Kaskus

Entertainment

zerostussyAvatar border
TS
zerostussy
I REALLY MISS THIS MOMENT
Gw ga tahu apa motivasi atau latar belakang gw nulis thread ini., tapi gw Cuma pengen berbagi apa yang gw rasakan saat ini

Ini Cuma curhat, bukan solusi atas apa yang gw lihat selama ini. Dan gw pun masih bertanya gmn caranya untuk menghentikan pengrusakan bumi dan karakter manusia yang terus terjadi.

Gw selalu membayangkan, gmn keadaan kota tempat ane tinggal, keadaan Negara, keadaan bumi ini 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun kedepan. Apakah masih sama, minimal dengan keadaan saat ini ataukah akan semakin suram.
kota yang 20-15 tahun lalu ini masih ditumbuhi lebatnya pepohonan, sejuk dan nyaman untuk bermain diluar rumah. 20 tahun lalu, disekitar rumah gw masih ada 5-7 pohon besar peneduh dari teriknya matahari, kini berganti menjadi pelataran parkir. Tanah tempat gw bermain gundu, gasing, dll kini berganti menjadi lantai cor semen, dipenuhi dengan mobil, motor, pedagang kaki lima… taka da lagi tempat untuk anak2 bermain.

Gw merindukan saat itu, saat dimana siang sepulang sekolah, kami berjalan kaki beramai-ramai, bersiap ke taman didekat sekolah untuk bermain bola, maupun sekedar melepas lelah bersama. Kini, taman yang rimbun itu berganti menjadi gedung pencakar langit, menyisakan kenangan yang tak mungkin kembali. Tak ada lagi tempat tersisa untuk anak2 bermain, bercanda dan berkumpul dengan teman2 sebayanya.

Kini waktu anak-anak dihabiskan didepan televisi, gadget, computer dll setumpuk peralatan elektronik yang semakin menunjukkan, keegoisan seorang manusia, menunjukkan keberhasilannya, menunjukkan kelasnya. Orang tua yang berpikir, jauh lebih baik anakx tinggal didalam rumah, berteman dengan PS, Sega, Nintendo, Layar monitor dan keyboard serta mouse, ketimbang berinteraksi dengan teman2 sebayanya, yang mungkin untuk bermimpi pun tidak mampu, dapat memiliki barang2 diatas.

Gw merindukan saat gw SD dan SMP, dimana setiap hari senin, saat dimana gw dan teman-teman serta guru berbondong2 berbaris di halaman sekolah, menyisihkan waktu kami 45-60 menit, untuk memberikan penghormatan kami, kepada para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan untuk Negara tercinta, Indonesia. Kebanggaan yang gw dan (mungkin) teman-teman rasakan, ketika terpilih menjadi pembaca UUD 1945, pembaca teks pancasila, atau pengibar bendera, dan menjadi pemimpin upacara.melihat bendera merah putih dikibarkan, menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Saat ini, semua itu berubah, upacara hanya dilaksanakan di minggu pertama setiap bulannya, yang seringkali diiringi keluh kesah dari murid karena panas. Dimana rasa nasionalisme kita? Upacara memang bukan tolok ukur, tetapi itu akan selalu mengingatkan kita. Sampai hari ini, gw masih inget teks UUD 1945 yang sering gw bacakan dulu, yang adik gw pun sudah lupa bahkan tidak hafal sama sekali. Bagaimana dengan kalian kawan? Masihkah kalian mengingatnya? Atau mungkin Pancasila pun udah ga hafal?

10 tahun yang lalu, gw pergi ke pulau yang hanya berjarak 500 m dari pelabuhan tempat tinggal gw. Dan gw bisa menikmati hamparan terumbu karang dibawah laut, ikan2 yang begitu indahnya. Pemandangan yang sangat luar biasa, surga dunia yang Tuhan berikan. Kini, semua itu telah hilang, laut yang indah itu kini berganti hamparan pasir tertutup sampah.

Hutan yang dulu begitu dekat dengan rumah, kini terasa semakin jauh, berganti dengan hutan beton yang berdiri angkuh, menjadi saksi dari keberhasilan segelintir orang dalam mengumpulkan rupiah demi rupiah. Salahkah kalian? Tidak salah kawan, tetapi kalian melupakan esensi kalian sebagai manusia.

Pernahkah terpikir dalam benak kalian, yang kebahagiaan kalian sekarang mungkin sudah digantikan dengan pakaian bermerek, rumah megah dengan perabotan mahal, mobil mewah, dan seabrek kegiatan yang menghabiskan uang tidak sedikit. Apakah anak cucu kita nanti bisa menikmati ini semua:
sejuknya udara pagi hari, bukan dinginnya AC yang menyala dalam kamar tidur.
Kicau burung di pohon depan rumah, bukan suara music yg keluar dari perekam suara (TV,radior, computer dll)
Tertawa bersama teman-teman sebayanya, tidak dengan computer dan seabrek gadget tak bernyawa.
Melihat kucing, anjing, berseliweran depan rumah, bukan mobil dan motor.
Melihat langsung binatang didepan mereka, bukan lewat tayangan discovery channel, planet animal dll.
Gw selalu khawatir, akan kah anak gw nanti masih bisa melihat panda, beruang, harimau, dan binatang2 yang terancam punah secara langsung?

Ah, mungkin hanya sebuah kekhawatiran yang berlebihan dari gw. Tapi semakin hari, ketakutan itu semakin nyata.

Kapankah kita bisa sadar, sebelum terlambat???

JANGAN SAMPAI APA YANG GW NIKMATI SAAT INI HANYA MENJADI DONGENG UNTUK ANAK CUCU GW NANTI.

SELAMATKAN BUMI, LINGKUNGAN , BUDAYA DAN TATA KRAMA (AKHLAK) KITA UNTUK GENERASI YANG AKAN DATANG, SETIDAKNYA UNTUK ANAK CUCUMU SENDIRI.
0
6.9K
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan