- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
4 keanehan Pilgub Jatim 2013, semua direkayasa?
TS
jurnal3
4 keanehan Pilgub Jatim 2013, semua direkayasa?
SURABAYA, JURNAL3.com - Pelaksanaan Pilgub Jatim 2013 banyak keanehan dan keganjilan. Rumor adanya kecurangan untuk menjegal salah satu calon makin tak terelakkan.
Pertama, dimulai dengan aksi main kulak partai politik oleh salah satu pasangan calon. Tak pelak, manuver ini berhasil menyedot habis jumlah dukungan suara dan disinyalir sebagai upaya untuk menghadang laju salah satu pasangan calon .
Kedua, munculnya dualisme dukungan parpol pada kelompok pendukung pasangan Khofifah-Herman dan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa). Akhirnya melalui putusan sidang Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) terbukti, ada tiga oknum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim yang diduga ‘main mata’ dengan tidak meloloskan pasangan Khofifah-Herman, meski secara administrasi dukungan parpol untuk mereka sah, apalagi pasangan Khofifah-Herman mendaftar lebih dulu.
Ketiga, adanya penetapan lembar percetakan surat suara yang jumlahnya jauh melebhi dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT). Dalam Dokumen Pengadaan Nomor: 027/28.9/POKJA 22-ULP/022/2013 Tanggal: 5 Juli 2013, dan Addendum Dokumen Pengadaan Nomor: 027/34.2/POKJA 22-ULP/022/2013 Tanggal: 15 Juli 2013, disebutkan untuk Pengadaan Pencetakan Surat Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur tahun 2013, bahwa Surat Suara yang wajib dicetak oleh PT. Karya Kita sebagai pemenang lelang proyek senilai Rp.16,6 Miliar sebanyak 33.362.095 lembar.
Jumlah ini tentu saja aneh, karena KPU Jatim memastikan bahwa jumlah DPT di Pilgub Jatim 2013 ini berjumlah 30.019.300 orang terdiri 14.805.723 laki-laki dan 15.213.577 perempuan. Lalu untuk apa cadangan kelebihan surat suara sebanyak 3.342.795 lembar atau 11% itu?
Terakhir, dikosonginya kolom nomor 4 di formulir C1 untuk pasangan Khofifah-Herman. Tidak ada penjelasan teknis dari KPU Jatim mengapa fakta ini dibiarkan terjadi. KPU hanya berdalih kalau hal itu karena sudah terlanjur dicetak dan KPU sudah membuat Surat Edaran (SE) kepada PPK untuk mengisi kolom nomor 4 yang kosong.
Menyikapi empat keanehan di tahapan Pilgub Jatim 2013 ini, salah seorang praktisi dan pakar statistik terkemuka di Jatim, kepada Jurnal3, Jumat (09/08/2013) mengatakan kalau semua keanehan itu sudah diatur secara sistematis.
“Partai penguasa berusaha menang dengan segala cara. Eggi pun maju dengan biaya dari mereka. Dan PDIP pun ada main mata dengan incumbent. Jadi kalau Khofifah-Herman lolos itu suatu ancaman buat mereka. Identitas saya tolong sembunyikan, nanti merepotkan saya,” ujar akademisi ini.
Menurutnya, kedatangan Presiden SBY ke Jawa Timur dalam acara bertajuk Safari Ramadhan itu berbarengan dengan sidang DKPP.
“Semuanya tidak kebetulan. Para panglima dan pengusaha sudah diinstruksikan waktu kunjungan ke Surabaya agar memenangkan salah satu calon. Dan ini ditambah sikap KPU Jatim. Jadi kecurangan ini sudah sangat super jelas,” tegasnya.
Sebagai pakar, ia mengaku memiliki data indeks demokrasi di Jawa Timur yang menurutnya terendah di Pulau Jawa.
“Artinya, semuanya sudah diatur. Korupsi di Pemprov Jatim selama lima tahun ini sudah sangat parah sekali,” pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Rizal Ramli selaku Ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARuP), kepada Jurnal3, di Jakarta.
Mantan Menko Perekonomian itu mengaku heran dengan sikap diam sejumlah lembaga di Jatim melihat keanehan tersebut. Menurutnya, jumlah kelebihan suara sampai 3.342.795 itu sangat luar biasa besarnya.
“Rasanya kok tidak mungkin kalau tidak disengaja ini. Sepertinya ada niat untuk curang lagi seperti di Pilgub Jatim 2008, dimana saat itu banyak sekali DPT palsu beredar kemana-mana,” ujar Rizal Ramli.@arun/rizalhasan Source
Semakin memusingkan teka-teki politik di Jatim, hadeeehhhh...
Pertama, dimulai dengan aksi main kulak partai politik oleh salah satu pasangan calon. Tak pelak, manuver ini berhasil menyedot habis jumlah dukungan suara dan disinyalir sebagai upaya untuk menghadang laju salah satu pasangan calon .
Kedua, munculnya dualisme dukungan parpol pada kelompok pendukung pasangan Khofifah-Herman dan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa). Akhirnya melalui putusan sidang Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) terbukti, ada tiga oknum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim yang diduga ‘main mata’ dengan tidak meloloskan pasangan Khofifah-Herman, meski secara administrasi dukungan parpol untuk mereka sah, apalagi pasangan Khofifah-Herman mendaftar lebih dulu.
Ketiga, adanya penetapan lembar percetakan surat suara yang jumlahnya jauh melebhi dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT). Dalam Dokumen Pengadaan Nomor: 027/28.9/POKJA 22-ULP/022/2013 Tanggal: 5 Juli 2013, dan Addendum Dokumen Pengadaan Nomor: 027/34.2/POKJA 22-ULP/022/2013 Tanggal: 15 Juli 2013, disebutkan untuk Pengadaan Pencetakan Surat Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur tahun 2013, bahwa Surat Suara yang wajib dicetak oleh PT. Karya Kita sebagai pemenang lelang proyek senilai Rp.16,6 Miliar sebanyak 33.362.095 lembar.
Jumlah ini tentu saja aneh, karena KPU Jatim memastikan bahwa jumlah DPT di Pilgub Jatim 2013 ini berjumlah 30.019.300 orang terdiri 14.805.723 laki-laki dan 15.213.577 perempuan. Lalu untuk apa cadangan kelebihan surat suara sebanyak 3.342.795 lembar atau 11% itu?
Terakhir, dikosonginya kolom nomor 4 di formulir C1 untuk pasangan Khofifah-Herman. Tidak ada penjelasan teknis dari KPU Jatim mengapa fakta ini dibiarkan terjadi. KPU hanya berdalih kalau hal itu karena sudah terlanjur dicetak dan KPU sudah membuat Surat Edaran (SE) kepada PPK untuk mengisi kolom nomor 4 yang kosong.
Menyikapi empat keanehan di tahapan Pilgub Jatim 2013 ini, salah seorang praktisi dan pakar statistik terkemuka di Jatim, kepada Jurnal3, Jumat (09/08/2013) mengatakan kalau semua keanehan itu sudah diatur secara sistematis.
“Partai penguasa berusaha menang dengan segala cara. Eggi pun maju dengan biaya dari mereka. Dan PDIP pun ada main mata dengan incumbent. Jadi kalau Khofifah-Herman lolos itu suatu ancaman buat mereka. Identitas saya tolong sembunyikan, nanti merepotkan saya,” ujar akademisi ini.
Menurutnya, kedatangan Presiden SBY ke Jawa Timur dalam acara bertajuk Safari Ramadhan itu berbarengan dengan sidang DKPP.
“Semuanya tidak kebetulan. Para panglima dan pengusaha sudah diinstruksikan waktu kunjungan ke Surabaya agar memenangkan salah satu calon. Dan ini ditambah sikap KPU Jatim. Jadi kecurangan ini sudah sangat super jelas,” tegasnya.
Sebagai pakar, ia mengaku memiliki data indeks demokrasi di Jawa Timur yang menurutnya terendah di Pulau Jawa.
“Artinya, semuanya sudah diatur. Korupsi di Pemprov Jatim selama lima tahun ini sudah sangat parah sekali,” pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Rizal Ramli selaku Ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARuP), kepada Jurnal3, di Jakarta.
Mantan Menko Perekonomian itu mengaku heran dengan sikap diam sejumlah lembaga di Jatim melihat keanehan tersebut. Menurutnya, jumlah kelebihan suara sampai 3.342.795 itu sangat luar biasa besarnya.
“Rasanya kok tidak mungkin kalau tidak disengaja ini. Sepertinya ada niat untuk curang lagi seperti di Pilgub Jatim 2008, dimana saat itu banyak sekali DPT palsu beredar kemana-mana,” ujar Rizal Ramli.@arun/rizalhasan Source
Semakin memusingkan teka-teki politik di Jatim, hadeeehhhh...
0
3.9K
53
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan