- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tingkat Kriminalitas dan Kredit Meningkat Saat Ramadhan dan Lebaran
TS
risrisus
Tingkat Kriminalitas dan Kredit Meningkat Saat Ramadhan dan Lebaran
"Setiap menjelang lebaran tingkat kriminalitas pasti bertambah. Tapi kta segala upaya pasti kita lakukan. Factor utama yang keperluan ekonomi lah. Dan jika dibanding dengan hari biasa kenaikannya mencapai 30 persen," terang AKBP Imran Edwin Siregar, Minggu (4/8/2013).
Ternyata setan2 masih berkeliaran saat bulan ramadhan. Ketika bulan ini dianggap suci dan yg menjalankannya meminta untuk dihormati, prakteknya kesucian ini pun harus dikotori oleh pelakunya sendiri. Gila hormat dan pujian adalah sifat yg masih melekat pada bangsa Indonesia. Si penggila hormat ini pun sangat gencar mengkritik para tersangka yg dianggap sebagai pelaku maksiyat. Siapa pelakunya? Tentunya, kambing hitam yg paling terbaik adalah OKNUM.
Faktanya, di bulan suci tingkat kriminalitas selalu meningkat di bulan2 yg lainnya, karena dituntut untuk mengikuti tradisi PEMBOROSAN. Saat ini Bank2 lendingnya meningkat 30% hingga 60%, rentenir merajalela, dan PEGADAIAN resmi dan non resmi. Dalam seminggu ini saya dapat tawaran menggadaikan perhiasan, mobil, rumah, hingga ada yg secara terbuka menggadaikan istrinya pada saya... , asalkan jumlah uang yg diminta bisa dikabulkan walaupun dengan bunga yg tinggi dengan alasan yg penting bisa MUDIK dan Berlebaran memakai baju baru, perhiasan supaya keliatan orang sukses di kampungnya. Klo saya sih seneng2 saja bisa memanfaatkan kesulitan mereka, "no free lunch", ada uang maka ada bisnis, karena bagi saya moment ini sangat terbuka untuk mengeruk keuntungan dari kesalehan masyarakat mayoritas.
Bagaimana bila keinginan mereka tidak terpenuhi? Mungkin perbuatan kriminal adalah pilihan terakhir selain bunuh diri.
Jadi, siapa dan apa yg patut dipersalahkan dalam hal ini? Silahkan mencari jawabannya....
http://rri.co.id/index.php/berita/64...-#.Uf6ajm3N7oY
Ternyata setan2 masih berkeliaran saat bulan ramadhan. Ketika bulan ini dianggap suci dan yg menjalankannya meminta untuk dihormati, prakteknya kesucian ini pun harus dikotori oleh pelakunya sendiri. Gila hormat dan pujian adalah sifat yg masih melekat pada bangsa Indonesia. Si penggila hormat ini pun sangat gencar mengkritik para tersangka yg dianggap sebagai pelaku maksiyat. Siapa pelakunya? Tentunya, kambing hitam yg paling terbaik adalah OKNUM.
Faktanya, di bulan suci tingkat kriminalitas selalu meningkat di bulan2 yg lainnya, karena dituntut untuk mengikuti tradisi PEMBOROSAN. Saat ini Bank2 lendingnya meningkat 30% hingga 60%, rentenir merajalela, dan PEGADAIAN resmi dan non resmi. Dalam seminggu ini saya dapat tawaran menggadaikan perhiasan, mobil, rumah, hingga ada yg secara terbuka menggadaikan istrinya pada saya... , asalkan jumlah uang yg diminta bisa dikabulkan walaupun dengan bunga yg tinggi dengan alasan yg penting bisa MUDIK dan Berlebaran memakai baju baru, perhiasan supaya keliatan orang sukses di kampungnya. Klo saya sih seneng2 saja bisa memanfaatkan kesulitan mereka, "no free lunch", ada uang maka ada bisnis, karena bagi saya moment ini sangat terbuka untuk mengeruk keuntungan dari kesalehan masyarakat mayoritas.
Bagaimana bila keinginan mereka tidak terpenuhi? Mungkin perbuatan kriminal adalah pilihan terakhir selain bunuh diri.
Jadi, siapa dan apa yg patut dipersalahkan dalam hal ini? Silahkan mencari jawabannya....
http://rri.co.id/index.php/berita/64...-#.Uf6ajm3N7oY
0
1.7K
18
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan