- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mahakam, si Renta yang Tetap Memikat


TS
ninanita
Mahakam, si Renta yang Tetap Memikat
Kontrak Total E&P Indonesie di Blok Mahakam memang masih 4 tahun lagi usai. Namun nyatanya saat ini blok tersebut sudah jadi rebutan semua pihak. Tak hanya Pertamina -yang memang wajar karena statusnya yang BUMN- tapi juga perusahaan Italia ENI yang disebut-sebut naksir blok tersebut. Dan baru-baru ini perusahaan nasional Indika Energy Tbk juga menyatakan minatnya untuk mengelola Mahakam pasca 2017.
“Iya dong bukan haknya Pertamina saja, karena nasional itu bukan Pertamina saja, bisa Pertamina swasta nasional bergabunglah sama-sama,” ujar Presiden Direktur Indika Energy Wisnu Wardhana seperti dikutip Koran Tempo (23/7/2013).
Lalu apa sih sebenarnya yang menyebabkan Mahakam itu bak gadis manis yang dipinang banyak orang? Secara kasat mata nampaknya sih dengan usia produksinya yang sudah 40 tahun membuat cadangan produksinya tidak lagi aduhai. Bisa dibilang ini sudah masuk kategori mature block. Tingkat penurunannya atau bahasanya kerennya depletion rate bisa mencapai 50%. Memang prosentasenya bisa ditekan ke angka lebih rendah, tapi dibutuhkan effort yang tidak sedikit. Total dan partnernya Inpex harus menggelontorkan uang yang tidak sedikit untuk melakukannya.
Siapapun yang mau masuk ke blok ini harus siap-siap menginjeksi investasi yang tidak
sedikit. Saat ini saja Total membelanjakan $2.4 miliar setahun untuk pengelolaan Mahakam. Nah, apakah tidak lebih baik jika Pertamina atau Indika memanfaatkan modal yang agak besar itu mengakuisisi blok-blok di luar yang lebih menjanjikan ketimbang si blok tua Mahakam?
Baru-baru ini Jean-Marie Guillermou, Senior VP Eksplorasi dan Produksi Total untuk kawasan Asia Pacific mengusulkan pola transisi untuk lima tahun pertama pasca 2017. Saat itu Total dan Inpex bersedia untuk menurunkan sahamnya dari 50% ke 35% masing-masing dan Pertamina akan mendapatkan 30% saham sisanya. Total juga bersedia mentransfer teknologi dan kehandalannya dalam mengoperasikan blok tersebut. Hmmm…tentunya tawaran yang menarik. Toh semua orang tahu kalau Mahakam itu memiliki karakteristik yang relative cukup sulit.
Lalu bagaimana sikap Pertamina? Perusahaan plat merah itu setuju dengan usulan transfer teknologi, tapi kalau untuk urusan komposisi saham, Pertamina menyerahkannya kepada pemerintah.
Lalu bagaimana dengan pemerintah? Menteri ESDM Jero Wacik sendiri mengaku masih terus mempelajari usulan tersebut. Tapi pak, kalau boleh memberi saran, sudah selayaknya pemerintah mempercepat keputusan Mahakam ini. Soalnya ini terkait dengan produksi gas. Semakin cepat kepastian itu ada, maka produksi gas di Mahakam bisa dipertahankan segera.
Untuk pertimbangan pemerintah, saat ini produksi Mahakam mencapai 1,7-1,8 miliar kaki kubik per hari. Dengan investasi yang direncanakan sebesar $7 miliar, maka produksi masih bisa dipertahankan di level 1,2 miliar kaki kubik per hari. Tapiiiiii…..bila investasi diturunkan atau bahkan dihentikan, maka produksi gas Mahakam akan jeblok ke angka 500,000-800,000 kaki kubik per hari. Nah kalau produksinya sudah jeblok, sudah pasti revenue yang didapat pemerintah juga akan turun drastis.
Nah, masalahnya, apakah Total masih bersedia memberikan transfer ilmu jika yang dipilih pemerintah untuk mengelola Blok Mahakam pasca 2017 adalah perusahaan selain Pertamina?
To contact me:
FB my naninita
Twtitter mynaninita
Blog smoothiest.blogspot.com
“Iya dong bukan haknya Pertamina saja, karena nasional itu bukan Pertamina saja, bisa Pertamina swasta nasional bergabunglah sama-sama,” ujar Presiden Direktur Indika Energy Wisnu Wardhana seperti dikutip Koran Tempo (23/7/2013).
Lalu apa sih sebenarnya yang menyebabkan Mahakam itu bak gadis manis yang dipinang banyak orang? Secara kasat mata nampaknya sih dengan usia produksinya yang sudah 40 tahun membuat cadangan produksinya tidak lagi aduhai. Bisa dibilang ini sudah masuk kategori mature block. Tingkat penurunannya atau bahasanya kerennya depletion rate bisa mencapai 50%. Memang prosentasenya bisa ditekan ke angka lebih rendah, tapi dibutuhkan effort yang tidak sedikit. Total dan partnernya Inpex harus menggelontorkan uang yang tidak sedikit untuk melakukannya.
Siapapun yang mau masuk ke blok ini harus siap-siap menginjeksi investasi yang tidak
sedikit. Saat ini saja Total membelanjakan $2.4 miliar setahun untuk pengelolaan Mahakam. Nah, apakah tidak lebih baik jika Pertamina atau Indika memanfaatkan modal yang agak besar itu mengakuisisi blok-blok di luar yang lebih menjanjikan ketimbang si blok tua Mahakam?
Baru-baru ini Jean-Marie Guillermou, Senior VP Eksplorasi dan Produksi Total untuk kawasan Asia Pacific mengusulkan pola transisi untuk lima tahun pertama pasca 2017. Saat itu Total dan Inpex bersedia untuk menurunkan sahamnya dari 50% ke 35% masing-masing dan Pertamina akan mendapatkan 30% saham sisanya. Total juga bersedia mentransfer teknologi dan kehandalannya dalam mengoperasikan blok tersebut. Hmmm…tentunya tawaran yang menarik. Toh semua orang tahu kalau Mahakam itu memiliki karakteristik yang relative cukup sulit.
Lalu bagaimana sikap Pertamina? Perusahaan plat merah itu setuju dengan usulan transfer teknologi, tapi kalau untuk urusan komposisi saham, Pertamina menyerahkannya kepada pemerintah.
Lalu bagaimana dengan pemerintah? Menteri ESDM Jero Wacik sendiri mengaku masih terus mempelajari usulan tersebut. Tapi pak, kalau boleh memberi saran, sudah selayaknya pemerintah mempercepat keputusan Mahakam ini. Soalnya ini terkait dengan produksi gas. Semakin cepat kepastian itu ada, maka produksi gas di Mahakam bisa dipertahankan segera.
Untuk pertimbangan pemerintah, saat ini produksi Mahakam mencapai 1,7-1,8 miliar kaki kubik per hari. Dengan investasi yang direncanakan sebesar $7 miliar, maka produksi masih bisa dipertahankan di level 1,2 miliar kaki kubik per hari. Tapiiiiii…..bila investasi diturunkan atau bahkan dihentikan, maka produksi gas Mahakam akan jeblok ke angka 500,000-800,000 kaki kubik per hari. Nah kalau produksinya sudah jeblok, sudah pasti revenue yang didapat pemerintah juga akan turun drastis.
Nah, masalahnya, apakah Total masih bersedia memberikan transfer ilmu jika yang dipilih pemerintah untuk mengelola Blok Mahakam pasca 2017 adalah perusahaan selain Pertamina?
To contact me:
FB my naninita
Twtitter mynaninita
Blog smoothiest.blogspot.com

Polling
Poll ini sudah ditutup. - 1 suara
OK kan pendapat eike gan?
1
0%1
100%0
618
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan