Kaskus

Entertainment

steevederAvatar border
TS
steeveder
ketika orang tua durhaka kepada anaknya.....
Kita banyak menemukan anak yang ingkar kepada orang tua. Kita kadang-kadang jengkel kepada mereka bila tidak pernah sejalan dengan kemauan orang tua. Bila anak tidak mengerjakan perintah, otak kita yang telah terisi oleh akumulasi ilmu dan pengetahuan agama sejak anak-anak dahulu hingga sekarang menjadi orang tua, mungkin langsung memberikan perintah kepada tangan untuk memukul dan mulut untuk mengucapkan kata-kata makian, celaan dan umpatan. Kondisi ini perlu diwaspadai bila tindakan dan ucapan dari perintah otak itu sudah turun ke hati dan menjadi sebuah keyakinan lalu memunculkan sebuah kesimpulan, bahwa sang anak telah durhaka kepada orang tua. Semoga tidak terjadi pada kita.

Anakku, mana baktimu? Statemen seperti ini kadang-kadang membangun pemahaman yang tidak berimbang pada orang tua. Mereka selalu menuntut agar hak agama ini terpenuhi dan bila tidak terpenuhi selalu anak yang disalahkan.

Memang benar, berbakti kepada orang tua adalah kewajiban bagi anak dan durhaka kepada orang tua adalah salah satu dosa besar yang terbesar. Tetapi jangan lupa bahwa Islam tidak melihat satu sisi saja lalu melalaikan sisi lain. Islam juga mewajibkan bagi orang tua untuk berbuat baik kepada anak-anaknya, dan juga tidak durhaka kepada mereka.

Seseorang pernah datang kepada Umar bin Al-Khaththab ra dan mengadukan anaknya, “Anakku ini benar-benar telah durhaka kepadaku.”

“Apakah engkau tidak takut kepada Allah dengan durhaka kepada ayahmu, Nak? Karena itu adalah hak orang tua,” kata Umar kepada sang anak.

“Wahai Amirul Mukminin, bukankah anak juga punya hak atas orang tuanya?”

“Benar, haknya adalah memilihkan ibu yang baik, memberi nama yang bagus, dan mengajarkan Al-Kitab (Al-Quran).”

“Demi Allah, ayahku tidak memilihkan ibu yang baik. Ibuku adalah hamba sahaya jelek berkulit hitam yang dibelinya dari pasar seharga 400 dirham. Ia tidak memberi nama yang baik untukku. Ia menamaiku Ju’al. Dan dia juga tidak mengajarkan Al-Quran kepadaku kecuali satu ayat saja.” Ju’al adalah sejenis kumbang yang selalu bergumul pada kotoran hewan. Bisa juga diartikan seorang yang berkulit hitam dan berparas jelek atau orang yang emosional. ( Al-Qamus Al-Muhith, hal. 977).

Umar menoleh ke sang ayah dan berkata, “Engkau mengatakan anakmu telah durhaka kepadamu tetapi engkau telah durhaka kepadanya sebelum ia mendurhakaimu. Enyahlah dari hadapanku!.” ( As-Samarqandi, Tahbihul Ghafilin, 130)

Ibnul Qayyim berkata, “Siapa yang mengabaikan edukasi yang bermanfaat untuk anaknya dan membiarkannya begitu saja, maka ia telah melakukan `tindakan terburuk terhadap anaknya itu. Kerusakan anak-anak itu kebanyakan bersumber dari orang tua yang membiarkan mereka dan tidak mengajarkan kewajiban-kewajiban dan sunnah din ini kepada mereka. Mereka tidak memperhatikan masalah-masalah agama tersebut saat masih kecil, sehingga saat sudah besar mereka sulit meraih manfaat dari pelajaran agama dan tidak bisa memberikan manfaat bagi orang tua mereka.” (Tuhfatul Maudud, I: 229)

Karena itu, jangan tergesa-gesa mencela anak. Ada banyak hak anak atas orang tuanya. Bila salah satu sisinya diabaikan, lalu anak menjadi bandel, menyimpang, dan keras kepala, ada kemungkinan kita tidak memperhatikan sisi tersebut.

Rasulullah saw bersabda:

وَالرجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ


“Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungan jawab atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya dan dia akan diminta pertanggungan jawab atas mereka.” (HR Bukhari dll.)


0
3.7K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan