- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mimpi warga Tanah Tinggi jadi kenyataan di hari yang fitri


TS
donodonodono
Mimpi warga Tanah Tinggi jadi kenyataan di hari yang fitri
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Penggalan peribahasa tersebut sepertinya dapat menggambarkan suara hati ratusan warga RT 14 RW 01, Kelurahan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat.
Bagaimana tidak, warga Tanah Tinggi rela sementara 'kehilangan' tempat tinggal yang kumuh untuk kemudian mendapatkan hunian yang laik.
Pada 4 Maret lalu, pemukiman padat yang berada di pinggiran rel, dekat stasiun Pasar Senen ini, ludes terbakar dilalap si jago merah. Para warga pun tak kuasa menahan tangis kehilangan harta benda dan rumah tinggalnya pada saat itu.
Ketua RT 14, Yahya (52), tidak menampik, jika kebakaran dahsyat saat itu, disebabkan bangunan rumah warga yang sebagian besar adalah semi permanen, sehingga dengan mudah terbakar hingga rata dengan tanah.
"Bangunan dulu mah parah, semua rumah berdempetan. Apalagi yang rumahnya lantai dua itu pasti terbuat dari triplek dan kayu lantai duanya. Malah nempel-nempel semua, makanya cepet merembet apinya," kenangnya, saat bercerita kepada merdeka.com, Rabu (7/8).
Enam bulan pasca-kebakaran. Kini, puluhan rumah yang sebelumnya tampak kumuh telah berubah menjadi kawasan laik huni. Setidaknya rumah-rumah warga mulai terlihat lebih rapi, dengan tembok permanen bercat hijau muda.
Program Kampung deret besutan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, seolah telah mewujudkan mimpi warga Tanah Tinggi ini.
"Kalau dibilang untung ya untung juga. (Karena) kebakaran, kami malah dapat rumah baru, bagus lagi," kata Yahya.
Yahya menceritakan, perjuangan warga untuk mendapatkan hunian yang layak dari Pemprov DKI Jakarta memang membutuhkan pengorbanan yang besar. Saat proyek tersebut berjalan, warga pun rela tidur dipinggiran rel untuk menunggu rumahnya rampung dikerjakan.
"Empat bulanan kita tidur di jalan, nunggu rumah jadi. Yah tapi itu semua indah pada waktunya," ujar dia sedikit berfilsafat.
Salah satu warga, Sayuti (43) mengaku kampung deret sangat memuaskan bagi dirinya. Bagaimana tidak, bila dulu rumahnya yang terbakar hanyalah berbahan kayu beratap seng, sementara rumah baru yang akan dia terima benar-benar sebuah rumah tembok dua lantai seluas 25 meter persegi, dengan tiga kamar tidur dan satu kamar mandi.
"Alhamdulillah, saya gak jadi pulang kampung. Tadinya pas kebakaran saya mau ke kampung aja. Tapi setelah tahu ada program ini, saya jadi bertahan di rumah saya," ucapnya senang.
Rencananya, hari ini Kamis (8/8) yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, Gubernur DKI jakarta akan meresmikan Kampung Deret perdana yang dibuat Pemprov DKI Jakarta. Warga Tanah Tinggi pun saat ini telah melakukan persiapan untuk menyambut sang gubernur pujaannya.
[ren]
sumber
bedanya sama yg dulu



Bagaimana tidak, warga Tanah Tinggi rela sementara 'kehilangan' tempat tinggal yang kumuh untuk kemudian mendapatkan hunian yang laik.
Pada 4 Maret lalu, pemukiman padat yang berada di pinggiran rel, dekat stasiun Pasar Senen ini, ludes terbakar dilalap si jago merah. Para warga pun tak kuasa menahan tangis kehilangan harta benda dan rumah tinggalnya pada saat itu.
Ketua RT 14, Yahya (52), tidak menampik, jika kebakaran dahsyat saat itu, disebabkan bangunan rumah warga yang sebagian besar adalah semi permanen, sehingga dengan mudah terbakar hingga rata dengan tanah.
"Bangunan dulu mah parah, semua rumah berdempetan. Apalagi yang rumahnya lantai dua itu pasti terbuat dari triplek dan kayu lantai duanya. Malah nempel-nempel semua, makanya cepet merembet apinya," kenangnya, saat bercerita kepada merdeka.com, Rabu (7/8).
Enam bulan pasca-kebakaran. Kini, puluhan rumah yang sebelumnya tampak kumuh telah berubah menjadi kawasan laik huni. Setidaknya rumah-rumah warga mulai terlihat lebih rapi, dengan tembok permanen bercat hijau muda.
Program Kampung deret besutan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, seolah telah mewujudkan mimpi warga Tanah Tinggi ini.
"Kalau dibilang untung ya untung juga. (Karena) kebakaran, kami malah dapat rumah baru, bagus lagi," kata Yahya.
Yahya menceritakan, perjuangan warga untuk mendapatkan hunian yang layak dari Pemprov DKI Jakarta memang membutuhkan pengorbanan yang besar. Saat proyek tersebut berjalan, warga pun rela tidur dipinggiran rel untuk menunggu rumahnya rampung dikerjakan.
"Empat bulanan kita tidur di jalan, nunggu rumah jadi. Yah tapi itu semua indah pada waktunya," ujar dia sedikit berfilsafat.
Salah satu warga, Sayuti (43) mengaku kampung deret sangat memuaskan bagi dirinya. Bagaimana tidak, bila dulu rumahnya yang terbakar hanyalah berbahan kayu beratap seng, sementara rumah baru yang akan dia terima benar-benar sebuah rumah tembok dua lantai seluas 25 meter persegi, dengan tiga kamar tidur dan satu kamar mandi.
"Alhamdulillah, saya gak jadi pulang kampung. Tadinya pas kebakaran saya mau ke kampung aja. Tapi setelah tahu ada program ini, saya jadi bertahan di rumah saya," ucapnya senang.
Rencananya, hari ini Kamis (8/8) yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, Gubernur DKI jakarta akan meresmikan Kampung Deret perdana yang dibuat Pemprov DKI Jakarta. Warga Tanah Tinggi pun saat ini telah melakukan persiapan untuk menyambut sang gubernur pujaannya.
[ren]
sumber
bedanya sama yg dulu
Spoiler for bedanya sama yg dulu:



Diubah oleh donodonodono 08-08-2013 11:24
0
1.9K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan