- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenal Rudi Rubiandini Kepala SKK Migas yang tersandung kaskus Korupsi
TS
katakano
Mengenal Rudi Rubiandini Kepala SKK Migas yang tersandung kaskus Korupsi
Dengan resmi dibubarkannya BP Migas maka di bentuk jg SKK Migas, dan salah satu kepalanya lagi2 tersandung kasus korupsi yang tidak lain ialah Rudi Rubiandini, siapakah sebenarnya sosok Rudi ini.
kasus korupsinya
SAMPE MASUK KORAN AUSTRALIA BIKIN MALU
Nah gmn pendapat kaskuser, ane gerah sama ulah pemerintah korupsi mulu
Spoiler for Rudi Rubiandi:
Prof. Dr.-Ing. Ir. Rudi Rubiandini R.S. (lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 9 Februari 1962; umur 51 tahun) adalah akademisi dan pengamat perminyakan Indonesia. Ia mendapatkan gelar S1 Teknik Perminyakan di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1985 dan lulus tingkat doktoral dengan gelar Dr.-Ing. dari Technische Universität Clausthal, Jerman, 1991. Dia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Saat ini, dia menjabat sebagai Kepala SKK Migas.
Pada tanggal 13 Agustus 2013, Rudi Rubiandini ditangkap KPK terkait kasus suap yang menimpanya.[1]
Pendidikan & karir :
Sarjana Teknik Perminyakan, ITB, 1985
Dr.-Ing., TU Clausthal, 1991
2012 - 2013: Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
2011 - 2012: Deputi Pengendalian Operasi BPMIGAS
2010 - 2011: Corpporate Secretary BPMIGAS
2010 - 2010: Wakil Ketua TP3M, Kementrian ESDM
2009 - 2010: Penasihat Ahli Kepala BPMIGAS
2007 - 2010: Direktur Operasi & Keuangan PT LAPI ITB
2006 - 2007: Direktur Utama PT LAPI-ITB
2005 - 2006: Direktur Penerbit ITB
2001 - 2005: General Manager Sasana Olahraga Ganesha ITB
1995 - 1998: Sekretaris Jurusan Teknik Perminyakan ITB
Source http://id.wikipedia.org/wiki/Rudi_Rubiandini
Pada tanggal 13 Agustus 2013, Rudi Rubiandini ditangkap KPK terkait kasus suap yang menimpanya.[1]
Pendidikan & karir :
Sarjana Teknik Perminyakan, ITB, 1985
Dr.-Ing., TU Clausthal, 1991
2012 - 2013: Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
2011 - 2012: Deputi Pengendalian Operasi BPMIGAS
2010 - 2011: Corpporate Secretary BPMIGAS
2010 - 2010: Wakil Ketua TP3M, Kementrian ESDM
2009 - 2010: Penasihat Ahli Kepala BPMIGAS
2007 - 2010: Direktur Operasi & Keuangan PT LAPI ITB
2006 - 2007: Direktur Utama PT LAPI-ITB
2005 - 2006: Direktur Penerbit ITB
2001 - 2005: General Manager Sasana Olahraga Ganesha ITB
1995 - 1998: Sekretaris Jurusan Teknik Perminyakan ITB
Source http://id.wikipedia.org/wiki/Rudi_Rubiandini
Spoiler for ITB Pun Prihatin:
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- BERITA penangkapan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengundang keprihatinan kalangan civitas akademika Institut Teknologi Bandung (ITB). Tidak hanya karena Rudi pernah menjadi dosen teladan, tapi sosok Rudi juga dikenal profesional dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya.
Keprihatinan atas penangkapan Rudi diungkapkan Wakil Rektor ITB Bidang Komunikasi, Kemitraan, dan Alumni, Hasanuddin Z Abidin. Saat mendengar kabar tersebut, ia mengaku terkejut. Namun ia sendiri tidak mengetahui secara detail kasus yang membuat Rudi akhirnya ditangkap KPK.
"Yah, awalnya sempat terkejut. Saya sendiri tidak tahu detailnya. Baru dengar kabar singkat saja," katanya saat dihubungi, Rabu (14/8/2013).
Karena itulah, ia enggan berkomentar banyak mengenai penangkapan tersebut. Meski begitu, ia mengaku prihatin dan berharap persoalan yang menimpa Rudi bisa segera diselesaikan. "Kita doakan saja, semoga tidak terjadi apa-apa dengan Pak Rudi," katanya.
Disinggung tentang sosok Rudi, Hasanuddin mengatakan Rudi merupakan sosok yang profesional dalam setiap menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Salah satunya dalam menjalankan tugas sebagai guru besar di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB.
Hal serupa diungkapkan Rektor ITB Prof Akhmaloka melalui pesan singkatnya. Ia tidak berkomentar banyak, tapi menegaskan bahwa ITB sudah membebastugaskan Rudi di ITB sejak diangkat menjadi Wamen ESDM.
Namun, menurut Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB Tutuka Ariadji, meski menjabat sebagai Wakil Menteri ESDM, Rudi masih terdaftar sebagai dosen. Ia mengajar mata kuliah teknik pengeboran minyak.
"Kami di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan kaget sekali mendengar kabar ditangkapnya beliau," kata Tutuka saat ditemui Kompas.com di ruangannya, kemarin.
Sebagai salah satu kolega yang terbilang cukup dekat dengan Rudi, Tutuka merasa tidak yakin rekannya itu melakukan tindak pidana suap seperti yang diberitakan di media massa. "Saya tidak yakin beliau melakukan hal tersebut untuk kepentingan pribadi. Tapi, itu sendiri memang agak sulit dibuktikan," ujarnya.
Selain itu, Tutuka menilai keterlibatan koleganya itu ke dalam tindak pidana suap kemungkinan karena masih polos sebagai seorang akademisi, dan juga menghadapi tekanan-tekanan dari luar. "Lingkungan dosen itu beda dengan ormas. Di arena seperti itu, beliau terlalu polos karena tekanan dari internal dan lembaga lain seperti DPR juga keras," kata Tutuka.
"Tapi, untuk saat ini, beliau memang tidak bisa mengelak tidak menerima," tegas Tutuka lagi.
Rudi dikenal sebagai orang yang ahli di bidang perminyakan. Dia juga merupakan dosen teladan di ITB. Pria kelahiran Tasikmalaya, 9 Februari 1962, ini menyelesaikan jenjang sarjananya di ITB jurusan Perminyakan pada 1985. Ia melanjutkan studi pascasarjananya di Technische Universitaet Clausthal, Jerman, dan meraih gelar doktor pada 1991.
Ia meraih penghargaan sebagai dosen teladan ITB pada 1994 dan 1998. Gelar guru besar diraihnya pada 2010. Setelah itu, ia masuk lingkaran birokrasi saat diangkat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Deputi Operasi Migas pada tahun 2011.
Kariernya menanjak. Presiden mengangkatnya sebagai Wakil Menteri ESDM pada 2012. Tujuh bulan berikutnya, saat MK memutuskan membubarkan BP Migas, Rudi dipercaya untuk menjadi Kepala SKK Migas. (tif)
Source http://www.tribunnews.com/regional/2...tin-kasus-rudi
Keprihatinan atas penangkapan Rudi diungkapkan Wakil Rektor ITB Bidang Komunikasi, Kemitraan, dan Alumni, Hasanuddin Z Abidin. Saat mendengar kabar tersebut, ia mengaku terkejut. Namun ia sendiri tidak mengetahui secara detail kasus yang membuat Rudi akhirnya ditangkap KPK.
"Yah, awalnya sempat terkejut. Saya sendiri tidak tahu detailnya. Baru dengar kabar singkat saja," katanya saat dihubungi, Rabu (14/8/2013).
Karena itulah, ia enggan berkomentar banyak mengenai penangkapan tersebut. Meski begitu, ia mengaku prihatin dan berharap persoalan yang menimpa Rudi bisa segera diselesaikan. "Kita doakan saja, semoga tidak terjadi apa-apa dengan Pak Rudi," katanya.
Disinggung tentang sosok Rudi, Hasanuddin mengatakan Rudi merupakan sosok yang profesional dalam setiap menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Salah satunya dalam menjalankan tugas sebagai guru besar di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB.
Hal serupa diungkapkan Rektor ITB Prof Akhmaloka melalui pesan singkatnya. Ia tidak berkomentar banyak, tapi menegaskan bahwa ITB sudah membebastugaskan Rudi di ITB sejak diangkat menjadi Wamen ESDM.
Namun, menurut Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB Tutuka Ariadji, meski menjabat sebagai Wakil Menteri ESDM, Rudi masih terdaftar sebagai dosen. Ia mengajar mata kuliah teknik pengeboran minyak.
"Kami di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan kaget sekali mendengar kabar ditangkapnya beliau," kata Tutuka saat ditemui Kompas.com di ruangannya, kemarin.
Sebagai salah satu kolega yang terbilang cukup dekat dengan Rudi, Tutuka merasa tidak yakin rekannya itu melakukan tindak pidana suap seperti yang diberitakan di media massa. "Saya tidak yakin beliau melakukan hal tersebut untuk kepentingan pribadi. Tapi, itu sendiri memang agak sulit dibuktikan," ujarnya.
Selain itu, Tutuka menilai keterlibatan koleganya itu ke dalam tindak pidana suap kemungkinan karena masih polos sebagai seorang akademisi, dan juga menghadapi tekanan-tekanan dari luar. "Lingkungan dosen itu beda dengan ormas. Di arena seperti itu, beliau terlalu polos karena tekanan dari internal dan lembaga lain seperti DPR juga keras," kata Tutuka.
"Tapi, untuk saat ini, beliau memang tidak bisa mengelak tidak menerima," tegas Tutuka lagi.
Rudi dikenal sebagai orang yang ahli di bidang perminyakan. Dia juga merupakan dosen teladan di ITB. Pria kelahiran Tasikmalaya, 9 Februari 1962, ini menyelesaikan jenjang sarjananya di ITB jurusan Perminyakan pada 1985. Ia melanjutkan studi pascasarjananya di Technische Universitaet Clausthal, Jerman, dan meraih gelar doktor pada 1991.
Ia meraih penghargaan sebagai dosen teladan ITB pada 1994 dan 1998. Gelar guru besar diraihnya pada 2010. Setelah itu, ia masuk lingkaran birokrasi saat diangkat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Deputi Operasi Migas pada tahun 2011.
Kariernya menanjak. Presiden mengangkatnya sebagai Wakil Menteri ESDM pada 2012. Tujuh bulan berikutnya, saat MK memutuskan membubarkan BP Migas, Rudi dipercaya untuk menjadi Kepala SKK Migas. (tif)
Source http://www.tribunnews.com/regional/2...tin-kasus-rudi
kasus korupsinya
Spoiler for KPK Pastikan Rudi Sudah Terima 300 Ribu Dolar AS:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan terus mendalami asal-usul uang ratusan ribu dolar Amerika yang ditemukan di rumah Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini dan 200 ribu dolar Amerika di rumah Deviardi alias Ardi yang diduga perantara suap.
Sementara, perkembangan pemeriksaan tiga tersangka, Rabu malam tadi, penyidik KPK menemukan informasi baru bahwa Rudi sebelumnya juga telah menerima uang dugaan suap sekitar 300 ribu dolar AS.
"Selain yang 400 ribu dolar (saat operasi tangkap tangan) Selasa lalu, setelah pemeriksaan tadi malam (Rabu) ada informasi bahwa sebelumnya ada pemberian juga kepada RR senilai 300 ribu dolar Amerika," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi, Kamis (15/8/2013).
Saat penggeledahan di rumah Rudi, KPK tidak hanya menemukan uang 400 ribu dolar Amerika, tapi juga 90 ribu dolar
Amerika dan 127 ribu dolar Singapura.
"Setelah kembali melakukan penggeledahan ditemukan 90 ribu dolar Amerika, diduga itu bagian dari 300 ribu
itu. Yang 127 ribu dolar Singapura juga sedang diselidiki dari mana," kata Johan.
Tidak itu saja, Deviardi alias Ardi yang ikut disangka menerima suap, kepada KPK juga mengaku memiliki 200 ribu dolar Amerika dan sudah disita penyidik. Kini, KPK tengah mengembangkan kemana saja uang dolar ini sebenarnya akan dialirkan.
"Yang 200 ribu di rumah A juga perlu
dikembangkan. Karena itu kan berdasarkan pengakuan A juga. Jadi
kepada siapapun uang ini akan diserahkan akan kami telusuri. Sejauh ini kan baru untuk Rudi," kata Johan.
Edwin Firdaus http://www.tribunnews.com/nasional/2...-ribu-dolar-as
Sementara, perkembangan pemeriksaan tiga tersangka, Rabu malam tadi, penyidik KPK menemukan informasi baru bahwa Rudi sebelumnya juga telah menerima uang dugaan suap sekitar 300 ribu dolar AS.
"Selain yang 400 ribu dolar (saat operasi tangkap tangan) Selasa lalu, setelah pemeriksaan tadi malam (Rabu) ada informasi bahwa sebelumnya ada pemberian juga kepada RR senilai 300 ribu dolar Amerika," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi, Kamis (15/8/2013).
Saat penggeledahan di rumah Rudi, KPK tidak hanya menemukan uang 400 ribu dolar Amerika, tapi juga 90 ribu dolar
Amerika dan 127 ribu dolar Singapura.
"Setelah kembali melakukan penggeledahan ditemukan 90 ribu dolar Amerika, diduga itu bagian dari 300 ribu
itu. Yang 127 ribu dolar Singapura juga sedang diselidiki dari mana," kata Johan.
Tidak itu saja, Deviardi alias Ardi yang ikut disangka menerima suap, kepada KPK juga mengaku memiliki 200 ribu dolar Amerika dan sudah disita penyidik. Kini, KPK tengah mengembangkan kemana saja uang dolar ini sebenarnya akan dialirkan.
"Yang 200 ribu di rumah A juga perlu
dikembangkan. Karena itu kan berdasarkan pengakuan A juga. Jadi
kepada siapapun uang ini akan diserahkan akan kami telusuri. Sejauh ini kan baru untuk Rudi," kata Johan.
Edwin Firdaus http://www.tribunnews.com/nasional/2...-ribu-dolar-as
Spoiler for Gaji Komisaris Mandiri Rp 80 Juta, Rudi Masih Terima Suap:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah memecat Rudi Rubiandini dari Komisaris PT Bank Mandiri Tbk (Persero). Hal tersebut bagian dari respon penangkapan Rudi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan kasus suap.
Dahlan Iskan, Menteri BUMN mengaku kaget dengan fakta yang menimpa Rudi tersebut. Dia pun agak heran kenapa Mantan Kepala SKK Migas tersebut menerima suap dari salah satu perusahaan jual-beli minyak (trader oil) karena Rudi sudah mendapat penghasilan tambahan dari posisi Komisaris Bank Mandiri sejak April lalu.
"Gaji Komisaris (Bank Mandiri) itu Rp 80 juta. Sedangkan gaji Dirutnya lebih besar sekitar Rp 200 juta," ungkap Dahlan usai rapat di Kantor Pelindo II, Kamis (15/8/2013).
Dahlan menilai alasan dirinya mengangkat Rudi sebagai Komisaris Bank Mandiri karena dianggap anti korupsi. "Saya kaget, entah beliau tergoda atau terjebak tapi yang jelas dia menerima suap," ujarnya.
Sebagai informasi, Rudi Rubiandini sendiri diangkat oleh Presiden menjadi Kepala SKK Migas sejak Januari 2013. Kemudian diangkat menjadi Komisaris Bank Mandiri setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada April 2013. Kedua posisi tersebut kandas setelah dirinya ditangkap tangan KPK atas dugaan suap pada Agustus 2013. (Oginawa Prayogo) http://www.tribunnews.com/bisnis/201...ih-terima-suap
Dahlan Iskan, Menteri BUMN mengaku kaget dengan fakta yang menimpa Rudi tersebut. Dia pun agak heran kenapa Mantan Kepala SKK Migas tersebut menerima suap dari salah satu perusahaan jual-beli minyak (trader oil) karena Rudi sudah mendapat penghasilan tambahan dari posisi Komisaris Bank Mandiri sejak April lalu.
"Gaji Komisaris (Bank Mandiri) itu Rp 80 juta. Sedangkan gaji Dirutnya lebih besar sekitar Rp 200 juta," ungkap Dahlan usai rapat di Kantor Pelindo II, Kamis (15/8/2013).
Dahlan menilai alasan dirinya mengangkat Rudi sebagai Komisaris Bank Mandiri karena dianggap anti korupsi. "Saya kaget, entah beliau tergoda atau terjebak tapi yang jelas dia menerima suap," ujarnya.
Sebagai informasi, Rudi Rubiandini sendiri diangkat oleh Presiden menjadi Kepala SKK Migas sejak Januari 2013. Kemudian diangkat menjadi Komisaris Bank Mandiri setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada April 2013. Kedua posisi tersebut kandas setelah dirinya ditangkap tangan KPK atas dugaan suap pada Agustus 2013. (Oginawa Prayogo) http://www.tribunnews.com/bisnis/201...ih-terima-suap
SAMPE MASUK KORAN AUSTRALIA BIKIN MALU
Spoiler for Indonesia's oil chief Rudi Rubiandini arrested in bribe sting:
PETER ALFORD, JAKARTA CORRESPONDENT From: The Australian August 14, 2013 1:00PM
THE chief of Indonesia's oil and gas regulator has been arrested on suspicion of bribery, the country's Counter Corruption Commission said today.
The shock arrest is potentially a major blow to Indonesia's oil and gas industry, already suffering from chronically falling production and mounting concern among foreign petroleum companies about the security of their projects.
SKK Migas executive chairman Rudi Rubiandini was arrested overnight at his home along with three others, the corruption watchdog, known as KPK, confirmed this morning.
"Rudi was arrested for alleged bribery. He was detained along with three other people," KPK deputy chairman Busryo Muqoddas told reporters.
"They are being intensively questioned."
Mr Busryo declined to give further detail but another KPK official alleged the other three people were arrested in the act of bribing Mr Rubiandini.
Digital Pass $1 for first 28 Days
SKK Migas, responsible for regulating and supervising Indonesia's petroleum production sector, has been in existence less than nine months, since the Constitutional Court controversially dissolved its predecessor, BP Migas.
President Susilo Bambang Yudhoyono appointed Mr Rubiandini as chairman in January.
At the time of BP Migas's dissolution in November, KPK said it was investigating corruption inside the regulator, but since then the case had slipped from view.
Mr Rubiandini was a deputy Energy and Minerals minister at the time he was appointed to SKK Migas, but previously had been employed in a senior position at BP Migas.
Mr Rubiandini had made the focus of his role eliminating production inefficiencies responsible for Indonesia's falling petroleum output, and reassuring rattled foreign companies that their investments were safe.
At its peak in the 1990s, Indonesia's crude oil and condensate output peaked at 1.5 million barrels of oil per day (bopd) but this year it is expected to produce less than 850,000bopd. http://www.theaustralian.com.au/news...-1226697017264
THE chief of Indonesia's oil and gas regulator has been arrested on suspicion of bribery, the country's Counter Corruption Commission said today.
The shock arrest is potentially a major blow to Indonesia's oil and gas industry, already suffering from chronically falling production and mounting concern among foreign petroleum companies about the security of their projects.
SKK Migas executive chairman Rudi Rubiandini was arrested overnight at his home along with three others, the corruption watchdog, known as KPK, confirmed this morning.
"Rudi was arrested for alleged bribery. He was detained along with three other people," KPK deputy chairman Busryo Muqoddas told reporters.
"They are being intensively questioned."
Mr Busryo declined to give further detail but another KPK official alleged the other three people were arrested in the act of bribing Mr Rubiandini.
Digital Pass $1 for first 28 Days
SKK Migas, responsible for regulating and supervising Indonesia's petroleum production sector, has been in existence less than nine months, since the Constitutional Court controversially dissolved its predecessor, BP Migas.
President Susilo Bambang Yudhoyono appointed Mr Rubiandini as chairman in January.
At the time of BP Migas's dissolution in November, KPK said it was investigating corruption inside the regulator, but since then the case had slipped from view.
Mr Rubiandini was a deputy Energy and Minerals minister at the time he was appointed to SKK Migas, but previously had been employed in a senior position at BP Migas.
Mr Rubiandini had made the focus of his role eliminating production inefficiencies responsible for Indonesia's falling petroleum output, and reassuring rattled foreign companies that their investments were safe.
At its peak in the 1990s, Indonesia's crude oil and condensate output peaked at 1.5 million barrels of oil per day (bopd) but this year it is expected to produce less than 850,000bopd. http://www.theaustralian.com.au/news...-1226697017264
Nah gmn pendapat kaskuser, ane gerah sama ulah pemerintah korupsi mulu
Diubah oleh katakano 15-08-2013 05:23
0
2.9K
Kutip
10
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan