- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Etika dalam titip menitip dan oleh-oleh


TS
indo.n3s14
Etika dalam titip menitip dan oleh-oleh
Thread
pertamax nih gan.... yang sebelumnya salah judul soalnya. maklum nubi...
Aragan tentunya suka travelling khan?! nah, biasnaya nih kalau tau ada yang travelling pasti ada yang suka nitip oleh2 khan? Ane termasuk yang sebel kalau liburan harus memikirkan mencari oleh2 atau titipan. Apalagi kalau sampai harus spend seharian demi mencari oleh2 titipan tersebut.
Berikut etika yang harus diperhatikan dalam hal titip/beli oleh-oleh ini.
UNTUK PEMBELI OLEH-OLEH
1. Buat skala prioritas
Ada orang-orang yang memang harus dibelikan oleh-oleh misalnya orangtua, sahabat dekat, bahkan bos dan teman kantor (kalau kita melakukan perjalanan dinas). Namun ada juga orang-orang yang tidak wajib dibelikan oleh-oleh. Buatlah skala prioritas.
2. Lihat-lihat jenis orangnya
Ada orang-orang yang hobi menceletuk minta oleh-oleh ketika tahu kita akan melakukan perjalanan, namun sebenarnya mereka tidak serius. Nggak akan menjadi masalah apabila kita tidak membawa oleh-oleh, sehingga anggaran oleh-oleh bisa dialihkan kepada orang yang sensitifnya minta ampun — yang kalau nggak dibawakan oleh-oleh, akan merajuk satu minggu dan mencoret sementara nama kita dari daftar teman makan siang.
3. Jenis oleh-oleh
Selain lihat jenis orangnya, lihat juga jenis oleh-olehnya. Untuk berhemat, kita bisa membeli oleh-oleh massal yang bisa diberikan kepada banyak orang. Sementara untuk orang-orang tertentu, kita memberikan oleh-oleh yang lebih spesial. Sebagai contoh, bila kita berdinas ke Medan, kita bisa membeli dua kotak bika ambon untuk ditaruh di kubikel dan siapa pun yang mau, bisa ambil.
4. Tidak usah merasa tidak enak
Oleh-oleh itu bukan kewajiban. Tapi lebih merupakan bentuk perhatian kita kepada orang lain.

UNTUK PEMINTA/PENITIP OLEH-OLEH
Pastikan orang tersebut cukup dekat sehingga nggak berkeberatan dititipi
Akan menjadi sangat canggung kalau kita menitip sesuatu kepada teman yang sudah lima tahun nggak bertemu, dan kita tahu rencana kepergiannya hanya dari media sosial. Satu kata: jangan.
Jika titipan kita spesifik, berikan deskripsi yang jelas
“Pokoknya tas yang ukurannya sedang dan motifnya strip biru-putih gitu” bukanlah deskripsi yang cukup ketika kita minta tolong orang untuk membelikan apa yang kita mau. Berikan deskripsi yang lengkap, termasuk tempat membeli dan harganya.
Pastikan barang tersebut nggak ada di daerah kita
Suatu kali sahabat saya pergi ke Singapura dan dititipi sepatu bayi yang dari deskripsinya, tersedia di Indonesia. Dia pun berkomentar, “Memangnya toko online di Indonesia kurang banyak ya, sampai harus titip beli sepatu bayi di Singapura?”
Jangan lupa titip uangnya
Kadang kita lupa bahwa teman yang pergi bisa saja kondisi keuangannya terbatas. Jadi ketika kita titip sesuatu, lebih baik kita sekalian berikan uangnya. Apalagi kalau ternyata harganya nggak murah. Sudah untung dia mau membelikan titipan kita, jangan makin merepotkannya dengan bilang, “Pakai uang lo dulu ya, nanti gue ganti”.
Ambil, dong
Masak sudah titip masih minta dia mengantarkan ke kita? Kecuali dia menawarkan, sebaiknya kita tahu diri dengan mengambil barang tersebut.
Jangan banyak mengeluh
Jika diberi oleh-oleh dan sebenarnya kita nggak meminta, akan lebih baik jika kita tidak mengeluh terhadap apa oleh-olehnya atau dengan kata lain, jangan pilih-pilih. Mengatakan “Yah, gue nggak suka keju. Harusnya lo belinya yang cokelat” hanya akan membuat hubungan menjadi canggung dan lebih buruk: nggak akan ada oleh-oleh lagi untuk kita.
Terakhir dan yang paling penting menurut saya adalah kita mendoakan supaya teman/sahabat/keluarga yang bepergian, kembali dengan selamat. Oleh-oleh itu bonus.
source:
http://id.she.yahoo.com/etiket-membe...064115504.html

Aragan tentunya suka travelling khan?! nah, biasnaya nih kalau tau ada yang travelling pasti ada yang suka nitip oleh2 khan? Ane termasuk yang sebel kalau liburan harus memikirkan mencari oleh2 atau titipan. Apalagi kalau sampai harus spend seharian demi mencari oleh2 titipan tersebut.
Spoiler for travelling:
Berikut etika yang harus diperhatikan dalam hal titip/beli oleh-oleh ini.
UNTUK PEMBELI OLEH-OLEH
1. Buat skala prioritas
Ada orang-orang yang memang harus dibelikan oleh-oleh misalnya orangtua, sahabat dekat, bahkan bos dan teman kantor (kalau kita melakukan perjalanan dinas). Namun ada juga orang-orang yang tidak wajib dibelikan oleh-oleh. Buatlah skala prioritas.
Spoiler for prioritas:
2. Lihat-lihat jenis orangnya
Ada orang-orang yang hobi menceletuk minta oleh-oleh ketika tahu kita akan melakukan perjalanan, namun sebenarnya mereka tidak serius. Nggak akan menjadi masalah apabila kita tidak membawa oleh-oleh, sehingga anggaran oleh-oleh bisa dialihkan kepada orang yang sensitifnya minta ampun — yang kalau nggak dibawakan oleh-oleh, akan merajuk satu minggu dan mencoret sementara nama kita dari daftar teman makan siang.
Spoiler for type orang:
3. Jenis oleh-oleh
Selain lihat jenis orangnya, lihat juga jenis oleh-olehnya. Untuk berhemat, kita bisa membeli oleh-oleh massal yang bisa diberikan kepada banyak orang. Sementara untuk orang-orang tertentu, kita memberikan oleh-oleh yang lebih spesial. Sebagai contoh, bila kita berdinas ke Medan, kita bisa membeli dua kotak bika ambon untuk ditaruh di kubikel dan siapa pun yang mau, bisa ambil.
Spoiler for oleh2 bandung:
4. Tidak usah merasa tidak enak
Oleh-oleh itu bukan kewajiban. Tapi lebih merupakan bentuk perhatian kita kepada orang lain.

UNTUK PEMINTA/PENITIP OLEH-OLEH
Pastikan orang tersebut cukup dekat sehingga nggak berkeberatan dititipi
Akan menjadi sangat canggung kalau kita menitip sesuatu kepada teman yang sudah lima tahun nggak bertemu, dan kita tahu rencana kepergiannya hanya dari media sosial. Satu kata: jangan.
Jika titipan kita spesifik, berikan deskripsi yang jelas
“Pokoknya tas yang ukurannya sedang dan motifnya strip biru-putih gitu” bukanlah deskripsi yang cukup ketika kita minta tolong orang untuk membelikan apa yang kita mau. Berikan deskripsi yang lengkap, termasuk tempat membeli dan harganya.
Pastikan barang tersebut nggak ada di daerah kita
Suatu kali sahabat saya pergi ke Singapura dan dititipi sepatu bayi yang dari deskripsinya, tersedia di Indonesia. Dia pun berkomentar, “Memangnya toko online di Indonesia kurang banyak ya, sampai harus titip beli sepatu bayi di Singapura?”
Jangan lupa titip uangnya
Kadang kita lupa bahwa teman yang pergi bisa saja kondisi keuangannya terbatas. Jadi ketika kita titip sesuatu, lebih baik kita sekalian berikan uangnya. Apalagi kalau ternyata harganya nggak murah. Sudah untung dia mau membelikan titipan kita, jangan makin merepotkannya dengan bilang, “Pakai uang lo dulu ya, nanti gue ganti”.
Spoiler for uang:
Ambil, dong
Masak sudah titip masih minta dia mengantarkan ke kita? Kecuali dia menawarkan, sebaiknya kita tahu diri dengan mengambil barang tersebut.
Jangan banyak mengeluh
Jika diberi oleh-oleh dan sebenarnya kita nggak meminta, akan lebih baik jika kita tidak mengeluh terhadap apa oleh-olehnya atau dengan kata lain, jangan pilih-pilih. Mengatakan “Yah, gue nggak suka keju. Harusnya lo belinya yang cokelat” hanya akan membuat hubungan menjadi canggung dan lebih buruk: nggak akan ada oleh-oleh lagi untuk kita.
Terakhir dan yang paling penting menurut saya adalah kita mendoakan supaya teman/sahabat/keluarga yang bepergian, kembali dengan selamat. Oleh-oleh itu bonus.
Spoiler for berdoa:
source:
http://id.she.yahoo.com/etiket-membe...064115504.html
Diubah oleh indo.n3s14 08-08-2013 13:08
0
5.7K
35


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan