- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
About Real Madrid (Madridista Masuk)


TS
caturworsnop
About Real Madrid (Madridista Masuk)
Welcome Madridista !

Spoiler for :
Langsung ke Real Madrid
Quote:
Awal mula (1902—1945)
Awal mula Real Madrid dimulai saat sepak bola diperkenalkan ke Madrid oleh para akademisi dan mahasiswa dari Institución libre de enseñanza yang di dalamnya termasuk beberapa lulusan dari Universitas Oxford dan Universitas Cambridge. Mereka mendirikan Football Club Sky pada 1897 yang kemudian kerap bermain sepak bola secara rutin pada hari Minggu pagi di Moncloa. Klub ini kemudian terpecah menjadi dua pada tahun 1900, yaitu: New Foot-Ball de Madrid dan Club Español de Madrid.[5] Klub terakhir terpecah lagi pada tahun 1902 yang kemudian menghasilkan pembentukan Madrid Football Club pada tanggal 6 Maret 1902.[1] Tiga tahun setelah berdirinya, pada tahun 1905, Madrid FC merebut gelar pertama setelah mengalahkan Athletic Bilbao pada final Copa del Rey. Klub ini menjadi salah satu anggota pendiri dari Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol pada 4 Januari 1909 ketika presiden klub Adolfo Meléndez menandatangani perjanjian dasar pendirian Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol. Dengan beberapa alasan, klub ini kemudian pindah ke Campo de O'Donnell pada tahun 1912.[6] Pada tahun 1920, nama klub diubah menjadi Real Madrid setelah Alfonso XIII dari Spanyol memperbolehkan klub menggunakan kata Real—yang berarti kerajaan—kepada klub ini.[7]
Pada tahun 1929, Liga Spanyol didirikan. Real Madrid memimpin musim pertama liga sampai pertandingan terakhir, namun saat itu secara mengejutkan mereka kalah oleh Athletic Bilbao yang menyebabkan gelar yang sudah hampir pasti diraih, direbut oleh Barcelona.[8] Real Madrid akhirnya berhasil memenangkan gelar La Liga pertama mereka pada musim 1931—32. Real kemudian berhasil mempertahankan gelarnya pada tahun selanjutnya dan sukses menjadi klub Spanyol pertama yang menjuarai La Liga dua kali berturut-turut.[9]
Foto bersejarah Real Madrid pada musim 1905—1906.
Era Santiago Bernabeu dan kesuksesan di Eropa (1945—1978)
Santiago Bernabéu Yeste terpilih menjadi presiden Real Madrid tahun 1943.[10][11] Di bawah kepemimpinannya, Real Madrid kemudian berhasil membangun Stadion Santiago Bernabéu dan tempat berlatih klub di Ciudad Deportiva yang sebelumnya sempat rusak akibat Perang Saudara Spanyol. Pada 1953, Bernabeu kemudian mulai membangun tim dengan cara mendatangkan pemain-pemain asing, salah satunya adalah Alfredo Di Stéfano.[12]
Pada tahun 1955, berdasar dari ide yang diusulkan oleh jurnalis olahraga Perancis dan editor dari L'Equipe, Gabriel Hanot, Bernabéu, Bedrignan, dan Gusztáv Sebes menciptakan sebuah turnamen sepak bola percobaan dengan mengundang klub-klub terbaik dari seluruh daratan Eropa. Turnamen ini kemudian menjadi dasar dari Liga Champions UEFA yang berlangsung saat ini.[13] Di bawah bimbingan Bernabéu, Real Madrid memantapkan dirinya sebagai kekuatan utama dalam sepak bola, baik di Spanyol maupun di Eropa. Real Madrid memenangkan Piala Eropa lima kali berturut-turut antara tahun 1956 dan 1960, di antaranya kemenangan 7–3 atas klub Jerman, Eintracht Frankfurt pada tahun 1960.[12] Setelah kelima berturut-turut sukses, Real secara permanen diberikan piala asli turnamen dan mendapatkan hak untuk memakai lencana kehormatan UEFA.[14] Real Madrid kemudian memenangkan Piala Eropa untuk keenam kalinya pada tahun 1966 setelah mengalahkan FK Partizan 2–1 pada pertandingan final dengan komposisi tim yang seluruhnya terdiri dari pemain berkebangsaan Spanyol, sekaligus menjadi pertama kalinya dalam sejarah pertandingan Eropa.[15] Tim ini kemudian dikenal lewat julukan "Ye-ye". Nama "Ye-ye" berasal dari "Yeah, yeah, yeah" chorus dalam lagu The Beatles berjudul "She Loves You" setelah empat anggota tim berpose untuk harian Diario Marca mengenakan wig khas The Beatles. Generasi "Ye-ye" juga berhasil menjadi juara kedua Piala Champions pada tahun 1962 dan 1964.[15]
Pada 1970-an, Real Madrid memenangi kejuaraan liga sebanyak 5 kali disertai 3 kali juara Piala Spanyol.[16] Madrid kemudian bermain pada final Piala Winners UEFA pertamanya pada tahun 1971 dan kalah dengan skor 1–2 dari klub Inggris, Chelsea.[17] Pada tanggal 2 Juli 1978, presiden klub Santiago Bernabéu meninggal ketika Piala Dunia FIFA sedang berlangsung di Argentina. FIFA kemudian menetapkan tiga hari berkabung untuk menghormati dirinya selama turnamen berlangsung.[18] Tahun berikutnya, klub mengadakan Kejuaraan Trofi Santiago Bernabéu sebagai bentuk penghormatan pada mantan presidennya tersebut.
Naik turun, generasi Quinta del Buitre, dan Piala Eropa ketujuh (1980—2000)
Pada awal 1980-an, Real Madrid seperti kehilangan cengkeramannya di La Liga dan mereka membutuhkan waktu beberapa tahun untuk bisa kembali lagi menuju ke atas melalui bantuan beberapa bintang baru. Keberhasilan para bintang baru tersebut kemudian disebut oleh jurnalis olahraga Spanyol sebagai era generasi La Quinta del Buitre ("Lima Burung Nazar"), yang berasal dari nama el buitre ("burung nazar"), julukan yang diberikan kepada salah satu pemain Madrid saat itu, Emilio Butragueño. Anggota lainnya adalah Manuel Sanchís, Rafael Martín Vázquez, Miguel Pardeza, dan Míchel. Dengan La Quinta del Buitre (kemudian berkurang menjadi empat anggota ketika Miguel Pardeza meninggalkan klub dan pindah ke Real Zaragoza pada 1986) dan pemain terkenal seperti penjaga gawang Francisco Buyo, bek kanan Miguel Porlán Chendo, dan penyerang Meksiko Hugo Sanchez, Real Madrid berhasil bangkit dan memiliki kekuatan terbaik di daratan Spanyol dan Eropa pada paruh kedua tahun 1980-an. Hasilnya juga cukup signifikan: mereka berhasil memenangkan dua Piala UEFA, lima gelar Liga Spanyol berturut-turut, satu Piala Spanyol, dan tiga Piala Super Spanyol. Pada awal 1990-an, La Quinta del Buitre resmi berpisah setelah Rafael Martín Vázquez, Emilio Butragueno, dan Míchel meninggalkan klub.
Pada tahun 1996, Presiden Lorenzo Sanz menunjuk Fabio Capello sebagai pelatih. Meskipun masa jabatannya hanya berlangsung satu musim, Real Madrid berhasil menjadi juara La Liga lewat kontribusi Roberto Carlos, Predrag Mijatović, Davor Šuker, dan Clarence Seedorf yang membantu para pemain lokal seperti Raul Gonzalez, Fernando Hierro, Iván Zamorano, dan Fernando Redondo. Real Madrid kemudian menambah amunisi dengan kedatangan Fernando Morientes pada tahun 1997. Penantian mereka selama 32 tahun untuk bisa berjaya lagi di Eropa akhirnya berakhir pada tahun 1998 di bawah manajer Jupp Heynckes saat berhasil lolos ke Final Liga Champions UEFA dan mengalahkan Juventus dengan skor 1–0 berkat gol dari Predrag Mijatović.
Era saat ini (2000—sekarang)
Beberapa bulan usai meraih gelar Eropa kedelapannya, Real Madrid memilih presiden yang baru pada Juli 2000 dan yang terpilih adalah pengusaha Spanyol, Florentino Pérez.[19] Dalam kampanyenya ia berjanji untuk menghapus utang klub dan memodernisasi fasilitas klub. Namun janji utamanya yang mendorong Pérez kepada kemenangan saat pemilihan adalah pembelian Luís Figo dari seteru abadi Madrid, yaitu Barcelona.[20] Tahun berikutnya, klub membangun kamp pelatihan yang baru dan menggunakan uang yang mereka dapat dari tahun sebelumnya untuk memulai perekrutan pemain bintang—yang oleh jurnalis Spanyol disebut sebagai "Los Galácticos"—dengan mengontrak pemain-pemain seperti Zinédine Zidane, Ronaldo, Luís Figo, Roberto Carlos, Raúl González, dan David Beckham. Sempat menjadi perdebatan ketika pemain-pemain yang dibeli oleh Perez gagal menunjang prestasi klub, namun berhasil tertutupi oleh gelar Liga Champions kesembilan Madrid pada tahun 2002 yang disusul gelar Piala Interkontinental pada tahun yang sama dan diakhiri gelar La Liga pada tahun 2003. Namun sejak 2003 sampai 2006, sekalipun diisi barisan pemain bintang, klub gagal meraih satupun piala.[21]
Ramón Calderón kemudian terpilih sebagai presiden klub pada 2 Juli 2006 dan kemudian ia mengangkat Fabio Capello sebagai pelatih baru dan Predrag Mijatović sebagai direktur sepak bola yang baru. Real Madrid memenangkan gelar La Liga pada tahun 2007 untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Tetapi hanya beberapa saat usai memenangi gelar tersebut, Capello langsung dipecat.[22] Pada musim 2007—2008, Real Madrid memenangkan liga domestik ke-31 kalinya di bawah asuhan pelatih Jerman, Bernd Schuster.[23]
Pada tanggal 1 Juni 2009, Florentino Pérez kembali menjadi presiden Real Madrid dan bertahan sampai saat ini.[24][25] Pérez melanjutkan tradisinya mengontrak pemain bintang dengan membeli Kaká dari AC Milan[26] dan kemudian membeli Cristiano Ronaldo dari Manchester United yang memecahkan rekor transfer dengan harga 80 juta pound sterling. Di bawah asuhan pelatih kontroversial dari Portugal, Jose Mourinho, Real Madrid berhasil memenangi gelar La Liga untuk ke-32 kalinya pada musim 2011-12.[27]
Gambar diambil pada saat Real Madrid Vs Bayern Munich(Bayern Munchen)
Awal mula Real Madrid dimulai saat sepak bola diperkenalkan ke Madrid oleh para akademisi dan mahasiswa dari Institución libre de enseñanza yang di dalamnya termasuk beberapa lulusan dari Universitas Oxford dan Universitas Cambridge. Mereka mendirikan Football Club Sky pada 1897 yang kemudian kerap bermain sepak bola secara rutin pada hari Minggu pagi di Moncloa. Klub ini kemudian terpecah menjadi dua pada tahun 1900, yaitu: New Foot-Ball de Madrid dan Club Español de Madrid.[5] Klub terakhir terpecah lagi pada tahun 1902 yang kemudian menghasilkan pembentukan Madrid Football Club pada tanggal 6 Maret 1902.[1] Tiga tahun setelah berdirinya, pada tahun 1905, Madrid FC merebut gelar pertama setelah mengalahkan Athletic Bilbao pada final Copa del Rey. Klub ini menjadi salah satu anggota pendiri dari Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol pada 4 Januari 1909 ketika presiden klub Adolfo Meléndez menandatangani perjanjian dasar pendirian Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol. Dengan beberapa alasan, klub ini kemudian pindah ke Campo de O'Donnell pada tahun 1912.[6] Pada tahun 1920, nama klub diubah menjadi Real Madrid setelah Alfonso XIII dari Spanyol memperbolehkan klub menggunakan kata Real—yang berarti kerajaan—kepada klub ini.[7]
Pada tahun 1929, Liga Spanyol didirikan. Real Madrid memimpin musim pertama liga sampai pertandingan terakhir, namun saat itu secara mengejutkan mereka kalah oleh Athletic Bilbao yang menyebabkan gelar yang sudah hampir pasti diraih, direbut oleh Barcelona.[8] Real Madrid akhirnya berhasil memenangkan gelar La Liga pertama mereka pada musim 1931—32. Real kemudian berhasil mempertahankan gelarnya pada tahun selanjutnya dan sukses menjadi klub Spanyol pertama yang menjuarai La Liga dua kali berturut-turut.[9]

Era Santiago Bernabeu dan kesuksesan di Eropa (1945—1978)
Santiago Bernabéu Yeste terpilih menjadi presiden Real Madrid tahun 1943.[10][11] Di bawah kepemimpinannya, Real Madrid kemudian berhasil membangun Stadion Santiago Bernabéu dan tempat berlatih klub di Ciudad Deportiva yang sebelumnya sempat rusak akibat Perang Saudara Spanyol. Pada 1953, Bernabeu kemudian mulai membangun tim dengan cara mendatangkan pemain-pemain asing, salah satunya adalah Alfredo Di Stéfano.[12]
Pada tahun 1955, berdasar dari ide yang diusulkan oleh jurnalis olahraga Perancis dan editor dari L'Equipe, Gabriel Hanot, Bernabéu, Bedrignan, dan Gusztáv Sebes menciptakan sebuah turnamen sepak bola percobaan dengan mengundang klub-klub terbaik dari seluruh daratan Eropa. Turnamen ini kemudian menjadi dasar dari Liga Champions UEFA yang berlangsung saat ini.[13] Di bawah bimbingan Bernabéu, Real Madrid memantapkan dirinya sebagai kekuatan utama dalam sepak bola, baik di Spanyol maupun di Eropa. Real Madrid memenangkan Piala Eropa lima kali berturut-turut antara tahun 1956 dan 1960, di antaranya kemenangan 7–3 atas klub Jerman, Eintracht Frankfurt pada tahun 1960.[12] Setelah kelima berturut-turut sukses, Real secara permanen diberikan piala asli turnamen dan mendapatkan hak untuk memakai lencana kehormatan UEFA.[14] Real Madrid kemudian memenangkan Piala Eropa untuk keenam kalinya pada tahun 1966 setelah mengalahkan FK Partizan 2–1 pada pertandingan final dengan komposisi tim yang seluruhnya terdiri dari pemain berkebangsaan Spanyol, sekaligus menjadi pertama kalinya dalam sejarah pertandingan Eropa.[15] Tim ini kemudian dikenal lewat julukan "Ye-ye". Nama "Ye-ye" berasal dari "Yeah, yeah, yeah" chorus dalam lagu The Beatles berjudul "She Loves You" setelah empat anggota tim berpose untuk harian Diario Marca mengenakan wig khas The Beatles. Generasi "Ye-ye" juga berhasil menjadi juara kedua Piala Champions pada tahun 1962 dan 1964.[15]
Pada 1970-an, Real Madrid memenangi kejuaraan liga sebanyak 5 kali disertai 3 kali juara Piala Spanyol.[16] Madrid kemudian bermain pada final Piala Winners UEFA pertamanya pada tahun 1971 dan kalah dengan skor 1–2 dari klub Inggris, Chelsea.[17] Pada tanggal 2 Juli 1978, presiden klub Santiago Bernabéu meninggal ketika Piala Dunia FIFA sedang berlangsung di Argentina. FIFA kemudian menetapkan tiga hari berkabung untuk menghormati dirinya selama turnamen berlangsung.[18] Tahun berikutnya, klub mengadakan Kejuaraan Trofi Santiago Bernabéu sebagai bentuk penghormatan pada mantan presidennya tersebut.
Naik turun, generasi Quinta del Buitre, dan Piala Eropa ketujuh (1980—2000)
Pada awal 1980-an, Real Madrid seperti kehilangan cengkeramannya di La Liga dan mereka membutuhkan waktu beberapa tahun untuk bisa kembali lagi menuju ke atas melalui bantuan beberapa bintang baru. Keberhasilan para bintang baru tersebut kemudian disebut oleh jurnalis olahraga Spanyol sebagai era generasi La Quinta del Buitre ("Lima Burung Nazar"), yang berasal dari nama el buitre ("burung nazar"), julukan yang diberikan kepada salah satu pemain Madrid saat itu, Emilio Butragueño. Anggota lainnya adalah Manuel Sanchís, Rafael Martín Vázquez, Miguel Pardeza, dan Míchel. Dengan La Quinta del Buitre (kemudian berkurang menjadi empat anggota ketika Miguel Pardeza meninggalkan klub dan pindah ke Real Zaragoza pada 1986) dan pemain terkenal seperti penjaga gawang Francisco Buyo, bek kanan Miguel Porlán Chendo, dan penyerang Meksiko Hugo Sanchez, Real Madrid berhasil bangkit dan memiliki kekuatan terbaik di daratan Spanyol dan Eropa pada paruh kedua tahun 1980-an. Hasilnya juga cukup signifikan: mereka berhasil memenangkan dua Piala UEFA, lima gelar Liga Spanyol berturut-turut, satu Piala Spanyol, dan tiga Piala Super Spanyol. Pada awal 1990-an, La Quinta del Buitre resmi berpisah setelah Rafael Martín Vázquez, Emilio Butragueno, dan Míchel meninggalkan klub.
Pada tahun 1996, Presiden Lorenzo Sanz menunjuk Fabio Capello sebagai pelatih. Meskipun masa jabatannya hanya berlangsung satu musim, Real Madrid berhasil menjadi juara La Liga lewat kontribusi Roberto Carlos, Predrag Mijatović, Davor Šuker, dan Clarence Seedorf yang membantu para pemain lokal seperti Raul Gonzalez, Fernando Hierro, Iván Zamorano, dan Fernando Redondo. Real Madrid kemudian menambah amunisi dengan kedatangan Fernando Morientes pada tahun 1997. Penantian mereka selama 32 tahun untuk bisa berjaya lagi di Eropa akhirnya berakhir pada tahun 1998 di bawah manajer Jupp Heynckes saat berhasil lolos ke Final Liga Champions UEFA dan mengalahkan Juventus dengan skor 1–0 berkat gol dari Predrag Mijatović.
Era saat ini (2000—sekarang)
Beberapa bulan usai meraih gelar Eropa kedelapannya, Real Madrid memilih presiden yang baru pada Juli 2000 dan yang terpilih adalah pengusaha Spanyol, Florentino Pérez.[19] Dalam kampanyenya ia berjanji untuk menghapus utang klub dan memodernisasi fasilitas klub. Namun janji utamanya yang mendorong Pérez kepada kemenangan saat pemilihan adalah pembelian Luís Figo dari seteru abadi Madrid, yaitu Barcelona.[20] Tahun berikutnya, klub membangun kamp pelatihan yang baru dan menggunakan uang yang mereka dapat dari tahun sebelumnya untuk memulai perekrutan pemain bintang—yang oleh jurnalis Spanyol disebut sebagai "Los Galácticos"—dengan mengontrak pemain-pemain seperti Zinédine Zidane, Ronaldo, Luís Figo, Roberto Carlos, Raúl González, dan David Beckham. Sempat menjadi perdebatan ketika pemain-pemain yang dibeli oleh Perez gagal menunjang prestasi klub, namun berhasil tertutupi oleh gelar Liga Champions kesembilan Madrid pada tahun 2002 yang disusul gelar Piala Interkontinental pada tahun yang sama dan diakhiri gelar La Liga pada tahun 2003. Namun sejak 2003 sampai 2006, sekalipun diisi barisan pemain bintang, klub gagal meraih satupun piala.[21]
Ramón Calderón kemudian terpilih sebagai presiden klub pada 2 Juli 2006 dan kemudian ia mengangkat Fabio Capello sebagai pelatih baru dan Predrag Mijatović sebagai direktur sepak bola yang baru. Real Madrid memenangkan gelar La Liga pada tahun 2007 untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Tetapi hanya beberapa saat usai memenangi gelar tersebut, Capello langsung dipecat.[22] Pada musim 2007—2008, Real Madrid memenangkan liga domestik ke-31 kalinya di bawah asuhan pelatih Jerman, Bernd Schuster.[23]
Pada tanggal 1 Juni 2009, Florentino Pérez kembali menjadi presiden Real Madrid dan bertahan sampai saat ini.[24][25] Pérez melanjutkan tradisinya mengontrak pemain bintang dengan membeli Kaká dari AC Milan[26] dan kemudian membeli Cristiano Ronaldo dari Manchester United yang memecahkan rekor transfer dengan harga 80 juta pound sterling. Di bawah asuhan pelatih kontroversial dari Portugal, Jose Mourinho, Real Madrid berhasil memenangi gelar La Liga untuk ke-32 kalinya pada musim 2011-12.[27]

Quote:
Real Madrid Club de Fútbol, atau biasa dikenal dengan nama Real Madrid saja, adalah sebuah klub sepak bola profesional yang berbasis di kota Madrid, Spanyol. Didirikan pada 6 Maret 1902 dengan nama Madrid Club de Fútbol, tim ini menggunakan gelar Real ("dari kerajaan") setelah Raja Alfonso XIII dari Spanyol memberikan izin resmi kepada klub tersebut pada Juni 1920. Real Madrid telah bermain di Divisi Utama Liga Spanyol (Primera División) yang disebut sebagai La Liga sejak awal kompetisi ini dimulai, tahun 1928, dan merupakan klub tersukses di Spanyol berdasarkan jumlah trofi juara yang telah mereka raih.[2] Bersama FC Barcelona dan Athletic Bilbao, klub ini menjadi salah satu klub yang belum pernah terdegradasi ke divisi bawah. Klub ini juga merupakan salah satu klub terbaik abad ke-20 menurut FIFA. Mereka telah meraih 32 gelar La Liga, 18 gelar Copa del Rey, 8 Piala Super Spanyol, 9 gelar Piala Champions/Liga Champions UEFA, 2 Piala UEFA, 1 Piala Super Eropa, dan 3 Piala Interkontinental.
Kostum tradisional Real Madrid adalah putih-putih, sehingga dijuluki Los Blancos (Tim putih). Stadion kandangnya adalah Stadion Santiago Bernabéu yang berkapasitas 80.354 penonton. Real Madrid sendiri memiliki rivalitas cukup sengit terutama dengan Barcelona (dikenal sebagai El Clásico) dan klub sekota Atletico Madrid (dikenal sebagai El Derbi madrileño)
Sejak tahun 2000-an, Real Madrid dikenal sebagai tim yang gemar membeli pemain-pemain mahal berkelas dunia, sehingga diberikan julukan baru, yaitu Los Galácticos (tim galaksi). Klub ini juga dikenal sebagai salah satu klub terkaya di dunia, dengan penghasilan sebesar 438,6 juta Euro pada tahun 2011.[2][3][4].
Kostum tradisional Real Madrid adalah putih-putih, sehingga dijuluki Los Blancos (Tim putih). Stadion kandangnya adalah Stadion Santiago Bernabéu yang berkapasitas 80.354 penonton. Real Madrid sendiri memiliki rivalitas cukup sengit terutama dengan Barcelona (dikenal sebagai El Clásico) dan klub sekota Atletico Madrid (dikenal sebagai El Derbi madrileño)
Sejak tahun 2000-an, Real Madrid dikenal sebagai tim yang gemar membeli pemain-pemain mahal berkelas dunia, sehingga diberikan julukan baru, yaitu Los Galácticos (tim galaksi). Klub ini juga dikenal sebagai salah satu klub terkaya di dunia, dengan penghasilan sebesar 438,6 juta Euro pada tahun 2011.[2][3][4].
Quote:
sirklus pergantian lambang/logo Real Madrid


Quote:
Los Galácticos ...

Madrid - Enam tahun silam, Real Madrid yang ketika itu dijuluki Los Galacticos sukses mengatasi AC Milan. Ketika itu Raul Goznalez jadi pahlawan. Tengah pekan nanti, Raul diharap bisa kembali memimpin Neo Galacticos melakoni napak tilas tersebut.
Stadion Santiago Bernabeu, 12 Maret 2003, Madrid menjamu Milan dalam pertandingan kelima babak grup fase kedua Liga Champions 2002/03.
Ketika itu Milan sungguh perkasa karena belum terkalahkan dalam empat pertandingan sebelumnya. Sementara Madrid sekali menang, sekali kalah,dan dua kali seri. Kekalahan diderita ketika melawat ke markas Rossoneri.
Tuan rumah ketika itu diperkuat oleh duo pemain bintang yang membuka periode awal Los Galacticos: Luis Figo dan Zinedine Zidane. Namun yang menjadi motor permainan Madrid adalah Raul Gonzalez. Lewat dua gol yang diborong Raul plus satu yang dilesakkan Guti membawa El Real menang 3-1.
Enam tahun setelah kemenangan itu, Madrid kembali akan bertemu Milan. Tengah pekan nanti, 'Si Putih' akan menjamu tim 'Merah Hitam' di Stadion Santiago Bernabeu di babak grup Liga Champions.
Kondisi Madrid kurang lebih sama dengan tahun 2003. Bila saat itu ada Zidane dan Figo, maka saat ini Madrid sedang meretas jalan menuju Los Galacticos jilid kedua dengan bermaterikan Xabi Alonso, Karim Benzema, Kaka, serta Cristiano Ronaldo. Untuk Ronaldo, ia akan absen dalam laga melawan Il Diavolo Rosso karena cedera.
Tentu saja Madrid dengan Neo Galacticos-nya ingin melakukan napak tilas atas kemenangan Los Galacticos jilid I enam tahun yang lalu. Dan Raul bisa menjadi pemimpin yang tepat dalam perjalanan napak tilas itu.
"Saya sudah memikirkan laga yang akan kami lakoni hari Rabu nanti. Kami harus melakukan persiapan sebaik-baiknya untuk laga penting tersebut," ujar Raul seperti dilansir dari situs resmi Madrid.
Kapten Madrid itu tengah berada di momentum yang tepat. Akhir pekan lalu, ia sukses mencatatkan penampilannya ke 711 bersama Los Blancos di seluruh kompetisi dan menjadi penampil terbanyak bagi Madrid. Ia menggusur rekor lama yang sebelumnya digenggam Manuel Sanchis, mantan kapten tim sekaligus bek yang pensiun tahun 2001.
Raul mengatakan kesiapannya memimpin Neo Galacticos. "Rencana baru untuk tim ini tengah berproses. Rencana itu mencakup pemain-pemain baru, ide-ide, serta konsep baru. Kami bekerja keras dan menurut saya kami semakin mendekati apa yang kami inginkan."
"Kami baru kalah sekali. Masih panjang jalan yang harus kami lalui. Kesabaran diperlukan untuk itu," tuntasnya.
Laga Madrid vs AC Milan, Liga Champions 12 Maret 2003
Susunan Pemain
Real Madrid: Casillas ,Salgado ,Roberto Carlos ,Pavon ,Helguera ,Makelele ,Figo
,Flavio Conceicao ,Zidane (Solari 87' ) ,Raul (Portillo 88' ) ,Ronaldo (Guti
66')
Milan: Abbiati ,Maldini ,Dario Simic (Nesta 62' ) ,Costacurta ,Laursen ,Redondo
(Pirlo 78' ) ,Dalla Bona (Rui Costa 46' ) ,Brocchi ,Seedorf ,Rivaldo ,Shevchenko
Pencetak Gol: Raul 12, 57, Guti 86/ Rivaldo 81

Madrid - Enam tahun silam, Real Madrid yang ketika itu dijuluki Los Galacticos sukses mengatasi AC Milan. Ketika itu Raul Goznalez jadi pahlawan. Tengah pekan nanti, Raul diharap bisa kembali memimpin Neo Galacticos melakoni napak tilas tersebut.
Stadion Santiago Bernabeu, 12 Maret 2003, Madrid menjamu Milan dalam pertandingan kelima babak grup fase kedua Liga Champions 2002/03.
Ketika itu Milan sungguh perkasa karena belum terkalahkan dalam empat pertandingan sebelumnya. Sementara Madrid sekali menang, sekali kalah,dan dua kali seri. Kekalahan diderita ketika melawat ke markas Rossoneri.
Tuan rumah ketika itu diperkuat oleh duo pemain bintang yang membuka periode awal Los Galacticos: Luis Figo dan Zinedine Zidane. Namun yang menjadi motor permainan Madrid adalah Raul Gonzalez. Lewat dua gol yang diborong Raul plus satu yang dilesakkan Guti membawa El Real menang 3-1.
Enam tahun setelah kemenangan itu, Madrid kembali akan bertemu Milan. Tengah pekan nanti, 'Si Putih' akan menjamu tim 'Merah Hitam' di Stadion Santiago Bernabeu di babak grup Liga Champions.
Kondisi Madrid kurang lebih sama dengan tahun 2003. Bila saat itu ada Zidane dan Figo, maka saat ini Madrid sedang meretas jalan menuju Los Galacticos jilid kedua dengan bermaterikan Xabi Alonso, Karim Benzema, Kaka, serta Cristiano Ronaldo. Untuk Ronaldo, ia akan absen dalam laga melawan Il Diavolo Rosso karena cedera.
Tentu saja Madrid dengan Neo Galacticos-nya ingin melakukan napak tilas atas kemenangan Los Galacticos jilid I enam tahun yang lalu. Dan Raul bisa menjadi pemimpin yang tepat dalam perjalanan napak tilas itu.
"Saya sudah memikirkan laga yang akan kami lakoni hari Rabu nanti. Kami harus melakukan persiapan sebaik-baiknya untuk laga penting tersebut," ujar Raul seperti dilansir dari situs resmi Madrid.
Kapten Madrid itu tengah berada di momentum yang tepat. Akhir pekan lalu, ia sukses mencatatkan penampilannya ke 711 bersama Los Blancos di seluruh kompetisi dan menjadi penampil terbanyak bagi Madrid. Ia menggusur rekor lama yang sebelumnya digenggam Manuel Sanchis, mantan kapten tim sekaligus bek yang pensiun tahun 2001.
Raul mengatakan kesiapannya memimpin Neo Galacticos. "Rencana baru untuk tim ini tengah berproses. Rencana itu mencakup pemain-pemain baru, ide-ide, serta konsep baru. Kami bekerja keras dan menurut saya kami semakin mendekati apa yang kami inginkan."
"Kami baru kalah sekali. Masih panjang jalan yang harus kami lalui. Kesabaran diperlukan untuk itu," tuntasnya.
Laga Madrid vs AC Milan, Liga Champions 12 Maret 2003
Susunan Pemain
Real Madrid: Casillas ,Salgado ,Roberto Carlos ,Pavon ,Helguera ,Makelele ,Figo
,Flavio Conceicao ,Zidane (Solari 87' ) ,Raul (Portillo 88' ) ,Ronaldo (Guti
66')
Milan: Abbiati ,Maldini ,Dario Simic (Nesta 62' ) ,Costacurta ,Laursen ,Redondo
(Pirlo 78' ) ,Dalla Bona (Rui Costa 46' ) ,Brocchi ,Seedorf ,Rivaldo ,Shevchenko
Pencetak Gol: Raul 12, 57, Guti 86/ Rivaldo 81
Quote:
Salah Satu Biodata Los Galácticos Kesayangan ane(mungkin semua orang
)

Nama lengkap : Luis Filipe Madeira Cairo Figo
Tanggal lahir : 4 November 1972
Tempat lahir : Lisbon, Portugal
Luis figo merupakan anak berbakat dalam bidang sepakbola yang berasal dari negara portugal dan besar di daerah Cova da Piedade, Almada, Lisbon yang merupakan salah satu daerah yang terletak di negara portugal. Figo mulai masuk dalam sepakbola pertama tidak langsung masuk kedalam sepakbola pada lapangan besar atau lapangan rumput pada umumnya, figo memulai dari sepakbola jalanan atau street football di U.F.C Os Pastilhas , setelah ia mengembangkan bakatnya di sepakbola jalanan ia kemudian bergabung dengan salah satu club elite portugal yaitu Sporting Lisbon yang merupakan club penghasil pemain junior yang berkembang dan mampu bersaing dengan sepak bola dunia. Luis Figo memulai debutnya di timnas portugal pada tahun 1991, pelatih portugal pada waktu itu mencium bakat atau talenta skill yang mumpuni dari figo dan memasukkannya kedalam squad timnas portugal pada tahun 1991. Di timnas portugal ia memenangkan kejuaran U-21 atau usia dibawah 21 tahun dan U-16 bersama rekannya Rui Costa dan Joao Pinto. Portugal mengalami masa keemasan ketika figo bergabung dengan timnas.Dan Masyarakat portugal menjuluki Lusi Figo, Rui Costa dan Joao Pinto sebagat Golden Generation atau generasi emas di timnas Portugal karena beberapa kejuaraan yang dimenangi bersama dengan timnas Portugal. Bakatnya yang luar biasa di timnas semakin tercium oleh club-club besar Eropa dan ingin mengontak luis Figo sebagai salah satu pemainnya dan gayung pun bersambut setelah Bobby Robson yaitu pelatih Barcelona pada tahun 1995 ingin figo bergabung dengan barcelona, transfer pun terjadi dari Sporting CP ke Barcelona, Figo dibeli dengan harga 2.25 juta euro. Di Barcelona ia memenangkan piala UEFA, menjuarai liga spanyol dan berhasil mencetak 30 gol.
Pada tahun 2000 figo membuat langkah yang mencengakan dan kontroversial, ia memutuskan hengkang dari Barcelona ke club rival abadi Barcelona yaitu Real Madrid. Kedatangan Luis Figo ke Real Madrid merupakan salah satu langkah presiden madrid Florentino Perez untuk membuat tim impian atau disbut sebagai era GALACTICO atau biasa disbut sebagai LOS GALATICOS, kumpulan pemain terhebat yang ada dalam satu tim. Di Real Madrid Figo bergabung dengan rekan-rekannya yang juga pemain bintang, seperti Zidane, Raul, Roberto Carlos, Iker Casillas, Ronaldo da Lima, Guti, dan ivan Helguera. Bersama Real Madrid Figo berhasil menjuarai Liga spanyol tahun 2001 dan 2003 serta pada musim 2001-2002 menjuarai liga Champion.Tahun 2006 ia memutuskan untuk pindah ke Inter Milan yaitu salah satu club dari negara Italy dan bermain di liga Seria A italy, ia memutuskan pindah setelah kontraknya habis bersama Real Madrid. Bersama Inter Milan ia mengemas 105 penampilan dan 9 gol sebelum pensiun pada tahun 2009 karena masalah usia yang sudah tidak muda lagi.
Bersama Timnas Portugal figo mengalami masa keemasan pada usia mudanya bersama golden generationnya namun sebelum ia memutuskan gantung sepatu atau pensiun bersma timnas portugal hal tidak mengenakkan terjadi ketika ia tapil untuk kejuraan tahun 2004 yaitu kejuaran piala Eropa di negara Portugal. Sebagai tuan rumah portugal berhasil melaju hingga final, Figo bersama dengan wonder kid asal portugal yaitu Cristiano Ronaldo berhasil mengalahkan lawan-lawannya dengan masuk ke Final. Namun di Final porutgal kalah dari Yunani dengan Skor 0-1 melalui gol tunggal sundulan dari Angelos Charisteas. Era Figo pun berakhir dan Figo menyerahkan Era Keemasan ke wonder kid Cristiano Ronaldo untuk kedepannya dapat memimpin Portugal di ajang-ajang Internasional lainnya.


Nama lengkap : Luis Filipe Madeira Cairo Figo
Tanggal lahir : 4 November 1972
Tempat lahir : Lisbon, Portugal
Luis figo merupakan anak berbakat dalam bidang sepakbola yang berasal dari negara portugal dan besar di daerah Cova da Piedade, Almada, Lisbon yang merupakan salah satu daerah yang terletak di negara portugal. Figo mulai masuk dalam sepakbola pertama tidak langsung masuk kedalam sepakbola pada lapangan besar atau lapangan rumput pada umumnya, figo memulai dari sepakbola jalanan atau street football di U.F.C Os Pastilhas , setelah ia mengembangkan bakatnya di sepakbola jalanan ia kemudian bergabung dengan salah satu club elite portugal yaitu Sporting Lisbon yang merupakan club penghasil pemain junior yang berkembang dan mampu bersaing dengan sepak bola dunia. Luis Figo memulai debutnya di timnas portugal pada tahun 1991, pelatih portugal pada waktu itu mencium bakat atau talenta skill yang mumpuni dari figo dan memasukkannya kedalam squad timnas portugal pada tahun 1991. Di timnas portugal ia memenangkan kejuaran U-21 atau usia dibawah 21 tahun dan U-16 bersama rekannya Rui Costa dan Joao Pinto. Portugal mengalami masa keemasan ketika figo bergabung dengan timnas.Dan Masyarakat portugal menjuluki Lusi Figo, Rui Costa dan Joao Pinto sebagat Golden Generation atau generasi emas di timnas Portugal karena beberapa kejuaraan yang dimenangi bersama dengan timnas Portugal. Bakatnya yang luar biasa di timnas semakin tercium oleh club-club besar Eropa dan ingin mengontak luis Figo sebagai salah satu pemainnya dan gayung pun bersambut setelah Bobby Robson yaitu pelatih Barcelona pada tahun 1995 ingin figo bergabung dengan barcelona, transfer pun terjadi dari Sporting CP ke Barcelona, Figo dibeli dengan harga 2.25 juta euro. Di Barcelona ia memenangkan piala UEFA, menjuarai liga spanyol dan berhasil mencetak 30 gol.
Pada tahun 2000 figo membuat langkah yang mencengakan dan kontroversial, ia memutuskan hengkang dari Barcelona ke club rival abadi Barcelona yaitu Real Madrid. Kedatangan Luis Figo ke Real Madrid merupakan salah satu langkah presiden madrid Florentino Perez untuk membuat tim impian atau disbut sebagai era GALACTICO atau biasa disbut sebagai LOS GALATICOS, kumpulan pemain terhebat yang ada dalam satu tim. Di Real Madrid Figo bergabung dengan rekan-rekannya yang juga pemain bintang, seperti Zidane, Raul, Roberto Carlos, Iker Casillas, Ronaldo da Lima, Guti, dan ivan Helguera. Bersama Real Madrid Figo berhasil menjuarai Liga spanyol tahun 2001 dan 2003 serta pada musim 2001-2002 menjuarai liga Champion.Tahun 2006 ia memutuskan untuk pindah ke Inter Milan yaitu salah satu club dari negara Italy dan bermain di liga Seria A italy, ia memutuskan pindah setelah kontraknya habis bersama Real Madrid. Bersama Inter Milan ia mengemas 105 penampilan dan 9 gol sebelum pensiun pada tahun 2009 karena masalah usia yang sudah tidak muda lagi.
Bersama Timnas Portugal figo mengalami masa keemasan pada usia mudanya bersama golden generationnya namun sebelum ia memutuskan gantung sepatu atau pensiun bersma timnas portugal hal tidak mengenakkan terjadi ketika ia tapil untuk kejuraan tahun 2004 yaitu kejuaran piala Eropa di negara Portugal. Sebagai tuan rumah portugal berhasil melaju hingga final, Figo bersama dengan wonder kid asal portugal yaitu Cristiano Ronaldo berhasil mengalahkan lawan-lawannya dengan masuk ke Final. Namun di Final porutgal kalah dari Yunani dengan Skor 0-1 melalui gol tunggal sundulan dari Angelos Charisteas. Era Figo pun berakhir dan Figo menyerahkan Era Keemasan ke wonder kid Cristiano Ronaldo untuk kedepannya dapat memimpin Portugal di ajang-ajang Internasional lainnya.
Mungkin hanya sampai disini ane bisa ngasih informasi ke agan/sista madridista semua, enjoy and HalaMadrid!

Pelatih Real Madrid " Carlo Ancelotti "

Presiden Real Madrid " Florentino Perez "
Spoiler for tambahan buat barcelona :









Yang udah ISO boleh dong bagi






0
5.4K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan