Karbon Dioksida atau CO2 yang identik buruk bagi kesehatan, jika dimanfaatkan dengan benar bisa jadi sesuatu yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Karena baru-baru ini para ilmuwan berhasil mengolah bahan berbahaya ini menjadi sumber energi alternatif.

Meski buruk bagi kesehatan, faktanya tiap tahun kegiatan manusia menghasilkan miliaran ton Karbo Hidrat. Dampak buruk yang lain, bahan ini kemudian menjadi alasan terjadinya pemanasan global dan fenomena yang lain.

Seperti dikutip dari Mashable, sadar akan polusi yang harus segera diatasi, ide muncul dari ilmuwan di Belanda. Dalam upaya menyelamatkan bumi dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat, mereka kemudian menemukan formula yang dapat mengubah CO2 menjadi energi listrik.

Bert Hamelers dan timnya dari Leeuwarden, mengembangkan kombinasi yang memanfaatkan membran dan air, dari kemunculan CO2. Mereka menggambarkan ide dalam jurnal Environmental Science & Technology Letters.

Dengan cara ini, produksi ion negatif dan positif dihasilkan dengan bantuan sebuah tangki berisi air. Ketika karbon dioksida dipompa melalui air, hal ini kemudian memisahkan ion hidrogen positif dan negatif bikarbonat. Bahan ini yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik potensial.

Menurut Hamelers, jika CO2 dari rumah dikumpulkan, maka akan didapat 1.570 terawatts listrik tambahan per tahun. Jumlah tersebut bisa jadi 400 kali daya yang disumbang oleh pembangkit listrik konvensional saat ini. Sekaligus menyelamatkan atmosfir bumi dari kerusakan karena Karbo Hidrat.

Sumber

When two fluids with different compositions are mixed, mixing energy is released. This holds true for both liquids and gases, though in the case of gases, no technology is yet available to harvest this energy source. Mixing the CO2 in combustion gases with air represents a source of energy with a total annual worldwide capacity of 1570 TWh. To harvest the mixing energy from CO2-containing gas emissions, we use pairs of porous electrodes, one selective for anions and the other selective for cations. We demonstrate that when an aqueous electrolyte, flushed with either CO2 or air, alternately flows between these selective porous electrodes, electrical energy is gained. The efficiency of this process reached 24% with deionized water as the aqueous electrolyte and 32% with a 0.25 M monoethanolamine (MEA) solution as the electrolyte. The highest average power density obtained with a MEA solution as the electrolyte was 4.5 mW/m2, significantly higher than that with water as the electrolyte (0.28 mW/m2).

Saat ini sedang diujicobakan pembangkitan listrik dengan memanfaatkan CO2. Ujicoba dilakukan di daerah Cranfield, Mississipi. Apabila ini berhasil maka akan bisa menghasilkan energi listrik dan membersihkan udara kita dari CO2 yang berlebih, dimana saat ini iklim kita sedang tidak bisa diprediksi akibat dari jumlah CO2 yang bisa mengakibatkan menipisnya lapisan ozon.a

Caranya adalah sebagai berikut : CO2 dari udara disedot, kemudian disuntikkan ke dalam bumi sampai kedalaman kurang lebih 3 km. Di kedalaman ini suhu berkisar 125 derajat celcius, dimana ini membuat CO2 berada dalam keadaan ambang antara menjadi gas dan cairan. Setelah tercapai, kemudian di ‘ambil’ lagi ke atas sebagai tenaga panas bumi yang selanjutnya memutar turbin hingga menjadi listrik, atau menjadi Pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Pembangkit tersebut tentunya mengeluarkan lagi gas buang berupa CO2, nah, gas buang ini di salurkan lagi ke pipa penyuntik menuju ke dalam bumi yang 3 km lagi. Begitu siklus terus-menerus, jika ternyata Gas CO2 ada yang terperangkap di dalam bumi, maka tinggal menambahi, mengambil lagi CO2 dari atmosfer, diharapkan akan mengurangi jumlah CO2 di atmosfer, sehingga iklim kembali sejuk.



(Dari website Berkeley university)

Sumber

Original Posted By ried1►layak banget HT nih trid, ane bantu rate juga gan. Teknologi kayak gini yang harusnya dikembangkan dunia. Satu lagi ntar bakal dibuat smart shape material gan buat kabel muter turbin. jadinya kabelnya bakal muter terus tanpa henti, kek gini nih contohnya