Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

gumelar.incAvatar border
TS
gumelar.inc
Kasian Ya Pekerja Ini [TERHARU}
Penjaga lintasan kereta, berlebaran bersama sirine dan portal




Sejak empat tahun lalu, Munadi, 50 tahun, jarang merayakan lebaran di rumahnya di kawasan Pondok Terong, Citayam, Depok, Jawa Barat. Pekerjaannya sebagai penjaga palang pintu kereta di Pasar Minggu, membuatnya harus meninggalkan perayaan besar umat Islam itu.

"Paling hanya Salat Ied di masjid, terus kumpul bersama keluarga dan ke tetangga, baru ke lokasi kerja dan besoknya kembali ke tempat lain untuk silaturahmi," kata Munadi saat ditemui merdeka.com pada Jumat (02/8) pagi di ruang operasi perlintasan kereta Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Munadi menerangkan, perlintasan tempatnya bekerja dengan kode 20 B Rawa Bambu itu memiliki empat orang pemantau terbagi dalam tiga shift. Jam kerja itu terbagi dalam pukul 06.00-13.00, pukul 13.00-19.00, pukul 19.00-06.00 WIB. Sedangkan libur didapatkan setelah empat hari masuk dengan bergantian dengan pegawai yang lainnya.

Pekerjaan utamanya menginformasikan kondisi wilayahnya sebelum kereta melintas. Info itu disampaikan ke pos-pos lintasan yang lainnya kalau mengkondisikan wilayahnya sudah siap bebas dari penyeberang kendaraan dan siap dilintasi kereta. Alat utama komunikasi antar penjaga menggunakan radio dengan frekuensi khusus.

Selain itu juga memantau kendaraan yang melintasi rel saat palang pintu akan ditutup. Menurut Munadi, di persimpangan tempatnya bertugas, orang kadang tidak sabaran menunggu kereta lewat, terus baru melintas.

"Padahal nunggu kereta datang itu kurang dari lima menit," ujar Munadi lebih lanjut.

Hal yang membuat Munadi kerepotan ada pengendara atau orang yang nekad menyeberang nekad melintasi rel, meski suara sirine sudah berbunyi dan portal sudah diturunkan. Apalagi yang nekad melintas metromini, Munadi harus menahan rem portal yang harusnya otomatis dengan manual dari dalam posnya.

"Sistem sirene dan portal itu otomatis. Saat kereta bergerak dan jaraknya sudah satu kilometer dengan lintasan akan sirine langsung berbunyi dan portal akan turun otomatis," kata Munadi menjelaskan. Saat sirene berbunyi itu dia harus fokus melihat lintasan dan bersiaga memberi laporan ke pos lintasan berikutnya.

Namun, kadang ada juga portal dan sirene yang tetap berbunyi padahal kereta sudah lewat. Munadi kadang dianggap suka mempermainkan penyeberang dan suka memainkan sirene. Padahal menurut Munadi, saat ini otomasi untuk otomasi sirine dan portal sudah tidak sebagus dulu yang sistem sinyal kena petir.

Risiko lain yang dijalani penjaga palang pintu menurut Munadi adalah saat listrik mati total dari PLN. Apalagi jika ditambah hujan, maka dia harus keluar dari posnya menuju lintasan untuk menghalau kendaraan yang melintas. Biasanya peralatan terdiri dari bendera merah yang terikat dalam bambu dalam ukuran satu meter dan dilambaikan ke arah pengendara yang mau menyeberang.

"Kalau radio komunikasi mati, sirene dan portal juga tidak berfungsi, ya sudah, pakai feeling saja untuk menebak kereta lewat dan meminta pengendara yang mau lewat untuk berhenti sebentar," kata Munadi.

Untuk gaji bulanan, menurut Munadi sudah lumayan. Di atas tiga juga dari penuturannya. Menurutnya itu sesuai dengan jabatannya yang sudah memasuki golongan D1 sejak empat tahun lalu. Mulanya Munadi bekerja sejak tahun 1986 sebagai pemeriksa rel. Munadi yang mengaku lulusan sekolah dasar ini mengaku, baru empat tahun lalu dia diangkat sebagai penjaga lintasan rel.

Lebaran tahun ini yang jatuh pada 8 Agustus, Munadi mengaku dapat jadwal masuk siang. Bagi Munadi, hal itu menjadi yang biasa baginya. Menurutnya lebaran dan silaturhami bisa diganti pada hari yang lain. Dalam posnya yang berukuran 3 x 1,5 meter, lebaran nanti, Munadi kembali fokus mendengarkan dan menyampaikan informasi melalui radio jaringan agar kereta melintas dengan lancar.

Sejak KRL Commuter Jabodetabek menambah perjalanannya pada Juni lalu yang mencapai 280 perjalan pulang pergi, radio yang ada di ruangan itu jarang dihidupkan. Hanya suara sirene dan portal yang menemani.

"Radio sering gak dihidupkan, biar gak hilang konsentrasi saat ada panggilan, tiap dua menit selalu ada kereta yang siap jalan," kata Munadi.

Spoiler for Mohon Dibuka:
Diubah oleh gumelar.inc 03-08-2013 01:29
0
1.5K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan