- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Hasil Investigasi] Halal Haram Solaria
TS
paisuchen
[Hasil Investigasi] Halal Haram Solaria
Izin buka thread, suhu-suhu, mungkin ini yang pertama. Thread ini sebenernya copas dari blog pribadi saya.
Suatu siang di hari Jumat, tiba-tiba si Nyonya bilang "A, Solaria itu ga halal loh, ini baru dapet Broadcast dari temen-temen". Saat itu respon saya balik bertanya "Masa sih?". Lalu dijawab kembali "Iya, soalnya katanya pake angciu sama minyak babi". Saya pun mengerenyitkan dahi, lalu berujar "Ya kita liat aja nanti beritanya, tunggu klarifikasi resmi. Lagian kita kan jarang juga makan disitu, mahal, hahaha". Lalu saya pun kurang begitu memperhatikannya.
Sampai dengan malam ini, saya melihat status facebook dari seorang teman yang menshare sebuah screenshot dari akun path seseorang yang isinya seperti dibawah ini (*pas kebeneran ga itikaf karena belum fit )
mengundang saya untuk lebih jauh untuk meneliti kebenarannya. Saya pun jadi teringat status facebook seorang teman yang mengatakan bahwa Solaria ternyata tidak halal. Bagi saya pernyataan ini sangat sensitif, kenapa, karena jika saja ternyata terbukti Solaria selama ini menyajikan makanan yang halal, pemahaman keliru ini berarti sebuat tuduhan yang keji. Terlalu mudah bagi orang-orang untuk menjudge tanpa meneliti lebih dalam validitas informasinya.
Nah, disini saya coba menelusuri bagaimana informasi ini tersebar dan dari mana asalnya, sehingga kita bisa menilai isu ini dengan lebih objektif. Dari status path diatas, tertera sumber informasi berasal. Saya pun coba mencari akun twitter @dianfitriani. Di bawah ini adalah akun @dianfitriani.
Akun ini saya capture hari ini juga. Lalu saya mencari di timeline @dianfitriani yang berhubungan dengan pernyataanya tentang restoran Solaria,
Dari percakapan ini ada pernyataan tersirat bahwa @dianfitriani bukanlah orang yang mem-broadcast berita tersebut, disisi lain ia membenarkan pernyataan di path tersebut namun pernyataannya tersebut hanya dibagikan kepada hanya seorang teman via aplikasi whatsapp. Tersebarnya broadcast itu pun diluar sepengetahuan @dianfitriani. Tweetnya yang mengandung kata "Innalillahi" memberi kesan bahwa isu ini diluar kendalinya dan tidak menginginkan isu ini terjadi.
Penelusuran saya tidak berhenti disini, tweet @dianfitriani kemudian ada yang menarik, ia me-retweet kicauan dari temannya. Rupanya temannya inilah yang mem-broadcast isu solaria disinyalir menggunakan angciu dan minyak babi serta belum memiliki sertifikasi halal dari MUI. Berikut ini hasil retweet dan tweet temannya dengan akun @rnysetia.
@rnysetia disini mencoba mengklarifikasi bahwa @dianfitriani bukanlah orang yang menyebarkan broadcast, namun dirinya. Alasan membawa @dianfitriani adalah bawah ketika ia men-share disuatu group whastapp yang ia ikut, ia diwajibkan untuk mencantumkan sumbernya. Hal yang menarik adalah ditemukan fakta bahwa @dianfitriani bukan orang pertama yang mendapatkan informasi tentan Solaria tersebut, masih ada orang lain yang sayangnya tidak pernah disebutkan. Yang mengecewakan selain bahwa tidak bisa ditelusuri kebenaran informasinya juga pernyataan bahwa menurut @rnysetia @dianfitriani pun tidak tahu alasan kenapa Solaria ga halal. -__-' . Padahal jelas-jelas dari broadcast, informasi tersebut tersebar dengan menyertakan angciu dan minyak babi sebagai alasan kenapa Solaria diragukan kehalalannya. *ngok.
Dan lebih mengecewakan lagi, isu sensitif ini seolah-olah dilemparkan tanggung jawabnya kepada akun @halalcorner. -__-'. Bahkan ketika ada orang dengan akun @beningtirta pun punya informasi bahwa pemilik Solaria menjamin halal, @rnysetia pun tidak bisa meyakinkan informasinya lah yang benar. -__-'.
Hasil penelurusan ke http://myhalalcorner.com/yang menurut informasi adalah tempat informasi makanan dan minuman halal ternyata situsnya tidak bisa diakses karena "Bandwidht Limit Exceeded". Mungkin akibat isu ini jadi banyak orang yang mengakses situ tersebut lalu mengakibatkan over bandwidht. Dari akun twitternya @halalcorner, akun ini hanya memberikan link ke http://health.liputan6.com/read/6555...rtifikat-halal yang isinya adalah bahwa Solaria belum mengantungi sertifikasi halal. Tidak ada pernyataan langsung dari akun tersebut bahwa Solaria menggunakan angciu dan minyak babi.
Saya pun mencoba googling ke situs-situs berita di Indonesia mengenai isu ini. Hasilnya beberapa link menyajikan informasi senada bahwa MUI belum mengeluarkan sertifikasi halal kepada Solaria. Ada satu link yang menarik buat saya yaitu http://www.tempo.co/read/news/2013/0...ifikasi-Halal. Ada pernyataan menarik di bawah ini.
Menanggapi ini, Dedi memastikan bahwa perusahan tidak pernah berkecimpung di bisnis franchise. "Kami tidak pernah menawrkan franchise, perusahaan ini masih di bawah satu kepemilikan," katanya.
Dedy adalah manager operasional Solaria. Pernyataan ini menjadi kontradiktif dengan isu yang berkembang, seperti yang ada di pernyataan path dia atas bahwa ada kejadian seseorang yang ingin membeli franchise Solaria. Hmm..menarik yah.
Dari fakta-fakta yang saya telusuri ada beberapa concern saya terhadap masalah ini.
Itulah beberapa concern saya terhadap isu Solaria ini, semoga kita bisa menilainya dengan objektif. Sebagai catatan saya tidak ada hubungannya dengan Solaria, jadi tulisan ini murni dari pemikiran saya terhadap fakta-fakta yang saya temukan. Saya hanya berharap masyarakan maya Indonesia lebih bijak lagi dalam mengahadapi isu-isu sensifit, tidak mudah terprovokasi apalagi mudah tergiring pada informasi yang belum jelas kebenarannya.
Just share gan, mudah-mudahan ada manfaatnya.
UPDATE :
Sudah resmi dapat sertifikat halal sejak Desember 2013, jadi kalau yang mau makan disini lebih tenang.
Ini sumbernya :
sudah resmi halal - republika
dah resmi sertifikat halal by okezone
Spoiler for Halal Haram Solaria:
Suatu siang di hari Jumat, tiba-tiba si Nyonya bilang "A, Solaria itu ga halal loh, ini baru dapet Broadcast dari temen-temen". Saat itu respon saya balik bertanya "Masa sih?". Lalu dijawab kembali "Iya, soalnya katanya pake angciu sama minyak babi". Saya pun mengerenyitkan dahi, lalu berujar "Ya kita liat aja nanti beritanya, tunggu klarifikasi resmi. Lagian kita kan jarang juga makan disitu, mahal, hahaha". Lalu saya pun kurang begitu memperhatikannya.
Sampai dengan malam ini, saya melihat status facebook dari seorang teman yang menshare sebuah screenshot dari akun path seseorang yang isinya seperti dibawah ini (*pas kebeneran ga itikaf karena belum fit )
mengundang saya untuk lebih jauh untuk meneliti kebenarannya. Saya pun jadi teringat status facebook seorang teman yang mengatakan bahwa Solaria ternyata tidak halal. Bagi saya pernyataan ini sangat sensitif, kenapa, karena jika saja ternyata terbukti Solaria selama ini menyajikan makanan yang halal, pemahaman keliru ini berarti sebuat tuduhan yang keji. Terlalu mudah bagi orang-orang untuk menjudge tanpa meneliti lebih dalam validitas informasinya.
Nah, disini saya coba menelusuri bagaimana informasi ini tersebar dan dari mana asalnya, sehingga kita bisa menilai isu ini dengan lebih objektif. Dari status path diatas, tertera sumber informasi berasal. Saya pun coba mencari akun twitter @dianfitriani. Di bawah ini adalah akun @dianfitriani.
Akun ini saya capture hari ini juga. Lalu saya mencari di timeline @dianfitriani yang berhubungan dengan pernyataanya tentang restoran Solaria,
Dari percakapan ini ada pernyataan tersirat bahwa @dianfitriani bukanlah orang yang mem-broadcast berita tersebut, disisi lain ia membenarkan pernyataan di path tersebut namun pernyataannya tersebut hanya dibagikan kepada hanya seorang teman via aplikasi whatsapp. Tersebarnya broadcast itu pun diluar sepengetahuan @dianfitriani. Tweetnya yang mengandung kata "Innalillahi" memberi kesan bahwa isu ini diluar kendalinya dan tidak menginginkan isu ini terjadi.
Penelusuran saya tidak berhenti disini, tweet @dianfitriani kemudian ada yang menarik, ia me-retweet kicauan dari temannya. Rupanya temannya inilah yang mem-broadcast isu solaria disinyalir menggunakan angciu dan minyak babi serta belum memiliki sertifikasi halal dari MUI. Berikut ini hasil retweet dan tweet temannya dengan akun @rnysetia.
@rnysetia disini mencoba mengklarifikasi bahwa @dianfitriani bukanlah orang yang menyebarkan broadcast, namun dirinya. Alasan membawa @dianfitriani adalah bawah ketika ia men-share disuatu group whastapp yang ia ikut, ia diwajibkan untuk mencantumkan sumbernya. Hal yang menarik adalah ditemukan fakta bahwa @dianfitriani bukan orang pertama yang mendapatkan informasi tentan Solaria tersebut, masih ada orang lain yang sayangnya tidak pernah disebutkan. Yang mengecewakan selain bahwa tidak bisa ditelusuri kebenaran informasinya juga pernyataan bahwa menurut @rnysetia @dianfitriani pun tidak tahu alasan kenapa Solaria ga halal. -__-' . Padahal jelas-jelas dari broadcast, informasi tersebut tersebar dengan menyertakan angciu dan minyak babi sebagai alasan kenapa Solaria diragukan kehalalannya. *ngok.
Dan lebih mengecewakan lagi, isu sensitif ini seolah-olah dilemparkan tanggung jawabnya kepada akun @halalcorner. -__-'. Bahkan ketika ada orang dengan akun @beningtirta pun punya informasi bahwa pemilik Solaria menjamin halal, @rnysetia pun tidak bisa meyakinkan informasinya lah yang benar. -__-'.
Hasil penelurusan ke http://myhalalcorner.com/yang menurut informasi adalah tempat informasi makanan dan minuman halal ternyata situsnya tidak bisa diakses karena "Bandwidht Limit Exceeded". Mungkin akibat isu ini jadi banyak orang yang mengakses situ tersebut lalu mengakibatkan over bandwidht. Dari akun twitternya @halalcorner, akun ini hanya memberikan link ke http://health.liputan6.com/read/6555...rtifikat-halal yang isinya adalah bahwa Solaria belum mengantungi sertifikasi halal. Tidak ada pernyataan langsung dari akun tersebut bahwa Solaria menggunakan angciu dan minyak babi.
Saya pun mencoba googling ke situs-situs berita di Indonesia mengenai isu ini. Hasilnya beberapa link menyajikan informasi senada bahwa MUI belum mengeluarkan sertifikasi halal kepada Solaria. Ada satu link yang menarik buat saya yaitu http://www.tempo.co/read/news/2013/0...ifikasi-Halal. Ada pernyataan menarik di bawah ini.
Menanggapi ini, Dedi memastikan bahwa perusahan tidak pernah berkecimpung di bisnis franchise. "Kami tidak pernah menawrkan franchise, perusahaan ini masih di bawah satu kepemilikan," katanya.
Dedy adalah manager operasional Solaria. Pernyataan ini menjadi kontradiktif dengan isu yang berkembang, seperti yang ada di pernyataan path dia atas bahwa ada kejadian seseorang yang ingin membeli franchise Solaria. Hmm..menarik yah.
Dari fakta-fakta yang saya telusuri ada beberapa concern saya terhadap masalah ini.
- Banyak status, ataupun tanggapan yang bernada bahwa Solaria itu tidak halal. Contohnya adalah dari teman saya, dan mungkin masih banyak yg lain. Pernyataan belum halal merupakan bahasa halus bahwa saat ini haram karena statusnya hanya ada dua, haram atau halal, tidak ada ditengah--tengahnya. Padahal faktanya adalah MUI belum mengeluarkan sertifikasi halal kepada Solari yang mana berarti belum tentu Solaria haram juga belum tentu Solaria itu halal. Semua akan terbukti setelah adanya sertifikasi halal dari MUI.
- Pernyataan dari Dedy, manager operasional Solaria yang menyatakan bahwa Solaria tidak berbentuk franchise sangan kontradiktif dengan isu yang ada. Isu yang ada berawal dari sesorang yang ingin ber-franchise dengan Solaria. Informasi tersebut jadi cenderung tidak valid. Dari segi validitas tentu lebih valid pernyataan seorang Dedy yang jelas-jelas manager operasional Solaria dibandingkan dengan informasi yang bahkan sumber utamnya tidak pernah disebutkan.
- Kecenderungan penggiat dunia maya terlalu mudah untuk men-judge. Broadcast dan berita lebih banyak ikut-ikutannya daripada mencoba mencari kebenarannya terlebih dahulu. Ini sangan membahayakan karena bisa saja isu yang berkembang merupakan informasi yang sengaja menyesatkan seperti propaganda suatu isu oleh kepentingan tertentu. Jika dibiasakan seperti ini, masyarakan maya Indonesia akan menjadi sasaran empuk para agen propaganda untuk menggiring kepada pemahaman tertentu yang tidak terjamin kebenarannya.
- Dari @dianfitria dan @rnysetia bisa diambil pelajaran bahwa harus hati-hati dalam menyikapi sebuah informasi sebelum menyebarkannya ke dunia maya. Bahkan menurut saya @rnysetia tidak bertanggungjawab akan perbuatannya, kenapa, karena ia tidak mengecek apakah @dianfitria merupakan orang yang memang menyaksikan langsung informasi tersebut sehingga kebenarannya bisa dipertanggunjawabkan. Bahwa ia menyatakan bahwa @dianfitria tidak tahu kenapa Solaria ga halal itu sangat tidak etis setelah ia menyebarkan informasi sebelumnya. Bisa dibayangkan jika hal tersebut tidak benar, Solaria merugi, karyawan dipecat, berapa banyak orang yang harus dikorbankan.
- Alangkah lebih bijaknya apabila ada pernyataan yang meluruskan bahwa MUI saat ini belum mengeluarkan sertifikasi halal untuk Solaria, belum pasti bahwa Solaria haram atau halal, untuk berhati-hati sebaiknya masyarakat muslim Indonesia menahan diri terlebih dahulu sampai sertifikasi halal dikeluarkan. Merujuk pada hukum islam, jika tidak tau ya tidak apa-apa, lebih baik berhati-hati dalam segala sesuatu, namun dari pernyataan Dedy, logikanya, betapa gegabahnya jika ia menjamin halal padahal tidak, nama Solaria yang ia pertaruhkan. Pernyataannya cenderung benar.
Itulah beberapa concern saya terhadap isu Solaria ini, semoga kita bisa menilainya dengan objektif. Sebagai catatan saya tidak ada hubungannya dengan Solaria, jadi tulisan ini murni dari pemikiran saya terhadap fakta-fakta yang saya temukan. Saya hanya berharap masyarakan maya Indonesia lebih bijak lagi dalam mengahadapi isu-isu sensifit, tidak mudah terprovokasi apalagi mudah tergiring pada informasi yang belum jelas kebenarannya.
Just share gan, mudah-mudahan ada manfaatnya.
UPDATE :
Sudah resmi dapat sertifikat halal sejak Desember 2013, jadi kalau yang mau makan disini lebih tenang.
Ini sumbernya :
sudah resmi halal - republika
dah resmi sertifikat halal by okezone
0
38K
Kutip
332
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan