Ternyata takdir telah mempertemukan gue dengan seseorang yang suatu hari nanti mengubah harapan hidup gue.
“Novara Buana Raharja,kapan kamu mau belajar?” ucap nyokap gue suatu malam.Gue bukan tipe oran yang suka banyak menghafal,tapi suka memahami.”Ntar lah,kalo nova udah bisa ngehafal satu buku paket fisika dalam sekali buka” jawab gue sembari lari kecil menjuju kamar.Ciaaat! lemparan sendal nyokap mampir di kepala gue,sambil gue denger nyokap ngomel.Gue buka hape,dan sms ke tasya,tapi nggak seperti biasanya,jawabannya terkesan marah.Gue tanya baik-baik,eh malahan sewot.Tanpa pikir panjang,gue langsung menghubungi Lia,teman dekatnya.Setelah menunggu beberapa lama,dia menerangkan,ternyata si tasya ngambek,gara-gara tadi dia ngeliat gue boncengin cewek,semacam perasaan iri,cemburu yang di perhalus.Gue jelasin kalo tadi itu cuma temannya adek gue.Di tengah perasaan yang kacau,dia nelpon gue “Nov? Sebenernya kita ini gimana sih? Pacar?bukan.Sodara apa lagi.Gue cuma pingin loe tau satu hal,gue sayang sama loe.” Ucap dia tanpa ngeberi kesempatan gue untuk ngomong.Langsung aja gue nyamber kunci sama helm di samping gue.
Dipikiran gue cuma terngiang-ngiang kata-kata dia.Sulit untuk gue menceritakan perasaan gue sebenernya.Kalau aja dia tadi ngeberi kesempatan ke gue untuk ngomong,mungkin semua akan jelas.Sepinya malam itu memacu gue untuk mengemudikan motor gue lebih cepat.Kilatan cahaya datang dari arah depan,yang tidak bukan adalah dari truk pengangkut semen.Entah mengapa,saat itu terjadi,gue seperti kembali ke masa lalu.Menyaksikan seluruh kenangan yang masih tersimpan di memori otak gue.Tapi,dari semua memori yang ada,yang tampak paling jelas dan nyata adalah ketika gue pertama bertemu si tasya.setelah itu,semua menjadi gelap,sunyi,dan kelam.
Samar-samar gue mengingat keadaan gue tadi.kepala dan seluruh badan gue mencium persis muka truk tadi dan gue terpental beberapa meter.Dan tangan kanan gue menjadi tumpuan seluruh badan,atau bisa juga disebut hidup gue.Yang gue rasain adalah basah di kepala gue dan dada rasanya seperti nggak ada sampai akhirnya gue seperti tidur.Terlihat dokter dan perawat mondar-mandir di sekeliling gue,tapi anehnya gue nggak bisa berbuat apa-apa lagi.Yang terakhir gue lhat,dokter memberikan suntikan ke gue dan gue kembali tidur.”Gue dimana?” tanya pikiran dalam otak ini.Gue cuman ngeliat sebuah padang rumput.Datar,tenang,nyaman dan cuman ada seorang lelaki tua di bawah pohon beringin di tengah padang rumput itu.Gue mendekatinya dengan perlahan.Ketika gue mendekat,dia menoleh ke arah gue dengan ekspresi datar,yang menggambarkan dia telah bertemu banyak orang yang singgah di tempat ini.Ketika gue mau ngomong,dia langsung bicara “Jangan biarkan kesempatan hilang untuk yang kedua kali”,dan saat itu juga,nafas gue sesak,mata menjadi berkunang-kunang,dan badan gue terpental amat jauh,sampai akhirnya gue terbangun.
Rintikan hujan terdengar samar-samar tatkala gue setengah sadar.Terlihat sunyi.Yang ada hanya ruangan puith bersih dan,bau khas obat dan infus.Dalam keadaan lemas,gue amati keadaan sekeliling.Infus dengan cairan berwarna merah pekat menancap di tangan gue.Tampak seorang wanita tertidur di samping kiri,sambil menggenggam tangan gue.Dada gue terasa sesak,sehingga harus dibantu selang pernafasan.Mulut rasanya kaya udah nggak ada lagi,berat untuk ngebuka biar bisa ngomong,dan terlalu lemah juga,hati gue untuk ngungkapin apa yang ada di hati gue.Wajahnya menampilkan isyarat kekhawatiran.Agak beku dengan kondisi kekhawatiran terhadap gue.Gue putuskan untuk mencoba meraih gelas dengan tangan kanan yang agak terasa mati.”Piaar!” suara gelas jatuh yang menyadarkan si tasya dan mengagetkan gue sendiri.”Nova?,kamu udah sadar?”,tanya dia sembari mengukir senyuman bahagia di raut muka manisnya.Gue hanya bisa membalasnya dengan anggukan dan senyuman kecil.Bergegas dia berlari kecil menuju keluar untuk memanggil dokter.Setelah beberapa saat,akhirnya dia kembali bersama dokter dan perawat dari ruang jaganya.Dokter bergegas memeriksa gue di bantu perawatnya.Kelihatan raut muka yang agak keheranan.Dia lalu berbisik sebentar pada perawat sebelum pamit ke ruangan jaganya.
Novara Buana Raharja,nama yang begitu berarti bagi gue.Walau awalnya kita memang bertemu secara tidak sengaja,tapi jujur,ada sedikit perasaan yang terselip di antara kerongkongan gue waktu kita ketemu di taman kota waktu itu.Gue emang udah nggak bisa apa-apa lagi waktu gue di putusin oleh mantan gue.Nggak terasa,sejak saat itu,gue udah deket sama si Nova.Tawa,suka,bahkan duka kita pernah lewatin bersama.Saat ini,dia masih terbaring lemas di rumah sakit akibat kecelakaan itu.Bagi gue,dia udah kayak abang gue sendiri,meski ada sedikit banyak perasaan yang sebenarnya tersimpan untuknya.
Di pagi yang mendung,gue berniat kembali ke rumah sakit.Sampai disana,ternyata ruangan yang kemarin di pakai oleh nova,udah kosong.Setengah menahan air mata,gue pun langsung menuju resepsionis.Suster bilang,nova udah pulang tadi pagi.Dengan menggenggam sebuah bunga,gue langsung menuju ke rumah nova.Terlihat dari luar jendela,dia masih terbaring lemas,setelah apa yang dialaminya.Dalam siuasi yang sepi,gue mencoba memecahkan suasana dengan bercerita tentang apa yang dialaminya sewaktu koma.
To be continue...
Ane cuman minta saran biar bisa lebih baik lagi gan
Ini bersambung ceritanya gan,ntar update setiap 1-2minggu sekali
Judulnya : Time Is Sleep
Dua tahun telah berlalu,tapi semua masih sama,persis.Nggak ada yang ngebuat dia berbeda.
Kring-kring,suara bel membuyarkan lamunan gue,dan bergegas gue rapiin buku pelajaran biologi yang berserakan kemana-mana.Sembari gue ngerapiin,gue inget-inget lagi siapa yang ngirim sms pas pelajaran biologi tadi.”Temui gue di taman kota”.Semakin gue penasaran tentang siapa seseorang di seberang sana.Sesampainya di sana,ternyata udah ada cewek yang nunggu dengan untaian airmatanya.Gue mendekat perlahan.Pas kira-kira dua langkah mendekati si cewek,dia negok ke arah gue,dan melontarkan pertanyaan yang sama di pikiran gue.”Elo siapa?”.Sejenak kaya slow motion,yang entah dari mana seperti ada jeda waktu agak lama,dan gue perhatiin raut mukanya.Cantik di balik kesedihan yang dirasakannya.Pertanyaan yang sama dia lontarkan kembali,dan buyarlah lamunan gue.”lho?harusnya gue yang tanya ke elo,elo yang ngirim sms tadi kan?” ucap gue grogi.”Ha? sms? Jawab dia dan secepat kilat dia langsung membuka hpnya.Mungkin,mau neliti bahwa nomer yang dia kirimi sms salah.Wajah yang tadinya merah,bertambah memerah dengan untaian air matanya yang semakin deras.”Maaf,salah kirim tadi” jawabnya agak lirih.Diapun mengambil tasnya dan pergi.Gue cuma bisa bengong ,melihat dia pergi dengan persoalan yang dia hadapi saat ini.
Malam minggu gue,nggak seperti remaja pada umumnya,yang jalan bareng ceweknya,nonton,ke kafe,atau sekedar jalan berdua dengan bergandengan tangan,sedangkan gue?,cuman di rumah,bantuin nyokap bersihin rumah,atau yang lebih dramatis lagi,duduk di deket jendela,dengerin lagu galau,dan meratapi kejombloan gue saat ini.Bukannya gue nggak laku,tapi cuman belum ada yang kecantol.Di tengah asiknya dengerin lagu,hape gue bergetar.”Satu pesan masuk”,tulisan yang terpampang jelas di layar hape gue.Berhubung biasanya gue biasanya dapet pesan dari operator ,gue diemin agak lama.Iseng-iseng gue mau ngetweet,nggak sengaja gue ngebuka pesan masuk tadi.”Sorry,td gw slh krm,jd ngerepotin td”.Oh,dari anak yang tadi,batin gue.Gue bales seadanya,dan ternyat dia ngerespons dengan ngajakin gue kenalan.”Gue tasya” jawabnya.Setelah berkenalan,gue rasa cukup nyambung sama dia,mulai dari hobi,sampe warna baju yang sama.Sepintas,belum ada dipikiran gue untuk jatuh cinta pada dia awalnya.
Hubungan gue ke tasya semakin deket setelah kira-kira bulanan,gue sama dia jadi sering pergi bareng,dan saling terbuka satu sama lain.Mungkin karena kita deket,jadinya kalau orang jalan,dan liat kita,bisa di sangkain pacaran.Pada kenyataannya,gue lebih nganggep dia sebagai adek gue,begitu pula dia.Tapi ada satu yang mengganjal dalam benak gue selama ini.Kenapa pas gue pertama ketemu dia,dia nangis dengan pedihnya.Ternyata saat itu,pikirannya lagi kacau,habis di putusin pacarnya.Dan sms yang gue terima itu,sebenarnya kebetulan aja,cuman gara-gara salah pencet satu nomor aja.Ternyata takdir telah mempertemukan gue dengan seseorang yang suatu hari nanti mengubah harapan hidup gue.
“Novara Buana Raharja,kapan kamu mau belajar?” ucap nyokap gue suatu malam.Gue bukan tipe oran yang suka banyak menghafal,tapi suka memahami.”Ntar lah,kalo nova udah bisa ngehafal satu buku paket fisika dalam sekali buka” jawab gue sembari lari kecil menjuju kamar.Ciaaat! lemparan sendal nyokap mampir di kepala gue,sambil gue denger nyokap ngomel.Gue buka hape,dan sms ke tasya,tapi nggak seperti biasanya,jawabannya terkesan marah.Gue tanya baik-baik,eh malahan sewot.Tanpa pikir panjang,gue langsung menghubungi Lia,teman dekatnya.Setelah menunggu beberapa lama,dia menerangkan,ternyata si tasya ngambek,gara-gara tadi dia ngeliat gue boncengin cewek,semacam perasaan iri,cemburu yang di perhalus.Gue jelasin kalo tadi itu cuma temannya adek gue.Di tengah perasaan yang kacau,dia nelpon gue “Nov? Sebenernya kita ini gimana sih? Pacar?bukan.Sodara apa lagi.Gue cuma pingin loe tau satu hal,gue sayang sama loe.” Ucap dia tanpa ngeberi kesempatan gue untuk ngomong.Langsung aja gue nyamber kunci sama helm di samping gue.
Dipikiran gue cuma terngiang-ngiang kata-kata dia.Sulit untuk gue menceritakan perasaan gue sebenernya.Kalau aja dia tadi ngeberi kesempatan ke gue untuk ngomong,mungkin semua akan jelas.Sepinya malam itu memacu gue untuk mengemudikan motor gue lebih cepat.Kilatan cahaya datang dari arah depan,yang tidak bukan adalah dari truk pengangkut semen.Entah mengapa,saat itu terjadi,gue seperti kembali ke masa lalu.Menyaksikan seluruh kenangan yang masih tersimpan di memori otak gue.Tapi,dari semua memori yang ada,yang tampak paling jelas dan nyata adalah ketika gue pertama bertemu si tasya.setelah itu,semua menjadi gelap,sunyi,dan kelam.
Samar-samar gue mengingat keadaan gue tadi.kepala dan seluruh badan gue mencium persis muka truk tadi dan gue terpental beberapa meter.Dan tangan kanan gue menjadi tumpuan seluruh badan,atau bisa juga disebut hidup gue.Yang gue rasain adalah basah di kepala gue dan dada rasanya seperti nggak ada sampai akhirnya gue seperti tidur.Terlihat dokter dan perawat mondar-mandir di sekeliling gue,tapi anehnya gue nggak bisa berbuat apa-apa lagi.Yang terakhir gue lhat,dokter memberikan suntikan ke gue dan gue kembali tidur.”Gue dimana?” tanya pikiran dalam otak ini.Gue cuman ngeliat sebuah padang rumput.Datar,tenang,nyaman dan cuman ada seorang lelaki tua di bawah pohon beringin di tengah padang rumput itu.Gue mendekatinya dengan perlahan.Ketika gue mendekat,dia menoleh ke arah gue dengan ekspresi datar,yang menggambarkan dia telah bertemu banyak orang yang singgah di tempat ini.Ketika gue mau ngomong,dia langsung bicara “Jangan biarkan kesempatan hilang untuk yang kedua kali”,dan saat itu juga,nafas gue sesak,mata menjadi berkunang-kunang,dan badan gue terpental amat jauh,sampai akhirnya gue terbangun.
Rintikan hujan terdengar samar-samar tatkala gue setengah sadar.Terlihat sunyi.Yang ada hanya ruangan puith bersih dan,bau khas obat dan infus.Dalam keadaan lemas,gue amati keadaan sekeliling.Infus dengan cairan berwarna merah pekat menancap di tangan gue.Tampak seorang wanita tertidur di samping kiri,sambil menggenggam tangan gue.Dada gue terasa sesak,sehingga harus dibantu selang pernafasan.Mulut rasanya kaya udah nggak ada lagi,berat untuk ngebuka biar bisa ngomong,dan terlalu lemah juga,hati gue untuk ngungkapin apa yang ada di hati gue.Wajahnya menampilkan isyarat kekhawatiran.Agak beku dengan kondisi kekhawatiran terhadap gue.Gue putuskan untuk mencoba meraih gelas dengan tangan kanan yang agak terasa mati.”Piaar!” suara gelas jatuh yang menyadarkan si tasya dan mengagetkan gue sendiri.”Nova?,kamu udah sadar?”,tanya dia sembari mengukir senyuman bahagia di raut muka manisnya.Gue hanya bisa membalasnya dengan anggukan dan senyuman kecil.Bergegas dia berlari kecil menuju keluar untuk memanggil dokter.Setelah beberapa saat,akhirnya dia kembali bersama dokter dan perawat dari ruang jaganya.Dokter bergegas memeriksa gue di bantu perawatnya.Kelihatan raut muka yang agak keheranan.Dia lalu berbisik sebentar pada perawat sebelum pamit ke ruangan jaganya.
Novara Buana Raharja,nama yang begitu berarti bagi gue.Walau awalnya kita memang bertemu secara tidak sengaja,tapi jujur,ada sedikit perasaan yang terselip di antara kerongkongan gue waktu kita ketemu di taman kota waktu itu.Gue emang udah nggak bisa apa-apa lagi waktu gue di putusin oleh mantan gue.Nggak terasa,sejak saat itu,gue udah deket sama si Nova.Tawa,suka,bahkan duka kita pernah lewatin bersama.Saat ini,dia masih terbaring lemas di rumah sakit akibat kecelakaan itu.Bagi gue,dia udah kayak abang gue sendiri,meski ada sedikit banyak perasaan yang sebenarnya tersimpan untuknya.
Di pagi yang mendung,gue berniat kembali ke rumah sakit.Sampai disana,ternyata ruangan yang kemarin di pakai oleh nova,udah kosong.Setengah menahan air mata,gue pun langsung menuju resepsionis.Suster bilang,nova udah pulang tadi pagi.Dengan menggenggam sebuah bunga,gue langsung menuju ke rumah nova.Terlihat dari luar jendela,dia masih terbaring lemas,setelah apa yang dialaminya.Dalam siuasi yang sepi,gue mencoba memecahkan suasana dengan bercerita tentang apa yang dialaminya sewaktu koma.
To be continue...
0
965
1
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan