ngurahbambangAvatar border
TS
ngurahbambang
Indahnya CANDI TEBING TEGALLINGGAH di GIANYAR - BALI
Keberadaan sebuah candi bagi masyarakat tertentu amatlah penting. Kata candi biasanya merujuk pada bangunan keagamaan yang begitu sakral karena dianggap sebagai tempat tinggalnya para Dewata. Bangunan candi tersebut digunakan sebagai tempat peribadatan yang suci kepada dewa-dewi yang diagung-agungkan dan dimuliakan. Namun demikian, dalam perkembangannya kata candi juga ternyata tak hanya ditujukan untuk bangunan yang bernafaskan relijiusitas semata namun juga banyak disematkan pada bangunan purbakala non-reliji di masa dulu. Beberapa bangunan situs seperti gapura, istana, pemandian dan lainnya juga kerap disebut sebagai candi.

Bangunan candi merupakan replika bangunan suci tempat kediaman para dewa di dunia. Sebagaimana diketahui bahwa tempat tinggal yang sebenarnya ialah Gunung Mahameru sehingga tak mengherankan kalau dalam arsitektural candi-candi tersebut banyak disesuaikan dengan pola dan gaya alam Mahameru. Pesan-pesan (massages) yang biasanya terdapat dalam dinding candi-candi tersebut tak pernah jauh dari unsur-unsur daya cipta, spiritualitas, dan juga menggambarkan keterampilan para pembuatnya.

Eksistensi suatu candi yang mana selain menunjukkan sebagai tempat peribadatan dan simbol “rumahnya” para dewa-dewi tersebut, juga menjadi objek yang menarik bagi kalangan wisatawan karena umumnya mmeiliki gaya bangunannya yang jadul namun eksentrik dan menarik.
Pulau Bali yang dikenal sebagai Pulau Dewata, pulau yang menjadi tempat tinggalnya dewata, tentu saja memiliki banyak candi yang bisa dengan mudahnya ditemukan di beberapa wilayah.

Dengan banyaknya candi-candi yang ditemukan menunjukkan bahwaa masyarakat setempat tergolong merupakan masyarakat relijius dan taat. Dalam setiap harinya setiap pelancong yang mengunjungi Bali akan melihat aktifitas keagamaan masyarakat lokal di candi-candi tersebut, terlebih kalau momen-momen besar keagamaan seperti Hari Raya Galungan, Kuningan, dan lainnya. Pemandangan tersebut tentu mengesankan bagi para wisatawan asing khususnya.

Candi Tebing Tegallinggah merupakan candi yang baru diketemukan. Lokasi candi ini cukup unik karena dipahatkan pada sebuah dinding tebing yang ada si Sungai Pakerisan. Situs purbakala Candi Tebing Tegallinggah ini dinamai berdasarkan tempat ditemukannya yang berada di Dusun Tegallinggah dan juga keberadaannya pada sebuah tebing sehingga ada sematan kata “tebing”nya.

Penemu candi ini sendiri seorang yang berkebangsaan Belanda bernama Krijsman. Krijsman yang merupakan peneliti itu menemukan Candi Tebing Tegallinggah dikala sedang melakukan penelitian dan penggalian terhadap sebuah objek berupa bangunan kecil yang dipahatkan pada sebuah dinding tebing. Pasca-penemuan tersebut, candi inipun populer dan makin banyak dikunjungi oleh para wisatawan.

Lokasi candi yang berada di dinding tebing membuat siapapun yang hendak mengunjunginya harus terlebih dulu menuruni puluhan anak tangga sehingga ditubuhkan energi yang ekstra. Sambil menuruni anak tangga yang cukup curam tak henti-hentinya pandangan Anda akan dimanjakan dengan segenap panorama sekitarnya berupa pesawahan yang membentang sejauh mata memandang. Terlebih kalau musim panen tiba, Andapun akan melihat aktifitas para petani yang sedang memotong padinya dengan telaten. Dan ketika sampai pada tempat yang dituju, pemandangan sekitar yang terlihat akan semakin menakjubkan.

Anda akan melihat bangunan candi yang terpahat pada dua sisi tebing yang satu sama lainnya dipisahkan oleh aliran Sungai Pakerisan. Bisa Anda bayangkan bagaimana keberadaan candi tersebut! Pada masing-masing tebingnya terdapat bentuk candi yang memiliki jumlah cerukan yang berbeda. Ketika belum digali dan ditemukan bangunan candi tersebut, penduduk sekitar hanya mengira bahwa bangunan tersebut hanyalah gapura biasa yang tidak memiliki aspek kesejarahan yang tinggi. Namun ternyata setelah digali lebih dalam lagi ditemukan sebuah tangga yang menuju ke atas.
Pada bagian kanan gapura yang dilihat oleh penduduk tersebut terdapat gapura lainnya yang ukurannya lebih besar.

Gapura tersebut terlihat sebagian bangunannya masih utuh, namun sebagian bangunan lainnya sudah runtuh. Dan tepat dibagian belakang gapura tersebut sebuah halaman yang cukup luas dengan dindingnya terpahat dua buah candi yang sangat kuno. Sedangkan tepat dibagian sebelah kiri gapura ada sebuah biara yang berukuran sedang namun bangunanya belum selesai. Bangunan biara yang terbengkalai tersebut disinyalir karena dulu pernah terhalang oleh adanya bencana alam berupa gempa bumi besar.

Pada Candi Tebing Tegallinggah ini terdapat beberapa cerukan (berjumlah 7 buah) dan jua tiga buah lingga yang melambangkan Tri Murti yakni Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa. Adapun cerukan-cerukan yang dimaksud, ditinjau dari kosmologi agama Hindu bertujuan sebagai tempat untuk mendekatkan diri kepada Sanghyang Widhi Wasa atau tempat pertapaan yang sakral. Sampai kinipun belum ada yang bisa memastikan ihwal kapan tepatanya candi ini dibangun dan oleh siapa. Namun berdasarkan data-data yang ditemukan bahwa kemungkinan besar candi ini dibangun pada abad ke 12 masehi.

Bagi wisawan yang berkunjung kesini, belum banyak fasilitas yang tersedia. Yang ada hanyalah anak tangga yang dibuat permanen sehingga bisa menunjang keselamatan pengunjung yang hendak menjangkau lokasi candi mengagumkan ini. Candi ini merupakan pilihan yang tepat bagi Anda yang senang dan sangat tertarik dengan kewisataan yang berbau petualangan atau sejarah dan rreliji.

Lokasi
Candi Tebing Tegallinggah berada di Dusun Tegallinggah, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatu, Kabupaten Gianyar, Pulau Bali – Indonesia. Kalau ditempuh dari Ibukota Denpasar berjarak sekitar 24 km atau bisa ditempuh dengan waktu perjalanan sekitar 35 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor.
tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
1
2.7K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan