Sebagai pemuda Betawi yang dipercaya sebagai juru bicara saat menemui Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahya Purnama (Ahok), mengaku puas karena perjuangannya berakhir dengan happy ending menyusul janji mantan bupati Babel itu untuk tak lagi berkomentar sembarangan terhadap warga Jakarta.
“Kami puas karena Ahok yang selama ini menganggap warga Jakarta kecil, akhirnya berjanji akan santun,” kata Rachmat HS.
Selama ini, kata pria berkumis lebat tersebut, Ahok bersikap seperti pedagang Glodok terhadap karyawannya. “Dia dengan seenaknya memarahi warga Jakarta, seperti pedagang Glodok memarahi karyawannya. Ini sungguh keterlaluan dan tak bisa dibiarkan.”
Rachmat yang juga ketua umum Forum Pemuda Betawi (FPB) ini mengatakan, aksi ratusan pendemo dari berbagai elemen masyarakat ke balaikota dilakukan karena mantan bupati Babel itu telah menghina H Lulung Lunggana, salah satu tokoh Betawi.
Dijelaskan, sebelum bertemu Ahok, perwakilan pendemo sempat bersitegang dengan aparat Pemda DKI di crisis room.
“Setelah kami mengancam akan menunggu Ahok hingga buka puasa, desakan kami untuk bertemu Ahok akhirnya dikabulkan.”
“Saat pertemuan itu, Ahok sangat tegang. Dia tak bisa berkelit ketika kami mencecarnya dengan sejumlah pertanyaan. Setelah itu, Ahok berjanji akan mengubah sikapnya yang suka ceplas-ceplos.
Dia menambahkan, massa pendemo makin puas setelah wakil Jokowi itu menelpon H Lulung Lunggana dan meminta maaf atas kekhilafannya itu.