- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Seriuskah Polda DKI Membantu Jokowi Atasi Preman Tanah Abang?


TS
Salamander19
Seriuskah Polda DKI Membantu Jokowi Atasi Preman Tanah Abang?
Quote:
Quote:

Quote:
Berita semalam dari detiknews mengabarkan bahwa kemarin siang (01/08) Reskrim Polda Metro Jaya telah menangkap 48 orang Preman di Tanah Abang dari 5 titik rawan di kawasan tersebut. Para preman ini ditangkap saat melakukan kegiatan seperti memungut uang pungutan dari pedagang kaki lima (PKL), Juru Parkir Liar, Pak Ogah serta Timer Angkutan Umum.
Berita dengan judul “Polisi Selidiki Kemungkinan Ormas Koordinir Preman Tanah Abang” itu menjelaskan bahwa dari beberapa preman yang ditangkap ada yang mengaku merupakan bagian dari Ormas Pemuda Panca Marga dan menyetor hasil kegiatannya ke Ormas tersebut.
Terkait masalah itu Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan akan mendalami dugaan keterkaitan ormas dengan premanisme di kawasan tersebut. “Ini kita periksa dulu. Di level satu klik siapa, di atasnya lagi siapa, bukan tidak mungkin ada ormas-ormas yang eksis di sana,” kata Rikwanto. (Detiknews).
Namun Rikwanto menjelaskan hanya akan menindak tegas Oknum-Oknum yang terbukti melakukan tindak pidana dan bukan pada organisasinya. “Hukum itu siapa berbuat apa, jadi oknumnya. Nanti efek negatifnya ke ormasnya,” sambung Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jl Jend Sudirman, Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Tentu saja tertangkapnya 48 orang preman tersebut disambut baik masyarakat dan sepertinya Polda Metro Jaya ikut mendukung upaya penertiban PKL Tanah Abang yang diupayakan Jokowi-Ahok. Hanya saja timbul beberapa pertanyaan dikalangan orang-orang awam.
Bukankah di Tanah Abang sendiri aparat dari Polda Metro Jaya sudah hadir di kawasan itu selama belasan hingga puluhan tahun dan bermarkas di Polsek Tanah Abang? Polsek Tanah Abang sendiri dengan 5 Pos Pol ini semuanya berlokasi tidak seberapa jauh dari Mapolda Metro Jaya.
Apakah selama ini personil-personil Metro Jaya yang bermarkas di Polsek Tanah Abang tidak pernah melihat/ tidak mengetahui sama sekali keberadaan Preman-preman dan Ormas-ormas disana yang menguasai kawasan itu?
Mudah-mudahan memang tidak/ belum tahu. Dan kita semua berharap setelah adanya razia preman ini dari pihak kepolisian akan serius menanganinya serta mendalami tingkat premanisme disana apakah berhubungan dengan salah satu ormas atau tidak.
Dan setelah itu tentu saja kita semua berharap Polisi/ Polda Metro Jaya bisa menuntaskan masalah hukum disana sehingga program penertiban kawasan Tanah Abang berjalan dengan baik dan mengurangi kemacetan Jakarta secara signifikan.
Berita dengan judul “Polisi Selidiki Kemungkinan Ormas Koordinir Preman Tanah Abang” itu menjelaskan bahwa dari beberapa preman yang ditangkap ada yang mengaku merupakan bagian dari Ormas Pemuda Panca Marga dan menyetor hasil kegiatannya ke Ormas tersebut.
Terkait masalah itu Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan akan mendalami dugaan keterkaitan ormas dengan premanisme di kawasan tersebut. “Ini kita periksa dulu. Di level satu klik siapa, di atasnya lagi siapa, bukan tidak mungkin ada ormas-ormas yang eksis di sana,” kata Rikwanto. (Detiknews).
Namun Rikwanto menjelaskan hanya akan menindak tegas Oknum-Oknum yang terbukti melakukan tindak pidana dan bukan pada organisasinya. “Hukum itu siapa berbuat apa, jadi oknumnya. Nanti efek negatifnya ke ormasnya,” sambung Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jl Jend Sudirman, Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Tentu saja tertangkapnya 48 orang preman tersebut disambut baik masyarakat dan sepertinya Polda Metro Jaya ikut mendukung upaya penertiban PKL Tanah Abang yang diupayakan Jokowi-Ahok. Hanya saja timbul beberapa pertanyaan dikalangan orang-orang awam.
Bukankah di Tanah Abang sendiri aparat dari Polda Metro Jaya sudah hadir di kawasan itu selama belasan hingga puluhan tahun dan bermarkas di Polsek Tanah Abang? Polsek Tanah Abang sendiri dengan 5 Pos Pol ini semuanya berlokasi tidak seberapa jauh dari Mapolda Metro Jaya.
Apakah selama ini personil-personil Metro Jaya yang bermarkas di Polsek Tanah Abang tidak pernah melihat/ tidak mengetahui sama sekali keberadaan Preman-preman dan Ormas-ormas disana yang menguasai kawasan itu?
Mudah-mudahan memang tidak/ belum tahu. Dan kita semua berharap setelah adanya razia preman ini dari pihak kepolisian akan serius menanganinya serta mendalami tingkat premanisme disana apakah berhubungan dengan salah satu ormas atau tidak.
Dan setelah itu tentu saja kita semua berharap Polisi/ Polda Metro Jaya bisa menuntaskan masalah hukum disana sehingga program penertiban kawasan Tanah Abang berjalan dengan baik dan mengurangi kemacetan Jakarta secara signifikan.
Spoiler for Sumber:
http://news.detik..com/read/2013/08/01/185605/2321883/10/polisi-selidiki-kemungkinan-ormas-koordinir-preman-di-tanah-abang
kemarin-kemarin kemana aja pak.. tidur atau pingsan??


Quote:

Tanah Abang Sekarang

Spoiler for UPDATE!!:
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemandangan berbeda terlihat di seputaran Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada hari pertama kerja setelah libur Lebaran, Senin (12/8/2013). Semua pihak pun senang dengan suasana itu.
Arus lalu lintas lancar, tak ada lagi lapak pedagang kaki lima yang biasanya memenuhi sisi-sisi jalan raya di kawasan itu. Bersih dan lapang.
Kesan baru itu langsung terasa begitu memasuki Jalan KH Mas Mansyur menuju Jalan Kebon Jati. Biasanya jalan itu macet dan semrawut oleh kendaraan dan lapak PKL.
Pengendara yang melintas bisa memacu kendaraan dengan kecepatan di atas 40 kilometer per jam. Hal itu sebelumnya mustahil dilakukan karena kemacetan parah yang mendera.
”Lancar, enggak macet. Kalau seperti ini setiap hari, enak. Saya bisa lebih cepat sampai tujuan dan badan tidak lelah,” ujar Anto, pengendara yang melintas di Jalan KH Mas Mansyur.
Untuk menembus kemacetan Tanah Abang sampai ke tempat kerjanya di Kebon Sirih, Anto biasanya menghabiskan lebih dari 20 menit, padahal jarak tidak lebih dari 3 kilometer. Kemarin, rute itu dia tempuh tak lebih dari 5 menit.
Terus dipercantik
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama terus menata kawasan Tanah Abang agar lepas dari cap semrawut selama ini.
Mulai Minggu (11/8/2013), kawasan Tanah Abang terus dipercantik. Beberapa ruas trotoar, yang sebelumnya menjadi tempat pedagang berjualan, sudah ditanami palem dan dicat.
Warga pun langsung merasa nyaman dan aman saat melintasi kawasan Tanah Abang.
Sejumlah pekerja sibuk mengecat pinggiran trotoar dan pembatas jalan di Jalan KH Mas Mansyur, Kebon Jati, dan Jati Bunder. Beberapa pekerja lainnya membongkar trotoar di persimpangan Jalan Kebon Jati-Jati Baru, di samping Blok G, sehingga tikungan jalan itu menjadi lebar.
”Lega rasanya melihat Tanah Abang enggak lagi semrawut. Sebelumnya, jalan saja susah karena harus berimpitan,” tutur Junaedi (40), warga Cakung, saat ditemui di Tanah Abang, Senin kemarin.
Junaedi adalah salah satu dari ribuan warga yang rutin berbelanja ke Tanah Abang. ”Saya hampir tiap minggu datang ke sini,” ujar pedagang pakaian di kawasan Pulogadung ini.
Sebelumnya, menurut Junaedi, dia selalu kesulitan membawa barang belanjaannya. Itu karena dia harus menembus kepadatan sambil memikul karung pakaian yang berat. ”Capek deh kalau belanja ke sini,” ujarnya.
Selain merasa tidak nyaman, Junaedi juga selalu merasa tidak aman saat melintasi kawasan Tanah Abang yang semrawut. Dia selalu merasa khawatir kehilangan barang berharga dan belanjaan. ”Sekarang, saya enggak lagi takut kecopetan,” kata Junaedi.
Dia pun berharap kawasan Tanah Abang tetap tertata rapi demi kenyamanan semua orang yang datang ke Tanah Abang.
Harapan yang sama dikatakan Anna (45), pedagang pakaian dari Pontianak, Kalimantan Barat. ”Dua bulan sekali saya datang belanja ke sini. Semoga tetap tertib seperti ini supaya enak belanja,” tuturnya.
Anen (73), warga yang tinggal di Jalan Jati Baru Raya, juga merasa kawasan Tanah Abang jauh lebih nyaman setelah dibersihkan. ”Sekarang arus lalu lintas kendaraan di depan rumah lebih lancar,” ujarnya.
PKL merasa terangkat
Kemarin, para pedagang yang terkena dampak penertiban tidak lagi menggelar dagangannya di pinggir jalan. Sejak pagi, mereka berbondong-bondong menuju Blok G. Sebanyak 931 pedagang sudah mendaftar ke Blok G dan wajib mendaftar ulang pada 12-16 Agustus untuk verifikasi data sebelum pengundian tempat pada 19 Agustus.
Selama enam bulan pertama, para pedagang yang berjualan di Blok G ini tidak akan dikenai biaya sewa. ”Mereka hanya membayar iuran listrik, kebersihan, dan keamanan,” kata Manajer Area Pusat Satu PD Pasar Jaya Made Ringgahadi.
Syahril (45), pedagang yang berjualan di Jalan Kebon Jati sejak 1980, juga mengaku senang dengan kebijakan pemerintah.
”Saya bersyukur dipindahkan ke Blok G karena membuat derajat PKL terangkat. Sebelumnya, saya hanya berjualan di pinggir jalan, sekarang bisa berjualan di tempat yang layak,” tutur pedagang tas, dompet, dan ikat pinggang kulit ini.
Namun, Syahril sempat kecewa karena namanya tidak terdata di Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, dan Perdagangan saat akan registrasi ulang. Padahal, dia sudah mendaftar dan memegang bukti pendaftarannya.
”Saya diminta datang lagi hari Rabu, tetapi saya khawatir enggak kebagian tempat,” katanya. Hal yang sama juga dialami Damiati (47), pedagang pakaian anak-anak.
Ketua Penasihat Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Hasan Basri menilai pemindahan PKL di Tanah Abang ke Blok G adalah langkah positif Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, hal itu harus disertai pengawasan dan kontrol yang baik agar pedagang tidak kembali berjualan di jalan.
Pemprov DKI memang bertekad untuk tegas menegakkan aturan di kawasan ini agar semuanya berjalan tertib.
”Sesuai jadwal, hari ini, kami sudah siapkan persidangan di tempat bagi PKL yang bandel. Kami juga terus mengawasi kawasan Tanah Abang dan kami berharap tidak perlu ada PKL yang disidang,” kata Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah di Balaikota.
Di sisi lain, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta Ratnaningsih pun bertekad terus mempromosikan Blok G. ”Kalau perlu, kami akan promosi setiap hari produk apa saja yang dijual di tempat itu,” kata Ratna.
Dengan segala kenyamanan, diharapkan Blok G tidak lagi sepi pembeli dan PKL tidak lagi berjualan di luar. Gubernur DKI Jakarta dan wakilnya optimistis hal itu terwujud. (Fransisca Romana/K08)
Sumber : Kompas Cetak
Editor : Ana Shofiana Syatiri
Spoiler for SUMBER:
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/08/13/0643347/Semua.Senang.Lihat.Tanah.Abang
Diubah oleh Salamander19 14-08-2013 03:00
0
4.1K
Kutip
44
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan