Kaskus

News

Z0mbyAvatar border
TS
Z0mby
Karut Marut Manajemen Jadi Biang Kerok Masalah Metromini
Karut Marut Manajemen Jadi Biang Kerok Masalah Metromini
Jakarta - Legenda hidup alat transportasi Jakarta, Metromini, belakangan kembali menjadi sorotan publik. Sayangnya, bukan hal positif yang dibicarakan dari bus kecil berkelir merah-oranye dan biru dengan setrip putih di tengahnya itu. Bus dengan ukuran tiga perempat yang sudah eksis sejak lebih dari 40 tahun ini lagi-lagi menjadi buah bibir yang buruk.

Seolah seribu satu masalah terus membelit Metromini dan tak kunjung usai meski usianya sudah senja. Sebut saja dari mulai kejelekan armada busnya, sopirnya yang dikenal ugal-ugalan, hingga sistem manajemennya yang masih amburadul.

Cerita lama akan bobroknya dunia per-Metromini-an tersebut mencuatkan rencana penghapusan armada yang beroperasi ke segala penjuru ibu kota itu. Baru-baru ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menggagas penghapusan Metromini. Namun ide yang berangkat dari keinginan perubahan wajah Metromini agar lebih manusiawi itu malah menjadi kontroversi.

Organisasi Angutan Darat (Organda) DKI Jakarta memandang kisruh dan kontroversi rencana penghapusan Metromini berawal dari status badan hukum kepemilikan PT Metromini yang masih bermasalah.

"Dari satu sisi mengenai kepemilikan dari pada badan hukumnya ini masih bermasalah di Mahkamah Agung," kata Ketua Organda DKI Jakarta, Sudirman, saat berbincang dengan detikcom, Senin (12/8).

Sudirman mengingatkan pemerintah DKI harus berhati-hati dalam melangsungkan rencananya untuk mengandangkan angkutan 'sejuta umat' tersebut. Sebab, keberadaan operator- operator Metromini yang masih eksis dan memikili iZin harus menjadi perhatian pemerintah DKI.

"Jadi, ada sebagian tanggapan bahwa itu akan dihapuskan, ada yang di-take over oleh BUMD, ada yang dicarikan investor baru untuk meremajakan armada," ujarnya. Sejauh ini banyak versi yang disampaikan ke pemerintah DKI tapi sampai sekarang masih belum ada kepastian yang mana yang akan diterapkan.

Sekarang ini, Sudirman menuturkan, masih banyak Metromini yang memiliki trayek meskipun iZin trayek tersebut belum diperpanjang sejak pertama kali dikeluarkan sejak sekitar 20 tahun silam. Organda DKI sendiri setuju bahwa harus segera dilakukan revitalisasi terhadap armada Metromini.

"Entah itu bentuknya manajemennya direvitalisasi diganti dengan manajemen yang profesional atau ditake over oleh BUMD atau apa yang sifatnya bentukan dari gubernur," jelasnya.

Awalnya, menurut Sudirman, PT Metromini sebagai salah satu perusahaan angkutan umum berjalan dengan baik. Kisruh terjadi akibat ke dua kubu merasa saling memiliki PT Metromini, yaitu kubu Panjaitan kubu Silaen. "Mereka mungkin merasa saling memiliki akhirnya mereka bersengketa, saling mengklaim. Kedua kubu ini ribut sampai 20 tahun," ungkap Sudirman.

Sudirman tidak menampik bahwa sengketa ke dua kubu tersebut telah dimulai sejak awal kemunculan Metromini di Jakarta. Sengketa tersebut akhirnya berdampak pada manajemen yang tidak profesional. "Garang, anggota-anggota tidak terkordinir, aspirasi dari pada anggota tidak jelas, apa," ujarnya.

Selain itu, Sudirman menambahkan, sengketa yang terus berlangsung tersebut juga dikarenakan terdapat kelemahan dari pemerintah DKI yang tidak bisa tegas sejak gubernur-gubernur terdahulu. "Nah yang sekarang sudah mulai tegas," ucapnya.

*****

Pengamat transportasi Darmaningtyas berpendapat ada dua cara yang bisa dilakukan pemerintah DKI terkait persoalan Metromini. Kedua cara ini harus didukung keseriusan dan kecepatan pemerintah dalam bertindak.

Dia menyebutkan, pertama yang harus dibenahi adalah kelembagaan yang mengelola Metromini. Baginya percuma kalau ada lembaga tapi pengelolaan Metromini berjalan masing-masing sehingga sulit diawasi seperti sekarang ini. Menurutnya, upaya membentuk BUMD dengan Perusahaan Pengangkutan Djakarta yang mengatur bisa menjadi salah satu solusi. “Kalau soal kelembagaan beres ya sudah itu dulu dimaksimalkan,” kata Darmaningtyas kepada detikcom, Senin (12/8).

Seorang sopir Metromini yang juga pemilik, Hutasuhut, 45 tahun, mengungkapkan ia sudah membeli Metromininya pada tahun lalu dengan uang muka Rp 30 juta dan cicilan Rp 3 juta per bulan selama tiga tahun. Sejak 2008, banyak pemilik yang mulai melepas armada busnya ke tangan sopir.

Menurutnya, perusahaan yang menaungi Metromini pun tak jelas. Konflik kepentingan antara direksinya pun berakibat pada manajemen yang amburadul. "PT-nya gak punya mobil, namanya aja PT Metromini gak jelas direksinya makanya kemarin jadi dibakar kantornya," katanya seraya menduga persoalan manajemen perusahaan itu jadi salah satu penyebab rencana penghapusan Metromini.

[url]http://news.detik..com/read/2013/08/13/130421/2328427/10/karut-marut-manajemen-jadi-biang-kerok-masalah-metromini?991101mainnews[/url]

ternyata karna masala sengketa.warga jkt jadi korban.smoga direksi yg kurang ajar bisa dipidanakan& cpet beres.
0
1.5K
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan