Dalam Journal Dunia "Biological Psychiatry", dikemukakan bahwa penelitian ini membandingkan tingkat bunuh diri di kalangan orang dewasa yang minum antara 2 dan 4 cangkir kopi berkafein sehari, mereka yang minum lebih sedikit kopi sehari, non-peminum kopi dan mereka yang minum kopi tanpa kafein.

Selama 16 tahun penelitian yg diikuti sekitar 200.000 partisipan, ditemukan bahwa resiko bunuh diri untuk pengkonsumsi kopi dengan kafein diatas 400mg/hari, lebih rendah daripada pengkonsumsi biasa atau normal.
Michel Lucas, salah satu peneliti utama dari Departemen Nutrisi di Harvard School of Public Health, mengatakan: “Unlike previous investigations, we were able to assess association of consumption of caffeinated and non-caffeinated beverages, and we identify caffeine as the most likely candidate of any putative protective effect of coffee". Selanjutnya dipercaya, bahwa kafein memiliki efek pada neuro-transmitters dan mampu meningkatkan produksi serotonin, dopamine dan noradrenaline, yang bekerja sebagai anti depresan ringan.

Di masa lalu, penelitian lain telah menemukan bahwa kopi mampu mengurangi tingkat depresi pada wanita. Tapi kali ini adalah penelitian pertama untuk melihat lebih-jauh ke dalam, hubungan antara kafein dan insiden bunuh diri. Meskipun hasilnya positif, namun para ilmuwan tetap memberi tanggapan bahwa hasilnya belum bisa dikatakan signifikan. Mengingat ada beberapa studi lain yang menyatakan bahwa tingkat bunuh diri lebih tinggi pada mereka yang minum antara 8 dan 9 cangkir sehari.