- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Lovelicious


TS
reginacurly
Lovelicious
Ane lagi galau gan, karena kurang kerjaan ane nulis-nulis cerita ini aja, ini fiksi karangan ane sendiri.. kalau salah-salah kata maklum ya gan soalnya ane baru pertama kali nulis. hehehe...
LOVELICIOUS
“Semua orang bisa mencintai, tapi hanya sedikit yang bisa bertahan,”
“Apakah kamu termasuk dari yang sedikit itu?”
“Menurutmu bagaimana?”
“Menurutku cinta kita akan selalu ada untuk selamanya,”
“Ya, aku sangat setuju denganmu. I love you forever..”
Ia memandangku penuh dengan ketulusan, momen yang mungkin baru pertama kali aku rasakan sebagai seseorang yang baru saja jatuh cinta untuk pertama kalinya. Jantungku berdetak sangat kencang setiap kali ia menatapku begitu dalam. Kami terdiam untuk sejenak, selalu aku yang memalingkan wajah duluan karena tak sanggup menangkap sosoknya yang begitu memesona terlalu lama. Aku menyenderkan kepalaku di bahunya, hal yang selalu ingin kulakukan bila bersamanya.
“Nyamankah?” tanyanya sambil merangkul bahuku lembut. Matanya sayu menatap dengan penuh ketulusan. Bibir mungil merah mudanya membentuk senyuman tipis yang sangat indah. Aku dibuat ikut tersenyum karenanya.
“Bukankah ini semua terasa aneh?” tanyaku masih dalam posisi yang sama dengan sebelumnya.
“Maksudmu apa?”
Aku memandang kedua bola mata mungilnya. Aku menangkap raut wajah bingungnya yang sangat menggemaskan. Salah satu alisnya terangkat keatas, hal yang sama sekali tidak bisa kulakukan sampai sekarang.
“Kamu lupa? Dulu kita memulai hubungan ini seperti tikus dan anjing, dimanapun kita bertemu, kita selalu mengakhirinya dengan berantem. Dan selalu si kucing itu yang memenangkan hatimu. Sekarang, kamu tau ini semua terasa sangat berbeda. Berbeda situasi. Aneh bukan?”
“Tuhan punya cara unik untuk mempertemukan kita berdua. Sudah, jangan pikirkan hal itu lagi, kita sudah pernah membahas untuk tidak membicarakannya lagi bukan?”
Aku mengangguk. Tapi hatiku masih menggeleng dan mengatakan, aku masih memikirkannya, aku tak ingin posisiku dihatimu berubah seperti yang kamu lakukan pada mantanmu dulu karena pada akhirnya kamu memilih aku, aku ingin bersama kamu selamanya. Aku ingin jadi yang terakhir dihatimu.
Kita berhasil melewati hari ini dengan sangat sempurna. Meskipun aku harus menerima kenyataan dia harus pergi lagi ke kota asalnya sebentar lagi. Aku masih belum mau melepaskan rangkulannya dibahuku. Aku masih ingin menyenderkan kepalaku di bahu itu. Saat terakhir kali dan entah untuk sampai kapan, aku mengangkat kepalaku menjauh dari bahunya, memang terasa berat rasanya melepaskannya. Tapi aku tau waktu sudah tak mengijinkan kita bersama lebih lama lagi. Kamu harus pulang...
Tiba-tiba dia memelukku, dengan sangat cepat mendaratkan kecupannya di atas keningku. Cukup lama. Cukup membuat seluruh tubuhku kaku menerima respon dadakan itu. Sudah jangan sedih, meski jauh tapi hatiku dekat dengan hatimu, bisiknya perlahan.
Kami benar-benar berpisah setelah itu. Aku melihatnya perlahan hilang dari pandanganku. Tapi dekapannya yang tadi itu masih membekas terasa di seluruh bagian tubuhku. Saat nafasnya yang hangat berhembus perlahan di wajahku, hal itu membuatku tak bisa berpikir jernih untuk sesaat. Tak beberapa lama kemudian handphoneku berbunyi, sebuah sms darinya masuk. Aku pasti akan kembali lagi untuk kamu, terimakasih ya sayang..kamu sangat cantik dan manis hari ini. Aku mencintaimu. Aku tersenyum girang membaca sms itu.
Sayang, ijinkanlah aku berhitung.. sudah berapa banyak mantanmu? Satu.. dua.. tiga.. empat.. lima.. sudah lima? Tapi.. bukankah kamu begitu menyukai angka tujuh? Ah.. tidak.. jangan jadikan aku yang keenam dan mencari yang ketujuh. Jadikan saja aku yang terakhir, dan aku janji akan memberikan tujuh hal. Waktu, komunikasi, perhatian, kesetiaan, kepercayaan, kasih sayang, dan satu lagi... cinta selamanya.
(BERSAMBUNG
lanjut ntar ya gan kepanjangan nulis)
LOVELICIOUS
“Semua orang bisa mencintai, tapi hanya sedikit yang bisa bertahan,”
“Apakah kamu termasuk dari yang sedikit itu?”
“Menurutmu bagaimana?”
“Menurutku cinta kita akan selalu ada untuk selamanya,”
“Ya, aku sangat setuju denganmu. I love you forever..”
Ia memandangku penuh dengan ketulusan, momen yang mungkin baru pertama kali aku rasakan sebagai seseorang yang baru saja jatuh cinta untuk pertama kalinya. Jantungku berdetak sangat kencang setiap kali ia menatapku begitu dalam. Kami terdiam untuk sejenak, selalu aku yang memalingkan wajah duluan karena tak sanggup menangkap sosoknya yang begitu memesona terlalu lama. Aku menyenderkan kepalaku di bahunya, hal yang selalu ingin kulakukan bila bersamanya.
“Nyamankah?” tanyanya sambil merangkul bahuku lembut. Matanya sayu menatap dengan penuh ketulusan. Bibir mungil merah mudanya membentuk senyuman tipis yang sangat indah. Aku dibuat ikut tersenyum karenanya.
“Bukankah ini semua terasa aneh?” tanyaku masih dalam posisi yang sama dengan sebelumnya.
“Maksudmu apa?”
Aku memandang kedua bola mata mungilnya. Aku menangkap raut wajah bingungnya yang sangat menggemaskan. Salah satu alisnya terangkat keatas, hal yang sama sekali tidak bisa kulakukan sampai sekarang.
“Kamu lupa? Dulu kita memulai hubungan ini seperti tikus dan anjing, dimanapun kita bertemu, kita selalu mengakhirinya dengan berantem. Dan selalu si kucing itu yang memenangkan hatimu. Sekarang, kamu tau ini semua terasa sangat berbeda. Berbeda situasi. Aneh bukan?”
“Tuhan punya cara unik untuk mempertemukan kita berdua. Sudah, jangan pikirkan hal itu lagi, kita sudah pernah membahas untuk tidak membicarakannya lagi bukan?”
Aku mengangguk. Tapi hatiku masih menggeleng dan mengatakan, aku masih memikirkannya, aku tak ingin posisiku dihatimu berubah seperti yang kamu lakukan pada mantanmu dulu karena pada akhirnya kamu memilih aku, aku ingin bersama kamu selamanya. Aku ingin jadi yang terakhir dihatimu.
Kita berhasil melewati hari ini dengan sangat sempurna. Meskipun aku harus menerima kenyataan dia harus pergi lagi ke kota asalnya sebentar lagi. Aku masih belum mau melepaskan rangkulannya dibahuku. Aku masih ingin menyenderkan kepalaku di bahu itu. Saat terakhir kali dan entah untuk sampai kapan, aku mengangkat kepalaku menjauh dari bahunya, memang terasa berat rasanya melepaskannya. Tapi aku tau waktu sudah tak mengijinkan kita bersama lebih lama lagi. Kamu harus pulang...
Tiba-tiba dia memelukku, dengan sangat cepat mendaratkan kecupannya di atas keningku. Cukup lama. Cukup membuat seluruh tubuhku kaku menerima respon dadakan itu. Sudah jangan sedih, meski jauh tapi hatiku dekat dengan hatimu, bisiknya perlahan.
Kami benar-benar berpisah setelah itu. Aku melihatnya perlahan hilang dari pandanganku. Tapi dekapannya yang tadi itu masih membekas terasa di seluruh bagian tubuhku. Saat nafasnya yang hangat berhembus perlahan di wajahku, hal itu membuatku tak bisa berpikir jernih untuk sesaat. Tak beberapa lama kemudian handphoneku berbunyi, sebuah sms darinya masuk. Aku pasti akan kembali lagi untuk kamu, terimakasih ya sayang..kamu sangat cantik dan manis hari ini. Aku mencintaimu. Aku tersenyum girang membaca sms itu.
Sayang, ijinkanlah aku berhitung.. sudah berapa banyak mantanmu? Satu.. dua.. tiga.. empat.. lima.. sudah lima? Tapi.. bukankah kamu begitu menyukai angka tujuh? Ah.. tidak.. jangan jadikan aku yang keenam dan mencari yang ketujuh. Jadikan saja aku yang terakhir, dan aku janji akan memberikan tujuh hal. Waktu, komunikasi, perhatian, kesetiaan, kepercayaan, kasih sayang, dan satu lagi... cinta selamanya.
(BERSAMBUNG



anasabila memberi reputasi
1
729
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan