- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
MASUK (dong) !!!!!! Cerita Inspiratif


TS
Hexride
MASUK (dong) !!!!!! Cerita Inspiratif
permisi agan dan sista sekalian, newbie penasaran mau bikin thread nih hehehhe
jadi ada cerita ane denger di radio, udah lumayan lama lupa tepatnya
dan kebetulan bagus jadi ane mau berbagi disini
langsung sajaaaa
Suatu malam di di pinggir perkotaan, terdapat sebuah pondok tua yang terbuat dari kayu, pondok itu masih terawat dengan baik dan memiliki perkarangan bunga yang cantik. Ditemani orkestra nyanyian jangkrik dan bintang yang bersinar dengan indah di atas langit. Seorang anak muda tampak termenung di teras dengan secangkir kopi hangat dan sebatang rokok putih,
Pemuda itu adalah orang yang cerdas, lulus di sekolah terbaik dengan nilai terbaik, mendapatkan beasiswa di universitas terbaik dengan nilai yang terbaik pula, mendapatkan tawaran pekerjaan di perusahaan international dengan gaji yang tinggi dia. Dia adalah kebangaan orang tua, saudara dan teman - temannya
Karirnya tampak berjalan dengan mulus tahun pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, hingga pada akhirnya sampailah pada titik dimana dia mendapatkan cobaan terkeras dalam perjalanan karirnya, proyeknya gagal, tekanan datang dari atasannya, bawahannya mulai kehilangan kepercayaan atas kemampuan pemuda tersebut, teman yang dulu membanggakan dirinya mulai meninggalkannya satu persatu, tekanan hidup yang kuat menurunkan kinerjanya, menghancurkan konsentrasi akan pekerjaannya hingga akhirnya dia memutuskan untuk bercuti, berharap bisa menenangkan perasaannya.
Walaupun begitu pikirannya tetap tidak bisa tenang, besok dia harus kembali ke kota, melanjutkan kembali rutinitas yang membuatnya jenuh. Terpikir lagi kegagalan dari masa lalunya yang menghantui pemuda tersebut.
Di saat dia sedang termenung, dari pintu depan keluar seorang pria yang sudah terlihat tua, dengan rambut yang sudah beruban dan penglihatan yang tidak sebagus dulu. Pria itu duduk di sebelah pemuda tadi, tidak lain pria itu adalah ayah dari pemuda tersebut membawa secangkir kopi hangat yang ingin dia nikmati bersama putra semata wayangnya.
"nak" sang ayah memanggil
pemuda tersebut tidak menjawab, terlihat matanya masih termenung memandangi indahnya langit yang berbintang
"ada apa?" tegur ayahnya sambil menepuk pundak pemuda tersebut
"ya? kenapa yah?" jawab anaknya yang terlihat masih canggung, baru tersadar dari lamunannya
"apa yang mengganggu pikiranmu nak?" tanya ayahnya dengan penuh kepedulian
sambil mematikan rokok yang baru saja selesai dia hisap sang anak langsung menceritakan yang mengganggu perasaannya.
Dia ceritakan setiap permasalahan yang ia hadapi, bagaimana proyeknya gagal, bawahannya menghianati pemuda tersebut, teman"nya yang satu persatu menghilang serta tekanan pekerjaan yang mematahkan semangatnya
Mendengar curahan hati dari anaknya, sang ayah hanya bisa terdiam hingga akhirnya sang ayah angkat bicara.
"ikut saya ke dapur nak !!" ajak ayahnya
sang anak yang kebingungan sempat menolak ajakan ayahnya namun akhirnya sang anak ikut ke dapur bersama sang ayah.
"memang kenapa yah?" sang anak bertanya
"ayah ingin mengajarimu sesuatu" jawab sang ayah
Ayahnya kebetulan adalah pensiunan koki restoran, memang kemampuannya sudah tidak diragukan. Dia sudah mendapatkan banyak penghargaan atas hasil masakannya. Dari dalam maupun dari luar negeri. Namun bagaimana keahlian memasak bisa membantu permasalahannya? apakah ayahnya merekomendasikan dia untuk menjadi koki? mengikuti jejak ayahnya? Pikiran tersebut sempat muncul dalam benaknya.
Sang ayah menyediakan 3 panci, masing dia gunakan untuk merebus air, sambil merebus air ayahnya mengeluarkan 3 bahan, telur wortel dan kopi
"kocoklah telur itu nak, tebak apa isinya" perintah ayahnya
sang anak yang kebingungan mengocok - ngocok telur tersebut dia bisa mendengar suara isi telur itu, cair
dengan masih kebingungan pemuda tersebut menyerahkan telur tersebut kepada ayahnya.
Belum mengerti apa yang dimaksud oleh ayahnya, ayahnya sudah menyuruh sang anak untuk mematahkan sebatang wortel dengan tangannya. Anak tersebut masih kebingungan, tak sampai 1 menit si anak langsung menyerah dan mengembalikan wortel tersebut kepada ayahnya.
Lalu anak itu disuruhnya untuk melihat bubuk kopi
"itu hanyalah bubuk, bukan apa apa" kata anaknya
"tepat sekali" ayahnya membalas "lihat keajaiban yang bisa ayah buat"
Dia pun memasukan ketiga bahan tersebut kedalam panci yang berbeda, dan merebus ke3 bahan tersebut bersamaan.
15 menit terlewati, sang anak yang mulai tak sabar mulai mempertanyakan maksud dari ayahnya, sang ayah hanya bisa menjawab
"sabarlah"
5 menit kemudian sang anak bertanya lagi
"memang ada apa yah?"
"sabarlah" jawab ayahnya
10 menit kemudian sang anak hampir meninggalkan ayahnya, namun sang ayah berhasil menahan anaknya yang untungnya ke3 bahan tersebut sudah matang.
Sang ayah berkata "kupas telur tersebut dan makanlah nak"
dikupaslah telur itu dia lihat isinya sudah menjadi padat, bukan cair lagi, dia makan telur itu dan semakin yakin bahwa telurnya sudah menjadi padat
Lalu sang ayah menyuruh anaknya untuk mencicipi wortel yang sudah direbus tadi, dia rasakan wortel itu sudah menjadi lembek. Sup tersebut enak, karena memang ayahnya adalah koki yang hebat
Ayahnya pun memerintahkan anaknya untuk mencicipi kopi yang sudah direbus, dia cicipi kopi tersebut. Aroma dan rasa kopi tersebut sangat khas. Dia memang menyukai kopi tersebut.
“Jadi apa pelajaran yang kau dapatkan?” Tanya ayahnya
“Jika direbus ke3 bahan tersebut menjadi enak?” jawab anaknya
Mendengar itu, ayahnya langsung tertawa terbahak – bahak dan mulai menjelaskan
“Tentu saja masakan ayah enak, namun bukan itu pelajarannya. Apa yang terjadi setelah ke3 bahan itu direbus?” Tanya ayahnya
“Telur menjadi padat, wortel menjadi lembek dan bubuk kopi menjadi secangkir kopi”
“Sudah mengerti?” Tanya ayahnya
“Tidak” jawab anaknya
“Mereka itu seperti manusia” jawab ayahnya
Sebelum anaknya mulai mengajukan berbagai pertanyaan lagi, ayahnya langsung menjelaskan maksud dari perkataanya
“Telur, adalah orang yang lincah, dinamis dan riang” lanjut ayahnya “Namun, apa yang terjadi setelah dia merasakan penderitaan (direbus) ? Dia menjadi kaku dan statis.
“Lalu wortel, dia adalah seseorang yang kuat dan teguh, tak terpatahkan. Namun setelah melalui penderitaan, dia menjadi lembek dan lemah. Tidak seperti dulu yang kuat dan teguh”
“Lalu ada apa dengan bubuk kopi?” Tanya anaknya
“Nah, itulah yang menarik” jawab ayahnya “Bubuk kopi hanyalah sebuah bubuk, tidak berarti. namun lihat setelah dia direbus . Dia menjadi kopi yang memiliki aroma dan rasa yang khas. Seseorang seperti bubuk kopi, dia tidak menyerah dan tidak mau kalah dengan penderitaan. Dia menjadikan penderitaan sebagai cambuk untuk dirinya berbuat yang lebih baik lagi dalam menjalankan kehidupannya. Kau bisa lihat apa yang terjadi?” Tanya ayahnya
“Dia menjadi secangkir kopi yang nikmat” jawab anaknya
“Tepat sekali” jawab sang ayah
Anak tersebut termenung memikirkan perkataan ayahnya, dan dia mulai merasakan semangatnya mulai pulih dan dia siap untuk menjalankan kehidupannya lagi. Menghadapi setiap rintangan dan penderitaan yang berat. Hingga akhirnya dia dapat melalui penderitaan tersebut menjadi secangkir kopi yang nikmat.
“Jadi, apa keputusanmu?” Tanya ayahnya “Menjadi telur, wortel atau kopi?”
buat agan/sista yang baca sampe selesai
juga kalo 
akhir kata kalo agan/sista suka di komen ya dan
kalo bisa kasih
juga hehehehe
jadi ada cerita ane denger di radio, udah lumayan lama lupa tepatnya
dan kebetulan bagus jadi ane mau berbagi disini
langsung sajaaaa
Spoiler for cerita:
Telur, Wortel dan Kopi
Suatu malam di di pinggir perkotaan, terdapat sebuah pondok tua yang terbuat dari kayu, pondok itu masih terawat dengan baik dan memiliki perkarangan bunga yang cantik. Ditemani orkestra nyanyian jangkrik dan bintang yang bersinar dengan indah di atas langit. Seorang anak muda tampak termenung di teras dengan secangkir kopi hangat dan sebatang rokok putih,
Pemuda itu adalah orang yang cerdas, lulus di sekolah terbaik dengan nilai terbaik, mendapatkan beasiswa di universitas terbaik dengan nilai yang terbaik pula, mendapatkan tawaran pekerjaan di perusahaan international dengan gaji yang tinggi dia. Dia adalah kebangaan orang tua, saudara dan teman - temannya
Karirnya tampak berjalan dengan mulus tahun pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, hingga pada akhirnya sampailah pada titik dimana dia mendapatkan cobaan terkeras dalam perjalanan karirnya, proyeknya gagal, tekanan datang dari atasannya, bawahannya mulai kehilangan kepercayaan atas kemampuan pemuda tersebut, teman yang dulu membanggakan dirinya mulai meninggalkannya satu persatu, tekanan hidup yang kuat menurunkan kinerjanya, menghancurkan konsentrasi akan pekerjaannya hingga akhirnya dia memutuskan untuk bercuti, berharap bisa menenangkan perasaannya.
Walaupun begitu pikirannya tetap tidak bisa tenang, besok dia harus kembali ke kota, melanjutkan kembali rutinitas yang membuatnya jenuh. Terpikir lagi kegagalan dari masa lalunya yang menghantui pemuda tersebut.
Di saat dia sedang termenung, dari pintu depan keluar seorang pria yang sudah terlihat tua, dengan rambut yang sudah beruban dan penglihatan yang tidak sebagus dulu. Pria itu duduk di sebelah pemuda tadi, tidak lain pria itu adalah ayah dari pemuda tersebut membawa secangkir kopi hangat yang ingin dia nikmati bersama putra semata wayangnya.
"nak" sang ayah memanggil
pemuda tersebut tidak menjawab, terlihat matanya masih termenung memandangi indahnya langit yang berbintang
"ada apa?" tegur ayahnya sambil menepuk pundak pemuda tersebut
"ya? kenapa yah?" jawab anaknya yang terlihat masih canggung, baru tersadar dari lamunannya
"apa yang mengganggu pikiranmu nak?" tanya ayahnya dengan penuh kepedulian
sambil mematikan rokok yang baru saja selesai dia hisap sang anak langsung menceritakan yang mengganggu perasaannya.
Dia ceritakan setiap permasalahan yang ia hadapi, bagaimana proyeknya gagal, bawahannya menghianati pemuda tersebut, teman"nya yang satu persatu menghilang serta tekanan pekerjaan yang mematahkan semangatnya
Mendengar curahan hati dari anaknya, sang ayah hanya bisa terdiam hingga akhirnya sang ayah angkat bicara.
"ikut saya ke dapur nak !!" ajak ayahnya
sang anak yang kebingungan sempat menolak ajakan ayahnya namun akhirnya sang anak ikut ke dapur bersama sang ayah.
"memang kenapa yah?" sang anak bertanya
"ayah ingin mengajarimu sesuatu" jawab sang ayah
Ayahnya kebetulan adalah pensiunan koki restoran, memang kemampuannya sudah tidak diragukan. Dia sudah mendapatkan banyak penghargaan atas hasil masakannya. Dari dalam maupun dari luar negeri. Namun bagaimana keahlian memasak bisa membantu permasalahannya? apakah ayahnya merekomendasikan dia untuk menjadi koki? mengikuti jejak ayahnya? Pikiran tersebut sempat muncul dalam benaknya.
Sang ayah menyediakan 3 panci, masing dia gunakan untuk merebus air, sambil merebus air ayahnya mengeluarkan 3 bahan, telur wortel dan kopi
"kocoklah telur itu nak, tebak apa isinya" perintah ayahnya
sang anak yang kebingungan mengocok - ngocok telur tersebut dia bisa mendengar suara isi telur itu, cair
dengan masih kebingungan pemuda tersebut menyerahkan telur tersebut kepada ayahnya.
Belum mengerti apa yang dimaksud oleh ayahnya, ayahnya sudah menyuruh sang anak untuk mematahkan sebatang wortel dengan tangannya. Anak tersebut masih kebingungan, tak sampai 1 menit si anak langsung menyerah dan mengembalikan wortel tersebut kepada ayahnya.
Lalu anak itu disuruhnya untuk melihat bubuk kopi
"itu hanyalah bubuk, bukan apa apa" kata anaknya
"tepat sekali" ayahnya membalas "lihat keajaiban yang bisa ayah buat"
Dia pun memasukan ketiga bahan tersebut kedalam panci yang berbeda, dan merebus ke3 bahan tersebut bersamaan.
15 menit terlewati, sang anak yang mulai tak sabar mulai mempertanyakan maksud dari ayahnya, sang ayah hanya bisa menjawab
"sabarlah"
5 menit kemudian sang anak bertanya lagi
"memang ada apa yah?"
"sabarlah" jawab ayahnya
10 menit kemudian sang anak hampir meninggalkan ayahnya, namun sang ayah berhasil menahan anaknya yang untungnya ke3 bahan tersebut sudah matang.
Sang ayah berkata "kupas telur tersebut dan makanlah nak"
dikupaslah telur itu dia lihat isinya sudah menjadi padat, bukan cair lagi, dia makan telur itu dan semakin yakin bahwa telurnya sudah menjadi padat
Lalu sang ayah menyuruh anaknya untuk mencicipi wortel yang sudah direbus tadi, dia rasakan wortel itu sudah menjadi lembek. Sup tersebut enak, karena memang ayahnya adalah koki yang hebat
Ayahnya pun memerintahkan anaknya untuk mencicipi kopi yang sudah direbus, dia cicipi kopi tersebut. Aroma dan rasa kopi tersebut sangat khas. Dia memang menyukai kopi tersebut.
“Jadi apa pelajaran yang kau dapatkan?” Tanya ayahnya
“Jika direbus ke3 bahan tersebut menjadi enak?” jawab anaknya
Mendengar itu, ayahnya langsung tertawa terbahak – bahak dan mulai menjelaskan
“Tentu saja masakan ayah enak, namun bukan itu pelajarannya. Apa yang terjadi setelah ke3 bahan itu direbus?” Tanya ayahnya
“Telur menjadi padat, wortel menjadi lembek dan bubuk kopi menjadi secangkir kopi”
“Sudah mengerti?” Tanya ayahnya
“Tidak” jawab anaknya
“Mereka itu seperti manusia” jawab ayahnya
Sebelum anaknya mulai mengajukan berbagai pertanyaan lagi, ayahnya langsung menjelaskan maksud dari perkataanya
“Telur, adalah orang yang lincah, dinamis dan riang” lanjut ayahnya “Namun, apa yang terjadi setelah dia merasakan penderitaan (direbus) ? Dia menjadi kaku dan statis.
“Lalu wortel, dia adalah seseorang yang kuat dan teguh, tak terpatahkan. Namun setelah melalui penderitaan, dia menjadi lembek dan lemah. Tidak seperti dulu yang kuat dan teguh”
“Lalu ada apa dengan bubuk kopi?” Tanya anaknya
“Nah, itulah yang menarik” jawab ayahnya “Bubuk kopi hanyalah sebuah bubuk, tidak berarti. namun lihat setelah dia direbus . Dia menjadi kopi yang memiliki aroma dan rasa yang khas. Seseorang seperti bubuk kopi, dia tidak menyerah dan tidak mau kalah dengan penderitaan. Dia menjadikan penderitaan sebagai cambuk untuk dirinya berbuat yang lebih baik lagi dalam menjalankan kehidupannya. Kau bisa lihat apa yang terjadi?” Tanya ayahnya
“Dia menjadi secangkir kopi yang nikmat” jawab anaknya
“Tepat sekali” jawab sang ayah
Anak tersebut termenung memikirkan perkataan ayahnya, dan dia mulai merasakan semangatnya mulai pulih dan dia siap untuk menjalankan kehidupannya lagi. Menghadapi setiap rintangan dan penderitaan yang berat. Hingga akhirnya dia dapat melalui penderitaan tersebut menjadi secangkir kopi yang nikmat.
“Jadi, apa keputusanmu?” Tanya ayahnya “Menjadi telur, wortel atau kopi?”



akhir kata kalo agan/sista suka di komen ya dan

kalo bisa kasih

Spoiler for Lapak lain:
0
1.2K
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan