- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pejabat dan Aparat di Indonesia Bermental "Dilayani" bukan "Pelayan"


TS
leyhendra
Pejabat dan Aparat di Indonesia Bermental "Dilayani" bukan "Pelayan"
PM Norwegia Nyamar Jadi Sopir Taksi, Patut Ditiru Pejabat RI
Jakarta - Aksi Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg yang menyamar menjadi sopir taksi untuk mencari tahu aspirasi rakyatnya patut diacungi jempol. Stontenberg sambil menyopir mengenakan seragam, mengantar sebagian warganya ke tempat tujuan sambil membahas isu-isu tertentu. Beranikah pejabat Indonesia melakukan langkah seperti Stontenberg?
"Untuk menyerap aspirasi warga, sudah seharusnya pejabat melakukan itu," jelas Heri pengamat komunikasi dari Universitas Mercu Buana saat berbincang di Jakarta, Selasa (13/8/2013).
Menurut Heri, ketika menyamar itu, seorang pejabat akan mendapatkan pengakuan jujur dari rakyatnya. "Penyamaran seperti itu, pernah dilakukan oleh Pak Harto di awal-awal pemerintahannya dulu," imbuhnya.
Tak hanya zaman Soeharto saja, mundur ke belakang zaman khalifah Umar bin Khatab, dia juga kerap menyamar untuk mengetahui apa yang dibutuhkan rakyatnya dan kesan masyarakat soal pemimpin mereka.
"Namun saya lihat sulit penyamaran untuk menyerap aspirasi publik dilakukan oleh pejabat di Indonesia saat ini. Sebab pejabat kita ini punya tipe "dilayani" bukan "pelayan". Nah dengan begitu, akan sulit melakukan hal-hal seperti melakukan penyemaran profesi," urainya.
Padahal, bentuk-bentuk penyamaran untuk menyerap aspirasi publik, bisa digunakan untuk meraih simpati publik. "Karena pada akhirnya publik tahu, yang mana pemimpin yang bekerja dan mendengarkan suara rakyat," tutupnya.
[URL="http://news.detik..com/read/2013/08/13/072101/2328056/10/pm-norwegia-nyamar-jadi-sopir-taksi-patut-ditiru-pejabat-ri?9911012"]sumber[/URL]
di Indonesia eksekutif dan judikatifnya setali tiga uang dengan legislatifnya minta "dilayani"
wakil rakyatnya sama sekali tidak mencerminkan apalagi menyalurkan aspirasi rakyatnya, hanya mencerminkan dan mewakili partainya, jarang yang berpihak ke rakyat.
menyedihkan......
mari bersama kita bangun Indonesia
mari kita ingat bersama hadist ini :
Dari Abu Dzar RA Ia berkata “saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak memberi jabatan kepadaku? Maka beliau menepak bahuku, kemudian bersabda, ‘Wahai Abu Dzar, sungguh kamu seorang yang lemah, sedangkan jabatan adalah suatu kepercayaan, yang pada hari kiamat merupakan suatu kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi pejabat yang dapat memanfaatkan hak dan menunaikan dengan sebaik-baiknya. (HR. Muslim)
Jakarta - Aksi Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg yang menyamar menjadi sopir taksi untuk mencari tahu aspirasi rakyatnya patut diacungi jempol. Stontenberg sambil menyopir mengenakan seragam, mengantar sebagian warganya ke tempat tujuan sambil membahas isu-isu tertentu. Beranikah pejabat Indonesia melakukan langkah seperti Stontenberg?
"Untuk menyerap aspirasi warga, sudah seharusnya pejabat melakukan itu," jelas Heri pengamat komunikasi dari Universitas Mercu Buana saat berbincang di Jakarta, Selasa (13/8/2013).
Menurut Heri, ketika menyamar itu, seorang pejabat akan mendapatkan pengakuan jujur dari rakyatnya. "Penyamaran seperti itu, pernah dilakukan oleh Pak Harto di awal-awal pemerintahannya dulu," imbuhnya.
Tak hanya zaman Soeharto saja, mundur ke belakang zaman khalifah Umar bin Khatab, dia juga kerap menyamar untuk mengetahui apa yang dibutuhkan rakyatnya dan kesan masyarakat soal pemimpin mereka.
"Namun saya lihat sulit penyamaran untuk menyerap aspirasi publik dilakukan oleh pejabat di Indonesia saat ini. Sebab pejabat kita ini punya tipe "dilayani" bukan "pelayan". Nah dengan begitu, akan sulit melakukan hal-hal seperti melakukan penyemaran profesi," urainya.
Padahal, bentuk-bentuk penyamaran untuk menyerap aspirasi publik, bisa digunakan untuk meraih simpati publik. "Karena pada akhirnya publik tahu, yang mana pemimpin yang bekerja dan mendengarkan suara rakyat," tutupnya.
[URL="http://news.detik..com/read/2013/08/13/072101/2328056/10/pm-norwegia-nyamar-jadi-sopir-taksi-patut-ditiru-pejabat-ri?9911012"]sumber[/URL]
di Indonesia eksekutif dan judikatifnya setali tiga uang dengan legislatifnya minta "dilayani"
wakil rakyatnya sama sekali tidak mencerminkan apalagi menyalurkan aspirasi rakyatnya, hanya mencerminkan dan mewakili partainya, jarang yang berpihak ke rakyat.
menyedihkan......

mari bersama kita bangun Indonesia

mari kita ingat bersama hadist ini :
Dari Abu Dzar RA Ia berkata “saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak memberi jabatan kepadaku? Maka beliau menepak bahuku, kemudian bersabda, ‘Wahai Abu Dzar, sungguh kamu seorang yang lemah, sedangkan jabatan adalah suatu kepercayaan, yang pada hari kiamat merupakan suatu kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi pejabat yang dapat memanfaatkan hak dan menunaikan dengan sebaik-baiknya. (HR. Muslim)
Diubah oleh leyhendra 13-08-2013 03:18
0
3K
49


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan