Bismillah..

Dear Agan n Sista..
Ingatkah agan ketika baru pertama kali memasuki dunia sekolah?
Di hari pertama, berbagai perasaan bergelut di dalam benak dan pikiran. Antara cita-cita yang menggebu, bercampur dengan kecemasan akan dunia baru yang akan kita masuki. Perasaan tersebut bertarung memposisikan diri untuk bersemayam di dalam benak pikiran kita. Begitu juga dengan Imajinasi keceriaan dunia baru, teman-teman baru, dan bayangan orang-orang asing yang bakal mengelilingi.

Perasaan yang hampir sama meski tidak terlalu persis, juga menggelayuti perasaan para pelamar kerja yang harus melewati test penerimaan pegawai baru, atau para professional yang harus mempersiapkan presentasi hasil karya mereka.

Itulah hidup, penuh dengan segala macam ujian, cobaan, dan tantangan yang kerap dan senantiasa datang tak henti-henti. Mau tidak mau, suka tidak suka, setiap manusia yang hidup harus menjalaninya. Karena hidup merupakan perjuangan untuk mendapatkan Ridha Allah Subhanahu wa ta’ala.

Di negara Eropa, anda tidak akan menganggap aneh apabila anda mendapati orang-orang berdasi, yang gelarnya bertumpuk dengan karir yang menjulang, harus mengakhiri hidupnya dengan terjun bebas dari lantai tertinggi apartement atau gedung tempatnya bekerja.

Atau di Jepang, Negeri yang terkenal dengan semangat hidup yang pantang menyerah. Hingga saat ini masih mencatatkan rekor terbesar bunuh diri yang sebagian besar adalah para professional muda yang menjadikan kesuksesan dan prestasi diatas segalanya. Mereka lebih memilih harakiri ketimbang menanggung perasaan malu..

Untuk lebih mengetahui berbagai tipikal orang yang menghadapi cobaan, cobalah Agan n Sista datang ke rumah sakit.

Disana Agan n Sista akan menemui orang yang meraung-raung menahan sakit, karena tak ingin segera mati. Terkadang sebagian dari mereka berteriak mencaci Tuhannya atas dalih ketidakadilan.

Namun ada juga di antara mereka yang tersenyum, meski kanker ganas mengerogoti satu-persatu bagian dari tubuhnya.

Ternyata ada sebagian dari penghuni rumah sakit yang tetap tegar, sabar, dan ikhlas menerima cobaan yang datang dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Mereka tahu bahwa inilah cara Allah Subhanahu wa ta’ala memperhatikan makhluk-Nya. Mungkin juga Allah Subhanahu wa ta’ala menjanjikan kehidupan yang jauh lebih Istimewa dibandingkan dengan kehidupan di dunia yang sudah semakin tua.
... atau ini adalah salah satu cara Allah Subhanahu wa ta’ala mengampuni dosanya.


Yuuk kita perhatikanlah firman Allah Ta’ala di dalam Al-Qur’an:
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Lihat QS.Al-Ankabuut : 2).

Dear Agan n Sista..
Bukankah para Nabi Allah selalu mendapatkan cobaan yang teramat berat sehingga ia bisa menjadi manusia-manusia pilihan di muka bumi ini?

Lihatlah Adam ‘Alaihi sallam.. ia harus terlempar dari Surga-Nya Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas kelalaiannya.
Atau, pedihnya penderitaan Ayub ’Alaihi Sallam atas penyakit yang dideritanya.
Atau Nuh ’Alaihi sallam yang selalu mendapat cacian dan hinaan dari umatnya.
Atau Ibrahim ’Alaihi sallam yang harus rela menyembelih putra kesayangan yang ia dambakan kehadirannya bertahun-tahun.

Dan jangan pernah menganggap bahwa, kekayaan yang diberikan kepada Sulaiman ’Alaihi sallam bukan merupakan cobaan.
Juga Kegantengan wajah yang dimiliki Yusuf ’Alaihi sallam tidak akan dimintai pertanggung jawaban.
Bahkan Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam raja dari dua alam pun harus mengalami hinaan, makian, intimidasi dan ancaman pembunuhan berkali-kali.

Dunia yang penuh dengan keindahan yang semu, juga menyimpan berbagai celah dan lubang ujian dimana setiap manusia yang hidup disitu harus melewatinya. Kelengahan yang menjadi sifat dasar manusia, seringkali menyebabkan kita kalah, hancur, dan tenggelam oleh masalah yang kita hadapi. Tidak jarang kita temui orang-orang yang menghabiskan waktunya dengan keluhan, sehingga hari-harinya ia selalu merasa menjadi orang yang paling menderita didunia.

Padahal tidak!!
Allah Subhanahu wa ta’ala tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan hamba-Nya. Lantas, kenapa kita harus takut dengan cobaan?!
Bukankah Allah Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an:
“...Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” (Lihat QS.Al-Baqarah : 286)

Kalau sampai detik ini kita masih bisa menjalani hidup ini, berarti kita telah mampu untuk melewati fase yang sebelumnya. Mungkin kita tidak pernah menyadari, bahwa pada fase yang sebelumnya kita merasa bahwa itu adalah akhir dari hidup ini.
Namun buktinya sekarang kita bisa melupakannya..

Dan untuk menjadikan diri ini manusia pilihan, jangan pernah Agan n Sista takut dengan yang namanya Cobaan..
Siap InsyaAllah..


Wallahu alam bishshowab
محمد رضااسماعيل

www.qabail.biz

kalau berkenan, jangan lupa di rate dan dilempar cendolnya ya gan..