- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
kumpulan quotes menarik, inspiratif, sedikit sara (jangan kesinggung yah ^^)


TS
sultanagung77
kumpulan quotes menarik, inspiratif, sedikit sara (jangan kesinggung yah ^^)
Spoiler for untuk para pemimpin:
Alkisah di sebuah sekolah dasar, tercatatlah seorang siswa kelas satu. Sebut saja namanya Bakar. Ia anak konglomerat ternama.
Bukan cuma bapaknya yang pedagang besar. Kakek moyangnya pun demikian. Mereka adalah rezim saudagar terkenal sejak era abad pertengahan.
Ketika Pires berkata,
''Tuhan menciptakan Timor untuk pala, Banda untuk lada, dan Maluku untuk cengkih,''
...Maka di sanalah kakek moyang Bakar berperan.
Dan Bakar-pun, masih kebagian untuk menikmati warisan kebesaran itu.
Ia bersekolah di SD unggulan berstandar internasional dan bilingual, sekitar 2 kilometer dari rumah (mobil senilai Rp 1 miliar yang ia pakai, hanya mencatatkan perjalanan 4 kilometer setiap hari). Seorang sopir dan ''baby sitter'' mengantar dan menungguinya setiap hari saat ia belajar.
Laiknya sekolah mahal dan unggulan lainnya, mengarang adalah pelajaran yang diposisikan amat penting di SD tersebut. Anak-anak didik, sejak kelas satu, sudah dilatih untuk mengekspresikan isi kepala mereka dengan kata-kata yang tertata baik, namun dengan isi yang mencerminkan kebebasan pikiran.
Sampailah suatu ketika, sang guru meminta siswa kelas I tersebut membuat karangan tentang kehidupan keluarga yang sangat miskin di seberang benteng sekolah.
Sang guru yang berasal dari keluarga menengah, berharap dapat menumbuhkan empati anak-anak didiknya yang serba berada terhadap nasib kelompok lain yang tak berpunya.
...Bakar memang masih kelas satu SD.
..Tapi, ia penulis yang andal. Ia sefasih bapaknya saat harus melontarkan kata-kata, dan ia pun secerdas ibunya disaat harus membuat hitung-hitungan dan perbandingan.
Ia menulis, seperti saran gurunya, dengan penuh perasaan.
”....Menulislah dengan hati,'' begitu kata-kata sang guru yang selalu ia ingat.
Lalu, dengan sesekali menerawang dan membayangkan kehidupan keluarga miskin, Bakar menggoreskan pinsilnya dengan huruf-huruf yang belum sempurna benar. Ia menamai tokoh dalam karangannya dengan nama ...Pak Abu.
''...Pak Abu,'' tulisnya,
''adalah orang yang sangat miskin. Benar-benar miskin, sampai-sampai pembantunya juga miskin, sopirnya miskin, dan tukang kebunnya pun miskin.''
''Karena seringnya tak punya uang, Pak Abu jarang membersihkan kolam renang di belakang rumahnya. Ia juga hanya bisa memelihara ikan-ikan kecil di akuarium seperti louhan yang makannya sedikit, tidak seperti arwana dan koi di rumahku. Kucing siam punya Pak Abu juga kurus, soalnya kurang makan. Ayam yang ia pelihara juga yang kecil-kecil, jenis kate.''
Bakar yang berpikir bebas menulis karangannya itu dengan penuh haru. Ia sesekali mengernyitkan dahinya. Ia berpikir, dirinya tak mungkin bisa menanggungkan kemiskinan seperti yang terjadi pada keluarga Pak Abu.
Alangkah malangnya keluarga Pak Abu, pikirnya.
Jangan-jangan anak-anaknya harus berebut saat bermain PS-3, karena alat permainan itu hanya ada satu di ruang keluarga. Lain dengan di rumahnya, setiap kamar ada. Di kamar Bakar, di kamar kakak-kakaknya, bahkan di kamar ibu-bapaknya
Sopir dan pembantu Pak Abu pun, pikirnya, pasti sedih karena tidak seperti pembantu dan sopir dirinya. Bakar membandingkan handphone yang dipegang sopir dan pembantu Pak Abu mungkin jenis monophonic yang ketinggalan zaman, lain dengan handphone pembantu dan sopirnya yang polyphonic dan bisa kirim MMS.
Ia membayangkan kepala urusan dapur di rumah Pak Abu mungkin hanya bisa belanja di pasar tradisional yang becek atau supermarket kecil di perempatan jalan.
...Padahal, pembantu di rumahnya sangat biasa berbelanja ke Hypermarket Prancis dan juga mall-mall.
''Anak-anak Pak Abu,'' ....tulisnya dengan empati penuh,
''kalau liburan tidak bisa ke Eropa atau Amerika seperti aku. Mereka hanya bisa berlibur ke Bali atau ke Lombok. Itu pun pakai pesawat yang murah, low cost carrier.''
Terserahlah Pembaca…,
Anda mau bekomentar apa tentang cerita itu.
Saya hanya mau menyampaikan sebuah kegagalan empati. Bukan karena orangnya tidak tulus, tapi ia memang tidak memiliki pengalaman yang memadai tentang dunia di luar dirinya.
Dan Bakar adalah wakil dari kegagalan itu. Saya kembalikan kepada Anda kisah-kisah di luar.
Saat seorang menteri berkata, ''Kalau tidak mampu membeli elpiji, ya jangan gunakan elpiji!!,''
apa komentar Anda?!
Bagi saya, itu adalah kegagalan empati. Mungkin karena sekadar kurangnya wawasan dia tentang penderitaan, mungkin juga karena kemalasannya ia melihat dunia luar.
Bayangkan setelah si menteri berkata seperti itu, maka harga minyak tanah melambung tiga kali lipat.
Kita tentu tak berharap pejabat itu akan berkata,
''Kalau tidak mampu beli minyak tanah, jangan gunakan minyak tanah!!''
Lalu, ketika harga beras melonjak berkali lipat, ia pun berpidato lagi,
''Kalau tidak mampu beli beras, jangan makan nasi!!''
contoh lain adalah kemacetan di Jalan kota-kota besar, bagaimana Mungkin para pejabat negeri ini bisa merasakan (berempati) penderitaan akibat kemacetan, kalau mereka selalu dikawal dan didahulukan/mendapat prioritas dalam berkendara??
Empati adalah kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain. Didalamnya tercakup kecerdasan emosional dan sosial. Nah, jika Anda berempati kepada orang miskin, maka Anda akan memerankan diri sepenuh perasaan sebagai orang miskin.
Namun persoalannya adalah, seperti apakah kemiskinan itu dimaknai oleh anda?!!
Penguasa kolonial mendefiniskan kemiskinan sebagai buah kemalasan. Saat ia mendengar kata ''miskin'', mereka teringat pada kerbau yang hanya bergerak kalau dipacu dan lebih suka berkubang di lumpur hitam.
Atau mungkin Pemerintah kita mendefinisikan kemiskinan sebagai hasil perhitungan dari sebuah nilai subsidi.
Maka, ditemukanlah angka penghasilan Rp. 175 ribu sebagai batas kemiskinan. Dan apabila kurang dari angka itu, maka berarti dia miskin dan berhak mendapat santunan Rp 100 ribu.
Namun Persoalan berikutnya adalah, ”orang yang berpenghasilan di antara Rp 175 ribu dan Rp 275 ribu masuk kategori mana?!!”
Tidak jelas!! kecuali satu hal: Mereka kini menjadi penduduk termiskin di negeri ini.
Nah Saudaraku, selamat Berjuang!!
Semoga kita tidak menjadi keluarga termiskin...
Bersyukurlah walau
sekecil apapun rezeki yang kita peroleh!
Bukan cuma bapaknya yang pedagang besar. Kakek moyangnya pun demikian. Mereka adalah rezim saudagar terkenal sejak era abad pertengahan.
Ketika Pires berkata,
''Tuhan menciptakan Timor untuk pala, Banda untuk lada, dan Maluku untuk cengkih,''
...Maka di sanalah kakek moyang Bakar berperan.
Dan Bakar-pun, masih kebagian untuk menikmati warisan kebesaran itu.
Ia bersekolah di SD unggulan berstandar internasional dan bilingual, sekitar 2 kilometer dari rumah (mobil senilai Rp 1 miliar yang ia pakai, hanya mencatatkan perjalanan 4 kilometer setiap hari). Seorang sopir dan ''baby sitter'' mengantar dan menungguinya setiap hari saat ia belajar.
Laiknya sekolah mahal dan unggulan lainnya, mengarang adalah pelajaran yang diposisikan amat penting di SD tersebut. Anak-anak didik, sejak kelas satu, sudah dilatih untuk mengekspresikan isi kepala mereka dengan kata-kata yang tertata baik, namun dengan isi yang mencerminkan kebebasan pikiran.
Sampailah suatu ketika, sang guru meminta siswa kelas I tersebut membuat karangan tentang kehidupan keluarga yang sangat miskin di seberang benteng sekolah.
Sang guru yang berasal dari keluarga menengah, berharap dapat menumbuhkan empati anak-anak didiknya yang serba berada terhadap nasib kelompok lain yang tak berpunya.
...Bakar memang masih kelas satu SD.
..Tapi, ia penulis yang andal. Ia sefasih bapaknya saat harus melontarkan kata-kata, dan ia pun secerdas ibunya disaat harus membuat hitung-hitungan dan perbandingan.
Ia menulis, seperti saran gurunya, dengan penuh perasaan.
”....Menulislah dengan hati,'' begitu kata-kata sang guru yang selalu ia ingat.
Lalu, dengan sesekali menerawang dan membayangkan kehidupan keluarga miskin, Bakar menggoreskan pinsilnya dengan huruf-huruf yang belum sempurna benar. Ia menamai tokoh dalam karangannya dengan nama ...Pak Abu.
''...Pak Abu,'' tulisnya,
''adalah orang yang sangat miskin. Benar-benar miskin, sampai-sampai pembantunya juga miskin, sopirnya miskin, dan tukang kebunnya pun miskin.''
''Karena seringnya tak punya uang, Pak Abu jarang membersihkan kolam renang di belakang rumahnya. Ia juga hanya bisa memelihara ikan-ikan kecil di akuarium seperti louhan yang makannya sedikit, tidak seperti arwana dan koi di rumahku. Kucing siam punya Pak Abu juga kurus, soalnya kurang makan. Ayam yang ia pelihara juga yang kecil-kecil, jenis kate.''
Bakar yang berpikir bebas menulis karangannya itu dengan penuh haru. Ia sesekali mengernyitkan dahinya. Ia berpikir, dirinya tak mungkin bisa menanggungkan kemiskinan seperti yang terjadi pada keluarga Pak Abu.
Alangkah malangnya keluarga Pak Abu, pikirnya.
Jangan-jangan anak-anaknya harus berebut saat bermain PS-3, karena alat permainan itu hanya ada satu di ruang keluarga. Lain dengan di rumahnya, setiap kamar ada. Di kamar Bakar, di kamar kakak-kakaknya, bahkan di kamar ibu-bapaknya
Sopir dan pembantu Pak Abu pun, pikirnya, pasti sedih karena tidak seperti pembantu dan sopir dirinya. Bakar membandingkan handphone yang dipegang sopir dan pembantu Pak Abu mungkin jenis monophonic yang ketinggalan zaman, lain dengan handphone pembantu dan sopirnya yang polyphonic dan bisa kirim MMS.
Ia membayangkan kepala urusan dapur di rumah Pak Abu mungkin hanya bisa belanja di pasar tradisional yang becek atau supermarket kecil di perempatan jalan.
...Padahal, pembantu di rumahnya sangat biasa berbelanja ke Hypermarket Prancis dan juga mall-mall.
''Anak-anak Pak Abu,'' ....tulisnya dengan empati penuh,
''kalau liburan tidak bisa ke Eropa atau Amerika seperti aku. Mereka hanya bisa berlibur ke Bali atau ke Lombok. Itu pun pakai pesawat yang murah, low cost carrier.''
Terserahlah Pembaca…,
Anda mau bekomentar apa tentang cerita itu.
Saya hanya mau menyampaikan sebuah kegagalan empati. Bukan karena orangnya tidak tulus, tapi ia memang tidak memiliki pengalaman yang memadai tentang dunia di luar dirinya.
Dan Bakar adalah wakil dari kegagalan itu. Saya kembalikan kepada Anda kisah-kisah di luar.
Saat seorang menteri berkata, ''Kalau tidak mampu membeli elpiji, ya jangan gunakan elpiji!!,''
apa komentar Anda?!
Bagi saya, itu adalah kegagalan empati. Mungkin karena sekadar kurangnya wawasan dia tentang penderitaan, mungkin juga karena kemalasannya ia melihat dunia luar.
Bayangkan setelah si menteri berkata seperti itu, maka harga minyak tanah melambung tiga kali lipat.
Kita tentu tak berharap pejabat itu akan berkata,
''Kalau tidak mampu beli minyak tanah, jangan gunakan minyak tanah!!''
Lalu, ketika harga beras melonjak berkali lipat, ia pun berpidato lagi,
''Kalau tidak mampu beli beras, jangan makan nasi!!''
contoh lain adalah kemacetan di Jalan kota-kota besar, bagaimana Mungkin para pejabat negeri ini bisa merasakan (berempati) penderitaan akibat kemacetan, kalau mereka selalu dikawal dan didahulukan/mendapat prioritas dalam berkendara??
Empati adalah kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain. Didalamnya tercakup kecerdasan emosional dan sosial. Nah, jika Anda berempati kepada orang miskin, maka Anda akan memerankan diri sepenuh perasaan sebagai orang miskin.
Namun persoalannya adalah, seperti apakah kemiskinan itu dimaknai oleh anda?!!
Penguasa kolonial mendefiniskan kemiskinan sebagai buah kemalasan. Saat ia mendengar kata ''miskin'', mereka teringat pada kerbau yang hanya bergerak kalau dipacu dan lebih suka berkubang di lumpur hitam.
Atau mungkin Pemerintah kita mendefinisikan kemiskinan sebagai hasil perhitungan dari sebuah nilai subsidi.
Maka, ditemukanlah angka penghasilan Rp. 175 ribu sebagai batas kemiskinan. Dan apabila kurang dari angka itu, maka berarti dia miskin dan berhak mendapat santunan Rp 100 ribu.
Namun Persoalan berikutnya adalah, ”orang yang berpenghasilan di antara Rp 175 ribu dan Rp 275 ribu masuk kategori mana?!!”
Tidak jelas!! kecuali satu hal: Mereka kini menjadi penduduk termiskin di negeri ini.
Nah Saudaraku, selamat Berjuang!!
Semoga kita tidak menjadi keluarga termiskin...
Bersyukurlah walau
sekecil apapun rezeki yang kita peroleh!
Spoiler for Alkohol, Babi atau rokok?:
Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,
Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara- perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah...ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,
Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling
menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok
di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,
Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena,
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,
Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang bodoh merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang bodoh merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang bodoh merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat
merujuk kitab kuning
dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
kemana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang
sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.
Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai
terbatuk-batuk,
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,
Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat
berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan
api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,
Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.
Amin Yaa Rabbalalamin
Taufiq Ismail
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,
Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara- perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah...ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,
Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling
menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok
di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,
Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena,
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,
Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang bodoh merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang bodoh merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang bodoh merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat
merujuk kitab kuning
dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
kemana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang
sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.
Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai
terbatuk-batuk,
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,
Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat
berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan
api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,
Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.
Amin Yaa Rabbalalamin
Taufiq Ismail
Spoiler for siapa kaya siapa miskin?:
sekedar renungan untuk kita semua
semoga bermanfaat
Suatu ketika
Seorang ayah dari keluarga kaya raya,
bermaksud memberi pelajaran,
bagaimana kehidupan orang miskin pada anaknya
Mereka menginap beberapa hari di rumah
keluarga petani yang miskin,
di sebuah dusun di tepi hutan
Dalam perjalanan pulang sang ayah bertanya pada anaknya
Bagaimana perjalanan kita?
Oh sangat menarik ayah
Kamu melihat bagaimana orang miskin hidup?
Sang ayah bertanya.
Ya ayah, sahut sang anak.
Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan kita ini?
Tanya sang ayah.
Sang anak menjawab:
Yang saya pelajari kita memiliki satu anjing untuk menjaga rumah kita, mereka punya empat anjing untuk berburu.
Kita punya kolam renang kecil di taman, mereka punya sungai yang tiada batas…
kita punya lampu untuk menerangi taman kita,
mereka punya bintang yang bersinar di malam hari.
kita memiliki lahan yang kecil untuk hidup
mereka hidup bersama alam
Kita punya pembantu untuk melayani kita,
tapi mereka hidup untuk melayani orang lain.
Kita punya pagar yang tinggi untuk melindungi kita,
mereka punya banyak teman yang saling melindungi
Sang ayah tercengang diam mendengar jawaban anaknya
Lalu sang anak melanjutkan,
Terima kasih ayah,
karena ayah telah menunjukkan betapa miskinnya kita
Bukankah ini suatu sudut pandang yang menakjubkan?
Bersyukurlah dengan apa yang telah kita miliki, dan jangan pernah risau dengan apa yang tidak kita miliki.
semoga bermanfaat
Suatu ketika
Seorang ayah dari keluarga kaya raya,
bermaksud memberi pelajaran,
bagaimana kehidupan orang miskin pada anaknya
Mereka menginap beberapa hari di rumah
keluarga petani yang miskin,
di sebuah dusun di tepi hutan
Dalam perjalanan pulang sang ayah bertanya pada anaknya
Bagaimana perjalanan kita?
Oh sangat menarik ayah
Kamu melihat bagaimana orang miskin hidup?
Sang ayah bertanya.
Ya ayah, sahut sang anak.
Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan kita ini?
Tanya sang ayah.
Sang anak menjawab:
Yang saya pelajari kita memiliki satu anjing untuk menjaga rumah kita, mereka punya empat anjing untuk berburu.
Kita punya kolam renang kecil di taman, mereka punya sungai yang tiada batas…
kita punya lampu untuk menerangi taman kita,
mereka punya bintang yang bersinar di malam hari.
kita memiliki lahan yang kecil untuk hidup
mereka hidup bersama alam
Kita punya pembantu untuk melayani kita,
tapi mereka hidup untuk melayani orang lain.
Kita punya pagar yang tinggi untuk melindungi kita,
mereka punya banyak teman yang saling melindungi
Sang ayah tercengang diam mendengar jawaban anaknya
Lalu sang anak melanjutkan,
Terima kasih ayah,
karena ayah telah menunjukkan betapa miskinnya kita
Bukankah ini suatu sudut pandang yang menakjubkan?
Bersyukurlah dengan apa yang telah kita miliki, dan jangan pernah risau dengan apa yang tidak kita miliki.
Spoiler for Jeritan hati kaum pria ^^:
Yang selalu kita dengar adalah Girls Rulez, kini
saatnya kami para cowok2 mengungkapkan isi hati kami.
Ini adalah cerita dari sisi kita, Kaum Cowok!! Kaum Adam!! Aturan kita!!
Untuk para cewek2...
1. Tidak Semua cowok seperti Dedy Cobuzer.
Jadi jangan harap kami bisa membaca isi pikiranmu disaat kamu manyun tanpa suara. Apa susahnya sih bilang : "Aku Laper, Aku minta dibeliin pakaian, Tolong Rayu Aku...!!"
2. Hari Sabtu dan Minggu itu waktunya istirahat setelah 5 hari bekerja, jadi jangan harap kami mau menemani seharian jalan2 ke mall.
3. Berbelanja BUKAN olahraga. Dan kami gak akan berpikir ke arah situ.
Bagi kami belanja ya belanja, kalau sudah pas ya beli saja, perbedaan harga toko A dan B
cuma 1,000 perak jadi nggak usah keliling kota untuk cari yang paling murah, buang2 bensin aja.
4. Menangis merupakan suatu pemerasan.
Lebih baik kami mendengar suara petir, guntur , bom meledak daripada suara tangisanmu yang membuat kami tidak bisa berbuat apa2.
5. Tanya apa yang kamu mau. Cobalah untuk sepaham tentang hal ini.
Sindiran halus tidak akan dimengerti.
Sindiran kasar tak akan dimengerti
Terang2an menyindir juga kita gak ngerti!
Ngomong langsung kenapa!?
6. Ya dan Tidak adalah jawaban yang paling dapat diterima hampir semua pertanyaan. It's
Simple.!!
7. Cerita ke kami kalo mau masalah kamu diselesaikan. Karena itu yang kami lakukan. Pengen dapet simpati doang sih, cerita aja ke temen2 cewekmu.
8. Sakit kepala selama 17 bulan adalah penyakit. Pergi ke dokter sana !
9. Semua yang kami katakan 6 bulan lalu gak bisa dipertimbangkan dalam suatu argumen. Sebenernya, semua
komentar jadi gak berlaku dan batal setelah 7 hari.
Janji kami untuk menyebrangi lautan dan mendaki gunung itu hanyalah klise, jangan dianggap serius.
10. Kalo kamu gak mau pake baju kayak model2 pakaian dalam, jangan harap kita seperti artis sinetron dong.
11. Kalo kamu pikir kamu gendut, mungkin aja. Jangan tanya kami dong.
Cermin lebih jujur daripada Lelaki.
12. Kamu boleh meminta kami untuk melakukan sesuatu atau menyuruh kami menyelesaikannya dengan cara kamu. Tapi jangan dua2nya dong. Kalo kamu pikir bisa
melakukannya lebih baik, kerjain aja sendiri.
13. Kalau bisa, ngomongin apa yang harus kamu omongin pas iklan aja.
Ingat, jangan sekali2 ngomong apalagi pas saat tendangan pinalty.
14. Kami bukan anak kecil lagi, jadi tak perlu mengingatkan jangan lupa makan,
selamat tidur, dll.
Menurut kami itu hanyalah pemborosan pulsa saja.
15. Kalo gatel kan bisa digaruk sendiri. Kami juga kok.
16. Kalo kami nanya ada apa dan kamu jawab gak ada apa2, kami akan berpikir memang gak ada apa2. Ingat, seperti no.1 kami bukanlah pembaca
pikiran. Ngomong baby...ngomong. ...!!
17. Kalo kita berdua harus pergi ke suatu tempat, pakaian apapun yang kamu pakai, pantes aja kok. Bener. Jadi tidak ada alasan gak mau pergi ke pesta karena
tidak ada baju.
18. Jangan tanya apa yang kami pikir tentang sesuatu kecuali kamu memang mau diskusi
tentang bola, game, billyard, memancing atau mungkin juga ttg teknik
mereparasi mobil.
19. Kami malas berdebat secara hati dan perasaan, ingat!! kami hanya pakai logika.
20. Terima kasih sudah mau baca ini. Iya, aku akan
tidur di sofa nanti malam.
saatnya kami para cowok2 mengungkapkan isi hati kami.
Ini adalah cerita dari sisi kita, Kaum Cowok!! Kaum Adam!! Aturan kita!!
Untuk para cewek2...
1. Tidak Semua cowok seperti Dedy Cobuzer.
Jadi jangan harap kami bisa membaca isi pikiranmu disaat kamu manyun tanpa suara. Apa susahnya sih bilang : "Aku Laper, Aku minta dibeliin pakaian, Tolong Rayu Aku...!!"
2. Hari Sabtu dan Minggu itu waktunya istirahat setelah 5 hari bekerja, jadi jangan harap kami mau menemani seharian jalan2 ke mall.
3. Berbelanja BUKAN olahraga. Dan kami gak akan berpikir ke arah situ.
Bagi kami belanja ya belanja, kalau sudah pas ya beli saja, perbedaan harga toko A dan B
cuma 1,000 perak jadi nggak usah keliling kota untuk cari yang paling murah, buang2 bensin aja.
4. Menangis merupakan suatu pemerasan.
Lebih baik kami mendengar suara petir, guntur , bom meledak daripada suara tangisanmu yang membuat kami tidak bisa berbuat apa2.
5. Tanya apa yang kamu mau. Cobalah untuk sepaham tentang hal ini.
Sindiran halus tidak akan dimengerti.
Sindiran kasar tak akan dimengerti
Terang2an menyindir juga kita gak ngerti!
Ngomong langsung kenapa!?
6. Ya dan Tidak adalah jawaban yang paling dapat diterima hampir semua pertanyaan. It's
Simple.!!
7. Cerita ke kami kalo mau masalah kamu diselesaikan. Karena itu yang kami lakukan. Pengen dapet simpati doang sih, cerita aja ke temen2 cewekmu.
8. Sakit kepala selama 17 bulan adalah penyakit. Pergi ke dokter sana !
9. Semua yang kami katakan 6 bulan lalu gak bisa dipertimbangkan dalam suatu argumen. Sebenernya, semua
komentar jadi gak berlaku dan batal setelah 7 hari.
Janji kami untuk menyebrangi lautan dan mendaki gunung itu hanyalah klise, jangan dianggap serius.
10. Kalo kamu gak mau pake baju kayak model2 pakaian dalam, jangan harap kita seperti artis sinetron dong.
11. Kalo kamu pikir kamu gendut, mungkin aja. Jangan tanya kami dong.
Cermin lebih jujur daripada Lelaki.
12. Kamu boleh meminta kami untuk melakukan sesuatu atau menyuruh kami menyelesaikannya dengan cara kamu. Tapi jangan dua2nya dong. Kalo kamu pikir bisa
melakukannya lebih baik, kerjain aja sendiri.
13. Kalau bisa, ngomongin apa yang harus kamu omongin pas iklan aja.
Ingat, jangan sekali2 ngomong apalagi pas saat tendangan pinalty.
14. Kami bukan anak kecil lagi, jadi tak perlu mengingatkan jangan lupa makan,
selamat tidur, dll.
Menurut kami itu hanyalah pemborosan pulsa saja.
15. Kalo gatel kan bisa digaruk sendiri. Kami juga kok.
16. Kalo kami nanya ada apa dan kamu jawab gak ada apa2, kami akan berpikir memang gak ada apa2. Ingat, seperti no.1 kami bukanlah pembaca
pikiran. Ngomong baby...ngomong. ...!!
17. Kalo kita berdua harus pergi ke suatu tempat, pakaian apapun yang kamu pakai, pantes aja kok. Bener. Jadi tidak ada alasan gak mau pergi ke pesta karena
tidak ada baju.
18. Jangan tanya apa yang kami pikir tentang sesuatu kecuali kamu memang mau diskusi
tentang bola, game, billyard, memancing atau mungkin juga ttg teknik
mereparasi mobil.
19. Kami malas berdebat secara hati dan perasaan, ingat!! kami hanya pakai logika.
20. Terima kasih sudah mau baca ini. Iya, aku akan
tidur di sofa nanti malam.
0
3.2K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan