JAKARTA - Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lebih serius dalam merespons 'kicauan' terpidana kasus suap pembangunan Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin soal sejumlah politisi yang disebut-sebut 'kecipratan' duit haram proyek tertentu.

Koordinator MAKI, Boyamin Saiman mengatakan, motif Nazaruddin mengeluarkan pernyataan seperti itu tidak perlu diperdebatkan apalagi dalam rangka menyeret pihak-pihak yang terlibat

"Kalau banyak pihak yang ikut menikmati hasil korupsi Nazaruddin, ya sekarang harus ikut nikmati penjara. Motivasi ini sangat sah menurut saya," tegas Boyamin saat berbincang dengan Okezone, di Jakarta, Jumat (2/8/2013) malam.

Menurutnya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu mengungkapkan suatu peristiwa atas kesadarannya, dan dalam keadaan sangat waras.

Jika ada pernyataan yang menuding Nazaruddin tidak waras atau stres lanjut Boyamin, pihak yang menuding itu sebaiknya membawa ahli psikolog untuk benar-benar mengecek kondisi psikologis Nazar.

"Kan selama ini apa yang diomongkan Nazaruddin terbukti semua. Kalau gila tidak mungkin hafal nama orang dan nama proyeknya. Apalagi dia sudah dalam penjara yang mestinya stres tapi masih mampu ingat semua proyek," papar Boy.

Daya ingat tajam yang dimiliki Nazaruddin menandakan bahwa yang bersangkutan menurut Boy, sangat cerdas dan memiliki daya ingat yang kuat. "Orang yang daya ingat kuat meski dalam tekanan penjara berarti sangat waras. Mestinya Nazar ungkap lebih banyak data lagi," pungkasnya.

Sebelumnya, Nazar berkoar, demi rakyat Indonesia, dia bakal membuka semua proyek besar yang diketahuinya beraroma korupsi. Menurut Nazar, sebenarnya banyak pejabat yang selama ini mengaku-ngaku bersih padahal bergelimang kotoran korupsi.

Nazar mengklaim mendukung KPK menjerat pejabat-pejabat korup dengan menyerahkan data dan bukti proyek bernilai triliunan yang dikorup besar-besaran. Dia mengaku sudah membicarakan niat ini dengan tim pengacara pribadi.

Sejumlah proyek yang diduga menyimpang disebutkan Nazaruddin, di antaranya, proyek pembelian pesawat Merpati 60, proyek e-KTP, pengadaan baju hansip,proyek pembangunan Gedung MK, proyek pembangunan Gedung MA, dan lainnya. (put)