- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menghindari Jebakan THR


TS
bagaswara
Menghindari Jebakan THR

Quote:
Tunjangan hari raya (THR) bisa menjadi pisau bermata dua. Jika bijak menggunakannya, Lebaran akan terasa semarak karena segala kebutuhan tercapai tanpa harus tekor. Tapi bagi yang gagal mengelola dengan baik, bisa-bisa dompet sudah kosong pada hari kemenangan itu.
“Memang banyak yang tidak bijak menggunakan THR,” ujar Ligwina Poerwo-Hananto, perencana keuangan, kepada Tempo, Selasa lalu. Pendiri Quantum Magna Financial ini berbagi tip bagaimana mengelola dana THR agar sangkil dan mangkus memenuhi kebutuhan.
Ligwina menyarankan agar penerima THR membuat skala prioritasalokasi pendapatan ekstra tersebut. Setidaknya ada empat pos pengeluaran utama, yaitu keperluan mudik, zakat dan sedekah, tunjangan bagi pembantu rumah tangga dan sebagainya, serta pengeluaran sekitar hari raya, seperti liburan. Tidak ada rumusan pasti persentase masing-masing pos itu. "Sebab, kebutuhan tiap orang berbeda," katanya.
Namun lulusan jurusan keuangan di Curtin University of Perth ini memberikan satu hukum wajib: alokasikan THR untuk membayar utang, termasuk tagihan kartu kredit. "Jangan memaksa beli baju kalau masih ada cicilan kartu kredit atau utang besar," ujar Ligwina.
Dia mengingatkan pentingnya membedakan pengeluaran tunjangan hari raya dan gaji bulanan. Aturannya, jangan gunakan gaji bulanan untuk memenuhi keperluan Lebaran, karena itu menciptakan jebakan utang baru. "Sebab, setelah Lebaran, masih ada sekitar dua minggu sebelum gajian berikutnya tiba."
Ligwina juga mewanti-wanti agar orang tidak melupakan hari raya haji, yang tahun ini jatuh pada 15 Oktober. "Harus menyisihkan sebagian THR supaya tidak memberatkan pengeluaran di Idul Adha," ujarnya.
Dia mafhum, sulit mengandalkan uang THR untuk menabung. "Karena pengeluaran Lebaran memang sangat besar," tuturnya. Dia menyarankan agar tabungan diambil dari gaji bulanan, bonus tahunan, atau pembagian laba perusahaan.
Menurut Aidil Akbar Madjid dari International Association of Registered Financial Planner-Indonesia, alokasi utama THR adalah untuk zakat fitrah. "Barulah sisanya untuk keperluan lain," ujarnya.
Sayangnya, kata Master Pasar Modal di Woodbury University, Amerika Serikat, ini, masyarakat Indonesia cenderung menghabiskan THR untuk barang premium, seperti telepon seluler. “Masyarakat kita ini lebih besar gengsinya,” kata pengajar di Universitas Bina Nusantara ini.
“Memang banyak yang tidak bijak menggunakan THR,” ujar Ligwina Poerwo-Hananto, perencana keuangan, kepada Tempo, Selasa lalu. Pendiri Quantum Magna Financial ini berbagi tip bagaimana mengelola dana THR agar sangkil dan mangkus memenuhi kebutuhan.
Ligwina menyarankan agar penerima THR membuat skala prioritasalokasi pendapatan ekstra tersebut. Setidaknya ada empat pos pengeluaran utama, yaitu keperluan mudik, zakat dan sedekah, tunjangan bagi pembantu rumah tangga dan sebagainya, serta pengeluaran sekitar hari raya, seperti liburan. Tidak ada rumusan pasti persentase masing-masing pos itu. "Sebab, kebutuhan tiap orang berbeda," katanya.
Namun lulusan jurusan keuangan di Curtin University of Perth ini memberikan satu hukum wajib: alokasikan THR untuk membayar utang, termasuk tagihan kartu kredit. "Jangan memaksa beli baju kalau masih ada cicilan kartu kredit atau utang besar," ujar Ligwina.
Dia mengingatkan pentingnya membedakan pengeluaran tunjangan hari raya dan gaji bulanan. Aturannya, jangan gunakan gaji bulanan untuk memenuhi keperluan Lebaran, karena itu menciptakan jebakan utang baru. "Sebab, setelah Lebaran, masih ada sekitar dua minggu sebelum gajian berikutnya tiba."
Ligwina juga mewanti-wanti agar orang tidak melupakan hari raya haji, yang tahun ini jatuh pada 15 Oktober. "Harus menyisihkan sebagian THR supaya tidak memberatkan pengeluaran di Idul Adha," ujarnya.
Dia mafhum, sulit mengandalkan uang THR untuk menabung. "Karena pengeluaran Lebaran memang sangat besar," tuturnya. Dia menyarankan agar tabungan diambil dari gaji bulanan, bonus tahunan, atau pembagian laba perusahaan.
Menurut Aidil Akbar Madjid dari International Association of Registered Financial Planner-Indonesia, alokasi utama THR adalah untuk zakat fitrah. "Barulah sisanya untuk keperluan lain," ujarnya.
Sayangnya, kata Master Pasar Modal di Woodbury University, Amerika Serikat, ini, masyarakat Indonesia cenderung menghabiskan THR untuk barang premium, seperti telepon seluler. “Masyarakat kita ini lebih besar gengsinya,” kata pengajar di Universitas Bina Nusantara ini.
sumber: TEMPO
pergunakanlah uang anda dengan bijak jangan asal beli sesuai keinginan, lihat kebutuhan

0
1.7K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan